III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yaitu dengan pemberian insektisida golongan IGR dengan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

Gambar 3. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. dan Desa Nagasaribu), dan Kecamatan Paranginan (Desa Paranginan Selatan, Desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE. Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT METARHIZIUM ANISOPLIAE TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) di LABORATORIUM

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana TERHADAP HAMA Helopeltis sp. YANG MENYERANG TANAMAN KAKAO. Syamsul Makriful Akbar 1 dan Mariani 2 ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Bab III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

II. MATERI DAN METODE

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat di Sumberjaya. Kumbang penggerek buah kopi (H. hampei) diambil dan dikumpulkan dari buah-buah kopi yang terserang hama tersebut. Isolat jamur B. bassiana dari Sumberjaya didapatkan dari buah kopi yang terserang H. hampei dan kemudian diisolasi serta dibiakkan di laboratorium. Isolat B.bassiana asal Tegineneng didapatkan dari Laboratorium Pengendalian Hayati Hama dan Penyakit Perkebunan di Tigeneneng yang belum diketahui asal serangga inangnya. Isolasi dilakukan secara aseptik di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Petanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan antara lain isolat jamur B. basiana yang diisolasi dari kumbang H. hampei terinfeksi B. bassiana dari Sumberjaya dan isolat jamur B.bassiana dari Tigeneneng yang sudah berupa isolat murni dari Laboratorium Hama dan Penyakit Perkebunan Tegineneng, media SDA (Sabouraud Dextrose Agar), aquades, alkohol 70 %, trimizin, plastik, kertas label, karet, kain dan buahbuah kopi, dan kumbang H. hampei dewasa. Alat yang digunakan dalam

14 penelitian ini adalah pisau/cutter, spidol, gunting, cawan petri, laminar air flow, bunsen, pinset, nampan plastik, gelas plastik, rotamixer, autoklaf, jarum ose, tabung reaksi, labu erlenmeyer, labu ukur, haemositometer, mikropipet, mikroskop majemuk, dan stoples plastik. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakutas Pertanian Universitas Lampung. Dua pengujian terpisah dilakukan yaitu, pengujian isolat jamur dari Sumberjaya dan isolat dari Tigeneneng. Masingmasing pengujian menggunakan lima perlakuan yaitu kontrol (air steril), suspensi jamur pada tingkat pengenceran P 1, P 2, P 3, dan P 4. Satuan percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 kelompok. Pengelompokan berdasarkan waktu aplikasi yang berbeda-beda. Jumlah serangga uji setiap satuan percobaan adalah 20 ekor kumbang H. hampei dewasa yang diambil langsung dari buah-buah kopi terserang di lapangan. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengambilan Serangga Uji Serangga uji kumbang penggerek buah kopi dewasa H. hampei diambil dari buah kopi yang terserang H. hampei di lapangan. Kopi-kopi yang bergejala serangan dibelah menggunkan pisau cutter dan kumbang H. hampei dikumpulkan dan ditempatkan pada gelas gelas plastik, setelah jumlahnya cukup segera diberi perlakuan suspensi jamur patogen.

15 3.4.2 Pembuatan Media SDA Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) adalah media yang mengandung pepton dan kasein di dalamnya. Bahan yang digunakan untuk membuat 1 liter media ini dibutuhkan 40 gr gula pasir, 14 gr agar batang, 5 gr pepton, 10 gr kasein dan 1 liter air destilata. Semua bahan dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer kemudian ditutup menggunakan alumunium foil, serta dikencangkan dengan karet gelang dan dibungkus plastik tahan panas. Selanjutnya, semua bahan yang telah dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer disterilkan selama + 2 jam dengan tekanan 1 atm pada suhu 121 o C, kemudian didiamkan sebentar sampai dingin. Empat buah tablet trimizin atnibiotik yang telah dihaluskan ditambahkan ke dalam media, dalam ruangan steril (Laminar Air Flow ) media ini dituangkan ke Petridish. 3.4.3 Isolasi Jamur Beauveria bassiana dari Sumberjaya Buah kopi yang mengandung H. hampei dan bertanda terinfeksi jamur B. bassiana diamati di bawah mikroskop sterio binokuler di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan. Setelah diketahui bahwa jamur tersebut B. bassiana, dilakukan isolasi menggunakan media SDA (Subouraoud Dextrose Agar). Kumbang H. hampei yang terinfeksi jamur B. bassiana diletakkan pada media SDA yang mulai disediakan. Pada media ini jamur B.bassiana dari H. hampei telah tumbuh pada hari ke tiga setalah inkubasi. Selanjutnya dilakukan pemindahan jamur ke media SDA yang baru untuk pemurnian dan diidentifikai kembali. Perbanyakan jamur dilakukan pada media yang sama selama dua puluh hari untuk mencapai pertumbuhan penuh. Isolat B. bassiana dari Tegineneng

16 didapatkan dalam bentuk isolat yang telah murni. Akan tetapi umur dari jamur tersebut sudah tua sehingga dibutuhkan peremajaan. Peremajaan dilakukan dengan mengambil sedikit B. bassiana dari isolat lama kemudian dipindahkan ke media SDA yang baru. Pertumbuhan penuh dari isolat B. bassiana asal Tegineneng dicapai pertumbuhan pada hari kedua puluh. 3.4.4 Penyiapan Suspensi Jamur Kultur B. bassiana pada cawan petri dicampur dengan aquades 10 ml, kemudian diaduk hingga rata agar spora terlepas dari media. Suspensi yang diperoleh ini adalah diangggap sebagai suspensi spora dengan tingkat pengenceran 10-1. Selanjutnya suspensi tersebut diencerkan lagi secara berseri sehingga diperoleh pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4, yang selanjutnya disimbolkan pengenceran 10-1 sebagai P 4, 10-2 sebagai P 3, 10-3 sebagai P 2, dan 10-4 sebagai P 1. Kerapatan spora pada setiap tingkat pengenceran secara berurutan dihitung dengan menggunakan haemositometer. Caranya, suspensi B. bassiana diteteskan ke atas permukaan gelas haemositometer yang diletakkan di bawah mikroskop majemuk dengan perbesaran 400 X. Jumlah spora dihitung dengan bantuan handcounter sebanyak 3 kali. Kerapatan spora, dihtiung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rata rata jumlah spora/kotak sedang x 10 3 Kerapatan Spora = --------------------------------------------------- 0,04 x 0,1 Keterangan : 0,04 : luas kotak sedang hemositometer 0,1 : kedalaman hemositometer 10 3 : perhitungan per ml

17 Masing-masing tingkat pengenceran suspensi diketahui konsentrasinya yaitu berturutan P 1 = 10 5, P 2 = 10 5, P 3 = 10 6 dan P 4 = 10 7. 3.4.4 Aplikasi Suspensi Jamur Aplikasi jamur B. bassiana pada kumbang H. hampei dilakukan dengan metode tetes. Sebanyak 20 ekor kumbang H. hampei dewasa diletakkan pada setiap wadah gelas pelastik (cup), yang dialasi kertas saring. Kemudian, dengan cara memiringkan cup kumbang H. hampei uji dikondisikan agar dalam posisi berkumpul, kemudian ditetesi dengan suspensi jamur sesuai dengan dosis (tingkat pengenceran) sebanyak tiga tetes per satuan percobaan sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh kumbang terkena tetesan suspensi jamur. Pada perlakuan kontrol, kumbang ditetesi dengan air steril. Kumbang H. hampei yang telah diberi perlakuan suspensi jamur, kemudian dipindahkan ke buah kopi sehat sebanyak 20 butir per wadah dan diinkubasi pada suhu ruang. 3.4.6 Pengamatan Pengamatan kemunculan tanda adanya infeksi jamur entomopatogen dilakukan setiap hari pada kumbang H. hampei yang telah mati. Kumbang H. hampei yang telah mati diamati dengan menggunakan mikroskop untuk melihat tanda adanya infeksi jamur. Pengamatan juga dlakukan pada kopi yaitu dengan melihat adanya tanda hifa jamur pada liang gerekan kumbang H. hampei. Pengamatan terakhir yaitu 15 hari setelah aplikasi, dilakukan dengan cara membelah buah buah kopi menggunakan pisau. Kumbang-kumbang di dalam buah diamati dan ditetapkan kumbang mati terinfeksi jamur dan kumbang sehat.

18 Tingkat kematian H. hampei berjamur dihitung dengan rumus : Keterangan : M : Persentase kematian akibat Beauveria bassiana (%) n : Jumlah serangga yang mati akibat infeksi jamur (ekor) N : Jumlah serangga yang diuji (ekor) Selain tingkat mortalitas, variabel lain yang diukur dalam penelitian ini adalah waktu kematian kumbang H. hampei uji yang dihitung melalui periode letal dan virulensi B. bassiana dengan rumus Susilo et al., (1993, dalam Indiyati 2009). Periode Letal (T) = [ (H i x M i )] / [ (M i )] Virulensi (δ) = 1/T dengan T Hi Mi = Periode Letal = Waktu kematian (periode letal individu serangga uji) = Jumlah serangga yang mati (terinfeksi) Dalam analisis data yang disajikan virulensi adalah dalam satuan persen (%) yaitu 1/T X 100%. 3.4.7 Analisis Data Data tingkat mortalitas dianalisis dengan analisis regresi linier pada taraf nyata 5%. Untuk menurunkan keragaman data kerapatan spora ditransformasi ke log10. Data hasil pengamatan virulensi dan periode letal dianalisis ragam dan pemisahan nilai tengah menggunakan uji BNT. Semua analisis statistik menggunakan taraf nyata 1% atau 5%.