PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

dokumen-dokumen yang mirip
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

Mesin Arus Bolak Balik

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Materi Presentasi: Pendahuluan Tinjauan Pustaka Perancangan Hasil Simulasi Kesimpulan

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengaturan Output Generator Induksi dengan Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

BAB II LANDASAN TEORI

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit Listrik

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesia. Menipisnya bahan bakar fosil sebagai sumber energi, sistem

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 20 HP DENGAN PERBANDINGAN KONTROL PI DAN PID

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin...

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE TORQUE CONTROL (MPTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA DENGAN ROBUST STATOR FLUX OBSERVER

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II GENERATOR SINKRON

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Turbin Sumbu Horizontal dengan Menggunakan Metode Maximum Power Point Tracker

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Untuk Analisis Aliran Daya

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

DESAIN GENERATOR TIPE AXIAL KECEPATAN RENDAH DENGAN MAGNET PERMANEN

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

No Fasa/Line Tegangan(Volt) 1 Vrs Vst Vtr Vrn Vsn Vtn

PENGARUH MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGUAT MEDAN MAGNET PADA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Politeknik Negeri Sriwijaya

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Dimana ρ = kerapatan udara (biasanya 1.22 kg/m 3 ) λ = tip-speed ratio β = pitch angle (dalam derajat) Cp = koefisien daya dari wind turbine

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST BENCH TURBIN ANGIN UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK TURBIN ANGIN

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Pengembangan Model Generator Angin Tipe Phasor untuk Keluaran Daya dengan Kapasitas 5-15 kw

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

Transkripsi:

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB Subrata Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014 E-mail : artha.elx@gmail.com Abstrak Pada penelitian ini, hasil yang didapat dari pemodelan turbin angin 1kw dengan efisiensi generator dianggap tetap sebesar 67,4%.Untuk kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik yang dihasilkan sebesar 8,093 watt, putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Sedangkan untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik yang dihasilkan sebesar 1000 watt, putaran generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. Sedangkan pada disisi beban, setelah memodelkan voltage regulator tegangan keluaran rata-rata lebih kurang 220 volt (rms dengan Total Harmonic Distortion (THD rata-rata 3,185%. Tingkat kesalahan rata-rata dari hasil perhitungan dengan hasil pemodelan sebesar 1,352%. Kata kunci : Simulasi,Simulink Matlab, Turbin Angin, Sinkron Magnet Permanen 1. Pendahuluan Meningkatnya permintaan energi, menipisnya cadangan bahan bakar fosil, dan masalah lingkungan telah menempatkan sumber energi terbarukan menjadi sorotan di Indonesia. Energi angin, khususnya, yang telah menjadi banyak perhatian karena tak habishabisnya dan ramah terhadap lingkungan alam. Permasalahan yang timbul dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu bervariasinya lingkungan yang menentukan ketersediaan sumber energi angin, maka diperlukan pemodelan pembangkit energi angin untuk mempermudah perancangan dan analisa dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin tersebut. Penelitian tentang pemodelan turbin angin sudah banyak dilakukan. Alejandro Rolan [1] melakukan suatu pemodelan turbin angin dengan menggunakan generator magnet permanen. Sedangkan dari indonesia sendiri pemodelan turbin angin telah dilakukan oleh Aryuanto Soetedjo [2]. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa semakin besar diameter dari turbin angin maka semakin besar torsi, daya kincir dan koefosien daya. 2. Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin cukup sederhana yaitu energi angin yang memutar blade dari turbin angin, kemudian diteruskan untuk memutar rotor pada generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Dalam hal ini tegangan AC yang dihasilkan oleh generator akan di konversikan menjadi tegangan DC untuk selanjutnya dihubungkan pada DC Bus beban.

Daya yang dihasilkan oleh turbin angin (Pmekanik merupakan energi mekanik per detik yang dinyatakan, C (, ρ Au 3...(2.1 p Energi aktual yang diserap turbin angin tergantung dari efisiensi turbin angin yang dinyatakan dalam Cp (, yang merupakan fungsi dari (perbandingan kecepatan ujung :tip speed ratio (TSR dan (sudut angguk:pitch angle. Sudut angguk adalah sudut antara bilah turbin dengan sumbu longitudinal (horisontal. Sedangkan perbandingan kecepatan ujung didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan rotor turbin dengan kecepatan angin, yang dinyatakan oleh persamaan TSR sangat mempengaruhi kecepatan putar generator (RPM. Hubungan TSR dengan kecepatan generator adalah :...... (2.5 Dimana : : Kecepatan putar generator (RPM D : Diameter Rotor (m u : Kecepatan Angin (m/s Sedangkan hubungan antara torka (T, kecepatan generator (, dan daya mekanik (Pmekanik dapat dilihat pada persamaan berikut. : besarnya torka (Nm : putaran generator (rad/s Berdasarkan efisiensi generator (Ng, total daya listrik yang bisa dihasilkan generator turbin angin (Plistrik adalah.... (2.7 2.2 Sinkron Magnet Permanen 2.2.1 Dasar Teori Flux Vector Model koordinat ABC pada semua motor tiga phasa adalah model konvensional semua motor induksi. Dalam bentuk vektor, model ini akan diubah ke bentuk direct, quadrature, dan netral (dqn model untuk memudahkan simulasi motor mulai kondisi transien sampai stabil. (2.2 dimana adalah kecepatan sudut turbin angin, dan R adalah jari-jari turbin angin. Untuk persamaan putaran generator (rad/s itu sendiri, dapat ditulis sebagai berikut :... (2.4 T. (2.6 Dimana : Pmekanik : potensi daya turbin (watt Gambar 1.1 Vektor satuan dqn Persamaan-persamaan di bawah ini menjelaskan bagaimana proses perubahan vektor ABC ke vektor dq. Model dq ini akan dipakai untuk mengetahui flux yang diberikan dalam satuan waktu. Semua persamaan dibentuk dalam bentuk vector yang menunjukkan adanya perubahan fasa, dan menggunakan bentuk matrix untuk memudahkan perhitungan. Berasumsikan pada kondisi seimbang (Va Vb Vc 0, maka : Vektor satuan pada sumbu q cos cos cos... (2.8

elektrikal (rad/s, (Amplitute fluks dari generator sinkron magnet permanen (Wb,p ( Banyak kutub, Te(Torka elektromagnetik (Nm. Sedangkan model matematika dari sistem mekanik dari generator ini adalah Vektor satuan pada sumbu d sin ( sin sin... (2.9 Untuk turunan persamaan sistem elektrikal generator dapat dilihat dibawah ini, ( ( ( [(.(2.10 ]...(2.11 (... (2.13... (2.14 Dimana, J (factor inertia (kg.m2, F (dumping coefficient (N.m.s, (theta (derajat, Tm( Shaft torsi mekanikal (Nm 3. Pemodelan Turbin Angin 1kW a. Model Dari Turbin Angin Pada persamaan 2.10 dan 2.11 bisa dilihat rangkaian ekivalen d-q generator sinkron magnet permanen dibawah ini gambar 3.4a dan gambar 3.4b, Gambar 3.1 Model turbin angin b. Model Dari Gambar 1.2 Rangkaian ekivalen sumbu d Gambar 1.3 Rangkaian ekivalen sumbu q Untuk persamaan lengkapnya elektromagnetic torkanya sebagai berikut : 1,5 ( (...(2.12 Dimana, Lds (Induktansi stator pada sumbu d (H, Lls (Induktansi bocor stator (H,rs (Resistansi (Ohm, iq, id (Arus pada sumbu q dan d (A,vq,vd (Tegangan pada sumbu q dan d (V, ( Kecepatan putar Gambar 3.2 Model generator c. Model Dari Buck Converter Gambar 3.3 Model buck converter

d. Model Keseluruhan Gambar 3.4 Model Keseluruhan Sistem Turbin Angin 4. Analisa 4.1 Hasil Dari Metode Analitik 1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Gambar 4.1.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik 2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Gambar 4.1.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran 3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Gambar 4.1.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka 4. Kurva Karakteristik Putaran dan Daya Listrik Gambar 4.1.4 Kurva Karakteristik Putaran dan Daya Listrik 5. Kurva Karakteristik Putaran Torka dan Gambar 4.1.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran 6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Gambar 4.1.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik 4.2 Hasil Dari Metode Simulasi Hasil keluaran pemodelan dengan kecepatan angin sebesar 14 m/s, maka didapat karakteristik sebagai berikut;

