Adi Candra Kusuma DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Penggunaan Pendekatan Modifikasi APOS

Analisis Perangkat Pembelajaran Group Investigation Berbasis RME untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Kalkulus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

JKPM, VOLUME 3 NOMOR 1, APRIL 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen.

A. Populasi dan Sampel

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

PEMBELAJARAN BERMUATAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA KELAS X PROGRAM IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBANTUAN CD INTERAKTIF

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RME) berbasis Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. Waktu : 23 Maret April 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

A. Deskripsi Proses Penelitian

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGEMBANGAN MODUL STATISTIKA MATEMATIKA I BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR MENGGUNAKAN MACROMEDIA AUTHORWERE 7.01 UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 2 BAKUNG SKRIPSI

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. April 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Manisrenggo.

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS. Retno Marsitin Universitas Kanjuruhan Malang

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI OPERASI ALJABAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENGGUNAAN MODEL PEMBELEJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII DI SMPN 38 SURABAYA

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Pendekatan matematika realistik (PMR), hasil belajar, motivasi, persamaan diferensial

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

ISSN: X 55 EFEKTIVITAS BAHAN AJAR YANG DIKEMBANGKAN DENGAN TAKSONOMI SOLO SUPERITEM UNTUK PROSES PENALARAN MATEMATIS SISWA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK MAHASISWA DIII TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL Adi Candra Kusuma DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Email: candraraden45@gmail.com Abstrak Jenis penelitian ini adalah Research and Development. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini bagaimana pengembangan dan hasil pengembangan perangkat pembelajaran ACE untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik pada materi aljabar linear yang valid, praktis dan efektif. Subyek penelitian ini mahasiswa DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal Semester II kelas A dan B tahun akademik 2015/2016. Hasil pengembangan perangkat pembelajaran valid menurut ahli dengan diperoleh skor untuk RPS = 4,04; skor untuk RPP = 4,11; skor untuk modul = 4,09; dan skor untuk TKPM = 4,10 dengan kategori baik. Hasil skor kepraktisan adalah pengamatan keterlaksanaan pembelajaran = 73,8%; angket respon mahasiswa = 86,1%; angket respon dosen = 4,18 dan pengamatan aktivitas penalaran matematik = 4,14. Hasil uji keefektifan sebagai berikut (1) ketuntasan individu mememuhi KKM (65), ketuntasan klasikal sebesar 75% dengan proporsi mahasiswa sudah mendapatkan lebih dari 65 sudah melampaui 75%; (2) kemampuan penalaran matematik mahasiswa pembelajaran ACE sebesar 80,7 lebih tinggi dari pembelajaran ekspositori sebesar 76,05; (3) adanya peningkatan KPM pembelajaran ACE sebesar 0,51 selanjutnya eksperimenkan peningkatan penalaran matematik mahasiswa diberikan perlakuan pembelajaran ACE lebih tinggi dari pembelajaran ekspositori. Diperoleh Rata-rata KPM diperoleh 8,00. Kata Kunci: Pembelajaran ACE, Kemampuan Penalaran Matematik (KPM). PENDAHULUAN Berdasarkan Wawancara Ketua Program studi DIII Teknik Komputer menyatakan bahwa paradigma yang masih berlangsung dalam proses pembelajaran perkuliahan saat ini Transfer of Knowledge, yang beranggapan bahwa mahamahasiswa merupakan objek/sasaran belajar sehingga mahasiswa kurang diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi dan menemukan konsep sendiri dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa. Begitupun dengan Ampadu (Boaler, 1998) mengemukakan bahwa dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengekspresikan tentang pandangan dan pikiran mereka serta tidak hanya menjadi pendengar tetapi ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar, juga dapat 46

memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri. Dengan memberikan peluang mahasiswa untuk berdiskusi, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan dan bahkan mengajarkannya kepada temannya, maka proses belajar yang sesungguhnya akan terjadi. Mahasiswa seharusnya mempunyai penalaran matematika yang baik. Penalaran tersebut akan terlatih melalui kegiatan pembelajaran matematika. Apabila seorang mahasiswa mempunyai penalaran yang kurang baik, maka pembelajaran matematika yang diperolehnya hanyalah kumpulan rumus-rumus hafalan. Tentulah hal ini, berakibat kepada rendahnya pemahaman dan penguasaan mahasiswa terhadap matematika. Selain itu, akan mengakibatkan mahasiswa menakuti pelajaran matematika, padahal tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar mahasiswa mampu mempelajari dan menguasai matematika. Reys (Poon, 2012: 56), pemahaman konseptual membantu mahasiswa untuk menghubungkan ide-ide matematika dalam jaringan makna yang terhubung. Selain itu, mahasiswa dapat menggabungkan informasi baru ke dalam jaringan dan mengidentifikasi hubungan antara bagian-bagian informasi yang berbeda. Sebagian orang tidak menyadari bahwa rendahnya percaya diri dapat menimbulkan hambatan besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Sikap seseorang yang menunjukan dirinya tidak percaya diri antara lain didalam berbuat sesuatu yang penting dan penuh tantangan selalu dihadapi dengan keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil didepan orang banyak, dan gejala kejiwaan lain yang menghambat seseorang untuk melakukan sesuatu. Padahal kepercayaan diri berperan sangat penting dalam menentukan kesuksesan anak di masa mendatang. Orang tua dan dosen mempunyai andil yang paling besar dalam membantu anak mengoptimalkan kemampuan anak di segala bidang, termasuk dalam meningkatkan kepercayaan diri anak. Dikuatkan beberapa mahasiswa setelah diwawancarai mengapa mendapatkan nilai matematika belum memuaskan, antara lain; 1) sebagian besar mahasiswa dalam materi tertentu mengalami kesulitan untuk memahami materi, 2) kebingungan dalam menentukan rumus yang akan digunakan, 3) kesempatan mahasiswa untuk bertanya dan menyimpulkan tidak merata (kurang maksimal) antara kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 4) mahasiswa berkemampuan rendah langsung menyatakan sulit, pusing ketika dosen akan memulai pembelajaran sehingga keaktifan mahasiswa masih rendah, 5) kemudian mahasiswa masih kurangnya pengetahuan akan kemanfaatan dalam penggunaan di kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu adanya perlakuan pembelajaran yang lebih baik dari pada sebelumnya Konstruksi atau rekonstruksi tersebut dilakukan melalui aktivitas yaitu aksi, proses, dan objek yang dikoordinasikan dalam suatu skema untuk menyelesaikan masalah dengan pendekatan siklus ACE, sehingga untuk meningkatkan pemahaman seseorang terhadap suatu konsep matematika tertentu dapat menggunakan teori APOS (Asiala, 1997). Dikuatkan dengan penelitian Voskoglou (2012: 33) bahwapenggunaan siklus ACE dalam topik matematika dibagi ke dalam subtopik terkecil yang mana tiaptiap bagiannya dihubungkan dengan topik-topik tersebut. Mengakomodasi pembelajaran berdasarkan teori APOS, diperlukan perangkat pembelajaran yang dirancang secara baik dan benar sesuai falsafah teori APOS, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk 47

