I. PENDAHULUAN. sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan. administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 36 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 861 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI BULUNGAN. Jalan Jelarai Tanjung Selor Kaltim, Telp. (0552) , Fax (0552) 21009

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG DISPENSASI PENCATATAN KELAHIRAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI C.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

TENTANG BUPATI PATI,

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAYANAN DI KELURAHAN DAN KECAMATAN KOTA YOGYAKARTA

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Repub

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 7 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMBAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Registrasi atau pencatatan penduduk sangat penting dalam upaya menertibkan administrasi kependudukan. Pembangunan administrasi kependudukan sebagai sebuah sistem merupakan bagian dari administrasi pemerintahan dan administrasi Negara dalam memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk. Perlindungan tersebut berupa pelayanan publik melalui penerbitan dokumen kependudukan seperti akta kelahiran. Undang Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, seluruh masyarakat wajib membuat akta kelahiran. Selain syarat bagi anak yang masuk sekolah, juga terdapat program nomor induk kependudukan (NIK) nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Anak Bab V Kedudukan Anak Bagian Kesatu Identitas Anak : Pasal 27 (1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya. (2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran.

2 (3) Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan atau membantu proses kelahiran. (4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang menemukannya. Pasal 28 (1) Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab (2) Pemerintah yang dalam pelaksanaannya diselenggarakan serendahrendahnya pada tingkat kelurahan/desa. (3) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diajukannya permohonan. (4) Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dikenai biaya. (5) Ketentuan mengenai tata cara dan syarat-syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, diatur dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 27 ayat 1 dan 2 di jelaskan bahwa Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran. Sesuai dengan yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi negara kita pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden Nomor 36, dalam pasal 7 dinyatakan bahwa anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh kewarganegaraan dan sejauh memungkinkan, berhak mengetahui dan dipelihara oleh orang tuanya. Dasar Hukum Pelaporan Kelahiran : Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007

3 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Perda Nomor 19 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, Perda Nomor 20 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dari pasal ini bahwa Akta Kelahiran ini sangat penting karena setiap anak harus mempunyai akta kelahiran untuk kehidupanya tetapi banyak faktor yang mempengaruhi warga desa sumberagung dalam membuat akta kelahiran. Dalam kehidupan sehari-hari, akta kelahiran ini berguna dalam mengurus halhal yang sifatnya administrasi yang meminta informasi mengenai orang tua, misalnya : syarat untuk sekolah, membuat identitas lain, seperti Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk (KTP), mencari pekerjaan, menikah, dan Melihat kegunaan akta kelahiran sebagai akses untuk mendapatkan pemenuhan dan perlindungan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya maka jika terdapat sebagian penduduk yang tidak memiliki dokumen ini, berarti mereka terhambat untuk mengeyam hak asasinya. Akta kelahiran merupakan salah satu bukti kewarganegaraan seseorang, Akta kelahiran disebut juga dokumen pengakuan resmi orang tua kepada anaknya dan negara. Akta kelahiran berisi identitas anak yang dilahirkan, yaitu nama, tanggal lahir, nama orang tua serta tanda tangan pejabat yang berwenang. Pejabat yang mengurus akta kelahiran adalah dari RT, Sekretaris Desa, Kepala Desa, Kantor Kelurahan, Kantor Kecamatan, Kantor Catatan Sipil dan Dinas

4 Kependudukan. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Artinya kepemilikan Akta Kelahiran adalah hak setiap warganegara dan negara melalui pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin terlaksananya hak tersebut. Akta kelahiran dicatat dan disimpan di Kantor Catatan Sipil Dan Kependudukan. Akta kelahiran juga mempunyai arti penting bagi diri seorang anak, tentang kepastian hukum si anak itu tersendiri. Kelahiran peristiwa hukum yang sangat berarti bagi manusia. Hukum harus memfalisitasi karena berhubungan dengan perlindungan hak pada setiap diri individu. Hal ini berkaitan bahwa hukum mempunyai fungsi yang ideal untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, tentang penyelenggaraan akta kelahiran dimasukkan dalam kegiatan sipil. Realitanya keinginan sebagian penduduk untuk memiliki akta kelahiran sering kali mendapatkan hambatan karena biaya pembuatannya yang mahal, persyaratannya banyak, prosesnya lama dan panjang, atau hambatan yang sifatnya menyangkut keturunan seseorang (genealogis). Kewajiban Negara untuk menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum nasional. Kesulitan dalam pembuatan akta kelahiran disebabkan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, yaitu Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingya akta kelahiran. Faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar diri individu, yaitu Sosialisasi pentingnya akta kelahiran dari pemerintah rendah dikarenakan sosialisasi dari pemerintah belum tepat dalam mensosialisasikan

5 kepada warga desa bahwa kegunaan akta kelahiran sangat penting supaya banyak warga yang membuat Akta Kelahiran. Dalam Kepemilikan Akta Kelahiran warga desa Sumberagung dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Data Penduduk Desa Sumberagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tentang Kepemilikan Akta Kelahiran Tahun 2011. No Nama Kelurahan (RT) PENDUDUK JUMLAH Jumlah KK Jumlah Kepemilikan Akta Kelahiran L P L + P Mempunyai Tidak mempunyai 1 RT 01 898 664 1562 434 1052 250 2 RT 02 713 752 1465 320 849 265 3 RT 03 553 599 1152 271 758 235 4 RT 04 687 732 1419 365 924 253 JUMLAH 2851 2747 5598 1390 3583 1002 Sumber : Monografi Desa Sumberagung, Tahun 2011 Dari tabel di atas sangatlah jelas sekali bahwa masih banyak dari sebagian masyarakat yang belum mempunyai Akta Kelahiran terutama pada RT 02 masih banyak yang belum mempunyai akta kelahiran, sedangkan Ketentuan tentang Kepemilikan Akta Kelahiran sudah diatur di dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, seluruh masyarakat wajib membuat akta kelahiran. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan penelitian secara sistematis mengenai Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat di klarifikasi, masalah sebagai berikut : 1. Sosialisasi pentingnya akta kelahiran dari pemerintah rendah berpengaruh terhadap rendahnya masyarakat dalam pembuatan akta kelahiran 2. Minimnya pengetahuan warga desa tentang pentingnya akta kelahiran di masyarakat 3. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Akta Kelahiran 4. Dalam Pembuatan Akta Kelahiran masih memberikan persyaratan dan pelayanan yang sangat rumit oleh instansi kelurahan Identifikasi dalam penelitian ini akan dapat indikasi bahwa dalam pembuatan akta kelahiran banyak dipengaruhi oleh Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat permasalahan dibatasi dalam penelitian pada Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011.

7 D. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka yang menjadi permasalahan untuk dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah Pengaruh Sosialisasi Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 2. Adakah Pengaruh Pengetahuan Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 3. Adakah Pengaruh Sosialisasi Dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011.

8 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoretis Penelitian ini secara teoretis mengembangkan konsep-konsep pendidikan, khususnya PKn Khususnya yang mengkaji tentang Pendidikan Kewarganegaraan tentang Undang-undang Kependudukan dan Undang-undang Perlindungan anak. Hal ini berkaitan pada tinjauan tentang sosialisasi dan pengetahuan warga dalam pembuatan akta kelahiran agar masyarakat mengetahui dan sadar akan pentingnya akta kelahiran bagi kehidupan bermasyarakat, secara khusus membahas Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. b. Kegunaan Praktis 1. Penelitian ini merupakan Suplemen bagi guru-guru PKn ditingkat Sekolah Menengah Pertama menjelaskan tentang Hak perlindungan anak pada Undang-undang nomor 23 Tahun 2003 pasal 27 dan 28 dalam Materi Pokok Bahasan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang dibahas dikelas VII (Tujuh) SMP semester II (Dua). 2. Hasil Penelitian ini diharapkan memberikan pemikiran dan pengembangan ilmu pendidikan Hak Asasi Manusia (HAM)

9 tentang Undang-undang Kependudukan dan Undang-undang Perlindungan anak di Desa Sumberagung Dalam rangka memberikan pemahaman, sekaligus memberikan pembekalan kepada masyarakat tentang pentingya masyarakat membuat akta kelahiran. F. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan dan kegunaan penelitian, maka diperoleh informasi mengenai Pengaruh sosialisasi dan pengetahuan warga desa terhadap peningkatan jumlah anggota masyarakat yang membuat Akta Kelahiran. 1. Ruang Lingkup Materi dan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya PKn yang mengkaji tentang Hak Asasi Manusia (HAM), karena berkaitan dengan UU Perlindungan Anak yang berkaitan dengan sosialisasi dan pengetahuan masyarakat dalam membuat akta kelahiran, secara khusus membahas tentang Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. 2. Ruang Lingkup Subyek Subyek penelitian ini adalah Warga Desa Sumberagung RT 02/ RW 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011.

10 3. Ruang Lingkup Obyek Ruang Lingkup obyek penelitian ini yaitu Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Warga Desa Sumberagung Terhadap Peningkatan Jumlah Anggota Masyarakat Yang Membuat Akta Kelahiran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. 4. Ruang Lingkup Daerah Penelitian ini dilakukan di Desa Sumberagung RT 02/RW 02 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun 2011. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan tanggal 22 Juli 2011 oleh Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.