IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
NEAR REAL TIME SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PEMANTAU CUACA ANTARIKSA

OPTIMALISASI PENGAMATAN DATA UJI KOMUNIKASI RADIO DENGAN MEMANFAATKAN PERANGKAT LUNAK PrintKey 2000

KAJIAN AWAL EFISIENSI WAKTU SISTEM AUTOMATIC LINK ESTABLISHMENT (ALE) BERBASIS MANAJEMEN FREKUENSI

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT (ALE) NASIONAL

PENENTUAN RENTANG FREKUENSI KERJA SIRKUIT KOMUNIKASI RADIO HF BERDASARKAN DATA JARINGAN ALE (AUTOMATIC LINK ESTBALISHMENT) NASIONAL

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

UNTUK PENGAMATAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF SECARA

KAJIAN HASIL UJI PREDIKSI FREKUENSI HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO DI LINGKUNGAN KOHANUDNAS

KAJIAN STUDI KASUS PERISTIWA PENINGKATAN ABSORPSI LAPISAN D PADA TANGGAL 7 MARET 2012 TERHADAP FREKUENSI KERJA JARINGAN KOMUNIKASI ALE

DAMPAK PERUBAHAN INDEKS IONOSFER TERHADAP PERUBAHAN MAXIMUM USABLE FREQUENCY (IMPACT OF IONOSPHERIC INDEX CHANGES ON MAXIMUM USABLE FREQUENCY)

PEMANFAATAN DOSBox UNTUK MENDUKUNG SCALING DATA IONOSFER

Sri Suhartini 1, Irvan Fajar Syidik, Slamet Syamsudin Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan. Diterima 15 Februari 2014; Disetujui 17 April 2014

Sri Suhartini *)1, Irvan Fajar Syidik *), Annis Mardiani **), Dadang Nurmali **) ABSTRACT

PENGARUH PERUBAHAN fmin TERHADAP BESARNYA FREKUENSI KERJA TERENDAH SIRKIT KOMUNIKASI RADIO HF

PENENTUAN INDEKS IONOSFER T REGIONAL (DETERMINATION OF REGIONAL IONOSPHERE INDEX T )

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran berkomunikasi radio sangat ditentukan oleh keadaan lapisan E

Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT

SISTEM PENGOLAH PREDIKSI PARAMETER KOMUNIKASI RADIO

ANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC

METODE PEMBACAAN DATA IONOSFER HASIL PENGAMATAN MENGGUNAKAN IONOSONDA FMCW

ANALISIS PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF DAN RADIUS DAERAH BISU

KOMUNIKASI DATA MENGGUNAKAN RADIO HF MODA OLIVIA PADA SAAT TERJADI SPREAD-F

PENGAMATAN KUAT SINYAL RADIO MENGGUNAKAN S METER LITE

MANAJEMEN FREKUENSI DAN EVALUASI KANAL HF SEBAGAI LANGKAH ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN KONDISI LAPISAN IONOSFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Varuliantor Dear 1 dan Gatot Wikantho Peneliti Pusat Sains Antariksa, Lapan. Diterima 8 Maret 2014; Disetujui 14 Juni 2014 ABSTRACT

ANALISIS KOMPATIBILITAS INDEKS IONOSFER REGIONAL [COMPATIBILITY ANALYSIS OF REGIONAL IONOSPHERIC INDEX]

PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

UJI COBA PAKET PROGRAM HamPAL UNTUK PENGIRIMAN DATA MENGGUNAKAN RADIO KOMUNIKASI HF

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Manajemen Frekuensi Data Pengukuran Stasiun Automatic Link Establishment (ALE) Riau

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SINDIKASI DALAM PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI WEB LAPAN BANDUNG

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEMUNCULAN LAPISAN E SEBAGAI SUMBER GANGGUAN TERHADAP KOMUNIKASI RADIO HF

Analisis Pengaruh Lapisan Ionosfer Terhadap Komunikasi Radio Hf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TELAAH PROPAGASI GELOMBANG RADIO DENGAN FREKUENSI 10,2 MHz DAN 15,8 MHz PADA SIRKIT KOMUNIKASI RADIO BANDUNG WATUKOSEK DAN BANDUNG PONTIANAK

PEMANFAATAN PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF UNTUK MANAJEMEN FREKUENSI

FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF Di LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

Diterima 6 September 2012; Disetujui 15 November 2012 ABSTRACT

PERAN LAPISAN E IONOSFER DALAM KOMUNIKASI RADIO HF

PREDIKSI FREKUENSI KOMUNIKASI HF TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA SELAMA AWAL SIKLUS MATAHARI MINIMUM 25

Jiyo Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi, Pusat Sains Antariksa, Lapan ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

DIRGANTARA VOL. 10 NO. 3 SEPTEMBER 2009 ISSN PROPAGASI GELOMBANG RADIO HF PADA SIRKIT KOMUNIKASI STASIUN TETAP DENGAN STASIUN BERGERAK Jiyo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TELAAH INDEKS K GEOMAGNET DI BIAK DAN TANGERANG

PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Proof of Concept Platform SPBP Sebagai Layanan Penyajian Data Penginderaan Jauh yang Cepat dan Mudah Untuk Seluruh Pemerintahan Provinsi

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Fisika. diajukan oleh SUMI DANIATI

VARIASI KUAT SIGNAL HF AKIBAT PENGARUH IONOSFER

Bentuk Dokumen Keluaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUD! PENGARUH SPREAD F TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI RADIO

PEMODELAN DAN VALIDASI HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KRITIS LAPISAN F2 IONOSFER (fof2) DENGAN TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DARI DATA IONOSONDA DAN GPS

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUDDEN STORM COMMENCEMENT STASIUN BIAK BERKAITAN DENGAN BADAI GEOMAGNET ( )

