OPTIMALISASI SEKAM PADI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR GEL YANG RAMAH LINGKUNGAN OPTIMALIZED RICE HUSK FOR ALTERNATIVE ENVIROMENTAL BIOFUEL

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

PEMBUATAN GEL FUEL BERBAHAN DASAR ALKOHOL DENGAN GELLING AGENT ASAM STEARAT DAN METIL SELULOSA

III. METODE PENELITIAN

NISBAH KATALIS NATRIUM CARBOXYMETHYLCELLULOSE (Na CMC), ASAM STEARAT DAN BIOETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBUATAN BIOETANOL PADAT DARI MOLASESS

LAMPIRAN DATA PENGAMATAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PROSPEK BUAH APEL AFKIR DI DAERAH TUMPANG KABUPATEN MALANG SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

MODIFIKASI PROSES IN-SITU DUA TAHAP UNTUK PRODUKSI BIODIESEL DARI DEDAK PADI LOGO

ARTIKEL JURNAL RMA PENGARUH FORMULASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE DAN ASAM STEARAT TERHADAP KARAKTERISTIK GEL BIOETANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) DENGAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

TUGAS KETEKNIKAN SISTEM ANALISA KUANTITATIF PRODUKSI BIOETANOL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

PENAMBAHAN KONSENTRASI ASAM LEMAK BEBAS MINYAK JELANTAH TERHADAP KARAKTERISTIK ETANOL SEMI PADAT

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

Analisa Kalori dengan Bom Kalorimeter. Oleh: Ilzamha Hadijah R, S.TP., M.Sc

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan Campuran Premium dan Etanol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

PEMBUATAN GEL ETANOL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGENTAL Carboxymethycellulose (CMC) MAKING OF ETHANOL GEL USING THICKENER Carboxymethylcellulose (CMC)

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN CAMPURAN BIOETANOL DAN GASOLINE TERHADAP KARAKTERISTIK GASOHOL DAN KINERJA MESIN KENDARAAN BERMOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

PEMBUATAN PULP DARI SERAT LIDAH MERTUA (Sansevieria) DENGAN MENGGUNAKAN PROSES SODA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH :

III. METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

PENGGUNAAN MINYAK SERAIWANGI SEBAGAI BAHAN BIO-ADITIF BAHAN BAKAR MINYAK

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Transkripsi:

OPTIMALISASI SEKAM PADI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR GEL YANG RAMAH LINGKUNGAN OPTIMALIZED RICE HUSK FOR ALTERNATIVE ENVIROMENTAL BIOFUEL Rini Kartika Dewi, Boediyanto Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Malang Jl. Bendungan Sigura-gura no. 2 Malang, Telp 0341-551431 Email: rinikd@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan bioetanol gel dengan jenis dan karakteristik yang baru sangat penting untuk terus dikembangkan, dikarenakan masih banyak bahan bakar yang tidak renewable dan mempunyai dampak lingkungan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengoptimalkan bioetanol gel dari biomassa sekam padi dengan menambahkan jenis bahan pengental tertentu sebagai alternatif proses bioetanol gel yang efektif dan ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan sekam padi merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi dan banyak dijumpai di kota Malang. Dengan variasi berat bahan pengental asam stearat yang kami lakukan, hasil yang didapatkan adalah berat asam stearat 4 % dengan nilai kalor sebesar 8392,10 kkal/kg dan nilai emisi gas CO sebesar 0.009 % Kata kunci : Bahan Bakar, Bioetanol Gel, Sekam Padi Abstract The development of bioethanol gel with new types and characteristics is very important to continue to be developed, because there are still a lot of fuel is not renewable and have environmental impacts. This study has the objective to optimize bio-ethanol gel from rice husk biomass by adding certain types of thickening as an alternative to bioethanol gel process effective and environmentally friendly. This is because rice husk is one of the waste that can be used as an alternative energy with a fairly high cellulose content and are often found in the city of Malang. With the variation gelling agent of Stearic Acid, which we did, the result obtained is 4% by weight of stearic acid with a calorific value of 8392.10 kcal / kg and the value of CO gas emissions amounted to 0.009% Keywords: Fuel, Ethanol Gel, Rice Husk Pendahuluan Bahan bakar padat parafin selama ini telah banyak digunakan oleh tentara yang sedang bertugas di hutan, para pecinta alam, dan sekarang sudah banyak juga di gunakan sebagai pengganti spiritus cair. Bahan bakar ini mudah dibawa dan tidak menimbulkan polusi di udara. Bioetanol merupakan salah satu jenis bahan bakar yang berpeluang untuk dijadikan bahan bakar alternatif (bioethanol gel), karena pada pembakaran tidak menimbulkan jelaga,tidak menimbulkan emisi gas beracun dan yang paling penting sifatnya yang terbarukan. Saat ini telah banyak inovasi dalam energi terbarukan, khususnya yang berbahan dasar bioetanol. Namun karena fase cair dari bioetanol sendiri dan sifat volatilitasnya yang tinggi mengakibatkan sulitnya dalam pengemasan dan cairan yang rawan tumpah. Mengingat sifat dari bioetanol yang mudah terbakar diperlukan perhatian yang khusus untuk C - 74

