PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINNING

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Denni Saulina Tambunan dan Alkhafi Maas Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Icha Novika Sari dan Ratelit Tarigan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

BAB III METODE PENELITIAN

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KALOR DI KELAS X SMA N 2 PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

III METODE PENELITIAN

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

AbdulHakim SdanEva Sari E. Br. Aritonang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING (LATIHAN INKUIRI) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG BERINGIN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha,

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA diajarkan sebagai mata pelajaran

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

Transkripsi:

Vol., No., Mei PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN MEDAN T.P 3/ Fitriani dan Alkhafi Maas Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed fitrhi@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI semester I di MAN Medan T.P 3/. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian two group pretest and posttest. Sampel penelitian ditentukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil kelas dari 7 kelas secara acak, yaitu kelas XI IPA- 3 dengan 3 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA- dengan 3 siswa sebagai kelas kontrol. Hasil uji t menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model terhadap hasil belajar siswa materi pokok Elastisitas kelas XI semester I di MAN Medan T.P 3/. Kata kunci : model pembelajaran, inquiry training, hasil belajar Pendahuluan Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Fisika mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika digunakan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, internet yang saat ini digunakan untuk sarana komunikasi di seluruh penjuru dunia menggunakan fisika sebagai ilmu dasarnya. Begitu pentingnya fisika bagi kehidupan manusia mendorong guru untuk selalu berusaha meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam konteks pendidikan fisika, sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitude terhadap Fisika. Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media belajar yang kurang efektif, laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru ( Supardi, dkk. ). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI IPA di MAN Medan kepada orang siswa yang telah disebari angket oleh peneliti,

Vol., No., Mei terdapat sebanyak 7,% ( orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik. Data angket juga menunjukkan bahwa sebanyak % ( orang siswa) menyatakan mereka senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara berdiskusi atau berkelompok. Serta sebanyak 9,% ( orang siswa) tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja. Hal ini menyebabkan hasil belajar mereka menjadi rendah, yaitu sebanyak 76,% (3 orang siswa) memiliki nilai rata-rata antara 6-7, dengan nilai KKM yang ditetapkan disekolah yaitu 8. Hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran yang terjadi di MAN Medan menunjukkan bahwa siswa di MAN Medan memberi respon yang kurang baik terhadap mata pelajaran fisika, ini dapat dilihat ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran, mereka kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru tersebut. Karena kurangnya perhatian saat guru sedang menjelaskan, seringkali mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru tersebut. Ketidakmampuan mengerjakan tugas mengakibatkan mereka menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Inilah yang menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran inquiry training. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan pembelajaran inquiry training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Penelitian mengenai Model Pembelajaran inquiry training ini sudah pernah diteliti oleh Siregar () yang menyimpulkan bahwa model dapat meningkatkan pemahaman siswa menjadi lebih mendalam dan siswa lebih aktif dalam belajar. Peneliti juga menyarankan sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3- orang saja agar semua siswa bekerja dalam setiap kelompoknya dan juga peneliti menyarankan sebelum pembelajaran dimulai lebih baik jika melakukan adaptasi terlebih dahulu agar siswa serta peneliti tidak bingung dengan tahap-tahap inquiry training. Model Pembelajaran Inquiry Training Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien 6

Vol., No., Mei untuk mencapai tujuan pendidikan (Rusman, ). Model-model pembelajaran dapat dikembangkan antara lain melalui perbedaan pendekatan dalam proses pembelajarannya sehingga diharapkan terjadi perubahan tingkah laku para siswa. Untuk maksud itulah dikembangkan bermacam-macam model pembelajaran untuk menolong guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengelola pembelajarannya sehingga dapat menjangkau lebih banyak siswa dan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya dan lebih luas bagi mereka. Model pembelajaran inquiry training dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Richard Suchman ( Joyce et al, 9). Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Model dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Pengaruhnya adalah bahwa model (latihan penelitian) akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir kreatif, dan keterampilanketerampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi, latihan ini seefisien metode pengulangan dan pengajaran yang dibarengi dengan pengalaman-pengalaman laboratorium. Hal ini dilakukan sesuai pendapat Bruner dalam Dahar (988), bahwa selama kegiatan belajar berlangsung hendaknya siswa dibiarkan mencari atau menemukan sendiri makna sesuatu yang dipelajari. Siswa perlu diberikan kesempatan berperan memecahkan masalah seperti yang dilakukan para ilmuwan, agar mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasanya sendiri. Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. Tujuan umum model adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan untuk meningkatkan pertanyaanpertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan siswa. Untuk itulah, Suchman tertarik untuk membantu siswa meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Suchman ingin siswa-siswanya bertanya mengapa sesuatu peristiwa tertentu harus terjadi seperti itu, ada apa sebenarnya, bagaimana saya bisa menyelidikinya. Suchman juga ingin siswanya memperoleh dan memproses data secara logis dengan mengembangkan strategi-strategi intelektual umum yang dapat siswa gunakan untuk mencari tahu terjadinya fenomena atau peristiwa tertentu. Model pembelajaran inquiry training memiliki lima tahap (Joyce et al, 9) yaitu sebagai berikut: Tahap : Menghadapkan pada masalah. menjelaskan prosedur-prosedur 7

Vol., No., Mei inquiry, dan menjelaskan perbedaaan peristiwa; Tahap : Pengumpulan data verifikasi. Memverifikasi objek dan kondisi yang dialami, dan memverifikasi peristiwa dari permasalahan; Tahap 3: Pengumpulan data eksperimen. Memisahkan variabel-variabel yang relevan, dan menghipotesiskan serta menguji hubungan sebab-akibat; Tahap : Sampel Pretes Perlakuan Postes Eksperimen T X T Kontrol T X T Mengolah, merumuskan suatu penjelasan. Merumuskan suatu penjelasan; Tahap : Analisis proses inquiry. Menganalisis strategi inquiry dan mengembangkan yang lebih efektif. Metode Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di MAN Medan yang beralamat di jalan William Iskandar No.7B Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I T.P 3/. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN Medan T.P 3/ yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak ( cluster random sampling) dimana setiap kelas memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang terdiri dari satu kelas eksperimen yakni kelas XI IPA-3 yang menerapkan model pembelajaran inquiry training dan satu kelas kontrol yakni kelas XI IPA- yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan two group pretest and post-test. Masing-masing kelas diajarkan dengan materi yang sama dengan pengajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran inquiry training (T) dan kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional (O). Rancangan penelitian yang digunakan adalah two group pretest and posttest design seperti ditunjukkan pada tabel. (Noor, ) Tabel 3. Two Group Pretest- Posttest Design Keterangan: X E = Pemberian Tes awal (Pr etes) kelas eksperimen X K = Pemberian Tes awal (Pre tes) kelas kontrol X E = Pemberian Tes akhir (Postes) kelas eksperimen X K = Pemberian Tes akhir (Postes) kelas kontrol T = Pembelajaran inquiry training O = Pembelajaran konvensional Data yang diperoleh diuji normalitasnya untuk mengetahui data kedua sampel berdistribusi normal digunakan uji Liliefors. Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen digunakan uji kesamaan varians, dengan rumus: (Arikunto, ) S F hitung S Dimana: S = varians terbesar; S = varians terkecil. Jika F hitung > F tabel, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel tidak mempunyai varians yang homogen dengan α =, (α adalah taraf nyata untuk pengujian). Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan rumus: (Arikunto, ) 8

Vol., No., Mei t S x x n n dengan standar deviasi gabungan: n S n S S n n Dimana: t = distribusi t x = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x = Nilai rata-rata kelompok kontrol n = Ukuran kelompok eksperimen n = Ukuran kelompok kontrol S = Varians kelompok eksperimen S = Varian kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah: terima H o jika t t -α dimana t -α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang ( - α) dan dk = n + n dan α =,. Untuk harga t lainnya H o ditolak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Penerapan model didasarkan atas kelebihannya yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif dan aspek psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melaliu model ini dianggap lebih bermakna (Sirait, ). Hasil pretes yang diperoleh pada masing-masing kelas sampel adalah nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 3,8 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol sebesar,7. Untuk melihat secara rinci hasil pretes kedua kelas dapat dilihat pada gambar. ekuensi 6 7 6 8 6 Gambar. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan hasil pretes yang diperoleh, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model dan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Ratarata postes untuk tiap kelas setelah diberi perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 88,6 dan ratarata postes kelas kontrol sebesar 8,3. Untuk melihat secara rinci hasil postes kedua kelas dapat dilihat pada gambar. ekuensi 8 6 9 9 3 39 9 9 6 69 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 6 7 7 Gambar. Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 6 7 7 76 77 8 83 88 89 9 9 8 9 9

