ANALISIS FLUKTUATIF SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS 2013

dokumen-dokumen yang mirip
SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013

TINGKAT SERANGAN HAMA PBK PADA KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP dan Endang Hidayanti, SP

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

ANCAMAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS Oleh; Effendi WIbowo, SP dan Fitri Yuniarti, SP

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

SERANGAN RHYNCOPHORUS FERRUGENIUS DI WILAYAH JAWA TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

P E N U T U P P E N U T U P

KEBUN GELAP OPT SENANG KEBUN TERANG OPT HILANG. Oleh: Erna Zahro in

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

SERANGAN PENGGEREK BATANG TEBU Chilo sacchariphagus DI SENTRA TEBU JAWA TIMUR. Oleh: Erna Zahro in,sp dan Effendi Wibowo,SP

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

Penyebaran Busuk Buah Kakao di Wilayah Kerja BBPPTP Surabaya. Oleh: Feny Ernawati, SP dan Effendi Wibowo, SP POPT Pertama BBPPTP Surabaya

SERANGAN BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH (BPKC) DI JAWA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2014

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

SERANGAN BUSUK BUAH (Phytophthora palmivora) DI JAWA TIMUR Oleh: Tri Rejeki, SP. dan Yudi Yuliyanto, SP.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

UPAH MINIMUM KABUPATENIKOTA DI JA WA TlMUR TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia


BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen. DI SENTRA PERKEBUNAN KAKAO JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BABAK SEMIFINAL KMNR 12 RAYON SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Gambar 1. Peta Prakiraan Cuaca Hujan Mei 2018 (Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II)

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN JAWA TIMUR. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

TABEL II.B.1. KEGIATAN ANEKA USAHA KEHUTANAN DI KABUPATEN/ KOTA TAHUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

BERITA RESMI STATISTIK

RENCANA KERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010

Gambar 3.16 Layer Jalan Kali Jatim Gambar 3.17 Atribut Tabel Jalan Kali Gambar 3.18 Layer layanan TV Gambar 3.

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

RENCANA PENGADAAN BARANG/JASA SUMBER DANA : DPA APBD SKPD DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

Transkripsi:

ANALISIS FLUKTUATIF SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS 2013 Oleh ; Effendi Wibowo, SP dan Erna Zahro in, SP PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO Busuk buah (pod rot )merupakan penyakit terpenting dalam budidaya kakao di Indonesia. Kerugian yang ditimbulkan berkisar antara 26-50% (Semangun, 2000). Penyakit ini dapat menyerang pada berbagai umur buah, sejak buah masih kecil sampai menjelang masak. Warna buah akan berubah umumnya dari ujung buah atau dekat tangkai yang dengan cepat akan meluas keseluruh buah, dan buah akan membusuk dalam waktu 14-22 hari (Purwantara,1992 dalam Semangun,2000). Buah menjadi hitam, dan pada serangan berat jamur akan masuk kedalam buah yang mengakibatkan biji kakao juga membusuk. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora(butl.). PENGARUH CUACA TERHADAP TINGKAT SERANGAN PENYAKIT Wilayah Jawa Timur pada bulan agustus ini umumnya mengalami musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bahwa untuk tingkat ketersediaan air pada wilayah dibagi menjadi tiga, yaitu aman, sedang, dan kurang. Wilayah yang memiliki tingkat ketersediaan air sedang yaitu Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Kediri, Nganjuk, Bojonegoro, Jombang, Lamongan, Tuban, Gresik, Kodya Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi, sedangkan wilayah yang memiliki ketersediaan air kurang yaitu Bojonegoro, Lumajang, Banyuwangi, dan Sumenep. Kondisi iklim sangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit busuk buah kakao. Kelembaban yang tinggi akan membantu pembentukan spora dan meningkatkan infeksi, infeksi hanya dapat terjadi kalau pada permukaan buah terdapat air. Hal ini dapat berasal dari air hujan, tetapi dapat

juga terjadi karena pengembunan uap air pada permukaan buah (Purwantara dan Pawirosoemardjo, 1990). Serangan busuk buah kakao di Jawa Timur masih menunjukkan tingkat serangan yang tinggi pada beberapa wilayah, seperti pada peta serangan berikut: Peta tingkat serangan P. palmivora diwilayah Jawa Timur Kabupaten yang memiliki tingkat serangan tinggi yaitu Malang, Jombang dan Banyuwangi., sedangkan yang memiliki tingkat serangan sedang adalah Ngawi, Magetan, Kediri, dan Mojokerto. Kabupaten Jombang termasuk dalam kategori wilayah yang memiliki ketersediaan air sedang, tetapi pada bulan agustus ini tingkat serangan busuk buah kakao di kecamatan Wonosalam masuk kategori tingkat serangan tinggi, sedangkan kecamatan Bareng dan Ngoro pada tingkat sedang. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya sanitasi (pemangkasan) dan perawatan tanaman. Kebun terlalu rimbun sehingga kelembaban cenderung tinggi karena sinar matahari tidak bias masuk menembus kebun. Selain itu pemangkasan terhadap tanaman pelindung juga harus dilakukan secara rutin. Jika kondisi kebun lembab, hal ini mengakibatkan jamur P. palmivora berkembang dengan baik. Gambar : Peta tingkat serangan P. palmivora di Kabupaten Jombang Selain Jombang,serangan tinggi juga terjadi di Malang yaitu di kecamatan Kasembon, Ngantang, Wonosari, Kalipare, Donomulyo, Ponco kusumo, Wajak, Tirtoyudo dan Sumbermanjing.

