Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

dokumen-dokumen yang mirip
KESADARAN PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA PADA MASYARAKAT KOTA SEMARANG DAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OLEH HERDAYULI NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. ELLINA S. PANDEBESIE, MT

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Bontoala merupakan bagian dari Kecamatan Pallangga

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

V. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN KOTA BANDAR LAMPUNG. Abstrak

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BUPATI POLEWALI MANDAR

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA SUKOSARI JUMANTONO TUGAS AKHIR

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I. PENDAHULUAN. permukiman, jasa dan pelayanan masyarakat. Pertumbuhan dan. masyarakat. Perkembangan suatu daerah mempengaruhi pola konsumsi dan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PERAN KELUARGA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DALAM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: Andrik F. C. A.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

PARTISIPASI ANGGOTA RUMAH TANGGA DAN CARA PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

BAB II PELAYANAN SKPD

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA TEKNIK OPERASIONAL DALAM MANAJEMEN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

1

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan Environmental Impact Analysis, telah secara luas digunakan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

PENGKAJIAN FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGELOLAAN SAMPAH PARTISIPATIF

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Abstrak PENDAHULUAN. Volume 5, Nomor 2, Juni 2013 Hal Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB HI METODE PENELITIAN. Metode dari penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 7 Peta wilayah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

ABSTRAK. Kata Kunci : Timbulan sampah, proportional stratified random sampling, Kelurahan Bantan.

STUDI PENANGANAN SAMPAH DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR JATIBARANG BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. Urang Kota Malang mencapai 1642,5 m 3 atau 420,48 ton per 12 jam bisa

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

Analisis Situasi. PENDEKATAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RW 03 (Perum Kertas Leces) DESA BANJAR SAWAH KECAMATAN TEGALSIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

IDENTIFIKASI PREFERENSI MASYARAKAT DALAM SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PERMUKIMAN (Studi Kasus: Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR Studi Kesadaran Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik pada Level Keluarga melalui Pembentukan Peer-Group pada Masyarakat Kota Semarang dan Yogyakarta Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

PENDAHULUAN Semakin besar suatu kota akan semakin banyak volume limbah sampah rumah tangga yang dihasilkan. Perlu pendayagunaan sampah organik dan anorganik Hasil penelitian awal (rumah susun Pekunden Semarang): - Kurang pemahaman pendayagunaan sampah organik dan anorganik - Kurang pemahaman pemilahan sampah organik dan anorganik - Bahkan masih ada yang membuang sampah di sungai (7,5 % responden) Kesadaran yang minim tentang membuang sampah merangsang kami untuk melakukan penelitian, yaitu:

1. Apakah latar belakang sosial budaya ekonomi (strata atas, menengah, bawah) mempengaruhi kesadaran dan perilaku masyarakat dalam membuang dan memilahkan sampah organik dan anorganik? 2. Apakah karakter masyarakat (Yogyakarta dan Semarang) mempengaruhi kesadaran dan perilaku masyarakat dalam membuang dan memilahkan sampah organik dan anorganik? 3. Bagaimana Upaya penyadaran dan pembentukan perilaku pemilahan sampah organik dan anorganik Solusi: dengan cara membentuk peer group untuk menampung minat yang memiliki kekuatan untuk menularkan minat kepada warga yang

Tujuan: Tujuan penelitian (tahun ke-1): * Ingin mengetahui kesadaran pemilahan sampah organik dan anorganik pada level keluarga pada objek penelitian. * Ingin mengetahui pengelolaan sampah organik dan anorganik pada objek penelitian Penelitian tahun pertama merupakan penelitian awal sebelum objek penelitian dikenai stimulus (pembentukan peer group). Setelah diberi stimulus, dilakukan penelitian tahun kedua, untuk mengetahui evaluasi hasil dari stimuli.

Pengumpulan dan pengolahan sampah Indikator: Pengumpulan sampah organik dan anorganik di tempat tertentu Pengolahan sampah organik dan anorganik menjadi barang dengan nilai tambah Tolok Ukur: Partisipasi rendah bila rata-rata prosentase tiga indikator 0 % - 33 % Partisipasi cukup bila rata-rata prosentase tiga indikator 33,01 % - 66 % Partisipasi tinggi bila rata-rata prosentase tiga indikator 66,01 % - 100 %

METODE PENELITIAN Pengambilan Sampel Stratified sampling (bertingkat: Sutrisno Hadi, 1982) Lokasi penelitian masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan yang diwakili kota Yogyakarta dengan lokasi: Rusun Gemawang (strata bawah), Perumahan Pringwulung (strata menengah), Perumahan Kaliurang Pratama (strata atas). Semarang : Rusun Pekunden (strata bawah), Perumahan Jangli Permai (strata menengah), Perumahan Srondol Bumi Indah (Strata atas)

Pengambilan Data Data diambil dengan menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Analisa Data - Penelitian ini ingin melihat kesadaran responden, sehingga digunakan analisa diskriptif. - Kesadaran responden akan dilakukan silang dengan: 1) peran dalam keluarga (ayah, ibu, anak), 2) jenis kelamin, dan 3) status sosial ekonomi, dan kota. Untuk mengetahui silang diantara dua hal yang berbeda akan digunakan analisa chi square. Untuk menjelaskan gejala suatu perbedaan digunakan analisa tabulasi silang dan memberikan penjelasan digunakan analisa diskriptif.