Vol., No., Mei Berdasarkan hasil uji coba normalitas dengan uji Lilliefors data pretes dan postes kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal untuk taraf signifikan α =,. Uji homogenitas menggunakan uji F untuk data pretes dan postes kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa varians kedua sampel homogen pada taraf signifikan α =,. Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji hipotesis menggunakan uji t, dimaksudkan untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol akibat adanya pengaruh penerapan model. Pengujian hipotesis dengan uji t dari data postes menghasilkan kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Elastisitas kelas XI semester I di MAN Medan T.P 3/. Di dalam pelaksanaan, selain melihat peningkatkan hasil belajar siswa, peneliti juga melihat bagaimana aktivitas yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan dua observer yaitu dua rekan peneliti. Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 3 orang, maka peneliti membagi siswa secara heterogen menjadi 8 kelompok. Perkembangan aktivitas siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan selama menerima pembelajaran dengan menggunakan model yaitu nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dari pertemuan I yaitu 73.79, pertemuan II dengan rata-rata nilai 8, dan pertemuan III dengan ratarata nilai 8.9. Jadi, nilai rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas eksperimen adalah 79.3. Untuk melihat secara rinci perkembangan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada gambar 3. Rata-rata 73,79 Aktifitas Siswa 8 8,9 I II III Gambar 3. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen Pembahasan Penelitian diawali dengan memberikan pretes terhadap kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah soal butir dalam bentuk pilihan berganda dengan option. Hasil pretes kelas eksperimen memperoleh nilai ratarata sebesar 3,8 dan nilai rata-rata kelas kontrol,7. Hasil tersebut menyatakan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak terlalu jauh berbeda dengan kemampuan awal kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Elastisitas kelas XI semester I di MAN Medan bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran konvensional. Selama proses belajar mengajar, peneliti mengobservasi aktivitas siswa. Observasi terdiri dari tiga kali pertemuan. Nilai rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas eksperimen adalah 79.3. 6

Vol., No., Mei Jika dilihat dari perkembangan aktivitas siswa di kelas eksperimen maka terjadi peningkatan selama menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training. Peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran inquiry training akan berpengaruh pada pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir, dan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Model pembelajaran inquiry training dapat memberikan dampak positif terhadap siswa, model pembelajaran ini mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, melalui penerapan model, siswa terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip dan jawaban lewat percobaan (Joyce et al, 9). Meskipun penerapan model telah membuat hasil belajar yang lebih baik dan dapat meningkatkan aktivitas siswa, tetapi selama pembelajaran masih ada kendala yang dihadapi, yaitu: ) siswa belum terbiasa melakukan percobaan dan diskusi, sehingga kegiatan tersebut masih kurang efektif,; ) peneliti dalam melaksanakan semua sintaks proses pembelajaran masih kurang efektif di karenakan belum maksimalnya dalam mengelola waktu. Kendala yang dihadapi oleh peneliti, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan peneliti juga lebih memperhatikan serta membimbing siswa selama bereksperimen, yaitu dengan penggunaan metode yang merangsang siswa menjadi lebih aktif dan penggunaan waktu harus diefektifkan semaksimal mungkin, supaya tiap-tiap tahap dalam model berjalan dengan baik. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa: () Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN Medan T.P 3/ memiliki rata-rata 88.6; () Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN Medan T.P 3/ memiliki rata-rata 8.; (3) Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model diperoleh nilai rata-rata aktivitas 79.3; () Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan model dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN Medan T.P 3/. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu: () Agar lebih menguasai dalam mengelola tahap-tahap/sintaks dari model, karena sebagian tahap dapat menyita waktu yang lebih banyak dari yang ditargetkan; () Memperhatikan ketersediaan alat dan keadaan alat yang akan digunakan dalam 6

Vol., No., Mei praktikum; (3) Membagi anggota kelompok saat praktikum lebih baik jangan lebih dari 3 atau orang siswa agar dapat mengontrol siswa dalam melakukan praktikum; () Memilih kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena dalam pembelajaran inquiry training ini dituntut keaktifan dan kerjasama siswa baik secara individu maupun dalam kelompok; () Memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa. /3, Skripsi, FMIPA: Unimed. Supardi, U.S., Leonard, L., Suhendi, H., dan Rismurdiyanti., (), Pengaruh Media Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Jurnal Formatif (): 7-8. Daftar Pustaka Arikunto, S., (), Dasar Dasar Evalusi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, R. W., (988), Teori-teori Belajar, Jakarta: PT. Erlangga. Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (9), Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Noor, J., (), Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana. Rusman., (), Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sirait, R., (), Pengaruh model terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok usaha dan energy kelas VII MtsN-3 Medan Jurrnal Pendidikan Fisika (): -6. Siregar, M., (), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada sub materi Pemantulan Cahaya di Kelas X Semester II SMA Teladan Indrapura T.P 6