BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB II METODE PENELITIAN

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM EKSTRAK ETANOLIK DAUN BAYAM DURI (Amaranthus spinosus L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Pembuatan salep minyak atsiri daun jeruk limau (Citrus amblycarpa) dan uji stabilitas terhadap tipe basis yang digunakan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

FORMULASI SEDIAAN BALSEM DARI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum SanctumLinn) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro.

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

FORMULASI DAN UJI DAYA ANTIBAKTERI SALEP EKSTRAK DAUN JAMBU METE ( Anacardium occidentale L.) DENGAN VARIASI TIPE BASIS TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental laboratorium dan eksperimental survey.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian direncanakan di laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi FMIPA UNS. 2. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi pada penelitian ini digunakan salep ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) dalam berbagai tipe basis salep, yaitu : basis hidrokarbon, basis absorbsi, dan basis larut air. b. Sampel Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berupa beberapa tipe basis salep dan ekstrak yang diformulasikan di Laboratorium. 3. Variabel Penelitian a. Identifikasi variabel utama Variabel utama dalam penelitian ini adalah salep ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang dibuat dengan berbagai tipe basis yang berbeda, yaitu basis hidrokarbon, basis absorbsi, dan basis larut air. b. Klasifikasi variabel utama

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbedaan tipe basis ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) yaitu : tipe basis salep hidrokarbon, tipe basis salep absorbsi, dan tipe basis salep larut dalam air. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah cara penyarian simplisia, metode pembuatan ekstrak, metode pengujian sifat fisik dan sifat kimia salep. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kualitas sediaan salep yang terdiri dari sifat fisik salep (warna, bau, daya sebar, daya lekat,viskositas dan homogenitas) dan sifat kimia salep (ph). 4. Bahan dan Alat a. Bahan yang digunakan Bahan utama sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis. Bahan yang digunakan untuk penyarian serbuk kulit buah manggis dengan etanol 70% teknis (Brataco). Bahan kimia yang digunakan untuk pembuatan salep adalah vaselin flavum, adeps lanae (Brataco), aquadest yang diproduksi oleh laboratorium kimia UNS, polietilen glikol 400, polietilen glikol 4000, cera flava, minyak wijen, paraffinum liquidum (Brataco), nipagin, nipasol, BHT, natrium metabisulfit (Agung Jaya). b. Alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam penelitian pembuatan formulasi salep ekstrak kulit buah manggis ini adalah timbangan digital (Precisa balances

series), anak timbang, toples, mortir dan stamper, batang pengaduk, kertas perkamen, cawan porselin, sendok tanduk, penjepit kayu, water bath, pot salep, ph meter (Lutron ph 207), beker glass 250 ml (Pyrex), obyek glass, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 50 ml (Pyrex), kaca arloji, cawan petri, tabung reaksi, viskometer (VT04), penggaris, cawan petri, seperangkat alat uji daya lengket, mikroskop (Nikon). 5. Jalannya Penelitian a. Determinasi Tahap pertama penelitian ini adalah menetapkan kebenaran sampel buah manggis berkaitan dengan ciri ciri makroskopi buah manggis serta mencocokkan morfologis dari buah manggis terhadap kepustakaan. b. Pengambilan bahan Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah manggis (Garcinia mangostana Linn.) yang memiliki kualitas yang baik dan matang yang diperoleh dari Pasar Anyar, Surakarta. c. Pembuatan serbuk kulit buah manggis Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah buah manggis yang masih segar dicuci bersih dengan aliran air yang mengalir dan ditiriskan. Buah manggis yang sudah bersih disortasi basah dan ditimbang. Selanjutnya buah manggis dikupas, diambil kulitnya diiris-iris dengan ketebalan 1-3 mm, lalu dijemur di bawah sinar matahari dengan

ditutup kain hitam hingga kering. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk lalu diayak dengan ayakan 4/18. d. Pembuatan ekstrak etanol 70 % kulit buah manggis Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Metode ini dilakukan dengan cara serbuk kulit buah manggis dimasukkan ke dalam toples lalu ditambahkan etanol 70%, toples tersebut ditutup dengan rapat dan disimpan 24 jam dengan melakukan pengadukan secara berkala dan disimpan pada suhu ruangan. Filtrat disaring menggunakan kain flanel dan ditampung, setelah itu filtrat ditambahkan lagi pelarut etanol 70 %, sampai bahan tersebut terendam, hal ini dilakukan berulang-ulang sampai filtrat tidak berwarna. Filtrat kemudian dipekatkan dengan menggunakan water bath sehingga didapatkan ekstrak kental kulit buah manggis. 1) Perhitungan rendemen ekstrak Rendemen ekstrak dapat dihitung dengan cara jumlah bobot ekstrak yang diperoleh terhadap jumlah bobot simplisia awal, yang hasilnya dinyatakan dalam persen (Anonim, 2000 b ). 2) Pemeriksaan organoleptis Pemeriksaan terhadap bentuk, warna, rasa, dan bau dari ekstrak kulit buah manggis. e. Pembuatan salep ekstrak kulit buah manggis Pembuatan dimulai dengan menyiapkan semua alat yang dibutuhkan kemudian menimbang semua bahan yang diperlukan sesuai dengan