belajar secara aktif dan kolaboratif serta sesuai dengan tahapan-tahapan konstruksi mental yang mereka lakukan dalam belajar matematika. Teori APOS muncul dengan tujuan untuk memahami mekanisme abstraksi reflektif yang diperkenalkan oleh Piaget yang menjelaskan perkembangan berpikir logis matematika untuk anak-anak. Ide tersebut kemudian dikembangkan untuk konsep matematika yang lebih luas, terutama untuk membentuk perkembangan berpikir logis bagi mahasiswa. Teori APOS mengasumsikan bahwa pengetahuan matematika yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil interaksi dengan orang lain dan hasil konstruksi, konstruksi mental orang tersebut dalam memahami ide-ide matematika. Konstruksi mental tersebut adalah aksi (action), proses (process), objek (object), dan skema (schema) yang disingkat dengan APOS. Istilah konstruksi dan rekonstruksi yang dimaksudkan di sini mirip dengan istilah akomodasi dan asimilasi dari Piaget (Asiala, 1997). APOS merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam mengkonstruksi suatu konsep. Untuk mengakomodasi pembelajaran berdasarkan teori APOS, diperlukan perangkat pembelajaran yang dirancang secara baik dan benar sesuai falsafah Teori APOS, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara aktif dan kolaboratif serta sesuai dengan tahapan-tahapan konstruksi mental yang mereka lakukan dalam belajar matematika (Arnawa, dkk: 2007: 4) yaitu siklus ACE. Sejalan dengan Maharaj (2010: 43), solusi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe ACE (Activities, Class discussion, Exercise). Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe ACE merupakan model yang produktif karena mahasiswa terlibat aktif secara fisik dan mental. Modifikasi pembelajaran ACEberawal dari kegiatan ACE yang terdiri dari Activities, Classdiscussion, Exercise untuk mencapai konstruksi mental tersebut yang didalamnya mencangkup kegiatan APOS yang terdiri dari aksi, proses, objek dan skema. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah (1) mengetahui karakteristik pengembangan perangkat pembelajaran ACE untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik mahasiswa materi aljabar linear, (2) mendapatkan hasil pengembangan perangkat pembelajaran ACE mahasiswa materi aljabar linear yang valid, (3) mendapatkan perangkat pembelajaran ACE materi aljabar linear yang praktis, (4) mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan perangkat pembelajaran ACE mahasiswa semester II materi aljabar linear yang efektif. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian pengembangan atau Research and Development. Adapun yang dikembangkan dalam pembelajaran ACE yaitu berupa RPS, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), modul mahasiswa, tes kemampuan penalaran matematik (TKPM). Plomp sebagaimana dalam Rochmad (2012), model umum pemecahan masalah bidang pendidikan yang dikemukakan Plomp terdiri dari fase investigasi awal (prelimenary investigation), fase desain (design), fase realisasi/konstruksi 48

(realization/construction), fase tes, evaluasi dan revisi (test, evaluation and revision); dan implementasi (implementation). Subyek yang diambil dalam eksperimen penelitian ini semua mahasiswa DIII Teknik Komputer semester II kelas A sebagai kelas eksperimen dan B sebagai kelas kontrol Politeknik Harapan Bersama Tegal tahun ajaran 2015/2016. Kelas A terdiri dari 20 mahasiswa, dan kelas B terdiri dari 20 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, metode angket, metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara. Instrument penelitian ini menggunakan lembar tes, lembar angket, lembar lapangan, lembar observasi, lembar pedoman wawancara. Teknik analisis data 1) uji kevalidan perangkat menggunakan validasi ahli dan validasi teman sejawat kemudian untuk validitas soal TKPM dilakukan uji validitas soal, reliabelitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. 2) uji kepraktisan dilakukan uji keterlaksanaan RPP, respon dosen, respon mahasiswa dan pengamatan aktivitas penalaran matematik. 3) uji keefektifan dilakukan uji ketuntasan, uji proporsi, uji banding, dan uji peningkatan TKPM.. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan perangkat dengan pembelajaran ACE menggunakan model Plomp yang sudah dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan adalah adanya penyederhanaan dari lima fase menjadi empat fase tanpa menyertakan fase implementasi setelah fase tes, evaluasi dan revisi dilakukan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti. Hasil pengembangan perangkat terdiri dari fase investigasi awal (Prelimenary Investigation), fase desain (Design), fase realisasi/konstruksi (Realization/Construction), serta fase tes, evaluasi dan revisi (Test, evaluation and revision). Validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh lima ahli yang terdiri dari tiga ahli (dosen) dan dua ahli dari unsur dosen senior pengampu mata kuliah aljabar linear dan matrik. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Validasi Perangkat Perangkat Validator Rata-rata Keterangan Kriteria I II III IV V RPS 3.88 3.81 3.9 4.1 4 4.04 Valid Baik RPP 4.19 3.9 3.7 4.48 4.3 4.11 Valid Baik Modul 3.92 3.85 3.85 4.62 4.54 4.09 Valid Baik mahasiswa TKPM 4.1 4 4.1 3.9 4.4 4.10 Valid Baik Kegiatan setelah proses validasi isi dan konstruk oleh para ahli terhadap TKPM, maka dilakukan eksperimen butir soal tes kemampuan penalaran matematik untuk mendapatkan validitas, reliabelitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Uji coba dilakukan di kelas C dan D dilakukan pada hari jumat 1 April 2016. 49