Hasil Penelitian Kesadaran (pemilahan dan pengolahan sampah) memiliki 4 unsur, yaitu: pengetahuan, kemauan, dan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan tinggi tentang pemilahan sampah, tetapi kemauan dan tindakan rendah. Jadi terjadi ketidakseimbangan antara pengetahuan, kemauan dan tindakan.

Gejala ini terjadi karena beberapa hal: 1) Motivasi responden dalam melakukan realisasi pengetahuan yang dimiliki rendah; 2) Keterampilan yang kurang dalam pemilahan sampah maupun dalam mendayagunakan sampah bahwa sampah merupakan sesuatu yang dapat memberikan nilai tambah; 3) Sampah masih dipandang sebagai sesuatu yang remeh dan menjijikkan; 4) Peran pemerintah yang kurang konsisten dan konsekuen dalam menangani dan mengelola sampah menuju pemilahan sampah (TPS dan TPA tidak ada pemilahan sampah) dan kurang mendorong pendayagunaan sampah menjadi barang yang memiliki nilai tambah, seperti bantuan yang mudah dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana.

Umumnya responden memiliki kesadaran yang tinggi (71,11 %) dalam memilahkan sampah. Tingginya kesadaran ini lebih banyak disebabkan oleh pengetahuan responden yang tinggi (88,88 %), sedangkan kemuannya rendah ( - 71,11 %), juga realisasi dalam tindakan rendah ( - 77,22 %). Kesadaran pemilahan sampah pada responden kota Semarang lebih rendah daripada responden kota Yogyakarta, karena pengenalan atau pengetahuan pemilahan sampah lebih dahulu terjadi pada kota Yogyakarta sebagai kota global.

Kesadaran memilah sampah pada masyarakat perumahan atas lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perumahan menengah dan bawah, karena sampah oleh masyarakat dari perumahan atas masih dianggap sebagai sesuatu yang remeh, kecil dan tidak memberikan penghasilan yang cukup. Laki-laki lebih rendah kesadaran dalam memilahkan sampah daripada wanita, karena wanita bergelut langsung dengan sampah. Responden dengan pendidikan tinggi dan sedang memiliki kesadaran yang tinggi dalam memilahkan sampah. Usia muda dan dewasa memiliki kesadaran yang tinggi dalam memilahkan sampah dibandingkan dengan usia lanjut

Untuk meningkatkan pengetahuan, kemuan, tindakan agar tercapai kesadaran pemilahan sampah, telah dibentuk peer group dalam penelitian tahun ke-1 ini. Pembentukan peer group ini perlu diikuti dengan pembinaan/pendampingan, mengingat dari hasil pantauan pada tahun ke-1, keterampilan mereka dalam pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah masih rendah. Pengaruh pembentukan dan pembinaan peer group terhadap peningkatan kesadaran pemilahan sampah akan diteliti pada TAHUN KEDUA.

Disarankan : Pemerintah kota Semarang maupun Yogyakarta perlu bersikap konsisten dan konsekuen untuk mendorong masyarakat melakukan pemilahan dan pendayagunaan sampah. Sebagai misal penyediaan TPA dan TPS yang memilahkan sampah organik dan anorganik, penyediaan sarana dan prasarana pemilahan sampah dan daur ulang (mesin pemotong dan keterampilan daur ulang)

Beberapa MODEL pengelolaan sampah untuk mendapatkan nilai tambah: 1. Sampah dikelola oleh tiap-tiap keluarga secara nonprofesional, sampah rumah tangga diupayakan memiliki nilai tambah dan kemudian hasilnya dimanfaatkan/dikonsumsi sendiri oleh keluarga. 2. Sampah dikelola oleh perumahan / RT / RW secara profesional, sampah rumah tangga diupayakan nilai tambah oleh perumahan/rt/rw, dan kemudian hasilnya dijual ke masyarakat umum sehingga memberikan penghasilan.

3. Sampah dikelola oleh pemerintah kota secara profesional, sampah rumah tangga diupayakan nilai tambah oleh pemerintah kota dan kemudian hasilnya dijual ke masyarakat umum sehingga memberikan penghasilan, atau digunakan sendiri untuk memupuk taman kota.