HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI I WEDI KLATEN. Sri Handayani ABSTRAK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

Indri Subekti ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DI SMU NEGERI 1 WEDI KLATEN. Sri Handayani* ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

Rina Indah Agustina ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PATEBON 01 KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

Transkripsi:

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO Jumiatun ABSTRAK Pendidikan tentang sebaiknya diberikan kepada anak supaya anak tidak salah pergaulan. Pendidikan yang diberikan antara lain perilaku hubungan seksual bisa menyebabkan penyakit HIV/PMS, memberikan informasi dasar yang tepat dan akurat mengenai berbagai risiko berhubungan seks yang tidak terlindung/tidak aman, mendiskusikan pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, mengembangkan model tentang cara menolak hubungan seksual yang tidak diinginkan dan membantu remaja memahami masyarakat dan pengaruh-pengaruh lainnya. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah di Desa Sukomulyo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi remaja perempuan berumur 10-19 tahun yang ada di Desa Sukomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal pada bulan Juli 2015 sebanyak 47 remaja, dengan teknik sampling jenuh dan analisa penelitian dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square α = 0,05 Analisis hasil penelitian dari 44 responden, mayoritas responden menerangkan pendidikan baik sebanyak 25 orang (56,8%) dan mayoritas responden tidak hamil diluar nikah sebanyak 32 orang (72,7%). Analisa bivariat dihasilkan ada hubungan antara pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah (p=0,001 < 0,05). Disarankan kepada remaja lebih memilih teman yang baik, tidak melakukan kegiatan seks sebelum nikah dan pergaulan bebas pada Kata kunci :Pendidikan remaja, Kehamilan diluar nikah, Remaja PENDAHULUAN Remaja merupakan generasi penerus bangsa. Apabila remaja tidak dalam kondisi sehat secara optimal seperti salah pergaulan serta tidak mendapat pendidikan orang tua maka remaja tidak dapat diandalkan untuk menjadi generasi penerus bangsa (Widiastuti, 2010; h. 28). Batasan umur remaja menurut Soetjiningsih (2007; h. 45) yaitu umur 10-18 tahun. Remaja terdiri dari 3 tahap yaitu masa remaja awal, masa remaja tengah, dan masa remaja akhir yang memiliki ciri berbeda pada masing-masing tahap (Widiastuti, 2010;h. 37) 55 dari 100 remaja kelompok umur 10-14 tahun ternyata ada yang sudah kawin, 1 dari 100 remaja umur 10-14 tahun pernah melahirkan hidup antara 1-2 anak, serta 10 dari 1000 remaja umur 10-14 berstatus cerai hidup. Perkawinan di usia muda ini akan memberikan sumbangan terhadap tingginya kelahiran (Anonim, 2011). Tujuan pendidikan remaja adalah untuk memudahkan remaja mencapai sikap dan tingkah laku yang diinginkan yaitu sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab. Informasi mengenai perlu diberikan sedini mungkin, idealnya sebelum masa pubertas dengan cara yang berbeda-beda pada setiap tingkatan kelompok umur sehingga mereka tidak mengalami kebingungan (Pangkahila, 2004; h. 34) Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama, yang meletakan dasar-dasar kepribadian remaja. Pola asuh orang tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja. Pola asuh otoriter, demokratik ataupun permisif memberikan dampak yang berbeda bagi remaja (Soetjiningsih, 2007; h. 34). Orang tua dapat mulai mengajarkan tentang seksualitas yaitu pertama kali anak mengalami menstruasi untuk anak perempuan dan mimpi basah untuk anak laki-laki. Dengan adanya perubahan dalam dirinya membuat mereka bertanya, maka orang tua dapat memberikan penjelasan mengenai perubahan yang terjadi dalam dirinya dan tentang seksualitas yang benar pada anakanaknya. Adanya pemahaman yang salah mengenai pendidikan seks, sehingga muncul larangan membicarakan seksualitas di depan umum karena dianggap sesuatu yang vulgar (Pangkahila, 2004; h.34). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diketahui 2 dari 110 remaja yang ada di Desa Sukomulyo pernah hamil diluar nikah yaitu pada tahun 2013 dan tahun 2014. Data kehamilan pada usia < 19 tahun sebanyak 6 orang. Wawancara yang dilakukan terhadap 10 remaja di Desa Sukomulyo Hubungan Pendidikan Orang Tua Tentang Kesehatan.(Jumiatun) 1

