Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

dokumen-dokumen yang mirip
Kejahatan Mayantara (Cybercrime)

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK [LN 2008/58, TLN 4843]

Definisi Cybercrime. Disusun untuk memenuhi tugas ke I, MK. Kejahatan Komputer (Dosen Pengampu : Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom)

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

Teknik Informatika S1

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

Pertemuan ke 2 Hendra Di Kesuma, S.Kom., M.Cs. Sistem Informasi STMIK BINA NUSANTARA JAYA

Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan Jenis kejahatan konvensional : Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

cybercrime Kriminalitas dunia maya ( cybercrime

Cyber Crime. Ade Sarah H., M.Kom

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

Pelanggaran Hak Cipta

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


CYBERCRIME & CYBERLAW

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Penerapan Pancasila dalam Dunia Maya

FUNGSI HUKUM MENGHADAPI TRANSFORMASI SOSIAL DUNIA MAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

Pengantar Teknologi Informasi

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

Indonesia termasuk negara yang tertinggal dalam hal pengaturan undang-undang ite. UU yang mengatur ITE di Indonesia dikenal denga

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

BAB III TINJAUAN UMUM CYBER CRIME. dalam kehidupan masyarakat itu berada. Kejahatan merupakan cap atau

Cybercrime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. cybercrime dapat didefinisikan sebagai perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/19/2015 nts/epk/ti-uajm 2

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

Keamanan Sistem Informasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

CYBER LAW & CYBER CRIME

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN CYBERCRIME (CRIMINAL LAW POLICY IN PREVENTING CYBERCRIME)

PENGERTIAN CYBER CRIME

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PENGATURAN TINDAK PIDANA MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

BIODATA SINGKAT : PENDIDIKAN : : CATUR HARI SANTOSA, SH, MH TEMPAT & TGL LAHIR : BANDUNG, 01 JANUARI 1972 NRP : : KOMISARIS POLISI

Pembahasan : 1. Definisi Cybercrime 2. Karakteristik Cybercrime 3. Bentuk-Bentuk Cybercrime

Implementasi UU ITE unt Mencegah Hoax di Media Sosial dlm Mewujudkan Keadilan & Ketertiban Umum

BAB II PENGATURAN KEJAHATAN INTERNET DALAM BEBERAPA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku

Modus Kejahatan dalam Teknologi Informasi

P10 Kejahatan Komputer. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Widaningsih 1 Abstrak

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

Dampak Sosial e-commerce

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

KOMPUTER DAN MASYARAKAT. Mia Fitriawati S.Kom

CONTOH KASUS CYBER CRIME (KEJAHATAN DI DUNIA MAYA)

Makalah Etika Profesi TI Illegal Content dan Data Forgery

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perpustakaan LAFAI

Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU no.11/2008 Inf Transaksi Elk Pertemuan ke-8

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mewujukan Netizen Cilik yang Berbudaya Bali

Bab 2 Etika, Privasi

15 Februari apa isi rpm konten

There are no translations available.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

CYBER CRIME : KENALI, ANTISIPASI Norma Sari, S.H.,M.Hum.

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/30/2014 nts/epk/ti-uajm 2

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CYBER CRIME. jaringan komputer atau keamanan informasi berbasis internet dalam era global ini,

UNDANG - UNDANG INFORMASI dan TRANSAKSI ELEKTRONIK

ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL

MENGENAL CARDING. Taufan Aditya Pratama. Abstrak. Pendahuluan.

Tugas I Keamanan Sistem Informasi

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Balikpapan, 19 Agustus

REVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP HOAX

Pertemuan 4 CYBERCRIME

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PROSPEK BISNIS KONTEN PASCA PP 82 TAHUN 2012

Transkripsi:

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III Tema : Kejahatan Multimedia di Media Sosial @HOM Platinum Hotel Yogyakarta, 17 Nopember 2015 Dr. Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom, M.Pd, CEH, CHFI wahyudi@bsi.ac.id 0811 959 851