menanggulangi hal ini. Sehingga banyak peneliti melakukan riset dengan mencoba berbagai bahan baku biomassa yang dapat diolah menjadi bioetanol sebagai bahan bakar padat alternatif. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti Islam Nur Jannatul Akhiroh, dkk (2015) mengenai Nisbah Katalis Natrium Carboxymethylcellulose (Na CMC), Asam Stearat dan Bioetanol Terhadap Karakteristik Pembuatan Bioetanol Padat Dari Molases bahwa bioetanol padat yang terbaik adalah dengan memakai katalis Na CMC dan asam stearat menghasilkan nilai kalor sebesar 6049,633 kal/gr sedangkan Almira Nugroho (2016) tentang pembuatan gel etanol dengan menggunakan bahan pengental Carboxymethycellulose (CMC) mengatakan bahwa formula yang terbaik pada pembakaran gel etaqnol dengan konsentrasi etanol 90 % dan penambahan CMC 1.8 gram dengan viskositas sebesar 17434 cp serta residu pembakaran 29.44 % dan nilai kalor 11.751 J/gr. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan bioetanol gel sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dengan variasi bahan pengental dari asam stearat. Bahan dan Metode Penelitian Di dalam penelitian ini variabel tetap antara lain: Waktu pencampuran 20 menit, dan Konsentrasi bioetanol: 85 % sedangkan untuk variabel berubah antara lain: Berat bahan pengental : 2,5%; 3%; 3,5%; 4%; 5% berat bioetanol Alat dan bahan Alat yang digunakan yaitu: - Hotplate - Magnetic Stirrer - Pipet tetes - Pipet volume - Gelas ukur - Bomb Calorimeter - Gas Analyzer Bahan-bahan yang digunakan : - Bioetanol - Carboxl Methyl Cellulose - Asam Stearat - NaOH - Etanol - Metanol - Aquadest Metode Penelitian a. Tahap persiapan penimbangan asam stearat - Menimbang asam stearat yang akan divariasikan sebesar 2,5% dari berat bioethanol yang digunakan. - Melakukan hal yang sama untuk variasi 3% ;3,5% ; 4% ; 4,5%. b. Tahap persiapan pembuatan larutan NaOH 1 N - Menimbang NaOH padatan sesuai perhitungan. - Membuat larutan NaOH 1 N dari NaOH yang telah ditimbang. C - 75