didapatkan hasil hanya 4 orang yang mendapatkan informasi dari orangtua, orang tua sudah memberikan pendidikan sejak masih kecil dan 6 remaja tidak mendapatkan informasi. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang Hubungan Pendidikan Orang Tua Tentang Kesehatan Nikah di Desa Sukomulyo METODE PENELITIAN KerangkaKonsepPenelitian Variabel independent Pendidikan orang tua tentang remaja Variabel dependent Kehamilan diluar nikah pada remaja Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi menurut Suyanto dan Salamah (2009;h.33-34) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pendidikan Orang Tua Tentang Kesehatan Nikah di Desa Sukomulyo Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah remaja perempuan berumur 10-19 tahun yang ada di Desa Sukomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal pada bulan Juli 2015 sebanyak 47 orang. 2. Sampel dan teknik sampling Dalam penelitian ini responden yang masuk dalam kriteria eksklusi sebanyak 3 responden sehingga sampel sebanyak 44. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner untuk menggali data tentang pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Nikah di Desa Sukomulyo PengolahandanAnalisa Data Teknik pengolahan data dilakukan melalui empat tahapan yaitu : editing, coding, scoring, tabulatingdata. Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis secara kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk memperoleh gambaran tentang frekuensi dari tiap variabel baik variabel deppenden maupun variabel indeppenden, serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel deppenden maupun variabel indeppenden, dengan menggunakan uji korelasi Chi Square HASIL PENELITIAN 1. Pendidikan orang tua tentang Tabel 1 pendidikan orang tua tentang Pendidikan orang tua tentang Frekuensi Persentase Baik 25 56,8% Cukup 10 22,7% Kurang 9 20,5% Total 44 100,0% Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menerangkan pendidikan baik sebanyak 25 orang (56,8%), pendidikan cukup sebanyak 10 orang (22,7%) dan responden terkecil menerangkan pendidikan kurang sebanyak 9 orang (20,5%). 2. Kehamilan diluar nikah pada remaja Tabel 2 Kehamilan diluar Nikah pada remaja Kehamilan diluar nikah pada remaja Frekuensi Persentase Tidak hamil diluar nikah 32 72,7% Hamil diluar nikah 12 27,3% Total 44 100,0% Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak hamil diluar nikah sebanyak 32 orang (72,7%) dan responden hamil diluar nikah sebanyak 12 orang (27,3%). 3. Hubungan pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah di Desa Sukomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal 2 J. Ilmu Kesh. Vol.5 No. 1 Juli 2014

