II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu dan agak tahan

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Radish (Raphanus sativus L) merupakan salah satu tanaman perdu semusim yang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae; Ordo : Cucurbitales; Famili : Cucurbitales; Genus : Cucumis; Spesies : Cucumis sativus L. (Sharma, 2002). Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat (Rukmana, 1994). Tanaman mentimun berakar tunggang, berdaun tunggal, bunganya merupakan bunga sempurna, dan memiliki biji yang diselaputi oleh lendir (Cahyono, 2003). Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan hijau keputihan sampai putih tergantung kultivar dan memiliki diameter buah antara 12-25 cm (Sumpena, 2001). 2.2 Syarat Tumbuh 2.2.1 Iklim Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena, 2001). Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20-32 o C, dengan suhu optimal 27 o C. Di daerah tropik seperti di Indonesia

8 keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam hari -1 (Cahyono, 2003). Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang diinginkan 200-400 mm bulan -1. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2001). 2.2.2 Tanah Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, ph-nya 5-6. Namun masih toleran terhadap ph 5,5 batasan minimal dan ph 7,5 batasan maksimal. Pada ph tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis (Rukmana, 1994). Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Cahyono, 2003).

9 2.3 Nutrisi yang Dibutuhkan Tanaman Mentimun Berdasarkan jumlah kebutuhan unsur bagi tanaman, unsur hara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar disebut unsur hara makro. Contohnya C, H, O, N, P, K, S, dan asam nukleat. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya Cl, Mn, Fe, Cu, Zn, B, dan Mo. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen, fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan tanaman mengalami klorosis atau daun berwarna pucat (Bernandinus dan Wahyu, 2008). 2.4 Pemupukan Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Berdasarkan proses pembuatannya, pupuk dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yakni pupuk organik atau pupuk alami dan pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik yaitu sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang (Simanungkalit dkk., 2006). Pemupukan dengan pupuk organik mengakibatkan struktur tanah menjadi lebih kaya unsur hara mikro bagi tanaman, daya ikatnya terhadap air meningkat, menggemburkan tanah, serta dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah (Murbandono, 1995). Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal

10 dari bahan kimia. Kandungan unsur hara pupuk anorganik umumnya tinggi, keunggulan dari penggunaan pupuk anorganik diantaranya memiliki kandungan hara yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, tersedia dalam jumlah yang banyak serta beberapa jenis diantara pupuk anorganik ada yang langsung dapat diaplikasikan sehingga menghemat waktu (Lingga dan Marsono, 2001). Secara sederhana, pupuk anorganik dibagi kedalam dua kelompok, yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pemupukan tanaman mentimun biasanya memerlukan pupuk tambahan atau susulan. Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman tersebut meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur-unsur hara yang mutlak diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak. Sedangkan unsur hara mikro mutlak diperlukan tanaman tetapi dalam jumlah sedikit. Penggunaan pupuk anorganik memegang peranan penting untuk menambah kebutuhan unsur hara tanaman, terutama pada tanah-tanah miskin hara. Keunggulan sifat pupuk anorganik ini yaitu memiliki unsur hara dalam bentuk tersedia sehingga dapat langsung dimanfaatkan tanaman sesaat setelah diaplikasikan. Di antara penggunaan berbagai pupuk anorganik, pupuk majemuk merupakan yang paling populer di kalangan petani.

11 2.5 Tanah Ultisol Tanah Ultisol merupakan jenis tanah yang terdapat di Provinsi Lampung. Tanah Ultisol umumnya memiliki kandungan hara yang rendah akibat pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik yang rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat dan sebagian terbawa erosi. Sehingga kesuburan Tanah ultisol menjadi terganggu akibat pencucian (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Lahan kering tergolong sub optimal karena tanahnya kurang subur, bereaksi masam, mengandung Al, Fe, dan atau Mn dalam jumlah tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. Lahan masam pada umumnya miskin bahan organik dan hara makro N, P, K, Ca, dan Mg. Pemberian bahan ameliorasi kapur, bahan organik, dan pemupukan N, P, dan K merupakan kunci untuk memperbaiki kesuburan lahan kering masam. Ciri morfologi yang penting pada Ultisol adalah adanya peningkatan fraksi liat dalam jumlah tertentu pada horizon seperti yang disyaratkan dalam Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2003). Horizon tanah dengan peningkatan liat tersebut dikenal sebagai horizon argilik. Horizon tersebut dapat dikenali dari fraksi liat hasil analisis di laboratorium maupun dari penampang profil tanah. Horizon argilik umumnya kaya akan Al sehingga peka terhadap perkembangan akar tanaman, yang menyebabkan akar tanaman tidak dapat menembus horizon ini dan hanya berkembang di atas horizon argilik (Soekardi dkk., 1993). Warna tanah pada horizon argilik sangat bervariasi dengan hue dari 10YR hingga 10R, nilai 3 6 dan kroma 4 8 (Subagyo dkk., 1986).

12 Kandungan hara pada Tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat dan sebagian terbawa erosi. Pada Tanah Ultisol yang mempunyai horizon kandik, kesuburan alaminya hanya bergantung pada bahan organik di lapisan atas. Dominasi kaolinit pada tanah ini tidak memberi kontribusi pada kapasitas tukar kation tanah, sehingga kapasitas tukar kation hanya bergantung pada kandungan bahan organik dan fraksi liat. Oleh karena itu, peningkatan produktivitas Tanah Ultisol dapat dilakukan melalui perbaikan tanah (ameliorasi), pemupukan, dan pemberian bahan organik. 2.6 Pengaruh Pupuk Buatan (Anorganik) dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun 2.6.1 Pupuk Buatan (Anorganik) Penggunaan pupuk anorganik di bidang pertanian semakin meningkat karena mampu memberikan hasil yang baik bagi tanaman, namun penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah yang berdampak pada pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang. Hasil penelitian (Sukristiyonubowo dkk., 2009), menyatakan pengaruh yang nyata secara statistik dari pemberian pupuk NPK majemuk (6:16:7) saja hanya mulai dari dosis 300 kg ha-1 sampai dengan dosis 600 kg ha -1 yang menunjukkan kenaikan hasil yang nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Ini membuktikan bahwa mulai dosis 300 kg NPK majemuk (6:16:7) yang setara dengan 18 kg unsur N (39,13 kg Urea ), 48 kg unsur P (133,3 kg SP-36 ) dan 21 kg unsur K (35 kg KCl ), kebutuhan hara tanaman untuk perkembangan buah mentimun sudah dapat

13 dipenuhi. Sedangkan dosis yang digunakan petani mentimun saat ini yaitu 100 kg Urea (46 kg unsur N), 200 kg SP-36 (108 kg unsur P), dan 100 kg KCl (60 kg unsur K). Jadi apabila menggunakan dosis pupuk yang digunakan oleh petani mentimun saat ini sudah dapat memenuhi kebutuhan hara mentimun. 2.6.2 Pupuk Organik Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan bahan pembenah tanah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk kandang umumnya rendah dan sangat bervariasi misalnya unsur N, P, K, tetapi mengandung juga unsur esensial lainnya (Sutanto, 2002). Pemupukan menggunakan pupuk organik pada Tanah Ultisol merupakan salah satu alternatif penting untuk pengelolaan tanah dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah tersebut. Untuk tanaman semusim seperti mentimun, ketersediaan unsur hara N, P dan K yang cukup pada tahap awal adalah sangat penting. Dari hasil penelitian Zulyana (2011), analisis ragam terhadap berat buah pertanaman tidak ditemukan beda nyata, karena semua perlakuan memberikan respon yang sama. Meskipun pupuk dari kotoran sapi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata tetapi pupuk organik dapat digunakan untuk pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

14 2.6.3 Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik Salah satu alternatif untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik sebagai sumber hara secara terus menerus adalah dengan mengkombinasikan pupuk anorganik dengan pupuk organik. Eifediyi dan Remison (2010), menyatakan bahwa kombinasi 10 ton ha -1 pupuk kandang dengan 400 kg/ha pupuk anorganik NPK 20:10:10 meningkatkan pertumbuhan seperti panjang rambatan dan jumlah daun. Mahmoud (2009), melaporkan bahwa hasil panen rata-rata dari mentimun lebih tinggi pada perlakuan 75 % N mineral + 25 % N organik dibandingkan dengan perlakuan lain didalam penelitian terutama pada plot yang diberi perlakuan kompos yang berasal dari residu tanaman selama 2 kali tanam di musim panas di tahun 2007 dan 2008. Hasil penelitian menyatakan bahwa kombinasi pupuk organik dan anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen, kualitas dan kesuburan tanah. Dari berbagai hasil penelitian pengaruh penggunaan pupuk anorganik, pupuk organik dan kombinasi antara pupuk anorganik dengan pupuk organik pada tanaman mentimun, dapat disimpulkan bahwa kombinasi antara pupuk anorganik dengan pupuk organik dapat dijadikan alternatif yang tepat sebagai sumber hara yang efektif dan ekonomis untuk digunakan pada tanaman mentimun. Selain dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik, kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik dapat memberikan ketersediaan hara yang cukup bagi tanah serta ramah lingkungan.