- Mengencerkan larutan NaOH tersebut kedalam labu ukur - Mengencerkan menggunakan aquadest hingga tanda batas. c. Tahap persiapan larutan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) - Menimbang CMC padatan sesuai perhitungan. - Mengencerkan larutan CMC dengan air sebesar 8% berat bioetanol yang digunakan d. Tahap pembuatan bioetanol gel - Memasukkan bahan pengental yang telah ditimbang ke dalam beaker glass - Menambahkan bioethanol sesuai variable kedalam beaker glass yang berisi bahan pengental - Menambahkan aquadest sebanyak 10% dari jumlah bioetanol - Diaduk dengan menggunakan hot plate magnetic stirer sampai tercampur merata e. Analisa Nilai Kalor - Memasukan gel bioethanol kedalam wadah sampel bomb kalorimeter - Menutup rapat bomb kalorimeter - Memompa oksigen kedalam bomb - Mengisi alat kalorimeter dengan air pendingin hingga tanda batas - Memasukan bomb kedalam alat kalorimeter dan menutup alat - Menjalankan alat bomb kalorimeter - Mencatat hasil nilai analisa bomb kalorimeter - Mencatat waktu nyala dan mengamati warna nyala api - Menimbang bobot akhir sisa residu f. Analisa Uji Emisi - Menyiapkan alat Gas Analyzer didalam saluran pembuangan gas hasil pembakaran bioethanol gel - Menghubungkan alat Gas Analyzer ke sumber listik kemudian menunggu hingga ±6 menit untuk proses pemanasan alat - Setelah indikator alat menunjukkan tulisan Gas Ready, Memasukan exhaust probe ke dalam saluran pembuangan gas hasil pembakaran - Mengamati pembacaan gas CO,HC,CO 2 dan O 2 atau gas lain bila ada dari hasil pembakaran - Mencetak hasil pengukuran dengan menekan tombol Print - Menghentikan proses pengukuran dengan melepas exhaust probe dari saluran pembuangan dan menekan tombol Esc - Menekan tombol Zero untuk membuang gas bekas yang masuk didalam alat - Melakukan pengujian dengan cara yang sama dengan bioethanol gel hasil variabel yang berbeda C - 76

Hasil dan Pembahasan Gambar 1. Hasil Bioetanol Gel Dari Sekam Padi Nilai Kalor Penentuan nilai kalor dilakukan agar peneliti dapat mengetahui seberapa besar nilai energi pembakaran yang terkandung dalam bahan bakar. Peralatan yang digunakan untuk melakukan analisa nilai kalor adalah menggunakan peralatan yang disebut dengan Adiabatic Bomb Calorimeter. Berdasarkan dari Robinson (2006) bahan yang akan dianalisa nilai energinya dilakukan pembakaran pada peralatan Bomb Calorimeter dan kemudian dilakukan pendinginan sampai temperaturnya berada pada suhu kamar. Sedangkan berdasarkan Llyod dan Visagie (2007), untuk bioetanol gel yang digunakan sebagai bahan bakar secara umum memiliki nilai Lower Heating Value (LHV) yang rendah. Dari penelitian yang kami lakukan dapat dilihat seperti pada tabel 1. Dari hasil yang telah didapatkan bahwa berat atau massa bahan pengental mempengaruhi nilai kalor yang dihasilkan, berdasarkan penelitian nilai kalor yang tertinggi didapatkan pada berat bahan pengental 4 % dengan nilai energinya sebesar 8392.10 kkal/kg. Nilai kalor dipengaruhi juga dengan adanya komposisi karbon yang terikat pada suatu bahan bakar. Tabel 1. Hasil Uji Analisa Sampel Dengan Peralatan Bomb Calorimeter Berat Bahan Pengental C - 77 Gross energy Value (kkal/kg) 2.5 % 5236.10 3.0 % 5568.59 3.5 % 7306.21 4.0 % 8392.10 5.0 % 7400.17

Dengan semakin tingginya karbon terikat yang dimiliki oleh suatu bahan bakar, maka nilai kalornya juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan dalam pembakaran dibutuhkan karbon yang akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan kalor. Uji Emisi Agar hasil penelitian bioetanol gel dapat dikatakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, maka salah satu analisa yang dilakukan adalah emisi dari gas hasil pembakaran bahan tersebut.analisa gas emisi yang dilakukan antara lain CO, CO 2, HC dengan menggunakan peralatan Stargas Gas Analyzer. Kategori Berdasarkan peraturan pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama Pasal 3, dijelaskan bahwa metode pengujian kandungan CO dan HC untuk kendaraan bermotor kategori L (sepeda motor) dengan berdasarkan pada SNI 19-7118.3-2005. Dan parameter ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor dapat dilihat di tabel 2. Dari hasil penelitian didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 3. Tabel 2. Parameter Emisi Gas Buang Tahun Pembuatan CO% Parameter HC (ppm) Sepeda motor 2 langkah <2010 4,5 12000 Sepeda motor 4 langkah <2010 5,5 24000 Sepeda motor (2 langkah dan 4 langkah) 2010 4,5 20000. Tabel 3. Hasil uji emisi gas buang No Berat Bahan Pengental Kandungan CO CO 2 HC O2 %vol %vol ppm vol %vol 1 2.5% 0.024 2.69 501 16.51 2 3.0 % 0.011 1.56 257 18.13 3 3.5 % 0.013 1.07 512 19.22 4 4.0% 0.009 2.33 557 16.61 5 5.0% 0.012 3.68 438 114.64 C - 78