Pendidikan orang tua tentang Kehamilan diluar nikah Tidak hamil F (%) f Hamil Total P value Baik 24 11,4 1 2,3 25 56,8 0,001 Cukup 3 6,8 7 15,9 10 22,7 Kurang 5 11,4 4 9,1 9 20,5 Total 32 72,3 12 27,3 44 100,0 Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa pendidikan orang tua tentang baik dengan remaja tidak hamil sebanyak 24 (11,4%) remaja hamil sebanyak 1 (2,3%), pendidikan orang tua tentang cukup dengan remaja tidak hamil sebanyak 3 (6,6%) remaja hamil sebanyak 7 (15,9%) dan pendidikan orang tua tentang kurang dengan remaja tidak hamil sebanyak 5 (11,4%) remaja hamil sebanyak 4 (9,1%) BAHASAN 1. Pendidikan orang tua tentang pada remaja sebagian besar responden menerangkan pendidikanorang tua tentang baik sebanyak 25 orang (%56,8),dan responden terkecil memberikan pendidikan kurang sebanyak 9 orang (20,5%). Orang tua menerangkan pendidikan pada remaja karena orang tua tidak mau anaknya terlibat dalam seks bebas, hamil diluar nikah, putus sekolah bahkan sampai meninggal karena aborsi. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan remaja tidak akan mengalami penyimpangan seks bebas. Pada usia remaja, anak semakin berkembang, sebaiknya orang tua menerangkan mengenai menstruasi (haid), mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Orangtua bisa menerangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu - bulu di sekitar alat kelaminnya (Kusmiran, E, 2011;h. 89). Orang tua menerangkan pendidikan baik pada remaja hal ini dikarenakan pada kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDs dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi ibu hamil, 61 maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin/bayinya. Orangtua memberikan pendidikan tentang pada remaja, hal ini dikarenakan merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama kalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai yang prima. Di kalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus kearah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seksual yang merugikan alat nya (Manuaba, 2009;h.89). 2. Kehamilan di luar nikah sebagian besar responden tidak hamil diluar nikah sebanyak 32 orang (72,7%) dan responden terkecil remaja hamil diluar nikah sebanyak 12 orang (27,3%). Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke dalam saluran sel telur. Pada saat bersetubuh, berjutajuta cairan sel mani atau sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim (Astuti, 2011; h. 16). Kehamilan diluar nikah bisa terjadi pada remaja hal ini dikarenakan pergaulan yang salah dari remaja, pacaran yang berlebihan dan kurangnya kontrol orang tua terhadap anak. Hal ini sesuai dengan Mutia (2014) faktor yang mempengaruhi kehamilan pada remaja antara lain kurangnya peran orang tua dalam keluarga, kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap remaja dan perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat. Dampak dari remaja yang hamil diluar nikah seperti keguguran, persalinan prematur, remaja mudah terjadi infeksi, anemia, keracunan kehamilan dan kematian pada ibu (Mutia, 2012). 3. Hubungan pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah di Desa Sukomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal pendidikan orang tua tentang cukup+kurang dengan remaja hamil sebanyak 11 (2,3%) remaja tidak hamil sebanyak 8 (18,2%) dan pendidikan orang tua tentang baik dengan remaja hamil sebanyak 1 (2,3%) remaja tidak hamil sebanyak 25 (56,8%). Pendidikan tentang sebaiknya diberikan kepada anak supaya anak tidak salah pergaulan. Pendidikan Hubungan Pendidikan Orang Tua Tentang Kesehatan.(Jumiatun) 3

yang diberikan antara lain perilaku hubungan seksual bisa menyebabkan penyakit HIV/PMS, memberikan informasi dasar yang tepat dan akurat mengenai berbagai risiko berhubungan seks yang tidak terlindung/tidak aman, mendiskusikan pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, mengembangkan model tentang cara menolak hubungan seksual yang tidak diinginkan dan membantu remaja memahami masyarakat dan pengaruh-pengaruh lainnya (Tirtarahardja, 2008;h. 56). Dengan pendidikan diberikan kepada remaja diharapkan remaja tidak terjerumus dalam masalah seks yang bebas, remaja bisa mengendalikan diri, tidak terjadi kehamilan diluar nikah sampai tidak terjadi aborsi. Oran tua mempunyai harapan anaknya bisa rajin sekolah dan bisa menjadi kebanggaan orang tua (Mutia, 2014). Pendidikan harus dianggap sebagai bagian dari proses pendidikan, yang mempunyai tujuan untuk memperkuat dasardasar pengetahuan dan pengembangan kepribadian. Melalui pendidikan merupakan upaya bagi remaja untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif tentang dan seksualnya, serta meningkatkan derajat nya (Nurohmah, 2013). Kejadian kehamilan diluar nikah dapat dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan kepada orang tua, orang tua yang bisa mendidik anakanya dengan baik maka akan menghasilkan anak dengan perilaku baik pula, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Markum (2012), bahwasanya kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual. Salah satu dampak dari perilaku penyimpangan seksual adalah kehamilan diluar nikah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Hastutik (2012) hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dengan sikap terhadap seks pranikah, di SMA Negeri 2 Karanganyar yang didapatkan hasil menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dengan sikap terhadap seks pranikah dengan nilai p value 0,002 (p<0,05). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sebagian besar responden memberikan pendidikan baik sebanyak sebanyak 25 orang (56,8%) 2. Sebagian besar responden tidak hamil diluar nikah sebanyak 32 orang (72,7%) 3. Ada hubungan antara pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah dengan uji korelasi menggunakan chi-square didapatkan nilai p value 0,001 (p< 0,05) Saran 1. Bagi remaja Diharapkan remaja lebih memilih teman yang baik, tidak melakukan kegiatan seks sebelum nikah dan pergaulan bebas. 2. Bagi masyarakat Diharapkan masyarakat selalu memperhatikan perkembangan remaja, memberikan pendidikan dan mendidik anaknya supaya menjadi remaja yang bertanggung jawab 3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga memberikan pendidikan kepada remaja supaya tidak ada remaja yang hamil diluar nikah 4. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini sebagai sumber informasi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan orang tua tentang pada remaja dengan kehamilan di luar nikah. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. www.dataremaja.com. Data remaja indonesia. Diakses tanggal 6 April 2015 2013. Available from: http://repository.usu.ac.id. AccessedDiakses tanggal 3 April 2015 Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.h. 168, 178, 211 Asfriyati, 2005. Masalah Kehamilan Pranikah pada Remaja Ditinjau dari Kesehatan. Reproduksi. Info Kesehatan Masyarakat. h. 45 Astuti, 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba. Medika. h. 16 Ediastuti dan Manikam, 2010. Determinan Remaja Melakukan Hubungan Seks Pranikah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. h. 282 Endah (2014). Maksimalkan peran orang tua dalam pendidikan pada remaja. Diakses tanggal 5 Mei 2015. 4 J. Ilmu Kesh. Vol.5 No. 1 Juli 2014

Farahzulin, 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/paimio_sanat orium. diakses tanggal 3 APril 2015 Hastutik (2012) hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dengan sikap terhadap seks pranikah, di SMA Negeri 2 Karanganyar Hidayat, A.A. (2010). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisi data. Jakarta : medika salemba.h.81, 92 Ihsan, 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. h. 29 Kusmiran, E, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Salemba Medika,. Jakarta.h. 89 Markum (2012), Tumbuh Kembang Anak, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, cetakan I, (Jakarta: Balai Penerbit FKUI Manuaba, 2008. Keluarga Berencana. Dalam: Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F. (eds). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 89 Monks, 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Gadjah Mada. h. 45 Mutia, 2014. Gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang pernikahan dini di desa korowelang Kulon Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal Notoatmodjo, S. 2012; Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian. Jakarta : rineka cipta.h. 37, 83, 103, 105, 115, 130, 152, 176, 182-183 Nugraha & Windy, 2007. Apa yang Ingin Diketahui Remaja Tentang Seks. Jakarta : Bumi Aksara. h. 78 Nurohmah, 2013. Maternal & Child Nursing SupplementJuly 2013 Subject Guide onintroductionnursing Buku ajar keperawatan maternitas Saifuddin AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjoh. h. 89 Setiawan, A. (2011). Metodologi penelitian kebidanan. Yogyakarta : nuha medika.h.98-99 Soetjiningsih (2007) Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. h. 34, 45, 78 Sugiyono, (2013). Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta.h.39 Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta; C.V Andi Offseth. h.2 Suyanto dan Salamah,U.(2009). Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogjakarta: Mitra Cendikia.h.33-34, 47, 59 Tirtarahardja, 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. h. 33, 51, 56-57 Widiastuti, 2010. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Fitramaya. h. 28, 37, 67, 69 Hubungan Pendidikan Orang Tua Tentang Kesehatan.(Jumiatun) 5