METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
Akuarium. Disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam. Dinetralisir dengan 50 mg/l Natrium Thiosulfat. Dibilas dengan air bersih

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

II. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksananakan pada bulan Juli September 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2013 di

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

II. BAHAN DAN METODE

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

II. BAHAN DAN METODE

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

SIDANG TUGAS AKHIR SB

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

3 METODE 3.1 Pakan Uji

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat, pakan berupa cacing Tubifex dan pelet D1. Berdasarkan hasil uji proksimat kandungan nutrisi dari pelet D1 adalah Air 11,07%, Berat Kering 88,93% (Protein Kasar 32,56%, Lemak Kasar 4,62%, Serat Kasar 4,50%, abu 9,30%, dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen 49,02%) Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rak, mangkuk, blower, akuarium ukuran 30 x 20 x 25 cm 3, seser, selang, pipa pralon, termometer, kertas ph dan indikator, jangka sorong ketelitian 0,05 mm dan timbangan digital ketelitian 0,01 g. Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan Program Studi D3 Biologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman dan dilaksanakan dari bulan Juli November 2014. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Perlakuan yang dicoba adalah pakan buatan berupa pelet udang (D1) yang diberikan dengan level berbeda, yaitu 0%, 2%, 4%, dan 6% dari berat tubuh. Pakan alami berupa cacing Tubifex diberikan 2 hari sekali sejak awal penelitian hingga selesai sebagai pakan dasar dengan presentase 10% dari berat tubuh lobster. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga didapat 16 unit percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Kombinasi pakan yang dicoba adalah sebagai berikut: A = pelet 0% B = Pelet 2% dari berat tubuh C = Pelet 4% dari berat tubuh D = Pelet 6% dari berat tubuh Variabel bebas yang diamati adalah level pemberian pakan. Variabel tergantung yang diamati adalah sintasan dan frekuensi ganti kulit. Parameter utama yang diukur adalah pertumbuhan relatif, laju konsumsi pakan, pertumbuhan 7

panjang mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR). yang diamati yaitu temperatur, ph, O2 terlarut, dan CO2 bebas. Parameter pendukung C. Cara Kerja 1. Persiapan Alat Akuarium ukuran 30 x 20 x 25 cm yang sudah dicuci bersih kemudian disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam, kemudian dinetralisir menggunakan 50 mg/l Natrium Thiosulfat dan dibilas dengan air tawar hingga bau klorin hilang (Nyantaw, 1990). Akuarium yang sudah siap pakai disusun sedemikian rupa dan pemasangan pipa pralon disusun sesuai kebutuhan agar semua lobster mendapatkan aerasi secara merata (Gambar 3.1). Gambar 3.1. Susunan akuarium pada penelitian di stasiun percobaan D3 Fakultas Biologi UNSOED 2. Persiapan Obyek Penelitian Benih yang digunakan berumur 30 hari dari lepas induk ukuran ± 1 cm dan berat ± 0,006 gram yang berasal dari satu induk. Benih hasil pemijahan dipindahkan ke dalam akuarium sebagai unit percobaan dengan padat penebaran 10 ekor per akuarium dan diaklimasi selama 7 hari. Pemeliharaan benih pada penelitian dilakukan selama 2 bulan untuk mendapatkan ukuran benih yang akan digunakan pada pembesaran. 3. Pemberian Pakan Pemberian pakan alami berupa cacing Tubifex diberikan 2 hari sekali sejak hari pertama hingga selesai dalam keadaan hidup dengan presentase 10% dari berat tubuh, sedangkan pakan pelet diberikan 3 kali sehari pada pagi pukul 8

09.00, sore pukul 16.00 dan malam hari pukul 21.00 dengan presentase pagi 25%, sore 35% dan malam 40% dari jumlah level pemberian pakan. 4. Pemeliharaan Akuarium dibersihkan setiap seminggu sekali dengan cara disipon. Cacing Tubifex yang mati dibersihkan agar tidak mencemari isi akuarium dan pengecekan aerasi dilakukan setiap hari. 5. Pengamatan 5.1. Laju konsumsi pakan Laju konsumsi pakan dilakukan dengan menyipon sisa pakan kemudian disaring menggunakan kertas saring dan corong lalu kertas saring dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari agar kadar airnya menurun, lalu ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Laju konsumsi pakan yang dihitung hanya perlakuan yang diberi pakan tambahan pelet D1. Perhitungan laju konsumsi pakan menggunakan rumus menurut Djajasewaka (1985) TKP = Σ F1 F2 (3-1) TKP = Tingkat konsumsi pakan (gram) F1 = Jumlah pakan awal (gram) F2 = Sisa pakan (gram) 5.2. Frekuensi ganti kulit Pengamatan frekuensi ganti kulit dilakukan setiap hari saat memberi pakan dengan melihat jumlah kulit yang lepas dari tubuh lobster pada dasar akuarium. 5.3. Laju pertumbuhan Laju pertumbuhan diamati setiap 2 minggu sekali dengan mengukur panjang tubuh menggunakan jangka sorong ketelitian 0,05 mm dan berat tubuh menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Pengukuran panjang tubuh menggunakan pengukuran panjang total yaitu dari ujung rostrum sampai ujung telson dengan posisi abdomen diluruskan. Laju pertumbuhan spesifik (SGR), panjang mutlak, dan pertumbuhan relatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 9

5.3.1 Pertumbuhan relatif menurut Thompson et al. (2005) = ( ) 100% (3-2) PR = Pertumbuhan relatif (%) Wt = Berat benih akhir penelitian (gram) Wo = Berat benih awal penelitian (gram) 5.3.2. Laju Pertumbuhan Spesifik, dihitung menurut Hariarti (1989) = ( ) 100% (3-3) SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%) Wt = Berat benih akhir penelitian (gram) Wo = Berat benih awal penelitian (gram) t = waktu 5.3.3. Panjang Mutlak, menurut Effendie (1997) PM = TL1 TL0 (3-4) TL 1 = panjang total pada akhir pemeliharaan (cm) TL 0 = panjang total pada awal pemeliharaan (cm) 5.4. Sintasan Pengamatan terhadap sintasan C. quadricarinatus dilakukan setiap seminggu sekali dengan menghitung jumlah individu lobster yang masih hidup dan dihitung menggunakan rumus menurut Effendie (1997) = 100% (3-5) S = Kelulushidupan benih (%) Nt = Jumlah benih akhir penelitian No = Jumlah benih awal penelitian 5.5. Faktor lingkungan Pengukuran suhu dan ph dilakukan setiap 2 minggu sekali. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer yang dicelupkan ke dalam akuarium secara tegak kemudian didiamkan selama 5 10

menit lalu dibaca skalanya. Pengukuran ph dilakukan dengan menyelupkan kertas ph ke dalam air akuarium kemudian dibaca skalanya dengan membandingkan warna pada indikator. Pengukuran oksigen terlarut (DO) dan CO2 bebas dilakukan pada hari terakhir penelitian dengan mengambil masing-masing 2 sampel air dari akuarium kemudian dianalisi dengan metode Winkler di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Unsoed. Tabel 3.1. Pengukuran faktor lingkungan No. Parameter Faktor Lingkingan Alat/Metode yang Digunakan 1. Suhu Termometer 2. Derajat keasaman (ph) Kertas ph dan indikator 3. Oksigen terlarut (DO) Metode Winkler 4. CO2 bebas Metode Winkler D. Metode Analisis Data laju pertumbuhan, sintasan, frekuensi ganti kulit, dan laju konsumsi pakan benih dianalisis secara statistik menggunakan uji F dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji BNT. 11