PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ALAT PENGEPRES SINGKONG YANG ERGONOMIS DI UKM PENYEDIA BAHAN BAKU PEMBUATAN MAKANAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITAN

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hasil rancangan dan pembuatan pembungkus roti yang ergonomis adalah panjang pembungkus, lebar pembungkus. Dan penentukan waktu baku.

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB III MOTODE PENELITIAN

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

TINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI)

MODUL I DESAIN ERGONOMI

ANALISIS ERGONOMI TERHADAP RUANG KENDALI PADA TRAKTOR RODA EMPAT KINTA SB55

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

Pengukuran Antropometri Murid Taman Kanak-Kanak Sebagai Acuan Perancangan Kursi Anak yang Ergonomis Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Swasta X

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

Usulan Rancangan Jemuran Buah Pinang Dengan Pendekatan Ergonomi

Perancangan Fasilitas Fisik Operator SPBU dengan Pendekatan Ergonomi untuk Mengurangi Beban Kerja

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

Transkripsi:

Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Vol. 2 No. 1, pp. 26-36, Juni 2013 PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Eva Suryani, Yesmizarti Muchtiar Jurusan Teknik Industri Universitas Bung Hatta Padang Email : eva_ergo@yahoo.com ABSTRAK Permintaan pelanggan terhadap Gelamai X hingga sekarang cukup tinggi. Namun dalam kegiatan produksinya ditemukan banyaknya keluhan dari para pekerja berupa rasa sakit pada beberapa bagian tubuh pekerja. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk itu dicarilah akar penyebab masalah dari berbagai keluhan tersebut dengan menggunakan fish bone diagram sehingga diharapkan nantinya pekerja bisa bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Hasilnya didapatkan beberapa hal yang terkait dengan fasilitas dan peralatan yang digunakan sekarang dalam berproduksi sebagai faktor yang berkontribusi menimbulkan berbagai keluhan pada pekerja. Untuk memperbaiki kondisi yang ada sekarang maka dilakukan perbaikan rancangan terhadap berbagai fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut. Perancangan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek antropometri. Hasilnya didapatkan rancangan fasilitas dan peralatan yang ergonomis, yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja. Kata Kunci : Ergonomi, Antropometri, Fish Bone diagram ABSTRACT Galamai X have a high order from the customers. Unfortunately on the production process have found complain from the employees like a pain on the part of their bodies. This condition could affect the employees to do their job. For that, the problem could be solve to handle the complain of employees with find the root causes of the problem using fish bone diagram. The result is find the facilities used to production now have contribute to make a complain to the employees. To repair this condition the facilities have to redesign with considering the ergonomic factors especially anthropometry aspect. Finally we could find the ergonomics facilies to increase their work effective and efficient. Key words : Ergonomics, Anthropometry, Fish Bone Diagram 1. PENDAHULUAN Usaha Gelamai X banyak diminati oleh masyarakat karena rasanya yang enak, harga yang terjangkau dan letaknya yang strategis sehingga mudah ditemui oleh konsumen. Jumlah produksi gelamai per-minggu sebanyak 900 bungkus untuk semua jenis gelamai yaitu gelamai biasa dan gelamai rasa durian. Satu bungkus gelamai berisi 250 gram. Selama ini usaha gelamai tersebut belum mampu memenuhi 100% pesanan dari konsumen. Hal ini 26

