Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ELABORASI TEMA

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Skripsi Museum Keroncong

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

Perancangan Pusat Komunitas Tunanetra Indonesia dengan Pendekatan Indera

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-66

Pusat Terapi Anak Autis Sindrom Asperger di Surabaya

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

BAB III ELABORASI TEMA

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

BAB III: TINJAUAN KHUSUS

Responsive Environment Sebagai Acuan Desain Terhadap Kebutuhan Anak Autis

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

SIRKUIT DAN PUSAT PELATIHAN BALAP MOTOR DI YOGYAKARTA

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

Analogi Memori dalam Perancangan Terminal Penumpang Bandar Udara Juanda Surabaya

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

METAPHOR AS THE NEW POWER OF DESIGN ABSTRAK

PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

4.10 Rancangan Detail Arsitektural Khusus

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print)

Jenis informasi pada siaran TV 1. Berita. Beberapa stasiun siaran TV mengemas berita ini sesuai dengan selera masing-masing.

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Desain Apartemen Dengan Pendekatan Edible Landscape

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

WAHANA EDUKASI PROFESI ANAK DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) G-120

REDESAIN FASILITAS UTAMA SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL, BOGOR

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

Canon, sebuah Teori Musik sebagai Tema Objek Rancang Sekolah Tinggi Seni Pertunjukan Indonesia

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Healing Garden : Aplikasi Taman Inklusif dalam Perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut sebagai Upaya Penyembuhan Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional Abu Hasan Asy ari dan Rullan Nirwansyah Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: rullan@arch.its.ac.id Abstrak Dalam melakukan pendekatan rancang banyak alternatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan pendekatan metafora. Objek yang akan dirancang dengan pendekatan ini adalah Sirkuit balap Drag Nasional Surabaya. Sirkuit Balap Drag Nasional Surabaya adalah sebuah jalan yang dipakai untuk perlombaan adu kecepatan antara dua buah kendaraan bermotor dalam satu waktu dengan lintasan yang lurus sepanjang 402 meter, dengan peserta yang berasal dari bangsa sendiri dan berlokasi di kota Surabaya. Pendekatan tema rancangan pada objek ini akan menggunakan pendekatan metafora. Adanya tema rancangan yaitu akselerasi untuk sirkuit ini, merupakan pendekatan yang berasal dari setiap issue yang ada, sehingga tujuan utama dari perancangan sirkuit ini adalah sebagai sebuah fasilitas untuk mencetak bakat tercepat dalam taraf nasional maupun internasional secara keseluruhan. Sirkuit Drag akan dimunculkan dari karakteristik sifat akselerasi yaitu dinamis, signifikan, adanya gubahan bentuk perulangan gerakan, dan terarah. Perwujudan tema akselerasi nantinya akan banyak dimunculkan melalui sistem struktur yang terekspos. Kata Kunci akselerasi, metafora, sirkuit balap, struktur M I. PENDAHULUAN ETAFORA merupakan gaya bahasa yang umum dipakai dakam percakapan untuk membandingkan kesamaan sifat suatu objek dengan sifat objek yang lain. Gaya bahasa ini juga digunakan dalam arsitektur, karena arsitektur juga merupakan sebuah bahasa. Bahasa ini digunakan oleh perancang untuk menyampaikan maksud perancangannya kepada pengguna maupun orang lain. Pendekatan tema metafora dalam arsitektur merupakan sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan (Charles Jenks, dalam The Language of Post Modern Architecture, 1991) Objek yang akan dirancang dengan pendekatan metafor ini adalah Sirkuit Balap Drag Nasional Surabaya yang merupakan sebuah jalan yang dipakai untuk perlombaan adu kecepatan antara dua buah kendaraan bermotor dalam satu waktu dengan lintasan yang lurus sepanjang 402 meter, dengan peserta yang berasal dari bangsa sendiri dan berlokasi di kota Surabaya. Sirkuit Balap Drag Nasional Surabaya ini menekankan pada penyediaan fasilitas yang memadai untuk mewadahi kegiatan balap drag race bagi masyarakat yang berminat di bidang ini. Adanya sirkuit dengan fasilitas yang memadai, diharapkan dapat menekan angka balap liar yang ilegal serta dapat membawa olah raga drag race ini ke arah olah raga yang bersifat professional. Gambar 1. Objek rancang Sirkuit Balap Drag Nasional surabaya Gambar 2. Perulangan bayangan yang dibentuk oleh roda Gambar 3. Karakter bayangan percepatan negative dan positive