Profesi Bidang TIK Data Entry Operator Programmer Sistem Analis Sales Komputer Guru/Dosen Server Administrator Database Administrator Web Programmer Web Master Web Content Manager Web Designer GUI Designer Multimedia Designer Hardware Engineer Software Engineer Network Infrastucture Network Engineer Network Security Digital Forensic IT Forensic IT Consultant

Laporan IDSIRTII 2013 Hasil pemantauan & deteksi serang oleh IDSIRTII Periode Bulan Januari s/d September 2013 : Jumlah serangan Tingkat keseriusan Port target Jenis serangan Asal serangan Tujuan serangan : 42 Juta (155.555/hari) : 81% Sangat Berbahaya : 1434 (Microsoft SQL) : Metode SQL : Indonesia : Indonesia

Etika??? Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) merumuskan pengertian etika dlm 3 arti sbb : 1.Ilmu tentang apa yg baik & yg buruk, tentang hak & kewajiban moral 2.Kumpulan asas/nilai yg berkenaan dgn akhlak 3.Nilai mengenai benar & salah yg dianut masyarakat

Cyber Crime??? Andi Hamzah dlm bukunya Aspek-aspek Pidana di Bidang Komputer (1989) mengartikan Cybercrime : Kejahatan di bidang komputer secara umum dpt diartikan sbg penggunaan komputer secara ilegal

Cyber Crime??? (Lanjutan) Cyber Crime dpt dirumuskan sbg perbuatan melawan hukum yg dilakukan dgn memakai jaringan komputer sbg sarana / alat atau komputer sbg objek, baik unt memperoleh keuntungan ataupun tdk, dgn merugikan pihak lain

Modus Operandi Cyber Crime 1. Unauthorized Access to Computer System & Service Kejahatan ini dilakukan dgn memasuki / menyusup ke dlm suatu sistem jaringan komputer secara tdk sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer

Modus Operandi Cyber Crime (Lanjutan) 2. Illegal Contents Kejahatan ini dilakukan dgn memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yg tdk benar, tdk etis, & dpt dianggap melanggar hukum / mengganggu ketertiban umum. Contoh : Penyebaran berita bohong, pornografi, pemuatan suatu informasi yg merupakan rahasia negara, menghasut unt melawan pemerintahan yg sah, dll

Modus Operandi Cybercrime (Lanjutan) 3. Pemalsuan Data (Data Forgery) Merupakan kejahatan dgn memalsukan data pd dokumen penting yg tersimpan sbg scripless document melalui Internet Biasanya ditujukan pd dokumen e-commerce dgn membuat seolah-olah terjadi salah ketik yg pd akhirnya akan menguntungkan pelaku, karena korban akan memasukkan data pribadi & nomor kartu kredit yg dpt saja disalah gunakan

Modus Operandi Cybercrime (Lanjutan) 4. Cyber Espionage Merupakan kejahatan yg memanfaatkan jaringan Internet unt melakukan kegiatan mata-mata thd pihak lain, dgn memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran Kejahatan ini biasanya ditujukan thd saingan bisnis yg dokumen ataupun database-nya tersimpan dlm suatu sistem komputer

Modus Operandi Cybercrime (Lanjutan) 5. Cyber Sabotage & Extortion Kejahatan ini dilakukan dgn membuat gangguan, perusakan / penghancuran thd suatu data, prog. komputer / sistem jaringan komputer yg terhub. dgn Internet Biasanyanya dilakukan dgn menyusupkan suatu logic bomb, virus ataupun prog. tertentu, sehingga data, prog. komputer / sistem jaringan komputer tdk dpt digunakan, tdk berjalan sebagaimana mestinya / berjalan sebagaimana yg dikehendaki oleh pelaku

Modus Operandi Cybercrime (Lanjutan) 6. Pelanggaran thd HKI (Offense Against Intellectual Property) Kejahatan ini ditujukan thd HKI yg dimiliki pihak lain di Internet. Contoh : Peniruan tampilan pd laman milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di Internet yg ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dsb

Modus Operandi Cybercrime (Lanjutan) 7. Pelanggaran Privasi (Infringements of Privacy) Kejahatan ini biasanya ditujukan thd keterangan pribadi seseorang yg tersimpan pd formulir data pribadi yg tersimpan pd suatu sistem informasi, yg apabila diketahui oleh orang lain maka dpt merugikan korban secara materil maupun immateril Contoh : Nomor Kartu Kredit, PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi, dsb