formula. Formulasi masing-masing sediaan tercantum dalam tabel I. Tabel I. Formulasi Salep dari Ekstrak Kulit buah Mnaggis dengan Basis Hidrokarbon, Serap Air, Larut Air Bahan F1 F2 F3 F1K F2K F3K Ektrak kulit buah manggis 4 4 4 - - - Vaselin album 86,34 - - 90 - - Parafin liq. 9,59 - - 9,93 - - Adeps lanae - 35,87 - - 37,37 - Cera flava - 14,35 - - 14,95 - Minyak wijen - 33,48 - - 34,88 - Aquadest - 11,95 - - 12,456 - PEG 400 - - 67,025 - - 69,7 PEG 4000 - - 28,725 - - 29,87 Nipagin - 0,15 0,15-0,15 0,15 Nipasol 0,05 - - 0,05 - - BHT 0,02 - - 0,02 - - Natrium Metabisulfit - 0,2 0,2-0,2 0,2 Total 100 100 100 100 100 100 Keterangan: F1 : Formula salep basis hidrokarbon F2 : Formula salep basis serap air F3 : Formula salep basis larut air F1K : Formula kontrol salep basis hidrokarbon F2K : Formula kontrol salep basis serap air F3K : Formula kontrol salep basis larut air 1) Pembuatan salep ekstrak kulit buah manggis dengan basis salep hidrokarbon Pembuatan sediaan salep dari ekstrak kulit buah manggis dengan bahan dasar salep hidrokarbon yaitu vaselin album ditambahkan parafin liquid dan dilebur di atas water bath

ditambahkan nipasol dan BHT, kemudian campuran dimasukkan ke dalam mortir panas dan diaduk sampai terbentuk konsistensi sediaan salep. Setelah terbentuk konsistensi salep ditambahkan ekstrak kulit buah manggis diaduk hingga homogen, lalu dimasukkan ke dalam pot salep. 2) Pembuatan salep ekstrak kulit buah manggis dengan basis salep absorbsi (serap air) Pembuatan sediaan salep dari ekstrak kulit buah manggis dengan bahan dasar salep serap air yaitu dengan membuat lanolin terlebih dahulu yaitu 75 bagian adeps lanae ditambahkan air 25 bagian dan diaduk hingga homogen. Nipagin dan natrium metabisulfit dilarutkan pada air yang digunakan pada pembuatan lanolin. Pembuatan unguentum simplex yaitu dengan cara cera flava 30 bagian dicampurkan minyak wijen 70 bagian kemudian dilebur diatas waterbath. Unguentum simplex yang telah dibuat dicampurkan dengan lanolin didalam mortir dan diaduk sampai homogen hingga terbentuk massa salep. Setelah itu, ditambahkan ekstrak kulit buah manggis dan diaduk hingga semua campuran homogen, lalu dimasukkan pada pot salep. 3) Pembuatan salep ekstrak kulit buah manggis dengan basis salep larut air. Pembuatan sediaan salep dari ekstrak kulit buah manggis dengan bahan dasar salep larut air yaitu dengan cara PEG 4000 ditambah

dengan PEG 400 lalu dilebur di atas water bath. Campuran lelehan PEG 400 dan PEG 4000 dimasukkan ke dalam mortir hangat ditambahkan nipasol dan BHT diaduk sampai homogen. Lalu ditambahkan ekstrak kulit buah manggis, diaduk sampai homogen dan dimasukkan ke dalam pot salep. f. Uji Sifat Fisik salep 1) Pengujian Kestabilan Fisik Sediaan salep ekstrak kulit buah manggis diuji kestabilan fisiknya dengan cara diamati secara organoleptis untuk mengetahui warna, bau, dan konsistensi sediaan salep. Pengujian kestabilan fisik ini dilakukan selama 4 minggu masa penyimpanan dengan cara diamati perubahan yang terjadi meliputi warna, bau dan konsistensi sediaan salep (Yunita, 2006). 2) Homogenitas Pengujian dilakukan dengan cara menyiapkan salep dan dua buah lempeng kaca yang bersih, kemudian ditempatkan di salah satu lempeng kaca sejumlah sampel sebanyak 1 gram pada sisi bersebelahan, tutup lempeng kaca lain di atasnya dan ditekan, setelah itu salep diamati di bawah mikroskop dan diambil gambar sebagai dokumentasi. 3) Uji daya sebar Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan 0,5 gram salep yang diletakkan di tengah alat (kaca bulat), kemudian batang kaca