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Pada rancangan ini penulis menggunakan tema akselerasi. Dalam ilmu fisika akselerasi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan kecepatan (besarnya kecepatan). Percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Adanya tema rancangan yaitu akselerasi untuk sirkuit ini, merupakan pendekatan yang berasal dari setiap issue yang ada, sehingga tujuan utama dari perancangan sirkuit ini adalah sebagai sebuah fasilitas untuk mencetak bakat tercepat dalam taraf nasional maupun internasional secara keseluruhan. Lokasi lahan yang dipilih, berada di kawasan pariwisata yakni kawasan Pantai Ria Kenjeran. Kawasan ini saat ini sudah digunakan sebagai sirkuit balap. Pada hari tertentu, kawasan ini dipergunakan sebagai arena latihan komunitas drag race surabaya yaitu Surabaya Drag Community, namun masih menggunakan sirkuit temporer berupa jalan raya. Gambar 4. Dinamis dalam akselerasi Gambar 5. Akselerasi pada peluru II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG Dalam rujukan [1], mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori, yakni metafora tak teraba (intangible metaphor) yaitu memetaforakan sesuatu yang tidak dimunculkan dalam bentuk arsitekturnya melainkan diwujudkan dalam konsep, ide, sebagian kondisi atau sebagian karakter; metafora teraba (tangible metaphor) yaitu Metafora akselerasi dalam Objek Rancang Memetaforakan sesuatu yang dimunculkan secara langsung dalam bentuk arsitekturnya atau materialnya ; dan metafora kombinasi (Combined metaphor): metafora yang merupakan gabungan antara metafora langsung dan tidak langsung, baik melalui konsep, ide, persepsi, bentuk. Combined metaphor dapat dicapai secara konseptual dan visual, sehingga proses kreatif didapatkan dari pemaparan konsep dan pengolahan ide bentuk pada bangunan. Sementara satu sumber menyebutkan tindakan metafora adalah [2]: 1. usaha untuk memindah-rujukan dari satu subyek (konsep) atau obyek ke subyek yang lain. 2. Usaha untu melihat' sebuah subyek (konsep) atau obyek) sebagaimana jika subyek tadi berupa subyek lain. 3. Memindahkan pusat perhatian kita dari suatu hal (area of concentration or one inquiry) ke hal yang lain. Jenis metafora yang digunakan dalam objek rancang ini adalah metafora campuran, dari uraian diatas maka dapat diambil beberapa sifat dan karakter dari akselerasi. Percepatan atau akselerasi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan kecepatan (besarnya kecepatan). Percepatan merupakan perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Pada umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang semakin cepat ataupun lambat. Pengambilan tema berdasarkan inti kegiatan dari balap drag, yakni adu akselerasi kecepatan. Percepatan dari sebuah benda ada dua, yakni percepatan positif yaitu penambahan kecepatan sebuah benda (dipercepat), dan percepatan negative yaitu pengurangan kecepatan sebuah benda (diperlambat). Gambar 6. Visualisasi sifat akselarasi melalui perubahan cahaya Gambar 7. Karakter perulangan pada elemen bangunan Gambar 8. Perulangan sekaligus permainan cahaya pada elemen bangunan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 Gambar 2 menunjukkan bayangan yang dibentuk oleh roda dari sebuah mobil ketika mengalami pengurangan kecepatan yakni berupa bayangan yang Nampak semakin rapat serta berakhir dengan kondisi benda yang tak bergerak. Gambar 3 menunjukkan karakter bayangan yang timbul dari percepatan negative berbeda dengan percepatan positif. Semakin kecil kecepatannya, maka bayangan yang timbul akan semakin rapat. Gambar 4 menunjukkan sifat dinamis dari akselerasi, yakni dari kecepatan yang rendah, kemudian meningkat dan pada akhirnya menurun hingga berhenti, akan menunjukkan sebuah grafik lengkung naik dan turun yang dinamis. Gambar 5 menunjukkan bentuk akselerasi benda, dalam hal ini yakni akselerasi pada peluru yang di tembakkan, yang titik awal akselerasinya pada laras senapan, nampak efek akselerasinya berupa arah api yang membuka secara signifikan. Terdapat 4 karakteristik pada tema akselerasi yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan obyek tugas akhir ini, yaitu: 1. Dinamis Adanya perubahan putaran mesin dalam proses akselerasi balap drag ini yakni akselerasi opsitif ketika kendaraan mengalami percepatan serta akselerasi negatif ketika mengalami perlambatan. 2. Signifikan Adanya perubahan kecepatan yang signifikan serta dibarengi dengan ledakan tenaga yang dihasilokan oleh mesin. 3. Perulangan Adanya perulangan bentuk berupa bayangan ketika suatu obyek mengalami akselerasi, perulangan bayangan ini tampil dalam sebuah proses gerakan. 4. Terarah Akselerasi merupakan vektor dalam dunia fisika dimana akselerasi ini merupakan percepatan suatu benda yang memiliki arah. Sifat akselerasi memiliki karakternya sendiri, berikut adalah beberapa interpretasi dari seorang seniman mengenai abstraksi dari sifat akselerasi yang muncul dengan karakter berhenti atau semakin cepat melalui fractal vision. Seorang fotografer biasa menangkap sifat suatu gerakan yang mempunyai tingkat percepatan, yakni dengan cara menampilkan perubahan cahaya yang ditangkap melalui pengaturan diafragma serta shutter speed lambat agar gerakan dari obyek dapat tertangkap dalam bentuk komposisi warna cahaya obyek yang bergerak. Kesan bergerak dapat di tangkap pula pada obyek yang tidak bergerak. Kesan bergerak ini dapat dimunculkan dengan cara permainan perulangan pada elemen bangunan, serta permainan lighting bangunan itu sendiri. Kunci dari efek gerakan yang muncul dalam obyek tak bergerak ini adalah dengan cara memainkan asunsi dari otak kita yang mengasosiasikan sebuah titik hilang yang di akibatkan oleh perulangan elemen bangunan. Permainan cahaya, juga dapat menguatkan kesan gerakan dari benda diam, ketika lighting tersebut dimunculkan dengan perulangan menjauh. Gambar 9. Konsep akselerasi pada tapak Gambar 10. Konsep akselerasi dalam bentuk / wujud Gambar 11. Aplikasi elemen garis pada interior LAMPIRAN Gambar 12. Bird eye view night Gambar 13. Perspektif normal tribun

