LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 36 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, maka retribusi ijin gangguan merupakan jenis retribusi daerah Kabupaten ; b. bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Berau. Mengingat : 1. Undang undang Gangguan ( Hinder Ordonantie ) Stbl. 1926 Nomor 226 ) ; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 ( Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang Undang. ;
- 2-3. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3809); 4. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 5. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 6. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ) ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 13 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Kabupaten Berau. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU
- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI IJIN GANGGUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau. b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; c. Kepala Daerah adalah Bupati Berau; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah selanjutnya disebut DPRD adalah adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Berau ; e. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau; f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pajak daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; g. Kas Daerah adalah Kas daerah Kabupaten Berau ; h. Ijin Gangguan adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang pribadi dan / atau badan hukum di lokasi tertentu karena usahanya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan ;
- 4 - i. Retribusi Ijin Gangguan adalah pembayaran atas pemberian ijin tempat usaha kepada orang pribadi dan / atau badan hukum di lokasi tertentu karena usahanya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan ; j. Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang tertutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. k. Surat Ketetapan Reribusi Daerah yang dapat disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; l. Suatu Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan / atau sanksi administrasi berupa bunga dan / atau denda. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Ijin Gangguan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian ijin tempat usaha kepada orang pribadi dan / atau badan hukum di lokasi tertentu karena usahanya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan atau gangguan ;
- 5 - Pasal 3 Obyek Retribusi adalah pemberian ijin tempat usaha kepada orang pribadi dan / atau badan hukum di lokasi tertentu karena usahanya dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan atau gangguan ; Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi dan / atau badan hukum yang memperoleh ijin tempat usaha. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Ijin gangguan digolongkan sebagai retribusi perijinan tertentu. BAB III CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 (1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan perkalian antara luas ruang tempat usaha dan jumlah indek lokasi / indek gangguan ; (2) Luas ruang tempat usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah luas lantai bangunan dan atau ruang terbuka yang dihitung sebagai jumlah luas kegiatan usaha ;
- 6 - (3) Indek lokasi / indek gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Kawasan Industri indek 2 b. Kawasan Perdagangan.indek 3 c. Kawasan Pariwisata..indek 4 d. Kawasan Perumahan dan Pergudangan..indek 5 e. Kawasan Pergudangan....indek 6 BAB V PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tariff retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup biaya penyelenggaraan pemberian ijin ; (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pengecekan dan pengukuran ruang tempat usaha, biaya pemeriksaan dan biaya transportasi dalam rangka pengawasan. BAB VI DASAR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 (1) Dasar pengenaan retribusi adalah luas ruangan tempat usaha ;
- 7 - (2) Besarnya tariff retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. BAB VII CARA PERHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 9 Retribusi yang terutang dihitung dengan mengalikan tariff sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8 ayat (2) dengan penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pasal Pasal 6 ayat (3). BAB VIII WILAYAH PUNGUTAN Pasal 10 Retribusi yang terutang yang dipungut dalam wilayah daerah tempat tempat ijin usaha diberikan. BAB IX SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11 Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 2 ( dua ) tahun.
- 8 - Pasal 12 Saat terutangnya retribusi adalah saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB X TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan ; (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain ayang dipersamakan ; (3) Hasil pungutan retribusi disetorkan ke Kas daerah Kabupaten Berau. BAB XI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang bayar, dikenakan sanksi adminsitrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XII TATA CARA PEMBAYARAN
- 9 - Pasal 15 (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus ; (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XIII TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Pengeluaran surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran ; (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi terutang ; (3) Surat sebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh pajabat. BAB XIV PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 17 Kepala Daerah dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan pungutan retribusi sebagian atau seluruhnya atas permohonan yang bersangkutan dengan alasan-alasan yang dapat diterima.
- 10 - BAB XV KADALUWARSA Pasal 18 Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi. BAB XVI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana pelanggaran atas ketentuan - ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku dalam wilayah hukum ditempat Penyidik ditempatkan ; (2) Dalam melakukan tugas Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal diri Tersangka ; d. Melakukan penyitaan benda dan / atau surat ;
- 11 - e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang Tersangka ; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau saksi ; g. Mendatangkan orang ahli yang dibutuhkan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Kejaksaan Negeri kepada Tersangka atau keluarganya ; i. Mengadakan tindakan lainnya menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 20 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumah retribusi yang terutang ; (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP
- 12 - Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau. Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 23 Mei 2002 BUPATI BERAU, ttd Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 07 Juni 2002 SEKRETARIS DAERAH, Drs. H. MASDJUNI. ttd Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010055469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2002 NOMOR 36