I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa konflik dalam novel 5 cm

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

II. LANDASAN TEORI. Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizqi Aji Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

I. PENDAHULUAN. Karya sastra yang berbentuk prosa telah dikenal di dalam dunia kesastraan. Karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumbangan-sumbangan yang positif dari bahasa Sunda dan bahasa Asing. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Untuk keperluan ini, manusia dapat menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi utama dibandingkan dengan alat komunikasi lainnya. Chaer dan Agustina (2004: 14) mengungkapkan bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar bahasa berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan persahabatan, atau solidaritas sosial (Chaer dan Agustina, 2004: 16). Di Indonesia ada tiga macam bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga bahasa itu memiliki kedudukan dan fungsinya masingmasing. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Fungsinya sebagai bahasa nasional dimulai sejak diikrarkanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan sebagai bahasa negara tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV pasal 36. Bahasa lain yang ada di Indonesia yang juga memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah bahasa daerah. Bahasa daerah juga

2 mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting. Kedudukan bahasa-bahasa daerah ini dijamin kehidupan dan kelestariannya seperti dijelaskan pada pasal 36, Bab XV Undang-Undang Dasar 1945. Bahasa-bahasa lain yang bukan milik penduduk asli seperti bahasa Cina, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Belanda, bahasa Jerman, dan bahasa Prancis berkedudukan sebagai bahasa asing. Selain dari ketiga jenis bahasa di atas, pada masyarakat Indonesia sekarang ini juga mengenal bahasa pergaulan yang disebut dengan istilah bahasa slang. Bahasa slang ini bahasa yang banyak digunakan oleh remaja. Keragaman bahasa yang terjadi di masyarakat menyebabkan terciptanya masyarakat bilingual atau multilingual yang memiliki dua bahasa atau lebih sehingga mereka harus memilih bahasa atau variasi bahasa mana yang harus digunakan dalam sebuah situasi. Penguasaan terhadap lebih dari satu bahasa oleh seseorang mengakibatkan kedwibahasaan dalam komunikasi. Kedwibahasaan atau bilingualisme ialah kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain. Mackey, Fishman dalam Chaer dan Agustina (2004: 84) mengartikan bilingualisme sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Dalam situasi masyarakat yang bilingualisme tidak menutup kemungkinan adanya kontak bahasa yang saling memengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa lainnya yang hidup berdampingan. Adanya kontak bahasa dapat mengakibatkan beberapa peristiwa kebahasaan yang ditimbulkan salah satunya yaitu campur kode. Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa

3 lain untuk memperluas gaya bahasa; termasuk di dalamnya pemakain kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993: 35). Peristiwa kebahasaan (campur kode) dalam kehidupan sekarang ini sering dijumpai dalam tuturan yang dilakukan oleh masyarakat. Campur kode dapat terjadi jika dalam pembicaraan penutur menyelipkan bahasa lain ketika sedang menggunakan bahasa tertentu dengan disengaja atau tidak disengaja. Umumnya campur kode terjadi dalam bentuk bahasa tutur (lisan), tetapi tidak menutup kemungkinan adanya campur kode dalam bahasa tulis, misalnya dalam novel. Dalam Kamus Istilah Sastra (1996: 136), novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar, latar rekaan yang menyelenggarakan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulis. Seperti telah disebutkan dalam pengertian novel bahwa novel mengandung beberapa unsur yang terdapat tokoh, tentu saja si pengarang juga menyisipkan dialog-dialog seperti layaknya bahasa yang diucapkan dalam bahasa tutur. Dialog-dialog yang merupakan bahasa lisan tokoh dalam novel merupakan interprestasi dari bahasa pengarang yang disampaikan berdasarkan dengan keinginan, ide, latar belakang (latar budaya, latar pendidikan, latar sosial) si pengarang. Oleh karena itu, keberagaman tokoh, latar, dan situasi sangat memengaruhi banyaknya variasi bahasa yang digunakan oleh pengarang.

4 Pemilihan novel 5 cm karya Donny Dirgantoro sebagai subjek peneitian didasarkan atas terdapat variasi bahasa daerah (bahasa Jawa dan bahasa Betawi), bahasa Indonesia, bahasa asing (bahasa Inggris dan bahasa Prancis), dan bahasa slang. Banyak pembaca yang termotivasi, meminati, dan mencari buku ini hal itu tergambar dari cap Best Seller Nasional yang terdapat pada cover novel tersebut. Donny Dhirgantoro sebenarnya bukanlah seorang sastrawan yang terkenal melainkan hanya seorang Instructor/Trainer disalah satu perusahaan Konsultan Sumber Daya Manusia di Jakarta. Di samping itu, peneliti tertarik dengan cerita novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro karena novel tersebut menceritakan tentang persahabatan (Riani, Genta, Zafran, Arial, Ian), tentang keindahan alam di Indonesia, tentang kekaguman dan kecintaan si tokoh terhadap tanah air, dan tentang motivasi untuk meraih mimpi yang disampaikan oleh si pengarang. Kelima sahabat itu memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan latar belakang sosial kehidupan di kota besar. Seperti kita ketahui bahasa Inggris adalah bahasa yang wajib dikuasai oleh semua masyarakat di dunia karena menjadi bahasa global. Dalam novel ini juga terdapat latar belakang tempat di Malang, hal ini dapat memengaruhi terjadinya campur kode bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Cerita novel 5 cm yang melibatkan banyak tokoh dengan latar budaya dan pengetahuan yang berbeda-beda, hobi beragam tidak membuat bahasa yang dipakainya selalu sama dan seragam yang mungkin terjadi bilingualisme atau kedwibahasaan. Bahasa yang mereka gunakan sederhana atau familiar sehingga mudah dipahami. Misalnya seorang tokoh yang dalam bahasa Indonesia