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Butir Soal TKPMS No soal Validitas Reliabelitas Tingkat kesukaran Daya pembeda Keterangan 1 Tidak Valid Sedang Baik sekali Tidak Dipakai 2 Valid Sukar Baik Dipakai 3 Tidak Valid Sedang Baik Tidak Dipakai 4 Valid Sedang Baik Tidak Dipakai 5 Valid Sangat tinggi Sedang Baik Dipakai 6 Valid Sedang Cukup Baik Tidak Dipakai 7 Valid Sedang Baik Dipakai 8 Valid Sedang Baik Dipakai 9 Valid Sedang Baik Dipakai 10 Valid Sedang Baik Dipakai 11 Valid Sedang Baik Dipakai 12 Valid Sedang Baik Dipakai 13 Valid Sedang Baik Tidak Dipakai 14 Valid Sedang Baik Dipakai 15 Valid Sedang Baik Dipakai Setelah validasi isi oleh para ahli terhadap modul mahasiswa maka dilakukan uji kepraktisan perangkat pembelajaran. Uji kepraktisan perangkat pembelajaran dilakukan selama 5 kali dalam pembelajaran matematika, responden dari uji kepraktisan perangkat mahasiswa yaitu kelas A sebanyak 20 mahasiswa dan 2 dosen matematika di DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama. Uji kepraktisan dalam penelitian ini dilihat dari angket respon dosen dan respon mahasiswa terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil perhitungan keterlaksanaan RPP 73,8% dengan kategori baik artinya bahwa kemampuan dosen di dalam pembelajaran model ACE di kelas dapat dikelola sangat baik. Hasil perhitungan angket respon dosen dan respon mahasiswa terhadap pembelajaran ACE diperoleh rata-rata 4,18 dan 86,10% artinya respon dosen dalam kategori baik menunjukkan respon positif. Respon mahasiswa dalam kategori sangat baik menunjukkan respon positif. Selama pembelajaran ACE mahasiswa diamati oleh 2 pengamat dimana diperoleh rata-rata dari aktivitas penalaran matematik 4,14 dengan kategori baik. Jika mahasiswa menunjukkan respon positif terhadap kemampuan penalarannya dimaksudkan melatih mahasiswa di dalam mengerjakan soal TKPM. Keefektifan Pembelajaran dilakukan terlebih dahulu uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Normalitas Posttest Kolmogorov-Smirnov a Statistic Df Sig. Posttest.100 40.200 *. Lilliefors Significance Correction 50

Jika nilai signifikan pada kolom Kolmogrov Smirnov > 5% maka Ho diterima,yaitu 0.200 atau 20%>5% sehingga H0 diterima. Hal ini berarti data nilai posttest TKPMS berdistribusi normal. Tabel 4 Uji Homogenitas Posttest Hasil uji homogenitas diperoleh nilai sig adalah 0,869 atau 86,9%. Nilai signifikan tersebut lebih besar dari 5% H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa di kelas dengan menggunakan model pembelajaran ACE dan di kelas menggunakan pembelajaran ekspositori mempunyai varian yang sama/homogen. Kemudian dilanjutkan (1) uji ketuntasan yaitu Kemampuan penalaran matematik mahasiswa dikatakan tuntas jika memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu nilai rata-rata kelas mencapai KKM (65/B). Dari perhitungan uji proporsi hasil TKPM diperoleh nilai Pengujian dilakukan dengan perhitungan di atas, t hitung t (1-α) dengan signifikansi 5%, dk = (20-1) =19 adalah 1,729 berarti t hitung > t tabel atau 7.055> 1,729 H0 ditolak dan H1 diterima berarti rata-rata TKPM kelas eksperimen melampaui 65(B). (2) uji proporsi Dari perhitungan uji proporsi hasil TKPM diperoleh data bahwa nilai Z hitung sebesar 2,013394, nilai Z hitung ternyata lebih besar dari nilai Z tabel sebesar 1,645, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya kesimpulan dari hipotesis ini maka ketuntasan belajar kelas A sebagai eksperimen tercapai. Hasil TKPM dari 20 mahasiswa di kelas eksperimen terdapat 19 mahasiswa sudah melampaui KKM sebesar 65, sehingga terdapat 75 % lebih mahasiswa di kelas tersebut telah melampaui nilai KKM. Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar di kelas eksperimen tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa secara nyata ada keberhasilan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran ACE. (3) uji banding dengan uji banding untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan Independent Sample Test. Nilai t setelah dihitung, diperoleh nilai 2,268 nilai ttabel pada tabel distribusi t untuk dk = 20+20-2 = 38 dengan taraf signifikan 5 % adalah 1,686 sehingga nilai thitung lebih besar dari ttabel. Kesimpulan dari data tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga rataan kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Hasil nilai rata-rata TKPM kelas eksperimen 80,7 dengan ketuntasan belajar 95% dan hasil nilai rata-rata TKPM kelas kontrol 76,05 dengan ketuntasan belajar 75%. Dari data tersebut disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran ACE menghasilkan TKPM lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran ekspositori. (4) Uji peningkatan kemampuan penalaran matematik Mahasiswa yang ditunjukkan dengan normalitas gain masih perlu ditingkatkan karena baru ada peningkatan 0,51 dalam kategori sedang, untuk perolehan nilai normalitas gain masing- 51

masing mahasiswa hasil pembanding tes awal dan tes akhir. Berdasarkan tabel uji banding di atas bahwa nilai t tabel pada tabel distribusi nilai t adalah dk = 20+20-2=38 dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,686. Kesimpulannya bahwa 1,895 > 1,686 maka tolak H0 dan terima H1 artinya peningkatan selisih antara rata-rata awal dan rata-rata akhir kemampuan penalaran matematik mahasiswa yang diberikan perlakuan pembelajaran ACE lebih besar dari pembelajaran Ekspositori. Dalam istilah yang paling umum, penalaran dapat dianggap sebagai proses menarik kesimpulan atas dasar bukti atau asumsi lain. Meskipun penalaran merupakan bagian penting dari semua disiplin ilmu, memainkan peran khusus dan mendasar dalam matematika. Penalaran dalam matematika sering dipahami untuk mencakup penalaran formal, atau bukti, dimana kesimpulan secara logis disimpulkan dari asumsi dan definisi. Namun, penalaran matematik dapat mengambil banyak bentuk, mulai dari penjelasan informal dan justifikasi untuk pengurangan formal, serta pengamatan induktif. Penelitian ini mengenai kemampuan penalaran matematik mahasiswa berdasarkan modifikasi yang dipilih peneliti yaitu 1) melakukan analisis dari hubungan antar konsep, 2) merumuskan generalisasi dan dugaan tentang keteraturan yang diamati, 3) melakukan perhitungan menggunakan rumus, 4) menyusun pembuktian. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi atau mengolah informasi terdapat kegiatan menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah untuk menggambarkan bahwa dosen dan mahasiswa merupakan pelaku aktif. Tabel 5. Rekapitulasi Indikator Kemampuan Penalaran Matematik Soal Indikatator Kemampuan Penalaran Matematik Hubungan Antar Konsep Merumuskan Perhitungan rumus Pembuktian Generalisasi Rata-rata 8,125 8,283 8,4 7,2 Rata total 8,002 Dari perolehan perhitungan keempat indikator penalaran matematik diatas bahwa menyusun pembuktian memperoleh 7,2 paling rendah dibandingkan ketiga indikator yang lainnya dan diperoleh rata-rata kemampuan penalaran matematik 8,002. Dari beberapa paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran dengan indikator menyusun pembuktian mahasiswa masih dalam nilai cukup, sehingga perlu ditingkatkan dalam menyusun pembuktian. SIMPULAN 1) Pengembangan perangkat yang dihasilkan telah melalui proses validasi dan dinyatakan memenuhi validasi isi dan konstruk yang ditetapkan oleh para ahli. Skor 4,04 untuk RPS dalam kategori baik, skor 4,11 untuk RPP dalam kategori baik, skor 4,15 untuk modul mahasiswa dalam kategori baik, dan skor 4,10 untuk TKPM dalam karegori baik serta dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. 52

2) Hasil eksperimen pembelajaran menggunakan model pembelajaran ACE pada materi aljabar linear menyatakan bahwa perangkat pembelajaran praktis, hal ini ditunjukkan dengan data, keterlaksanaan RPP, respon dosen, respon mahasiswa dan aktivitas penalaran matematik dalam kriteria praktis yaitu baik. 3) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran ACE efektif, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut. a) Mahasiswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran ACEpada materi aljabar linear mencapai tuntas 75%. b) Rata-rata nilai TKPMS di kelas eksperimen 80,70 lebih baik dari rata-rata nilai TKPMS mahasiswa dikelas kontrol 76,05. c) Terdapat peningkatan hasil model pembelajaran ACE pada materi aljabar linear dengan ditunjukan nilai normalitas gain sebesar 0,51 pada kategori sedang. Dilanjutkan dengan uji banding diperoleh peningkatan selisih antara rata-rata awal dan rata-rata akhir kemampuan penalaran matematik mahasiswa yang diberikan perlakuan pembelajaran ACElebih besar dari pembelajaran Ekspositori. Diperoleh rata-rata kemampuan penalaran matematik mahasiswa pada kelas eksperimen sebesar 8,0002 (skala 10). SARAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran ACEmateri aljabar linear untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1) Berdasarkan pembelajaran ACE untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik diperoleh rata-rata 8,0002. Kendala mahasiswa paling dominan dalam menyelesaikan bentuk tipe soal menyusun pembuktian. Maka dari itu dosen harus lebih terfokus untuk membantu mengarahkan penyelesaian bentuk tipe soal menyusun pembuktian. 2) Proses penyelesaian yang berkaitan dengan proses kemampuan penalaran matematik, dosen diharapkan memperhatikan bagaimana mahasiswa menyelesaikan sehingga dosen mengetahui alur pola pikir yang dituju mahasiswa, dari hal ini dosen dapat memberikan tindaklanjut untuk mengarahkan pola pikir mahasiswa jika terdapat kekeliruan. Dengan melihat jawaban tertulis mencerminkan kemampuan asli dari mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Ampadu, E. 1998. Aspiring Mathematicians: Students Views Regarding What It Takes To Be Successful In Mathematics. International Journal for Mathematics Teaching and Learning. (Diunduh 14 November 2015). Arnawa IM., Sumarno, U., Kartasasmita, B., dan Baskoro, E. T. 2007. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Teori APOS untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Aljabar Abstrak. Artikel Hibah Bersaing. Sumatera Barat: Universitas Andalas. Tersedia di http://repository.unand.ac.id/677/ (diunduh 26 Desember 2015). 53

Asiala. 1997. Student Understanding of Cosets, Normality and Quotient Groups, Journal of Mathematical Behavior. Vol 16 (4) pp. 399-431. (diunduh 15 Desember 2013). Maharaj, A. 2010. An APOS Analysis of Students Understanding of the Concept of a Limit of a Function. Artikel. University of KwaZulu Natal. hal 42-45. Poon, C., Yeo, K., dan Zanzali, N.A.A. 2012. Understand Addition through Modelling and Manipulation of Concrete Materials. Journal of Education and Practice. Volume 3 (8) hal 55-56. Rochmad. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran, Mengacu Pada Plomp. Semarang: UNNES. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/dow-nload/1241/1200 (diunduh 3 Januari 2015). Voskoglou, M. G. 2012. An Application of the Apos/Ace Approach in Teaching the Irrational Numbers. Journal of Mathematical Science & Mathematical Education. Volume 8 (1) hal 33-34. 54