BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri sebagai sumber utama pembiayaan untuk pembangunan nasional. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang sedang giat melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 545/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan penerimaan negara yang yang berasal dari dalam negeri tanpa harus

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian An Inguiry Into The Nature and Causes of the Wealth of Nation

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan.

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban warga Negara, karena itu pemerintah menempatkan perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan dalam kepentingan perkembangan serta pembiayaan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penyidikan dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak)

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya Indonesia mampu mewujudkan kemandirian bangsa dan Negara dalam. negeri yang cukup besar. Salahsatunya adalah Pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kemandirian suatu negara dapat dilihat dari sumber-sumber penerimaan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) merupakan penentu langsung dari tindakan atau perilaku.

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut pemerintah

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah pajak. Pajak merupakan suatu hal yang wajib untuk dipahami dengan baik.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat untuk membiayai pembangunan. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia pada saat ini sedang mengalami kesulitan dan hambatan yang cukup berarti. Hal ini disebabkan oleh karena adanya krisis ekonomi yang melanda Negara Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia ini menyebabkan terganggunya sumber-sumber penerimaan negara, dimana sumber penerimaan itu ditujukan untuk dapat mewujudkan cita-cita bersama sebagai satu bangsa yaitu untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sumber-sumber penerimaan Negara tersebut terutama ditujukan untuk membiayai proyek-proyek yang diselenggarakan oleh pemerintah, sehingga penerimaan negara menjadi sangat penting dalam pemulihan ekonomi dan pembiayaan negara untuk mewujudkan pembangunan nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan Negara antara lain melalui sektor perpajakan. Pajak dapat menciptakan kemandirian bangsa Indonesia tanpa harus terlalu banyak menggantungkan harapan kepada bangsa lain guna mendapatkan pinjaman luar negeri. 1

BAB I PENDAHULUAN 2 Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang meyelenggarakan pemerintahan. Perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai peran serta masyarakat dalam pembiayaan negara, direalisir dalam tahun 1983 dengan diundangkannya antara lain Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984. Dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 dimaksud, telah diatur mengenai pengenaan pajak penghasilan yang pada dasarnya menyangkut subjek pajak, objek pajak, tarif pajak dan cara menghitung jumlah pajak yang terutang. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan perkembangan dunia usaha pada khususnya, serta dengan memperhatikan jiwa pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, perlu dilakukan perubahan atas beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan, agar dapat menampung perkembangan dimaksud. Perubahan direalisir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan, yang mulai berlaku terhitung tanggal 1 Januari 1992. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan adalah dasar hukum pengenaan pajak penghasilan di negara ini sebagaimana telah diubah sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 yang mana memuat hal-hal mengenai peraturan pajak penghasilan.

BAB I PENDAHULUAN 3 Dalam kenyataannya, masih banyak Wajib Pajak yang belum melaksanakan kewajibannya membayar pajak dengan baik dan benar. Adanya kondisi tersebut tentunya dapat menghambat pembangunan nasional baik secara langsung maupun tidak langsung. Peranan dari aparat perpajakan, khususnya Kantor Pelayanan Pajak sebagai ujung tombak dari penerimaan pajak ini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini, seperti dengan melakukan pemeriksaan pajak sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak terutang. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penelitian tentang pemeriksaan ini, sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Diantaranya diteliti oleh Toni Irawan Hendarto (2003) dan Mulyanto (2004). Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Toni Irawan Hendarto memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaan tersebut antara lain: Lokasi penelitian adalah di Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta Jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kriteria seleksi atas wajib pajak badan untuk tahun 2003. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan daftar persediaan wajib pajak menengah dan besar yang akan diperiksa dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak sedangkan peneliti lain adalah pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan daftar

BAB I PENDAHULUAN 4 usulan dan analisis dari KPP serta harus mendapatkan izin pemeriksaan dari Kantor Wilayah. Mulyanto (2004) melakukan penelitian yang menganalisis perbandingan tingkat penerimaan pajak penghasilan (PPh) badan sebelum dan sesudah pemeriksaan kriteria seleksi, studi kasus pada kantor pelayanan pajak Purwakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerimaan yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan ternyata meningkat secara signifikan terhadap penerimaan PPh Badan serta memberikan kontribusi cukup besar dalam rangka pencapaian realisasi penerimaan PPh badan. Berdasarkan uraian di atas, pentingnya pemeriksaan pajak atas pajak penghasilan badan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul skripsi sebagai berikut: Perbandingan Penerimaan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemeriksaan Lengkap 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut apakah terdapat perbedaan antara penerimaan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan lengkap.