5 menyelipkan serpihan bahasa-bahasa daerah, bahasa asing, atau bahasa gaul itu berarti penutur telah menggunakan campur kode. Berikut kutipan dialog pada novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro. yang terdapat peristiwa campur kode. Dialog dilakukan oleh Arial yang bertanya kepada Genta mengenai pekerjaan hari Senin. Dialog disampaikan malam Minggu ketika masih berkumpul di rumah Arial. Peristiwa tutur: Enggak ada yang nanya. Meg Ryan yang ngomong.quotationnya gini kalo nggak salah, kata Genta. Quotation adalah kata dari bahasa Inggris, kata tersebut disisipkan Genta pada tuturan dalam bahasa Indonesia. Dalam kaitannya dengan pembelajaran sastra di SMA, karya sastra yang akan digunakan sebagai media pembelajaran mengenai dialog, pilihan kata, dan gaya berbahasa harus melalui proses pemilihan. Sebagaimana kita ketahui, perkembangan sastra telah menunjukkan banyak peningkatan. Saat ini semakin banyak karya sastra dengan kisah beragam yang dapat kita nikmati. Karya-karya itu diciptakan oleh sastrawan dengan mengangkat cerita kehidupan berdasarkan pengalaman batin dan luasnya pengetahuan yang mereka miliki. Seorang guru bahasa Indonesia di SMA harus lebih jeli dalam memilih bacaan sastra yang akan dijadikan media atau bahan pembelajaran. Akan sangat baik jika karya sastra yang dipilih selain bisa memenuhi tuntutan materi juga harus bisa memberikan pengalaman dan pengajaran yang berharga bagi peserta didik sehingga pembelajaran sastra tidak hanya membentuk kecerdasan peserta didik dalam mengapresiasi sastra, akan tetapi juga membentuk keperibadian yang

6 bermoral. Meskipun tidak berarti orang yang banyak membaca sastra akan lebih baik perilakunya karena perilaku seseorang lebih ditentukan oleh faktor-faktor pribadinya yang paling dalam. Setidaknya, ada usaha seorang guru untuk membentuk pribadi siswa ke arah yang lebih baik dengan menyuguhkan bacaan yang isinya dapat menuntun ke arah kebaikan. Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini sejalan dengan Kurikulum 2006 Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Standar kompetensi (SK) mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan bersastra masing-masing terbagi atas subaspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA, ditemukan kompetensi mengenai pembelajaran sastra dengan standar kompetensi memerankan tokoh dalam pementasan drama, sedangkan kompetensi dasarnya menyampaikan dialog disertai gerak-gerik dan mimik, sesuai dengan watak tokoh pada kelas XI semester ganjil (Depdiknas, 2006:26). Berdasarkan pemaparan dan contoh di atas, peneliti semakin tertarik untuk meneliti campur kode yang terdapat dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro dan implikasinya pada pembelajaran bahasa dan sastra di SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini. 1. Bagaimanakah bentuk campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro?

7 2. Apakah faktor penyebab terjadinya campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro? 3. Bagaimanakah implikasi campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1. wujud campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro; 2. faktor penyebab terjadinya campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro; 3. implikasi campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro terhadap pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis, yaitu untuk memperkaya referensi di bidang kebahasaan mengenai sosiolinguistik khususnya pada kajian campur kode. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, yaitu a. memberikan alternatif media pembelajaran dan bahan ajar bahasa Indonesia; b. memberikan pengetahuan kepada guru mengenai deskripsi campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro sebagai media pembelajaran dan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia;

8 c. memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai deskripsi campur kode dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro sebagai media pembelajaran dan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia. E. Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah percakapan atau dialog para tokoh dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro, sedangkan aspek yang diteliti adalah sebagai berikut. 1. Wujud campur kode dalam percakapan para tokoh novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro. 2. Faktor penyebab terjadinya campur kode dalam percakapan para tokoh novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro. 3. Implikasi campur kode bahasa lisan yang dituliskan dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro sebagai media pembelajaran dan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesiadi SMA.

9