BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) merupakan forum perencanaan

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

Pemerintah Kota Tangerang

No Pengaturan Partisipasi Masyarakat dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi Partisipasi Masyarakat dalam penyusunan Peraturan Daerah dan kebi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PROGRAM, DAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA PEMBUATAN WEBSITE KUDUSKAB.GO.ID VERSI SINGLE WINDOWS (APLIKASI ANDROID) KABUPATEN KUDUS TA 2016

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

1. BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh: Muhammad Imanuddin Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

musrenbang.jakarta.go.id

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

KERANGKA ACUAN KERJA

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan tuntutan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, sampai Undang-Undang yang terakhir

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, lingkup masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

1.x. Masyarakat. Masyarakat. Masyarakat 2.x. 3.x. Tahap Perkembangan Masyarakat Menurut Moravec

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

I. PENDAHULUAN. membuat masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam mengontrol setiap

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

H a l I LATARBELAKANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang positif, tercapainya pelaksanaan infrastruktur,

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, mengamanatkan penyusunan dokumen perencanaan tahunan diawali dari proses musyawarah perencanan pembangunan (Musrenbang) [1]. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah baik Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah maupun Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) [2]. Musrenbang pada Pemerintah Kota Yogyakarta dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota. Hasil akhir tahapan pelaksanaan Musrenbang tahunan adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota [1]. Pelaksanaan Musrenbang kelurahan sebagai muara awal pelaksanaan proses perencanaan berbasis partisipatif perlu mendapat perhatian lebih. Kualitas usulan kewilayahan dihasilkan dari penyelenggaraan Musrenbang kelurahan yang mengakomodir kepentingan masyarakat yang ada di wilayah [1]. Untuk itu diperlukan optimalisasi proses Musrenbang untuk mendapatkan hasil yang baik dengan cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Musrenbang. Partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan dengan memberikan sarana dan kemudahan dalam menyampaikan aspirasi, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tata kelola terhadap aspirasi dari warga kepada pemerintah dalam pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) harus dikelola dengan baik. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat diwujudkan

melalui integrasi e-governance dengan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memberikan kontribusi untuk: a. Tata pemerintahan yang baik b. Kepercayaan dan akuntabilitas c. Kesadaran dan pemberdayaan warga d. Kesejahteraan warga e. Demokrasi f. Pertumbuhan ekonomi bangsa [3]. Untuk pelaksanaan yang efektif dari teknologi informasi dan komunikasi dalam e-governance, tiga stakeholder yaitu: pemerintah, bisnis dan warga harus berjalan bersama-sama dan bekerja sama. Tantangan utama dari e-governance bukanlah teknologi tetapi masalah organisasi seperti mendefinisikan aturan dan prosedur, transparansi informasi, masalah hukum, infrastruktur, keterampilan dan kesadaran, akses ke informasi yang tepat pada waktu yang tepat, kolaborasi antar departemen dan perubahan budaya kerja. Tantangan terbesar dari teknologi informasi dan komunikasi adalah tingkat kesiapan untuk penggunaan yang tepat teknologi informasi dan komunikasi oleh ketiga pihak tersebut [3]. Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki dasar dalam pelaksanaan Musrenbang, baik berupa undang-undang, peraturan daerah, peraturan walikota, maupun buku panduan pelaksanaan Musrenbang yang disusun tiap tahun. Infrastruktur berupa akses intranet maupun internet sudah tersedia dengan baik pada Pemerintah Kota Yogyakarta. Selain itu, masyarakat Kota Yogyakarta sudah terbiasa berinteraksi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta antara lain melalui media online yaitu UPIK (Unit Pengaduan Informasi dan Keluhan). SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sudah terbiasa berkolaborasi dalam menjawab keluhan maupun permintaan informasi dari warga melalui UPIK. Musrenbang sebagai sarana warga untuk berpartisipasi dalam usulan pembangunan melalui integrasi e-governance dengan teknologi informasi dan komunikasi tidak lepas dari konsep e-participation. Beberapa definisi e- participation adalah sebagai berikut:

a. e-participation sebagai tipe khusus layanan e-government yang didalamnya e-participation tersedia pada situs web pemerintah atau sebagai bagian dari layanan e-government yang dijalankan oleh instansi pemerintah. b. e-participation sebagai penggunaan teknologi web untuk memberikan informasi dalam mendorong "bottom-up" sebagai upaya untuk memberdayakan warga negara untuk mendapatkan dukungan mereka. c. e-participation sebagai aplikasi e-government yang dirancang untuk mempromosikan partisipasi warga dimulai pada agenda pengaturan kebijakan dan membangun komunitas online, menyediakan kesempatan warga negara untuk mendiskusikan agenda kebijakan dengan orang lain dan dengan lembaga pemerintah [4]. Keberhasilan pelaksanaan Musrenbang tidak lepas dari aspek partisipasi masyarakat. Ann Macintosh mengidentifikasi tiga tingkat partisipasi, yang sesuai dengan model OECD, dan selanjutnya menentukan kegiatan dalam masingmasing: a. e-enabling, yang meliputi aksesibilitas dan pemahaman (informasi); b. e-engaging, yang membutuhkan konsultasi khalayak yang lebih luas untuk memungkinkan kontribusi lebih dalam dan mendukung debat deliberatif pada isu-isu kebijakan (konsultasi); dan c. e-empowering, memberikan kesempatan bagi warga negara untuk mempengaruhi dan berpartisipasi dalam perumusan kebijakan dan desain layanan (partisipasi) [5]. Saat ini pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) pada Pemerintah Kota Yogyakarta masih manual. Masyarakat umum terkendala dalam menyampaikan usulan secara langsung dan memantau usulan mereka secara real time. Proses rekapitulasi usulan Musrenbang sering terkendala oleh format file yang tidak seragam. Format yang berbeda membuat proses rekapitulasi usulan memakan waktu lama dan rentan terhadap kesalahan. Informasi terkait aturan, pelaksanaan, agenda dan hasil musyawarah perencanaan pembangunan belum terinformasikan dengan baik. Untuk itu diperlukan

mekanisme Musrenbang dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan Musrenbang pada Pemerintah Kota Yogyakarta. 1.2 Perumusan masalah Dari uraian di atas dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut: 1. Belum ada sarana untuk menyalurkan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) secara online. 2. Belum ada sarana untuk memantau usulan masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) secara online. 3. Belum ada sarana untuk mengelola usulan dan hasil musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. 1.3 Keaslian penelitian Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan terkait Musrenbang maupun e-participation. Penelitian yang dilakukan oleh Tunjungsari [6], dalam disertasi yang berjudul Model Pengambilan Keputusan Partisipatoris untuk e-participation dengan Pendekatan Sociotechnical (Studi Kasus: Musrenbang), penelitian ini mengusulkan model participatory group decision making untuk e-participation dan mengembangkan purwarupa Participatory-GDSS sebagai tool untuk menguji model usulan. Sumardin [7], dalam tesis yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan. Penelitian ini terkait analisis dan desain sistem informasi untuk menangani proses perencanaan pembangunan daerah agar berjalan secara optimal dan memenuhi sasaran pembangunan sesuai skala prioritas pencapaian. Abdillah [8], dalam tesis yang berjudul Rancang Bangun Manajemen Transaksi Pada Basis Data Terdistribusi Berbasis Web Service Untuk Aplikasi

Musrenbang (Studi Kasus : Kantor Desa Bulila Kecamatan Telaga). Penelitian ini mengenai perancangan dan pembangunan sebuah aplikasi yang dapat melakukan manajemen transaksi untuk distribusi data hasil Musrenbang ke kecamatan dan SKPD pembina service. Stieglitz dan Brockmann [9], dalam penelitian berjudul The Impact of Smartphones on e-participation. Penelitian ini memahami dampak dari pertumbuhan difusi smartphone di kalangan politisi pada proses e-participation. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan smartphone berdampak positif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Dari penelitian sebelumnya terkait Musrenbang dan e-participation, penelitian ini akan mengembangkan purwarupa sistem informasi musyawarah perencanaan pembangunan secara elektronik atau e-musrenbang pada Pemerintah Kota Yogyakarta dengan menggunakan responsive web design dan content management system (CMS) serta aplikasi mobile berbasis Android sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam memantau usulan pembangunan serta sebagai sarana Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengelola usulan dan hasil Musrenbang secara baik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ringkasan keaslian penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya dijelaskan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Ringkasan keaslian penelitian Pengembangan Sistem Informasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan Rancang Bangun Manajemen Transaksi Pada Basis Data Terdistribusi Berbasis Web Service Untuk Aplikasi Musrenbang (Studi Kasus : Kantor Desa Bulila Kecamatan Telaga) The Impact of Smartphones on e- participation A. Sumardin (2012) Tajuddin Abdillah, S.Kom. (2011) Stefan Stieglitz dan Tobias Brockmann (2013) model usulan Mengembangkan Sistem Informasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan Perancangan dan pembangunan sebuah aplikasi yang dapat melakukan manajemen transaksi untuk distribusi data hasil Musrenbang ke kecamatan dan SKPD pembina service Memahami dampak dari pertumbuhan difusi smartphone di kalangan politisi pada proses e- participation Judul Penelitian Peneliti Tujuan Penelitian Model Pengambilan Vitri Membuat model Keputusan Tunjungsari participatory Partisipatoris untuk (2012) group decision e-participation making untuk e- dengan Pendekatan participation dan Sociotechnical (Studi pengembangan Kasus: Musrenbang) purwarupa Participatory- GDSS berbasis web digunakan sebagai tool untuk menguji Metode Penelitian Model sociotechnical, yaitu: trust model dan pencapaian konsensus dan diuji dengan pengembangan purwarupa Participatory- GDSS berbasis web Analisis dan desain sistem informasi Perancangan dan pembangunan aplikasi manajemen transaksi terdistribusi service Interview dan survei online Hasil Penelitian Model participatory group decision making untuk e- Participation dan purwarupa Participatory- GDSS berbasis web Sistem Informasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan berbasis web Aplikasi dekstop untuk distribusi data hasil Musrenbang ke kecamatan dan SKPD pembina service Smartphone meningkatkan intensitas dialog antara politisi dan warga negara berdasarkan pada media sosial serta tingkat e- participation tumbuh dengan penggunaan media sosial dan perangkat mobile

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan purwarupa sistem informasi yang berguna untuk: 1. Memfasilitasi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi melalui mekanisme Musrenbang secara online. 2. Memantau usulan masyarakat melalui mekanisme Musrenbang secara online. 3. Mengelola usulan beserta hasil musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan media penyampaian dan monitoring usulan pembangunan warga Kota Yogyakarta melalui media elektronik berupa website dan aplikasi mobile berbasis Android. 2. Memberikan model tata kelola yang baik terhadap perencanaan pembangunan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, kepercayaan dan akuntabilitas Pemerintah Kota Yogyakarta melalui penerapan e- Goverment salah satunya dengan e-musrenbang. 4. Meningkatkan partisipasi, kesadaran dan pemberdayaan warga khususnya terhadap perencanaan pembangunan di Kota Yogyakarta.