BAB I PENDAHULUAN 5 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penerimaan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan lengkap. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi KPP Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada para praktisi untuk menyelesaikan masalah penerimaan pajak terutang, terutama bagi petugas pajak dalam mengevaluasi kembali apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya termasuk memberikan rekomendasi perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang terjadi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Bagi pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pemeriksaan pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. 3. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai berbagai masalah dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak dan

BAB I PENDAHULUAN 6 menambah wawasan serta mampu membandingkan dan melihat sisi aplikasinya pada kegiatan operasi Kantor Pelayanan Pajak secara nyata. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti sidang sarjana lengkap Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Pajak merupakan salah satu sumber dana dalam meningkatkan penerimaan negara berdasarkan undang-undang yang telah disetujui bersama antara pemerintah dan rakyat melalui wakil-wakilnya di DPR. Penyempurnaan dan perbaikan undang-undang perpajakan yang telah dilakukan beberapa kali dengan tujuan agar peraturan tersebut menjadi lebih baik dari peraturan sebelumnya. Penyempurnaan ini juga dimaksudkan untuk mencegah penyelewengan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Dalam kenyataannya masih banyak dijumpai kesalahan dalam perhitungan, penggelapan secara khusus dari penghasilan, pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Oleh Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lengkap untuk menghindari atau meminimalkan terjadinya hal-hal tersebut (Mardiasmo, 2002). Wewenang Direktur Jenderal Pajak dalam melakukan pemeriksaan pajak dikemukakan dalam Undang-Undang Perpajakan No.16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 29 ayat 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN 7 Direktur jenderal pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan untuk mengetahui kebenaran adanya suatu pelanggaran baik karena kelalaian maupun sengaja biasanya dilakukan pemeriksaan pajak. Pengertian pemeriksaan pajak itu sendiri menurut Sophar Lumbantoruan (1998, 380-381) yaitu: Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan (UU No. 16 tahun 2000 pasal 1 ayat 24). Sedangkan pengertian Pemeriksa Pajak menurut Keputusan Menteri Keuangan No.454/KMK.04/2000 (2000: 67) yaitu: Pemeriksa pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan dibidang perpajakan. Ruang lingkup pemeriksaan menurut Keputusan Menteri Keuangan No.545/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan (2000: 69) adalah: Pasal 3: 1) Ruang lingkup pemeriksaan meliputi: Pemeriksaan lapangan yang meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnnya dan atau untuk tujuan lain yang dilakukan di tempat wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN 8 Pemeriksaan kantor yang meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak. 2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan sederhana. 3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf b hanya dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan sederhana. 4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (2) dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan dan dapat diperpanjang paling lama 8 (delapan) bulan. 5) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 2 (dua) bulan. 6) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilaksanakan dalam jangka waktu 4 (empat) minggu dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 6 (enam) minggu. Berdasarkan norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan diatur menurut Keputusan Menteri Keuangan No.545/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan adalah: Pasal 6: Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 9 a. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau lebih pemeriksa pajak. b. Pemeriksaan dilaksanakan di Kantor Pemeriksaan Pajak, di kantor wajib pajak atau di kantor lainnya atau di pabrik atau di tempat usaha atau di tempat lain yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak atau di tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan dapat dilanjutkan di luar jam kerja, jika dipandang perlu. d. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Laporan Pemeriksaan Pajak. e. Hasil pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui wajib pajak, dibuat sesuai pernyataan tentang persetujuannya dan ditandatangani oleh wajib pajak yang bersangkutan. f. Terhadap temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh wajib pajak, dilakukan pembahasan hasil akhir pemeriksaan. g. Berdasarkan laporan pemeriksaan pajak, diterbitkan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak sepanjang tidak dilanjutkan dengan tindakan penyidikan. Pasal 8: Pelaksanaan Pemeriksaan didasarkan pada pedoman pemeriksaan pajak yang meliputi Pedoman Umum Pemeriksaan Pajak, Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan pajak, dan Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak. Pemeriksaan dilaksanakan untuk menguji kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan

BAB I PENDAHULUAN 10 atau tujuan lain. Kewajiban yang telah wajib pajak laporkan dan perhitungkan sendiri dalam penyampaian SPT. Dalam hal terdapat ketidakbenaran, ketidakjelasan, ketidaklengkapan mengenai pembukuan yang diselenggarakan oleh wajib pajak tersebut, maka fiskus kemudian melakukan pemeriksaan atas SPT. Menurut Mardiasmo (2002: 23) yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan (SPT) adalah Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Seperti yang dikemukakan dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi: Setiap wajib pajak mengisi surat pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak mendaftar atau dikukuhkan. (2000: 7) Dari pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa pajak ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan sehingga terhadap penerimaan pajak penghasilan wajib pajak badan akan meningkat. Dengan adanya kebijakan pemeriksaan diharapkan akan menemukan objek pajak yang akan menambah penerimaan negara dari sektor pajak. Berdasarkan pokok permasalahan yang diambil, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan penerimaan pajak

BAB I PENDAHULUAN 11 penghasilan badan setelah pemeriksaan lengkap daripada sebelum pemeriksaan lengkap. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Wajib Pajak Badan SPT Tahunan PPh Badan KPP Pratama Bandung Bojonagara Pemeriksaan Lengkap PPh Terhutang Koreksi dan Sanksi Hasil Pemeriksaan Penerimaan Pajak Penghasilan Terhutang

BAB I PENDAHULUAN 12 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara yang dimulai pada bulan September 2007 sampai selesai.