yang lainnya ditimbang dahulu, setelah itu diletakkan kaca berukuran sama di atas massa salep yang dan dibiarkan selama 1 menit. Diameter salep yang menyebar diukur dari beberapa sisi (vertikal dan horizontal), sehingga didapatkan rata-rata diameter penyebaran salep. Pengukuran diameter dilanjutkan dengan penambahan beban 5 gram, 10 gram, dan 15 gram dengan kelipatan 5 gram sampai konstan atau salep tidak bisa menyebar. Setiap penambahan beban, didiamkan selama 1 menit dan dicatat diameter salep yang menyebar seperti yang sebelumnya. Pengujian daya sebar dilakukan pada saat hari pertama setelah salep selesai dibuat dan dilanjutkan selama 4 minggu (Voight, 1994). 4) Uji daya Lekat Uji ini dilakukan dengan alat yang digunakan untuk uji daya melekat salep, yaitu dua obyek glass, stopwatch, anak timbang. Uji dilakukan dengan cara 0,5 gram salep diletakkan di tengah obyek glass dan ditutup dengan obyek glass yang lain diatasnya, kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Setelah itu obyek glass dipasang pada alat daya melekat dengan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua obyek glass tersebut terlepas, kemudian diulangi setiap masing-masing pengujian. 5) Uji ph

ph atau derajat keasaman suatu sediaan dalam bentuk salep dapat diketahui dengan cara menggunakan ph meter yang dimasukkan ke dalam 1 gram salep yang sudah dilarutkan dalam 10 ml aquadest, kemudian didiamkan beberapa saat kemudian diukur derajat keasamannnya, hingga nilai ph terbaca pada alat ph meter. Uji ph dilakukan selama 4 minggu selama masa penyimpanan. 6) Uji viskositas Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer. Viskometer dipasang pada klemnya dengan arah horizontal atau tegak lurus dengan arah klem. Rotor kemudian dipasang viskomester dengan menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Gelas beker atau gelas kaca diisi sampel salep yang akan diuji, rotor ditempatkan tepat berada ditengah-tengah yang berisi salep, kemudian alat dihidupkan dan ketika rotor mulai berputar jarum penunjuk viskositas secara otomatis akan bergerak menuju kekanan kemudian setelah stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan (Padmadisastra dkk, 2007). 7) Uji iritasi Uji iritasi dilakukan dengan salep dioleskan kekulit tangan sukarelawan dibiarkan selama 5 menit. Pengujian keamanan sediaan salep yang dibuat dilakukan terhadap 20 orang

sukarelawan dengan uji tempel terbuka (patch test), yakni : sejumlah sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan dibiarkan terbuka selama 12 jam. Punggung tangan kiri diolesi basis salep. Selanjutnya perubahan warna yang terjadi pada punggung tangan kanan masing-masing sukarelawan diamati. Jika tidak terjadi reaksi (tidak merah dan tidak bengkak) diberi tanda (-), jika terjadi reaksi (kulit memerah) diberi tanda (+), selanjutnya jika terjadi pembengkakan diberi tanda (++). Pada punggung tangan dilihat apakah tampak adanya iritasi (kemerahan) pada kulit yang dioleskan salep tersebut dibandingkan dengan kontrol yaitu punggung tangan kiri (Padmadisastra dkk, 2007). 8) Uji Kesukaan Uji kesukaan (hedonic test) adalah pengujian terhadap kesan obyektif yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk (Soekarto, 1981). Fungsi dari uji kesukaan yaitu untuk mengetahui formula salep mana yang paling disukai oleh sukarelawan. Uji sukarelawan ini dilakukan kepada 20 orang sukarelawan. Pada uji kesukaan ini diajukan 4 pertanyaan kepada responden mengenai mudah tidaknya penyebaran salep saat dioleskan, lengket tidaknya salep di kulit, serta kenyamanan salep di kulit (Padmadisastra dkk, 2007).

B. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 1. Cara analisis Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Pendekatan secara teoritis Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan terhadap parameter dari Farmakope Indonesia dan pustaka lain. b. Pendekatan statistik Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Kolmogorov- Smirnov untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Untuk data yang terdistribusi normal dianalisis menggunakan ANOVA atau jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji t-lsd (Least Significant Difference) jika terdapat perbedaan yang bermakna.