Perbuatan yang Dilarang (UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE Pasal 27 s/d 35) Pasal 27 Ayat 1 s/d 4 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dpt diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yg ang memiliki muatan yg melanggar kesusilaan (Ayat 1), perjudian (Ayat 2), penghinaan dan atau pencemaran nama baik (Ayat 3) & pemerasan dan/atau pengancaman (Ayat 4) Pasal 45 Ayat 1 (ancaman) : Pidana penjara mak. 6 th dan/atau denda mak. Rp. 1 M

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 28 Ayat 1 & 2 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak menyebarkan berita bohong & menyesatkan yg mengakibatkan kerugian konsumen dlm transaksi elektronik & informasi yg ditujukan unt menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan / atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas SARA Pasal 45 Ayat 2 (ancaman) : Pidana penjara mak. 6 th dan / atau denda mak. Rp. 1 M

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 29 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Pasal 45 Ayat 3 (ancaman) : Pidana penjara mak. 12 th dan / atau denda mak. Rp. 2 M

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 30 Ayat 1 s/d 3 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan / atau sistem elektronik milik org lain dgn cara apapun, dgn tujuan unt memperoleh informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik dgn cara apapun dgn melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan. Pasal 46 Ayat 1 s/d 3 (ancaman) : Pidana penjara mak. 6 s/d 8 th dan / atau denda mak. Rp. 600 s/d 800 Juta

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 31 Ayat 1 s/d 3 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak / melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik dlm suatu komputer dan / atau sistem elektronik tertentu milik org lain, baik yg tdk menyebabkan / adanya perubahan, kenghilangan, dan / atau penghentian informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik yg sedang ditransmisikan. Terkecuali intersepsi dilakukan dlm rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan / atau institusi penegak hukum lainnya yg ditetapkan berdasarkan UU

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 47 Ayat 1 s/d 3 (ancaman) : Pidana penjara mak. 10 th dan / atau denda mak. Rp. 800 Juta

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 32 Ayat 1 s/d 3 (Lanjutan) Setiap org dgn sengaja & tanpa hak atau melawan hukum dgn cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik milik orang lain atau milik publik yg mengakibatkan terbukanya suatu informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik yg bersifat rahasia menjadi dpt diakses oleh publik dgn keutuhan data yg tdk sebagaimana mestinya, & memindahkan atau mentransfer informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik kpd sistem elektronik org lain yg berhak

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 33 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apapun yg berakibat terganggunya sistem elektronik dan / atau mengakibatkan sistem elektronik menjadi tdk bekerja sebagaimana mestinya. Pasal 49 (ancaman) : Pidana penjara mak. 10 th dan / atau denda mak. Rp. 10 M

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 34 Ayat 1 s/d 2 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan unt digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki : H/W & S/W komputer yg dirancang atau secara khusus dikembangkan & sandi lewat komputer, kode akses, atau hal yg sejenis dgn itu yg ditujukan agar sistem elektronik menjadi dpt diakses dgn tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 s/d Pasal 33.

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Terkecuali melakukan kegiatan penelitian, pengujian sistem elektronik, unt perlindungan sistem elektronik itu sendiri secara sah & tdk melawan hukum Pasal 50 (ancaman) : Pidana penjara mak. 10 th dan / atau denda mak. Rp. 10 M

Perbuatan yang Dilarang (Lanjutan) Pasal 35 Setiap org dgn sengaja & tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik dgn tujuan agar informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik tsb dianggap seolah-olah data yg otentik. Pasal 51 (ancaman) : Pidana penjara mak. 12 th dan/atau denda mak. Rp. 12 M

Penegakan Hukum Positif Beberapa hukum positif lain yg berlaku umum & dpt dikenakan bagi para pelaku cyber crime. Terutama unt kasus-kasus yg menggunakan komputer sbg sarana, antara lain : 1.KUHP 2.UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 3.UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi 4.UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan