2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENT ANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 50 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 236 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

JAKARTA BARU, KOTA MODERN YANG BERSIH, DENGAN MASYARAKAT BERBUDAYA BERSIH

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA TASIKMALAYA,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

GUBERNUR JAWA TENGAH

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

~. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHU N 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 151 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan; 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal; 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan; 5. Undang-Undan.g Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 7. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

. 2 10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Pengelolaan Keuangan Negara; 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008; 13. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang; 14. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 15. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaralDaerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang NegaralDaerah; 21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 24. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, DAN PERDAGANGAN.

3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal1 Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Asisten Perekonomian dan Administrasi adalah Asisten Perekonomian dan Administrasi Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Walikota adalah Walikota Kota Administrasi. 9. Bupati adalah Bupati Kabupaten Administrasi. 10. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan yang juga disebut Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 12. Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro. Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan yang juga disebut Suku Dinas adalah Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan pada Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. 13. Kepala Suku Dinas adalah Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi. 14. Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

4 BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal2 (1) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan. (2) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian dan Administrasi Sekda Provinsi DKI Jakarta. Pasal 3 (1) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, perlindungan, dan pengembangan koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan mempunyai fungsi : a. penyusunan, dan pelaksanaan reneana kerja dan anggaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; e. pembinaan dan pengawasan usaha perdagangan barang dan jasa, koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; d. pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan dan perkembangan usaha koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan barang dan jasa;. e. pemantauan dan pengawasan ketersediaan, distribusi, harga, standar dan mutu barang dan jasa, serta perlindungan konsumen; f. pembinaan kemetrologian, pengawasan, pemeriksaan dan pengujian alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya, serta barang dalam keadaan terbungkus; g. penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyuluhan di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan barang dan jasa;

5 h. perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah; i. fasilitasi pengembangan kemitraan usaha mikro, keeil dan menengah dan koperasi dan/atau dengan perusahaan besar; j. pengelolaan fasilitas perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro dan kecil; k. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan bimbingan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; I. pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, sertifikasi dan/atau perizinan koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, perdagangan, dan perpasaran; m. pengembangan dan penyelenggaraan promosi perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; n. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi di bidang koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; o. penyediaan, penatausahaan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja dinas koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; p. pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; q. pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia pengelola koperasi, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan; r. pengelolaan kepegawaian, Dinas Kopera~i, Usaha Perdagangan; dan keuangan, barang, dan ketatausahaan Mikro, Keeil dan Menengah, dan s. pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. BAB III ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal4 (1) Susunan organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan, sebagai berikut : a. Kepala Dinas;

6 b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Subbagian Umum; 2. Subbagian Kepegawaian; 3. Subbagian Program dan Anggaran; 4. Subbagian Keuangan. c. Bidang Koperasi, terdiri dari : 1. Seksi Kelembagaan Koperasi; 2. Seksi Pembiayaan Koperasi; 3. Seksi Pengembangan Koperasi. d. Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terdiri dari : 1. Seksi Usaha Mikro; 2. Seksi Usaha Kecil; 3. Seksi Usaha Menengah. e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari : 1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; 2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen; 3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri. f. Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari : 1. Seksi Ekspor; 2. Seksi Impor; 3. Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri. g. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari : 1. Seksi Perdagangan; 2. Seksi Kemetrologian; 3. Seksi Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. h. Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi; i. Unit Pelaksana Teknis; dan j. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Dinas mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala PasalS a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

7 b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok Jabatan Fungsional; e melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan/atau instansi pemerintah/ swasta, dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas; d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 6 (1) Sekretariat merupakan Unit Kerja staf Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal7 (1) Sekretariat melaksanakan tugas administrasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; e. pengoordinasian penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; d. pelaksanaan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; e. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan perdagangan;. f. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas; g. pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan'menengah, dan perdagangan, serta perpasaran; h. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Dinas; i. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan aeara Dinas; j. pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Dinas;

8 k. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Sekretariat; I. pemungutan, peneatatan, retribusi koperasi, usaha perdagangan; penyetoran, mikro, keeil pelaporan penerimaan dan menengah, dan m. pengoordinasian penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan urusan perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan, serta perpasaran; n. pengoordinasian penyusunan reneana strategis Oinas; o. pengoordinasian penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Oinas; p. penyiapan bahan laporan Oinas yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat; dan q. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat. Pasal 8 (1) Subbagian Umum merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan administrasi umum Oinas. (2) Subbagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Oinas. (3) Subbagian Umum mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. melaksanakan kegiatan surat-menyurat dan kearsipan antara lain meliputi penerimaan, peneatatan, pentaklikan, penomoran, stempel, pendistribusian dan pengiriman surat, serta penyimpanan, penelusuran dan pemeliharaan arsip; d. melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor; e. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja seperti bangunan gedung dan inventaris kantor; f. melaksanakan kegiatan proses pembangunan bangunan gedung kantor Dinas dan pengadaan perlengkapan/peralatan/inventaris kantor;

9 g. melaksanakan pengelolaan ruang rapatlruang pertemuan dan perpustakaan Oinas; h. melaksanakan upacara dan pengaturan acara Oinas; i. melaksanakan publikasi kegiatan Oinas; j. menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan perlengkapanl peralatan/inventaris kantor; k. menerima, menyimpan dan mendistribusikan inventaris/peralatanl perlengkapan kerja Oinas; I. melaksanakan koordinasi penghapusan barang; m. menyampaikan pencatatan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan barang kepada Subbagian Keuangan untuk dibukukan; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan Subbagian Umum; o. menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Umum; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum. Pasal9 (1) Subbagian Kepegawaian merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Oinas. (2) Subbagian Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Oinas. (3) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaks~lnakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. melaksanakan perencanaan kebutuhan, penempatan, pengembangan, mutasi, pendidikan dan pelatihan pegawai; d. melaksanakan monitoring, pengendalian, pembinaan, pengembangan dan pelaporan kinerja dan disiplin pegawai; e. melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan pang kat, cuti, dan pensiun pegawai;

10 f. menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai dalam dan dari jabatan; g. menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara data, informasi dan dokumen kepegawaian termasuk daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut kepangkatan pegawai; h. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keell dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Subbagian Kepegawaian; i. menyiapkan bahan laporan Sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Kepegawaian; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Kepegawaian. Pasal10 (1) Subbagian Program dan Anggaran merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan tugas program dan anggaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keeil dan Menengah, dan Perdagangan. (2) Subbagian Program dan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (3) Subbagian Program dan Anggaran mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. menghimpun bahan dan menyusun reneana strategis Dinas; d. menghimpun bahan dan menyusun Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas; e. melaksanakan' monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas oleh unit kerja Dinas; f. meneriroa, meneliti dan memproses permohonan penerbitanl peneetakan Surat Perintah Membayar (SPM); g. memberikan bimbingan dan konsult.asi teknis penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA), laporan kinerja, laporan kegiatan, dan laporan akuntabilitas terhadap unit kerja Dinas; h. menghimpun bahan dan menyusun laporan kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas Dinas;

11 i. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Subbagian Program dan Anggaran; k. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Sekretariat; I. menyiapkan Qahan laporan sekretariat yang terkait dengan pelaksanaan tugas Subbagian Program dan Anggaran; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Program dan Anggaran. Pasal11 (1) Subbagian Keuangan merupakan Satuan Kerja Sekretariat dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Dinas. (2) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat sesuai dengan lingkup tugasnya; c. melaksanakan penatausahaan keuangan Dinas; d. menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan penerimaan retribusi Dinas; e. menerima, dan meneliti kelengkapan dan memproses Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan Bendahara; f. menerimi} dan meneliti/menguji kelengkapan persyaratan tagihan pengeluaran belanja Dinas; g. menghimpun dan menyusun bahan.pertanggungjawaban keuangan Dinas; h. menghimpun bahan dan menyusun laporan keuangan (realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; i. melakukan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat aset Dinas;

12 j. mencatat, membukukan dan mengakuntansikan aset Oinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan; k. memberikan bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan laporan dan bahan pertanggungjawaban keuangan terhadap unit kerja Oinas; I. mengoordinasikan, memberikan bimbingan dan konsultasi teknis kepada Bendahara; m. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan Subbagian Keuangan; n. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Sekretariat; o. menyiapkan bahan laporan sekretariat yang terkait dengan tugas Subbagian Keuangan; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan. Bagian Keempat Bidang Koperasi Pasal12 (1) Bidang Koperasi merupakan Unit Kerja lini Oinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan dalam pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan perkoperasian. (2) Bidang Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di b.awah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas. Pasal13 (1) Bidang Koperasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan perkoperasian. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Koperasi mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksa(laan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; c. penyusunan bahan kebijakan teknis perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian; d. pelaksanaan pembinaan/koordinasi kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan perkoperasian, kemitraan, pemasaran dan promosi perkoperasian;

13 e. pelaksanaan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, fasilitasi dan konsultasi kelembagaan, kegiatan usaha, manajemen, permodalan, kemitraan, pem.asaran dan promosi koperasi; f. pelaksanaan pengembangan kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan, kemitraan, pemasaran dan promosi koperasi; g. pelaksanaan evaluasi kelembagaan, manajemen, kegiatan usaha, permodalan, kemitraan, pemasaran dan promosi perkoperasian; h. pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi kinerja koperasi; i. penyusunan standarisasi perlindungan, pengembangan perkoperasian; dan pembinaan dan j. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Koperasi; k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Koperasi. Pasal 14 (1) Seksi Kelembagaan Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi. (2) Seksi Kelembagaan Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi, fasilitasi dan evaluasi kelembagaan koperasi; e. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi; f. melaksanakan penilaian dan pemeringkatan koperasi; g. melaksanakan proses pengesahan dan pendaftaran badan hukum koperasi; h. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan kelembagaan koperasi;

-~ 14 i. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi; J. menyiapkan bahan laporan Bidang Koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi; dan k. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Kelembagaan Koperasi. Pasal15 (1) Seksi Pembiayaan Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan modal koperasi. (2) Seksi Pembiayaan Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Pembiayaan Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan Iingkup tugasny.a; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan pembiayaan koperasi; d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan pembiayaan koperasi; e. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, evaluasi, dan pengembangan pembiayaan koperasi; f. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kedl dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan pembiayaan koperasi; g. menyiap~an bahan laporan Bidang Koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Pembiayaan Koperasi; h. mengoordinasikan penyusunan Renc;ana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi; i. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Koperasi; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pembiayaan Koperasi.

---.. 15 Pasal16 (1) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi merupakan satuan kerja Bidang Koperasi dalam pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan usaha koperasi. (2) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Koperasi. (3) Seksi Pengembangan Usaha Koperasi mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Koperasi sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyusun pedoman teknis pelaksanaan, pengembangan dan perlindungan usaha koperasi; pembinaan, d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi usaha koperasi; e. melaksanakan upaya pengembangan dan perlindungan usaha koperasi; f. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan, pengembangan, dan perlindungan kegiatan usaha koperasi; g. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi; h. menyiapkan bahan laporan bidang koperasi yang terkait dengan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi; dan I. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengembangan Usaha Koperasi. Bagian Kelima Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah Pasal17 (1) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah merupakan Unit Kerja lini Oinas dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha mikro, keeil, dan menengah. (2) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas.

16 Pasal 18 (1) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan perlindungan usaha mikro, keeil dan menengah. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; b. pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; c. pelaksanaan upaya pengembangan, dan perlindungan usaha mikro, keeil dan menengah; d. pelaksanaan monitoring, bimbingan, supervlsl, fasilitasi, konsultasi dan evaluasi usaha mikro, keeil dan menengah; e. penyusunan kebijakan teknis perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro, keeil dan menengah; f. penyusunan standarisasi penataan usaha mikro, keeil dan menengah; g. penyusunan sistem kemitraan antar usaha mikro, keeil dan menengah dan/atau dengan usaha besar; h. pelaksanaan klasifikasi usaha; i. pelaksanaan pengembangan dan evaluasi sistem perlindungan, pembinaan dan pengembangan usaha mikro, keeil dan menengah; j. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah; dan k. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pasal1g (1) Seksi Usaha Mikro merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha mikro. (2) Seksi Usaha Mikro dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Mikro mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya;

17 b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyusun pedoman/petunjuk teknis kebijakan pembinaan, perlindungan, dan pengembangan usaha mikro; d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perlindungan usaha mikro; e. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha mikro; f. melaksanakan kegiatan dan upaya perlindungan (kelembagaan, permodalan dan pemasaran) usaha mikro; g. melaksanakan koordinasi pengelolaan fasilitas pembinaan usaha mikro; h. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perlindungan usaha mikro; i. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha mikro; j. melaksanakan koordinasi pembinaan, pengembangan usaha mikro; perlindungan, dan k. memfasilitasi upaya perlindungan, dan pengembangan usaha mikro; I. melaksanakan evaluasi perlindungan dan pengembangan usaha mikro; m. melaksanakan pengembangan sistem perlindungan usaha mikro; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Mikro; o. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil Dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Mikro; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Mikro. Pasal 20 (1) Seksi Usaha Keeil merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan, perlindungan dan pengembangan usaha keei!. (2) Seksi Usaha Kecil dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggun'g jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Keeil mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan lingkup tugasnya;

-, 18 b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya; e. menyusun pedbmanipetunjuk teknis kebijakan perlindungan, dan pengembangan usaha kecil; pembinaan, d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha keeil; e. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknik) usaha kecil; f. melaksanakan koordinasi pengelolaan fasilitas promosi dan pemasaran usaha keeil; g. melaksanakan kegiatan dan upaya perlindungan (kelembagaan, permodalan dan pemasaran) usaha keeil; h. melaksanakan koordinasi pengembangan usaha keeil; pembinaan, perlindungan, dan i. memfasilitasi upaya perlindungan, dan pengembangan usaha keeil; J. melaksanakan evaluasi perlindungan dan pengembangan usaha kecil; k. melaksanakan pengembangan sistem perlindungan usaha keeil; I. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Kecil; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Keeil; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Keeil. Pasal21 (1) Seksi Usaha Menengah merupakan satuan kerja Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha menengah. (2) Seksi Usaha Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah. (3) Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sesuai dengan Iingkup tugasnya;

19 e. menyusun pedoman/petunjuk teknis kebijakan pembinaan dan pengembangan usaha menengah; d. melaksanakan kegiatan dan upaya pengembangan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknis) usaha menengah; e. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi serta kemitraan (kelembagaan, permodalan, pemasaran, manajemen, dan teknis) usaha menengah; f. melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha menengah; g. melaksanakan promosi, pengembangan, dan pemberdayaan usaha keeil dan menengah; h. memfasilitasi upaya pengembangan usaha menengah; I. melaksanakan evaluasi pengembangan usaha menengah; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas seksi usaha menengah; k. mengoordinasikan penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Usaha Mikro Keell dan Menengah; I. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas) Bidang Usaha Mikro Keeil dan Menengah; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Usaha Mikro, Keeil dan Menengah yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Menengah; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tug as Seksi Usaha Menengah. Bagian Keenam Bidang Perdagangan Dalam Negeri Pasal 22 (1 ) Bidang P:,rdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan pembinaan perdagangan dalam negeri. merupakan Unit Kerja lini Dinas dan pengembangan kegiatan (2) Bidang Perdagangan Dalam Negen dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 23 (1) Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri.

20 (2) Untuk melaksanakan tug as sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), Bidang Perdagangan Dalam Negeri mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perdagangan Dalam Negeri; b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perdagangan Dalam Negeri; c. penyusunan kebijakan, petunjuk, dan pedoman teknis pembinaan, dan pengembangan kegiatan perdagangan dalam negeri; d. pelaksanaan moniloring, pengendalian, bimbingan, supervlsl, fasililasi, konsullasi, dan evaluasi kegialan perdagangan dalam negeri serta perlindungan konsumen; e. pelaksanaan upaya pengembangan kegiatan usaha perdagangan dalam negeri; f. pemberian, pengendalian dan evaluasi izin usaha perdagangan dalam negeri; g. pengoordinasian pelaksanaan kebijakan pendaftaran perusahaan; h. pelaksanaan fasilitasi pemasaran dan promosi kegiatan perdagangan dalam negeri; i. pelaksanaan koordinasi pembinaan kemetrologian; j. penyediaan, pemeliharaan, dan perawalan prasarana dan sarana perdagangan dalam negeri; k. pelaksanaan upaya peningkalan penggunaan hasil produksi dalam negeri; I. monitoring pengadaan, ketersediaan, harga, kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar; m. pembinaan dan pengembangan kegiatan usaha perpasaran; n. peningkalan kerja sama dan koordinasi dunia usaha anlar daerah dan lintas sektoral di bidang perdagangan dalam negeri; o. penyiapaf) bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Dalam Negeri; dan p. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Dalam Negeri.. Pasal24 (1) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan dan pendaftaran perusahaan.

21 (2) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Oalam Negeri. (3) Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyiapkan petunjuk teknis pembinaan dan penataan kegiatan serta pemberian izin usaha perdagangan dan perpasaran; d. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi usaha perdagangan, pendaftaran perusahaan, pengawasan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat; e. melaksanakan upaya pengembangan usaha perdagangan, pendaftaran perusahaan, pengawasan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat serta peningkatan kerja sama dunia usaha perdagangan; f. melakukan bimbingan teknis pengembangan pemasaran; g. memberikan dan mengevaluasi izin perpasaran; h. pelaksanakan pelayanan informasi perusahaan pada dunia instansi pemerintah maupun swasta dan investor membutuhkan; usaha, yang i. menghimpun, memelihara, dan menyajikan data dan informasi pendaftaran perusahaan; j. melakukan pengoordinasian pelaksanaan penerbitan izin usaha perdagangan; k. monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendaftaran perusahaan; I. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan.