Gambar : Peta tingkat serangan Phytophthora palmivora Pada Kabupaten Malang Wilayah Kecamatan Kasembon Kab Malang berbatasan langsung dengan Kecamatan Wonosalam Kab. Jombang. Berdasarkan data pengamatan, kedua kecamatan ini memiliki tingkat serangan tinggi, begitupula kecamatan Ngantang yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kasembon juga menunjukkan tingkat serangan tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada ketiga kecamatan tersebut merupakan daerah endemis serangan penyakit busuk buah kakao. Sebagai peringatan, perlu waspada untuk wilayah- wilayah yang berbatasan langsung dengan ketiga kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Kepung,dan Kandangan di Kab. Kediri sedang di Kab. Mojokerto kecamatan yang berbatasan langsung adalah kecamatan Jatirejo. Kecamatan Wilayah sebelah barat kabupaten Malang, berbatasan langsung dengan kabupaten Blitar yaitu kecamatan Wlingi dan Dok, memiliki tingkat serangan sedang dan perlu waspada untuk kecamatan Selorejo, Kesamben, Binangun dan Wates, yang masih pada kategori aman, karena berbatasan langsung dengan daerah endemic, tidak menutup kemungkinan akan terjadi serangan juga. Pada sebelah timur kabupaten Malang berbatasan langsung dengan kabupaten Pasuruan yaitu pada kecamatan Pasrujambe, Senduro dan Tempusari tiga wilayah ini sudah endemik serangan busuk buah kakao, pada tingkat serangan tinggi. Sedangkan

Kecamatan Pronojjiwo tingkat serangan sedang, hal ini dikhawatirkan terjadi endemic karena diapit beberapa kecamatan yang mempunyai tingkat serangan tinggi. Hampir semua wilayah perkebunan kakao di Kabupaten Banyuwangi terdapat serangan penyakit busuk buah kakao dengan tingkat serangan tinggi, seperti pada gambar di bawah ini Gambar : Peta tingkat serangan P. palmivora Pada Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi memiliki tingkat ketersedian air sedang,sedangkan tingkat serangan penyakit busuk buah hamper merata disemua wilayah yang membudidayakan kakao. Hal ini diduga perkembangan penyakit dipengaruhi oleh letak kabupaten Banyuwangi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga angin malam yang menuju ke darat membawa uap air cukup tinggi, sehingga menyebabkan kelembababan yang tinggi pula. Perlu di waspadai pada sebelah barat Kabupaten Banyuwangi yakni Kabupaten Jember, dan sebelah Utara Banyuwangi yang berbatasan dengan kabupaten Bondowoso, yakni pada Kecamatan Sempol, agar petani menjaga kebersihan kebun agar penyakit busuk buah tidak menyebar diwilayahnya. PENGELOLAAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO Pengelolaan Penyakit Busuk Buah Kakao ini dapat dilakukan dengan cara;

1. Mengurangi kelembaban kebun, dengan cara sanitasi yang baik, meliputi perbaikan drainase, pemangkasan, pengaturan pohon pelindung dan pengendalian gulma. 2. Memanen buah yang masak secara teratur, missal seminggu sekali sambil membersihkan buah sakit. Buah sakit dipendam cukup dalam, paling sedikit tertutup tanah setebal 10cm. 3. Mengubur seresah kulit kakao ke dalam rorak. 4. Penyemprotan dengan Fungisida yang mengandung tembaga, atau protektan yang mengandung asam fosfit, Mankozep, dll. 5. Pada beberapa kajian, pemanfaatan jamur Trichoderma yang dikompositkan dalam pupuk kandang mampu mengurangi tingkat serangan penyakit oleh jamur P. palmivora. 6. Pada daerah-daerah waspada yang tersebut diatas, pembinaan dan bimbingan pada kelompok tani perlu di tingkatkan, dalam menghadapi ancaman penyakit busuk buah. 7. Perlunya pemahaman pengelolaan penyakit, agar terhindar dari ancaman penyakit busuk buah kakao. DAFTAR PUSTAKA Pawirosoemardjo, S dan A Purwantara.1989, Gejala penyakit Vascular streak dieback pada tanaman kakao di Indonesia. Menara Perkebunan. Hal 57 (3), 74-78 Semangun, H.2000. Penyakit penyakit Tanaman perkebunan di Indonesia.Gadjah mada university press. Yogyakarta.