1. Karakteristik Tegangan Gambar 4.2.1 Karakteristik Tegangan Pada karakteristik tegangan generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, tegangan puncak lebih kurang 408 volt selama periode waktu pengujian. 2. Karakteristik Arus 4. Karakteristik Kecepatan Putaran Gambar 4.2.4 Karakteristik Kecepatan Putaran Pada karakteristik putaran generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, putaran generator lebih kurang 450 RPM selama periode waktu pengujian. 5. Karakteristik Setelah Pemasangan Buck Converter dan Voltage Regulator Pada Sisi Beban Pada kecepatan angin 3 m/s untuk sample karakteristik. Gambar 4.2.2 Karakteristik Arus Pada karakteristik arus generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, arus lebih kurang 4.89 ampere selama periode waktu pengujian. 3. Karakteristik Daya Listrik Gambar 4.2.3 Karakteristik Daya Listrik Pada karakteristik daya listrik dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar daya listrik lebih kurang 1000 watt selama periode waktu pengujian. Gambar 4.2.5 Karakteristik Tegangan Beban Pada karakteristik tegangan beban dengan masukan kecepatan angin 3 m/s, tegangan rms beban lebih kurang 220 volt selama periode waktu pengujian dengan nilai THD (Total Harmonic Distortion nya 1,709% dan frekuensi sebesar 50 Hz. 4.3 Karakteristik Keluaran Dari Pemodelan Turbin Angin 1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Pemodelan Gambar 4.3.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan 2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Pemodelan Gambar 4.3.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Pemodelan 3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan Gambar 4.3.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan 4. Kurva Karakteristik Putaran dan Daya Listrik Pemodelan Gambar 4.3.4 Kurva Karakteristik Putaran dan Daya Listrik Pemodelan Gambar 4.3.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Pemodelan 6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan Gambar 4.3.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan 7. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Dengan menggunakan Sinkron Magnet Permanen, pada saat kecepatan angin rendah, generator tetap bekerja. Untuk hasil secara analitik dan pemodelan,dapat lihat karakteristik kurva yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin (m/s, semakin besar pula torque (Nm, putaran generator (Rpm dan daya listrik (watt yang dihasilkan. b. Secara metode analitik, Tip Speed Ratio (TSR yang dihasilkan sebesar 3,46 dan efisiensi generator 67,4 %. Sedangkan masukan kecepatan angin rendah 1 m/s, dengan daya listrik sebesar 8 watt. Putaran generator sebesar 32,14 rpm dan torka sebesar 3,53 N.m. Untuk

kecepatan angin maksimal 14 m/s, berdasarkan daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. c. Secara metode simulasi, untuk masukan kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik sebesar 8,093 watt. Putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. d. Setelah pemodelan terkondisikan dengan memodelkan buck converter dan voltage regulator, untuk masukkan kecepatan angin dari 1 m/s sampai 14 m/s pada sisi bebannya menunjukkan rata-rata tegangan rms beban sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 Hz dan Total Harmonic Distortion (THD ratarata sebesar 3,185%. e. Tingkat kesalahan dari perbandingan antara metode analitik dan metode simulai ini sebesar 1,352%. DAFTAR PUSTAKA 1. Rolan, A.; Luna, A.; Vazquez, G.; dan Aguilar, A. 2009. Modeling of a Variable Speed Wind Turbine with a Permanent Magnet Synchronous. Terrassa, Spain : Technical University of Catalonia. 2. Soetedjo, A.; Lomi, A.; dan Nakhoda, Y.I. Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Angin dan Surya. Malang : Institut Teknologi Nasional (ITN. 3. Shadab, M.M. 2012. Performance Analysis Of Permanent Magnet Synchronous Connected With Wind Turbine. India : Integral University. 4. Irianto, C.G.; Sukmawidjaja, M.; dan Wisnu, A. 2008. Mengurangi Harmonisa Pada Transformator 3 Fasa. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti. 5. AWI-E1000T 1000W MICRO WIND TURBINE. http://www.awingi.com/english/1kw_wind_turbine.html, diakses pada 19.00 pm, Maret 12, 2014. 6. Wind Turbine Permanent Magnet / Alternator, Ginlong Technologies GL-PMG-1000, World Leading Professional Wind Turbine Parts Supplier. Maret 12, 2014. 7. Kadaffi, M. 2011. Penerapan Simulink Untuk Simulasi. Jakarta : Universitas Mercu Buana. Biografi Subrata, dilahirkan di Samalantan, Kalimantan Barat, pada tanggal 28 Juni 1990. Menempuh pendidikan sarjana teknik di Universitas Tanjungpura sejak tahun 2008, jurusan teknik elektro, program studi teknik elektro. Menyetujui, Pembimbing Utama Ayong Hiendro, S.T., M.T. NIP. 19691101 199702 1 001