22 Pasal 25 (1) Seksi Pengadaan, Distribusi dan Perlindungan Konsumen merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Dalam Negeri dalam pelaksanaan pengendalian dan pengembangan pengadaan, distribusi dan perlindungan konsumen. (2) Seksi Pengadaan, Distribusi dan Perlindungan Konsumen dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri. (3) Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun pelunjuk teknis pelaksanaan monitoring dan evaluasi ketersediaan, distribusi, harga, dan stok barang dan jasa; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kelancaran distribusi barang dan jasa; e. melaksanakan monitoring dan evaluasi slok barang dalam gudang; f. melaksanakan monitoring dan evaluasi upaya perlindungan konsumen; g. melaksanakan monitoring dan evaluasi harga barang dan jasa; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi ketersediaan barang dan jasa; i. menghimpun, mengolah, memelihara dan menyajikan data dan informasi ketersediaan, distribusi, harga, dan stok barang dan jasa; j. menyusun prognosa kebutuhan barang dan jasa periodik; k. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkc)tan kerja sama dengan dunia usaha di bidang pengadaaan, barang dan jasa dan distribusi; I. melakukan koordinasi kelancaran ketersediaan, distribusi, dan harga barang kebutuhan pokok masyarakai; m. melaksanakan pemberian izin pengadaan, distribusi, dan usaha pergudangan; n. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pengadaan, distribusi dan perlindungan konsumen yang terkait dengan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen;

23 o. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri; p. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Perdagangan Oalam Negeri; q. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen; dan r. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pengadaan, Oistribusi dan Perlindungan Konsumen; Pasal26 (1) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Oalam Negeri dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sarana perdagangan dan promosi dalam negeri. (2) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Oalam Negeri. (3) Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri mempunyai tugas: a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Oalam Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. menyiapkan bahan kebijakan teknis pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sarana promosi dan pameran; d. melaksanakan monitoring, bimbingan, supervisi, konsultasi, fasilitasi, dan evaluasi upaya peningkatan penggunaan produksi dan promosi dalam negeri; e. melaksanaan upaya promosi dan peningkatan penggunaan produksi dalam n~eri; f. melaksanakan koordinasi pembinaan kemetrologian; g. melaksanakan fasilitasi kerja sama dunia usaha perdagangan dalam negeri; h. mengumpulkan dan mengelola serta menyiapkan bahan bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi dan pameran, periklanan, serta penigkatan kerjasama dengan dunia usaha, termasuk pendaftaran trading house pemerintah dan swasta;

24 i. mengelola pemberian pendaftaran dan per,setujuan izin usaha pameran perdagangan; j. melakukan pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan sarana dan promosi perdagangan; k. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri; I. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Oalam Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Oalam Negeri. Bagian Ketujuh Bidang Perdagangan Luar Negeri Pasal 27 (1) Bidang Perdagangan Luar Negeri merupakan unit kerja Iini Oinas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri. (2) Bidang Perdagangan Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Oinas. Pasal 28 (1) Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan perdagangan luar negeri. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi : a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri; b. pelaksanaan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdag~ngan Luar Negeri; c. penyusunan petunjuk dan pengembangan dan pelayanan perdagangan luar negeri; pedoman teknis pembinaan, perizinan/rekomendasi kegiatan d. pelaksanaan monitoring, bimbingan, supervisi, fasilitasi, konsultasi, dan evaluasi kegiatan perdagangan luar negeri; e. pelaksanaan upaya pengembangan kegiatan perdagangan luar negeri;

25 f. pemberian persetujuan ekspor terhadap barang-barang yang diatur dan diawasi ekspornya; g. menghimpun, mengolah, memelihara dan menyajikan data dan informasi mengenai iklim usaha perdagangan luar negeri; h. peningkatan pelaksanaan koordinasi pengembangan ekspor daerah; i. pelaksanaan proses, penerbitan, dan sosialisasi Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor, serta pemanfaatannya kepada dunia usaha; j. peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan instansi lainnya dalam pelaksanaan promosi di luar negeri; k. penyiapan bahan pengembangan fasilitasi ekspor dan impor, peluang pasar, pemasyarakatan fasilitas perdagangan internasional; I. penyusunan ba~an kebijakan teknis perdagangan luar negeri; m. penyiapan bahan laporan dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Luar Negeri; dan n. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Perdagangan Luar Negeri. Pasal 29 (1) Seksi Ekspor merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kegiatan ekspor. (2) Seksi Ekspor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Ekspor mempunyai tugas : a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pedoman bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha ekspor; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi dan fasilitasi mutu barang ekspor; e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengembangan usaha ekspor; f. melakukan proses pelayanan umum, penyiapan, penelitian, penerbitan dokumentasi ekspor;

26 g. menyiapkan bahan koordinasi dengan pemerintah pusat dan/atau perwakilan pemerintah pusat di luar negeri dalam penyelesaian sengketa dagang yang melibatkan eksportir; h. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dengan bidang ekspor; i. memberikan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan usaha, perizinan, analisis iklim usaha; J. melakukan upaya pengembangan ekspor; k. menyusun dan mengelola data base kegiatan ekspor; I. melakukan pemantauan, evaluasi atas kegiatan ekspor; m. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang terkait dengan tugas Seksi Ekspor; n. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Ekspor; dan o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Ekspor. Pasal30 (1) Seksi Impor merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan pengendalian impor. (2) Seksi Impor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Impor mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyiapk&ln bahan perumusan kebijakan bimbingan teknis dan pengendalian kegiatan impor; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi, konsultasi dan fasilitasi mutu barang impor;. e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis, pembinaan kegiatan impor dan pengawasan mutu barang impor; f. melakukan proses pelayanan umum dan pembinaan importir, penerbitan Angka Pengenal Impor (API);

27 g. menyiapkan bahan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan/atau Perwakilan Pemerintah Pusat di luar negeri dalam penyelesaian sengketa dagang yang melibatkan importir; h. melakukan analisis iklim usaha, pemantauan dan evaluasi serta peningkatan kerja sama dengan dunia usaha di bidang impor; I. menyusun dan mengelola data base kegiatan impor; J. melakukan pemantauan, evaluasi dan atas kegiatan impor; k. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan Seksi Impor; I. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Impor; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Impor. Pasal 31 (1) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri merupakan satuan kerja Bidang Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan analisa pasar dan promosi luar negeri. (2) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri. (3) Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri mempunyai tugas : a. menyusun bahan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri sesuai dengan lingkup tugasnya; e. menyiapkan bahan perumusan kebijakan bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi, pameran, serta misi dagang luar negeri termasuk pemanfaatan trading house pemerintah dan swasta; d. melaksanakan monitoring, bimbingan teknis, supervisi dan konsultasi dan fasilitasi pengembangan sarana, promosi, pameran, dan misi dagang luar negeri; e. menyiapkan pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis pembinaan, pengembangan sarana, promosi dan pameran, serta misi dagang luar negeri; f. melaksanakan analisis iklim usaha, dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan promosi, dan pameran di luar negeri;

28 g. mengoordinasikan dengan instansi terkait dan dunia usaha dalam mempromosikan. produk unggulan dan andalan daerah di luar negeri; h. mengelola dan mengembangkan data base peluang pasar internasional dan negara sumber barang impor; i. melakukan pemantauan, evaluasi atas kegiatan promosi dan analisis pasar; j. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis perkoperasian, usaha mikro, keeil dan menengah, dan perdagangan yang berkaitan dengan Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri; k. mengoordinasikan penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Anggaran (OPA) Bidang Perdagangan Luar Negeri; I. mengoordinasikan penyusunan laporan (keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas) Bidang Perdagangan Luar Negeri; m. menyiapkan bahan laporan Bidang Perdagangan Luar Negeri yang terkait dengan tugas Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri; dan n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri. Bagian Kedelapan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pasal32 (1) Bidang Pengawasan dan Pengendalian merupakan unit kerja lini Oinas dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian koperasi, usaha mikro, keeil, dan menengah dan perdagangan. (2) Bidang Pengawasan dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Oinas. Pasal33 (1 ) Bidang Pengawasan dan Pengendalian melaksanakan pengawasan dan pengendalian keeil, dan menengah dan perdagangan. mempunyai tugas koperasi, usaha mikro, (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi : a. penyusunan Reneana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Ookumen Pelaksanaan Pengendalian; Anggaran (OPA) Bidang Pengawasan dan