Berdasarkan hasil analisa emisi gas buang pada bioethanol gel dari sekam padi yang didapatkan jika dilihat dari gas CO yang terkecil adalah dengan berat bahan pengental 4.0 % yaitu sebesar 0.009 %. Dari hasil terlihat pengaruh berat bahan pengental terhadap emisi gas tidak terlalu signifikan. Terbentuknya gas CO dikarenakan reaksi pembakaran tidak berjalan sempurna, dikarenakan di dalam bahan masih terdapat bahan-bahan impuritis yang terkandung sehingga mempengaruhi hasil analisa emisi gas. Sedangkan berdasarkan secara keseluruhan hasil analisa emisi gas, maka produk bioetanol gel dari sekam padi yang dihasilkan masih sesuai dengan parameter emisi gas yang diperbolehkan. Sehingga masih layak apabila digunakan dan ramah lingkungan. Hasil pembakaran bioetanol gel yang dihasilkan selain ramah lingkungan juga tidak menghasilkan asap pada waktu pembakaran, hanya saja warna api dari hasil pembakaran tidak sempurna, kadang kadang masih ada warna merah. Warna api yang merah juga bisa disebabkan karena pembakaran tidak sempurna. Gambar 2. Asam Stearat 2 % Gambar 3. Asam Stearat 3 % Gambar 4. Asam Stearat 4% Gambar 5. Asam Stearat 5 % C - 79

Ucapan Terima Kasih Kami mengucapkan banyak terima kasih Berdasarkan Program DIKTI dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Penelitian Desentralisasi Usulan Baru Bagi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah VII Tahun Anggaran 2016 Nomor : ITN.04.189.14/I.LPPM/2016, penelitian kami dapat terlaksana dengan baik. Kesimpulan dan Saran 1. Dari hasil analisa nilai kalor yang didapatkan,maka bioetanol gel dengan berat bahan pengental asam stearat sebesar 4% mempunyai nilai 8392,10 kkal/kg. 2. Sedangkan dari hasil uji emisi didapat nilai emisi terendah terjadi pada bioetanol gel dengan berat bahan pengental asam stearat 4% dengan nilai emisi CO : 0.009 % JTM volume 03 Nomoer 03 Tahun 2015 2. Nugroho Almira, dkk, 2016, Pembuatan Gel E6tanol Dengan Menggunakan Bahan Pengental Carboxymethycellulose (CMC),Jom Faperta Vol. 1 Februari 2016 3. Robinson, J. 2006. Bio-Ethanol as a Household Cooking Fuel: A Mini Pilot Study of the SuperBlu Stove in Peri-Urban Malawi. Thesis Report. Loughborough University, Leics, UK.Wardhana, W.A., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi Revisi, Penerbit 4. SNI 19-7118.3-2005 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. 5. Lloyd, P.J.D. dan Vissagie, E.M. 2007. A Comparison of Gel Fuels With Alternative Cooking Fuels. Journal of Energy in Southern Africa, Vol 18 No. 3. August 2007. Daftar Pustaka 1. Akhiroh Islam Nur Jannatul, dkk, 2015, Nisbah Katalis Natrium Carboxymethylcellulose (Na CMC), Asam Stearat Dan Bioetanol Terhadap karakteristik Pembuatan Bioetanol Padat Dari Molasess, C - 80