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 III. HASIL RANCANGAN A. KONSEP GUBAHAN MASSA DAN RUANG LUAR Penerapan Tema akselerasi ke dalam gubahan massa dan ruang luar yakni rancangan ini memiliki bentuk yang berangkat dari satu titik awal untuk kemudian menjadi pusat gerakan dan orientasi dari bangunan di dalam lahan. pada Gambar 9, Titik awal ini merupakan terjemahan dari suatu titik awal dimana suatu proses akselerasi dimulai, kemudian ketika proses akselerasi berjalan, terjadi proses yang signifikan dan terarah. Pemanfaatan elemen-elemen landscape pada lahan sebagai penguat tema akselerasi dalam tapak, yakni menggunakan elemen perkerasan dan vegetasi yang mengikuti arah akselerasi yang berawal dari satu titik yakni pada race control tower. Race control tower dijadikan titik pusat perletakan massa, sebab bangunan race control tower ini merupakan bangunan pusat sirkulasi. B. KONSEP BENTUK / WUJUD Konsep bentuk bangunan, mengikuti pada kesan dinamis, perulangan, serta sifat signifikan dari akselerasi, bentuk atap bangunan yang dibuat bergelombang, adanya perulangan struktur pada bangunan tribun yang menginterpretasikan suatu gerakan pada akselerasi yang menimbulkan suatu bayangan, serta adanya kesan signifikan dengan cara memberi perbedaan tinggi pada titik awal dan akhir akselerasi. Pada Gambar 10, bangunan tower di ujung kanan dan kiri tribun yang berfungsi sebagai tower air sekaligus tower pengawasan untuk marshall balap, namun secara estetika bangunan, tower ini dipergunakan sebagai penanda awal dan akhir dari proses akselerasi yang dinampakkan dalam bentuk dinamis lengkungan pada atap bangunan tribun. Perulangan struktur atap, selain untuk menarik atap bangunan tribun, struktur ini juga digunakan untuk menampilkan kesan adanya perulangan yang menjadi unsur gerakan akselerasi suatu benda. Struktur ini memiliki ketinggian yang berbeda-beda, mengikuti lengkungan atap sekaligus menguatkan kesan dinamis. C. KONSEP INTERIOR Konsep interior objek ini memanfaatkan elemen garis dan warna dalam menerjemahkan tema akselerasi itu sendiri. Pada Gambar 11, terlihat permainan garis disini dimanfaatkan untuk elemen aksentuasi sekaligus elemen pengarah sirkulasi di dalam bangunan. Garis-garis ini di buat pada pola lantai, menerus ke dinding dan plafond ruangan, untuk mengarahkan pengunjung dan pengguna bangunan menuju ruangan satu ke ruangan lainnya. Gambar 14. Layout Sirkuit Balap Drag Nasional Surabaya Gambar 15. Tampak selatan site Gambar 16. Tampak Utara Site Gambar 17. Tampak Barat Site Gambar 18. Tampak Timur Site IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Tema akselerasi ini diambil berdasarkan pada inti dari balap drag itu sendiri, yakni adu akselerasi dua buah kendaraan atau lebih dalam lintasan sepanjang 201 meter. Proses metafora akselerasi pada objek rancang Sirkuit Balap Drag Nasional Surabaya adalah memindahkan beberapa sifat akselerasi, yaitu adanya perulangan bentuk dinamis yang berada dalam satu sumbu, diaplikasikan pada gubahan massa bangunan; cahaya penanda diwujudkan dalam night archi- Gambar 19. Bangunan Hall Eksibisi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 tecture eksterior bangunan untuk memperkuat kesan akselerasi ketika malam hari. Aplikasi garis-garis dalam interior dimanfaatkan untuk mengarahkan pengunjung dari satu ruang menuju ruang lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan mengucap syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat allah swt, atas limpahan rahmad dan inayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan jurnal tugas akhir yang berjudul sirkuit balap drag nasional surabaya ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Ir. Rullan Nirwansyah. MT yang senantiasa memberi saya bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta berbagai pihak lainnya yang telah membantu saya menyelesaikan tugas akhir ini. Gambar 20. Bangunan Paddock Tim DAFTAR PUSTAKA [1] A. C. Antoniades, Poetics of Architecture, Theory of Design. New York: Van Nostrand Reinhold (1990). [2] Duerk, Donna P. 1993. Architectural Programming : Information Management for Design. New York : Van Nostrand Reinhold. [3] Jencks, Charles. 1977. The Language of Post-Modern Architecture. London. [4] Tjahyono, Gunawan. 2000. KILAS = Jurnal Arsitektur FTUI Vol.2 No.1/Januari 2000. Hal 79-88. Jakarta [5] Broadbent, Geoffrey. Design In Architecture, Jhon Willey and Sons. London : 1975.