JTI-UBH, 2(1), pp. 26-36, Juni 2013 tentunya akan berdampak terhadap berkurangnya pendapatan yang dapat diterima oleh usaha gelamai tersebut. Proses pembuatan gelamai dilakukan secara manual dan memerlukan usaha fisik yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh karena pekerja harus mengaduk adonan gelamai dalam waktu yang cukup lama. Kondisi ini menimbulkan berbagai keluhan pada para pekerja terutama pada pekerja dibagian pengadukan dan pembungkusan. Keluhan itu terkait dengan rasa sakit yang dialami pekerja pada beberapa bagian tubuh pekerja. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tentunya akan berdampak terhadap pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk itu perlu dicari akar penyebab dari permasalahan yang terjadi pada kegiatan produksi tersebut sehingga nantinya dapat dicarikan solusi terbaik dari permasalahan yang dialami oleh para pekerja tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dengan lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain yang berfokus pada manusia (Eko Nurmianto, 2003). Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi pada umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara pekerja dengan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja. 2.2. Pertimbangan Ergonomis Dalam Perancangan Produk Dalam merancang suatu peralatan atau produk selain agar dapat memenuhi fungsinya, juga harus diusahakan agar peralatan atau produk tersebut dapat memberikan kepuasan pada si pemakai yaitu dari unsur kenyamanan, kesehatan maupun keserasian dalam penggunaannya. Human Factor Engineering and Design dan anthropometri merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas inovasi dan penerapan ide-ide desain dalam perancangan suatu produk. 2.3. Antropometri Antropometri menurut Eko Nurmianto, 2003 adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia terkait dengan ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata -rata), SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal, dan nilai persentil. Dalam kaitannya dengan perancangan produk harus dapat mengakomodasi dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90% sampai 95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus dapat menggunakan produk itu dengan efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien. 2.4. Uji Keseragaman Data Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui homogenitas data, apakah sumber data berasal dari populasi yang sama, dan untuk melihat ada atau tidaknya data-data ekstrim yang tidak perlu disertakan dalam perhitungan. BKA = BKB = X a X a x x Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta 27

Suryani, et.al Dimana : BKA = Batas Kontrol Atas ; BKB = Batas Kontrol Bawah X = Rata-rata ; x = Standar deviasi 2.5. Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah pengukuran (sampel) yang diambil (N) sudah sesuai dengan jumlah pengukuran yang diperlukan (N ). Pengujian kecukupan data sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari nilai pengukuran yang sebenarnya. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Untuk mengetahui kecukupan data dapat dilihat dari nilai (N <N). Adapun formulasi yang da pat digunakan untuk menguji kecukupan data ini adalah sebagai berikut : k N' s N( Xi 2 ) Xi Xi 2 2 Dimana : N = Jumlah data yang dibutuhkan N = Jumlah data yang telah diukur. Xi = harga-harga data yang diuji k = tingkat ketelitian s = tingkat keyakinan 2.6. Uji Persentil Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil. Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Berikut ini adalah formulasi yang dapat digunakan untuk melakukan uji persentil. 5. n F P b p 100 5 f P P 50 95 50. n F b p 100 f 95. n F b p 100 f Dimana : Pi = persentil ke-i p = panjang kelas b = batas bawah kelas ke-i F = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil f = frekuensi kelas persentil 28 Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta

JTI-UBH, 2(1), pp. 26-36, Juni 2013 3. METODOLOGI Pada gambar 1 di bawah ini menguraikan tahapan metodologi yang dilakukan pada penelitian ini hingga akhirnya didapatkan perbaikan rancangan peralatan dan fasilitas kerja dengan pertimbangan aspek antropometri. MULAI Keluhan Pekerja Mencari Akar Penyebab Masalah Perbaikan rancangan peralatan dan fasilitas kerja Prinsip Ergonomi : Antropometri Analisa SELESAI Gambar 1. Metodologi Penelitian 4. PEMBAHASAN Proses pemasakan gelamai berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu lebih kurang 9 jam. Selama proses pemasakan, pekerja selalu melakukan berbagai macam gerakan secara berulang-ulang. Gerakan-gerakan yang dilakukan tersebut tentu saja akan mempengaruhi kondisi tubuh pekerja seperti adanya rasa sakit pada beberapa bagian tubuh tertentu. Dari hasil pengamatan ditemukan adanya beberapa keluhan pada beberapa bagian tubuh pekerja tersebut. Data keluhan pekerja tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Keluhan pekerja No Keluhan Pekerja Persentase 1 pada leher 75 % 2 pada bahu 100 % 3 pada siku 25 % 4 pada bagian lengan 100 % 5 pada punggung atas 50 % 6 pada punggung bawah 100 % 7 pada pinggul/paha 100 % 8 pada kaki/pergelangan kaki 75 % Sumber : Usaha gelamai X Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta 29

Suryani, et.al Berikut ini digambarkan data keluhan pekerja tersebut dalam bentuk diagram batang : 100 % 75 % 50 % 25 % pada leher pada bahu siku pada tangan pung gung atas pung gung bawah pada paha pada kaki Gambar 2. Diagram batang Persentase keluhan pekerja Untuk mengurangi keluhan yang dialami pekerja pembuatan gelamai terutama para pekerja pada proses pengadukan dan pembungkusan maka perlu dicari terlebih dahulu akar masalah penyebab terjadinya berbagai keluhan tersebut dengan menggunakan fish bone diagram. Gambar. 3 Fish Bone Diagram Pada Proses Pengadukan Fasilitas kerja Operator Postur Tubuh Tempat duduk Tidak Ergonomis Tidak ada meja Tidak nyaman Pekerjaan monoton Punggung membungkuk~30 derajat Cepat Lelah Adanya Keluhan pada Proses Pembungkusan Jarang dibersihkan Pencahayaan Ada percikan minyak Kurang Lantai licin Lingkungan Fisik Kerja Gambar. 4. Fish Bone Diagram Pada Proses Pembungkusan 30 Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta

JTI-UBH, 2(1), pp. 26-36, Juni 2013 Faktor-faktor dominan yang menyebabkan keluhan pekerja : 1. Alat yang digunakan dalam pengadukan gelamai Alat pengaduk gelamai yang ada sekarang terbuat dari kayu panjang dengan mata sendok pengaduk terbuat dari besi pipih berbentuk peta yang diletakkan di ujung kayu pengaduk sebagai sudu pengaduk (sendok). Gambar 5. Alat pengaduk gelamai sekarang Pengadukan gelamai ini memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu cukup banyak permasalahan yang muncul akibat penggunaan alat pengaduk tersebut. Alat pengaduk pada proses pembuatan gelamai yang ada sekarang belum ergonomis karena belum dirancang sesuai dengan data antropometri. Alat pengaduk yang ada sekarang tidak mempunyai gagang yang dapat memudahkan pekerja dalam menggunakan alat pengaduk tersebut. Alat pengaduk juga terlalu panjang sehingga menyulitkan pekerja dalam melakukan proses pengadukan gelamai. Proses pengadukan yang lama disertai dengan lingkungan yang panas menyebabkan tangan cepat berkeringat sehingga pegangan pengaduk menjadi basah dan pada saat digunakan alat pengaduk menjadi licin. 2. Fasilitas kerja dalam proses pembuatan gelamai Salah satu fasilitas yang digunakan dalam proses pembuatan gelamai X adalah tempat duduk. Tempat duduk yang ada sekarang hanya berupa sebuah bangku pendek yang terbuat dari kayu. Adapun deskripsi dari bangku yang digunakan dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini. Gambar 6. Bangku pengaduk sekarang Tempat duduk ini jika digunakan sepanjang waktu kerja dapat menimbulkan rasa sakit pada pekerja karena alasnya yang keras. Tempat duduk ini juga tidak mempunyai sandaran, sehingga pekerja tidak bisa menyandarkan punggung saat bekerja. Kondisi ini menambah ketidaknyamanan pada saat bekerja. Tempat duduk yang ada sekarang juga terlalu pendek yang mengakibatkan pekerja tidak bisa menekukkan kaki pada saat bekerja. Kondisi ini lama-kelamaan dapat menyebabkan kram pada kaki. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta 31

Suryani, et.al Pada proses pemasakan gelamai, tungku pemasakan berada dibawah dan kaki operator tepat berada diatasnya, kondisi ini menyebabkan kaki cepat merasa panas. Untuk mengurangi rasa panas tersebut selama ini digunakan alas kaki yang berupa karton tipis sehingga menyebabkan telapak kaki operator cepat merasa panas. Untuk itu perlu dirancang alas telapak kaki yang dapat mengurangi panas dari lantai agar operator dapat bekerja dengan nyaman. Pada proses pembungkusan gelamai, operator bekerja dilantai dengan beralaskan tikar yang menyebabkan operator sering merasa tidak nyaman dikarenakan alas duduk yang keras. Untuk itu perlu dirancang alas duduk dan meja pembungkusan untuk operator pembungkusan gelamai agar lebih efektif, efisien, dan nyaman dalam bekerja. Perbaikan rancangan berbagai peralatan dan fasilitas kerja tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan penggunaan data antropometri para pekerja. Sehingga diharapkan nantinya hasil rancangan tersebut akan dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja dari para pekerja pembuat gelamai. Perancangan kursi untuk kegiatan pengadukan Gambar 7. Kursi Pengadukan Perancangan alat pengaduk gelamai yang ergonomis Gambar 8. Alat Pengaduk 32 Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta

Perancangan alas kaki pengaduk gelamai yang ergonomis ISSN : 2302-0318 JTI-UBH, 2(1), pp. 26-36, Juni 2013 Gambar 9. Alas Kaki Pengaduk Perancangan bantalan tempat duduk operator pembungkusan gelamai Gambar 10. Bantalan Tempat Duduk Perancangan meja untuk operator pembungkusan gelamai 0,600 Gambar 11. Meja Pembungkusan Gelamai Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta 33

Suryani, et.al Tabel 2. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Dirancang Benda kerja Sebelum dirancang Sesudah dirancang aslitas kerja pada pengadukan Kursi Alas kaki Alas Keras Tidak ada sandaran Alas dari busa Mempunyai sandaran Alat Sendok pengaduk Terlalu tipis (alas kaki dari karton tipis) Telapak kaki panas ketika api tungku besar Alas tebal (dari busa) Telapak kaki Tidak panas Proses pembungkusan Alas duduk Tidak ada pegangan Terlalu panjang Bagian ujung sendok kecil Ada pegangan Tidak terlalu panjang Bagian ujung sendok lebar Meja pembungkusan Tipis Tidak nyaman saat diduduki Bekerja dilantai Tidak nyaman Lembut tidak sakit pada pinggul Nyaman digunakan Tidak membungkuk pada saat bekeja Nyaman saat bekerja 34 Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta

JTI-UBH, 2(1), pp. 26-36, Juni 2013 Rekapitulasi Hasil Rancangan Pada rekapitulasi ini dapat dilihat hasil evaluasi perancangan yang telah dibuat apakah telah sesuai dengan tujuan perancangan, serta untuk melihat apakah ada hasil perancangan yang berada diluar kriteria rancangan yang telah ditentukan. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Rancangan Variabel Cara kerja lama Cara kerja alat rancangan Target Proses pangadukan Faslitas kerja Kursi Alas kaki Alat Sendok pengaduk Proses pembungkusan Alas duduk Meja pembungkusan Alas Keras menyebabkan sakit pada pinggul ketika duduk Pendek menyebakan kaki menekuk Tidak ada sandaran menyebabkan posisi sering mmbungkuk dan kurang nyaman Terlalu tipis (alas kaki dari karton tipis) Telapak kaki Tidak nyaman Telapak kaki panas ketika api tungku besar Tidak ada pegangan sehingga licin akibat keringat Terlalu panjang sehingga tidak nyaman digunakan Bagian ujung sendok kecil Tipis, menyebabkan pinggul sakit Tidak nyaman sat diduduki Bekerja dilantai menyebabkan operator membungkuk Tidak nyaman Sumber : Pengolahan Data Keterangan Simbol : : Lebih semakin baik - : Kurang semakin baik O : Tepat / sesuai makin baik Alas dari busa, nyaman waktu bekerja Tidak terlalu pendek sehingga kaki tidak menekuk Mempunyai sandaran pada waktu bekerja bisa bersender Alas tebal (terbuat dari busa) Telapak kaki nyaman Telapak kaki Tidak panas Ada pegangan nyaman digunakan Tidak mengeluarkan tenaga yang terlalu besar Bagian ujung sendok lebar Lembut tidak sakit pada pinggul Nyaman digunakan Tidak membungkuk pada saat bekeja Nyaman saat bekerja 5. KESIMPULAN Dari Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Keluhan pekerja pada proses pengadukan dan pembungkusan yang terbanyak adalah adanya rasa sakit pada bahu, punggung bawah dan pada paha. 2. Adapun akar penyebab masalah terjadinya keluhan pekerja pada proses pengadukan gelamai adalah karena tempat duduk, alas kaki, dan alat pengaduk yang tidak di desain secara ergonomis, terutama tidak mempertimbangkan aspek antropometri dalam pembuatannya. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta 35

Suryani, et.al 3. Penyebab keluhan pekerja pada proses pembungkusan adalah karena alas duduk dan meja pembungkusan yang juga tidak dirancang secara ergonomis, yakni tidak mempertimbangkan aspek antropometri dalam pembuatannya 6. REFERENSI : Eko Nurmianto, 2003, Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya John A. Roebuck, Jr. 1995, Anthropometric Methods : Designing to Fit the Human Body, Human Factors and Engineering Society, Santa Monica. Julius Panero, AIA, ASID, dan Martin Zelnik, AIA, ASID, 2003, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta. Mark S. Sanders, PhD. And Ernest J. Mc. Cormick, PhD., 1993, Human Factors In Engineering And Design, Seventh Edition, Mc. Graw Hill, New York. 36 Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta