BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep hemat energi. yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Konsep ini merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB VI. Hasil Rancangan

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP. Gambar 4.2 Pemintakatan berdasarkan fungsi hunian dan publik yaitu fungsi hunian berada di lantai atas dan umum di lantai dasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN


BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep hemat energi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Konsep ini merupakan konsep turunan dari konsep dasar perancangan yang mana hasil konsep perancangan didapatkan dari beberapa kesimpulan analisis yaitu sesuai dengan tema arsitektur hijau dengan memilih salah satu dari beberapa macam prinsip, yaitu hemat energi dengan mengacu pada pengaplikasian perancangan pasif. Kawasan didesain mulai dari sisi paling luar rusun yakni area publik, yaitu jalan masuk utama, sirkulasi, area parker pengunjung, dan bangunan penunjang lainnya. Desain tidak dilakukan hanya pada bangunan saja, hal tersebut bertujuan menjadikan rusun memiliki keserasian dan keharmonisan desain yang menjadikan bangunan lebih memiliki identitas tersendiri sehingga dapat digunakan sebagai promotor terhadap fasilitas sarana dan prasarana sebuah kawasan pemukiman. 122

6.2. Konsep kawasan Objek RUSUNAWA Tema Arsitektur Hijau arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep Hemat Energi arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuni. Arsitektur hemat energi berdasarkan pada prinsip konservasi energi(sumber energi yang tidak terbaharui). Aplikasi Konsep Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial Fasade bangunan yang responsive terhadap iklim Konsumsi energi yang rendah Tingkat kenyamanan yang konsisten Pertimbangan terhadap ekologi tapak 123

6.2.1. Spesifikasi Desain Kawasan Berikut merupakan desain kawasan yang terlihat dari perspektif mata burung sisi barat kawasan. Dalam perancangan objek ini yang paling diutamakan adalah public space dan hunian rusun, sehingga untuk bangunan penunjang lainny tidak begitu didetailkan namun tetap didesain keberadaannya karena merupakan bagian dari syarat kebutuhan sarana dan prasarana yang harus di lengkapi dalam sebuah kawasan permukiman. Gambar 6.1 Desain Kawasan 124

6.2.2. View Kawasan Gambar 6.2 Tampak Kawasan Dari Sebelah Barat Pintu Kasuk Gambar 6.3 Tampak Depan Kawasan Dari Sebelah Barat Pintu Kasuk Gambar 6.4 Tampak Samping Kawasan Dari Sebelah Selatan Pintu Kasuk 125

6.2.3 Sirkulasi Kawasan Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,. (Q.S. Al Baqarah 164) Juni, pkl 14.00 Desember, pkl 14.00 Gambar 6.5 Layout Penataan sirkulasi pada tapak memanfaatkan pembayangan bangunan. Pembanyangan sendiri diperoleh dari simulasi miniature kawasan dengan menggunakan alat Heliodon untuk mengetahui seberapa besar pembayangan yang di hasilkan pada tiap waktu-waktu tertentu. 126

a. Sirkulasi Kendaraan kendaraan yang dapat digunakan dalam permukiman area seperti kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Sirkulasi kendaraan untuk jalan raya difasilitasi dengan adanya jalur paving yang memiliki lebar minimal 6 meter untuk satu jalur, kemudian pada bagian tengah jalan terdapat space untuk pohon peneduh dengan lebar sekitar 2 meter. Jadi lebar total adalah 14 meter. Untuk rusun, sirkulasi kendaraan didesain dengan dua jalur tujuan, sirkulasi pertama langsung menuju parkiran yang suda di sediakan di sisi barat tapak, kedua sirkulasi menuju area parkir kendaraan penghuni dan pengelola rusun yang juga merupakan jalur khusus tidak untuk publik (kecuali pengguna klinik. Gambar 6.6 Sirkulasi Kendaraan 127

b. Sirkulasi Pejalan Kaki atau Pedestrian Untuk sirkulasi kaki dengan pejalan disediakan adanya pedestrian dari jalan raya luar sampai menuju hunian (rusun) yang mana konsep pedestrian itu sendiri memiliki konsep organik yang bertujuan sebagai ruang peralihan. Pejalan kaki juga dimudahkan dengan adanya selasar (jembatan penghubung) yang menghubungkan antara bangunan satu dengan bangunan lainnya. Gambar 6.7 Pedestrian 128

6.2.4 Desain Vegetasi dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Ruang terbuka hijau RTH pada kawasan terdapat pada lahan yang tidak terbangun (public space). Vegetasi yang dipakai dalam kawasan adalah vegetasi peneduh dan pengarah. Untuk peneduh banyak digunakan pada jalan raya di sisi tengah jalan sebagai pemisah dan peneduh pada area public space. Sedangkan vegetasi pengarah berada pada sisi kanan dan kiri jalan. Vegetasi yang digunakan dalam tapak tidak mengalami perubahan sesuai dengan konsep. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (tamantaman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).q.s. Al hijr:45 Beberapa jenis vegetasi yang digunakan pada tapak adalah sebagai berikut: 1. Vegetasi peneduh (trembesi, pohon kelengken) yang diletakkan pada area-area dimana banyak direncanakan sebagai tempat orang berkumpul, yaitu di area plasa, dan halaman depan ruang sholat (public space). 2. Vegetasi penghias (lidah mertua, cemara, dan bunga) diletakkan juga di daerah sirkulasi pengguna, sehingga ketika proses berjalan pengguna merasa nyaman dan senang dengan keindahan pada tatanan lansekap. 3. Vegetasi pembatas (cemara) yang berfungsi sebagai pembatas jalan setapak dan pengarah. 129

Pohon Perindang Vegetasi untuk perindang, penyejuk jalan, dan pengarah Pohon Perindang Vegetasi untuk perindang, penyejuk jalan, dan mengarahkan angin Green Area Vegetasi rendah seperti rumput dan semak sebagai pembatas area public dan privat Pohon pengarah dan pembatas Vegetasi pemisah jalur keluar-masuk serta pengarah jalan. Lida mertua Trembesi Bunga Warna-warni Cemara Pohon kelengkeng Gambar 6.8 Ruang terbuka Hijau 130

6.2.5. Desain Drainase dan Utilitas Kawasan Untuk drainase dan utilitas kawasan dibagi menjadi beberapa zona, dimana zona-zona tersebut mewadahi kawasan pada tiap-tiap tempat. Setiap zona tesebut berfungsi untuk menangani kebutuhan drainase dan utilitas bangunan. Pembagian zona dimaksudkan untuk mempermudah penanganan dan perawatan (maintanance) drainase dan utilitas kawasan. Penanganan drainase dilakukan dengan penyediaan saluransaluran air dan bak kontrol, kemudian diarahkan pada kolam tampung. Sedangkan utilitas seperti listrik, plumbing, dan fire protection. Listrik digunakan untuk lampu penerangan jalan dan parkir. Plumbing digunakan pada bangunan maintanance dan bangunan penunjang, sedangkan fire protection utuk penanganan kebakaran, yaitu hidran box. PDAM METERAN TANDON BAWAH TANDON ATAS SELURUH LANTAI SUMUR BOR TANDON HYDRAN SELURUH LANTAI Kema 6.1 Diagram sirkulasi Air bersih Sumber : Hasil Rancangan, 2013 TANGKI RESAPAN FASILITAS PEMBUANGAN PENGELOLAHAN LIMBAH KOLAM PENAMPUNGAN SEMENTARA KOLAM PEMBUANGAN KOTA TANGKI SEPTICTANK Kema 6.2 Diagram sirkulasi Air Kotor Sumber : Hasil Rancangan, 2013 GENSET BOX METER PLN GARDU LISTRIK TRAFO PANEL KEDUA STOP KONTAK TANGKI SEPTICTANK SAKLAR Kema 6.3 Diagram sirkulasi Arus Listrik Sumber : Hasil Rancangan, 2013 131

132

133

Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (Q.S. An Nahl:10) 134

6.2.6 Persampahan Pembuangan sampah disalurkan melalui sistem shaft, sampah akan dipadatkan yang selanjutnya bak penampungan yang sudah penuh dibuang ke luar bangunan dengan menggunakan kendaraan pengangkut sampah, sehingga terciptanya efektifitas dalam sistem pembuangan sampah pada hunian. Sedangkan untuk limbah yang bersifat kimiawi dari klinik penempatan sampah nantiny akan di pindahkan kedinas atau rumah sakit yang menyediakan alat pemusna agar kuman atupun bakteri yang bersifat menular pada alat maupun bungkus bekas obat tidak menyebar. 6.3 Pencahayaan dan Penghawaan pada Bangunan Pada hasil perancangan, konfigurasi bangunan di rancang untuk menangkap dan menggerakkan angin yakni, memfungsikan bagian unit-unit yang menjorok sebagai tritisan dan fasad menggunakan bukaan vertikal horisontal. Untuk penghawaan pada bangunan bentuan fasad di buat trap yang bertujuan untuk membelokan angin serta memasukannya melalui balkon (ventilasi) pada sisi-sisi bangunan, sehingga efektifitas kenyamanan dan keamanan tetap terjaga. Untuk bentuk bukaan pada balkon didesain sedemikian rupa untuk menutupi ruang jemur yang bertujuan mengurangi dampak kumuh, namun tetap memperhatikan besaran yang di perlukan untuk pencahayaan dan penghawaan bada tiap-tiap unit. 135

6.3.1 Pencahayaan Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahay.(q.s. Al Fuqaan : 61) Sumber pencahayaan alami juga didukung oleh penggunaan void yang mampu yang mendistribusikan cahaya alami ke dalam bangunan, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.11 Pencahayaan Pada Bangunan Rusun Sumber : Hasil Rancangan, 2013 136

6.3.2 Penghawaan Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buahbuahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudahmudahan kamu mengambil pelajaran. (Q.S. Al- A raaf: 57) Bentukan masa di buat trap yang bertujuan untuk membelokan angin serta memasukannya melalui balkon (ventilasi) pada sisi-sisi bangunan, sehingga efektifitas kenyamanan dan keamanan tetap terjaga. Bentuk bukaan yang dapat dibuka dan ditutup memimiliki efektifitas untuk memperoleh penghawaan yang dapat di atur sesuai dengan kebutuhan. Gambar 6.12 Sirkulasi Udara pada Bangunan Rusun 137

6.4 Hasil Rancangan Unit Hunian Pada bangunan rusun konsep hunian dibagi dalam beberapa type bangunan, yang semuanya terdiri dari partisi-partisi dinding yang fleksibel yang dapat dibongkar pasang sesuai dengan keinginan penghuni rusun. Adapaun tipe unit hunian yang di rancang meliputi : Unit single : R. tamu, 1 R. tidur, balkon, KM/WC Unit couple : R. tamu, 1 R. tidur, balkon, KM/WC Unit family : R. tamu, 2 R. tidur, balkon, KM/WC Unit suites : R. tamu, 3 R. tidur, balkon, KM/WC Gambar 6.13 Denah Tipe Unit Rusun 138

6.5 Sirkulasi Pada Hunian Sirkulasi pada bangunan hunian ini memiliki 4 sirkulasi antar lantai, yakni 2 tangga darurat yang mana juga berfungsi sebagai tangga sirkulasi untuk meminimalisir pengeluaran biaya pembangunan, 2 jalur ram yang mana berfungsi sebagai jalur sirkulasi barang maupun penyandang cacat. Adapun sirkulasi antar bangunan didukung oleh jembatan penghubung pada lantai 2. Gambar 6.14 Sirkulasi ruang pada Bangunan Rusun Gambar 6.15 Suasana Ruang Bersama pada Bangunan Rusun 139

Gambar 6.16 Perspektif Dena 140

6.6 Struktur Hasil perancangan struktur dalam pembangunan hunian rusun menggunakan sistem berupa modul-modul dasar pembentuk bangunan dengan ukuran modul yang sesuai besaran ruang dengan membuat modul pada bangunan memberikan efisiensi dalam segi biaya dan keteraturan bentuk dalam perancangan rusun. Detail Kantilefer Gambar 6.17 Detail Struktur Bangunan Rusun 141

6.7 Bangunan penunjang Bangunan penunjang merupakan bangunan yang di rancang berdasarkan fungsi kebutuhan. Adapun bangunan penunjang ini di rancang bertujuan untuk memfasilitasi semua kebutuhan dan kegiatan bermukim. Adapun bangunan itu sendiri meliputi : A. Kios dan koperasi Gambar 6.18 Detail Bangunan Kios dan koperasi 142

Gambar 6.19 Denah Bnagunan Kios dan koperasi Gambar 6.20 Tampak Depan&Potongan A-A Kios dan koperasi Gambar 6.21 Tampak Samping & Potongan B-B Kios dan koperasi 143

Gambar 6.22 Suasana Bangunan Kios dan koperasi 144

B. Masjid Memaksimakan bukaan pada tiap sisi bangunan yang mana bertujuan untuk memasukan sinar matahari dan udara sebanyak mungkin kedalam bangunan Gambar 6.23 Detail Bangunan Masjid Gambar 6.24 Denah Bangunan Masjid 145

Gambar 6.25 Tampak Depan& potongan A-A Masjid Gambar 6.26 Tampak Samping& potongan B-B Masjid 146

Gambar 6.27 Suasana Bangunan Masjid 147

C. Klinik Gambar 6.28 Detail Bangunan Klinik Gambar 6.29 Denah Bangunan Klinik 148

Gambar 6.30 Tampak Depan & Potongan A-A Klinik Gambar 6.31 Tampak Samping & Potongan B-B Klinik Gambar 6.32 Suasana Bangunan Klinik 149