BAB III METODE PENELITIAN

PROTOTYPE SISTEM INTEGRASI KATALOG DATA CITRA SATELIT LANDSAT STASIUN BUMI LAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi dewasa ini menjadi sangat

POTENSI PEMANFAATAN SISTEM APRS UNTUK SARANA PENYEBARAN INFORMASI KONDISI CUACA ANTARIKSA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dibidang teknologi. Perkembangan gaya hidup dan dinamika sosial

BAB I PENDAHULUAN. mendukung hal tersebut tidak akan bekerja secara optimal, jika tidak ditunjang

LAPISAN E IONOSFER INDONESIA

ROUTING PADA TCP/IP. Mata kuliah Jaringan Komputer Jurusan Teknik Informatika - UNIKOM

ANALISIS KARAKTERISTIK FREKUENSI KRITIS (fof2), KETINGGIAN SEMU (h F) DAN SPREAD F LAPISAN IONOSFER PADA KEJADIAN GEMPA PARIAMAN 30 SEPTEMBER 2009

penyedia layanan server yang diakses atau dituju oleh pengguna. Pihak administrator jaringan di Universitas Pattimura, diperoleh informasi total

BAB I PENDAHULUAN. atau memberi beberapa alternatif solusi untuk pemecahan masalah. Diantara

BAB 1 I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Diterima 6 Maret 2015; Direvisi 18 Maret 2015; Disetujui 17 April 2015 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI RADIO HIGH FREQUENCY JARAK DEKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN AWAL ABSORPSI IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA FMIN (FREKUENSI MINIMUM) DI TANJUNGSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPISAN E SPORADIS DI ATAS TANJUNGSARI

FAQ LAYANAN MEGA CREDIT CARD MOBILE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, komunikasi merupakan sarana penting dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN LAYAR ANTAR MUKA

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA IONOSFER DALAM MENDUKUNG PELAYANAN DATA PADA BPD LAPAN PONTIANAK

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS. uji verifikasi hasil perhitungan aplikasi Zephemeris. kesalahan maupun kekurangan pada aplikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

Melihat Keterangan. 1. Piliha Menu Bantuan

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI INDEKS K GEOMAGNET ANTARA STASIUN BIAK DENGAN MAGNETOMETER DIGITAL DAN STASIUN TANGERANG DENGAN MAGNETOMETER ANALOG

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN Varuliantor Dear Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi e-mail : varuliant@yahoo.com RINGKASAN Implementasi program aplikasi unduh file data real time Indeks T Global secara otomatis untuk mendukung kegiatan penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T Regional telah dilakukan. Dari implementasi yang dilakukan, diketahui bahwa program aplikasi tersebut dapat mengunduh file data real time Indeks T Global dalam bentuk citra yang ter-update setiap jamnya. Namun, keberhasilan proses ini bergantung pada kondisi akses jaringan internet dan ketersediaan data dari sumber data, yakni situs IPS. Apabila data yang tersedia pada sumber data mengalami kendala, seperti tidak terbaharuinya data, maka data yang diperoleh juga mengalami kendala. Dari penerapan yang dilakukan, program aplikasi telah berjalan dengan baik dan menghasilkan data Indeks T Global yang diperlukan dalam kegiatan penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T Regional. 1 PENDAHULUAN Salah satu kebutuhan dari kegiatan penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T regional adalah membandingkan data hasil Indeks T regional dengan data hasil Indeks T Global yang dikeluarkan oleh situs Ionospheric Prediction Service (IPS). Hal ini dilakukan karena Indeks T merupakan persamaan atau model matematis dari nilai fof2 (frekuensi kritis lapisan ionosfer) yang diperoleh dari hasil pengamatan pada sebuah lokasi pengamatan ionosfer (Turner,1968). Dengan mengetahui nilai fof2, maka nilai Indeks T pada saat tersebut akan juga dapat diketahui. Data Indeks T regional dapat diperoleh dari data fof2 stasiun pengamat dirgantara LAPAN. Namun, untuk data Indeks T Global, data tersebut hanya dapat diperoleh melalui layanan situs IPS pada halaman T Index Map yang selalu ter-update setiap satu jam sekali. Oleh karena data tersebut berbentuk citra dan juga tidak memiliki dokumentasi arsip dari data yang sebelumnya, maka pengambilan data untuk keperluan kegiatan penelitian tersebut harus dilakukan setiap jamnya sesuai dengan pembaharuan data dari situs tersebut. Pada makalah ini disajikan tentang implementasi program aplikasi unduh file data Indeks T Global secara otomatis yang diperlukan dalam kegiatan penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T regional. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang algoritma sistem tersebut dan hasil implementasi yang dilakukan. 2 DATA INDEKS T GLOBAL REAL TIME Indeks T merupakan data yang diperlukan dalam menjalankan paket program prediksi frekuensi Advanced Stand Alone Prediction (ASAPS) (Thompson, 2011). Dikarenakan paket program prediksi ASAPS sudah dan mulai banyak digunakan di Indonesia, maka LAPAN perlu melakukan penelitian tentang Indeks T yang bertujuan menghasilkan metode perhitungan Indeks T regional 38

Implementasi Program Aplikasi Unduh File Data. (Varuliantor Dear) Indonesia. Dengan hasil penelitian tersebut, nilai Indeks T regional yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dari perhitungan prediksi frekuensi untuk wilayah Indonesia dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T regional adalah membandingkan data Indeks T regional dengan Indeks T Global. Data Indeks T regional merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dari nilai fof2 yang diamati di sebuah stasiun pengamatan (Suhartini, 2011). Sedangkan data Indeks T Global merupakan data hasil perhitungan setiap jamnya yang menunjukkan perbedaan antara nilai Indeks T pada sebuah lokasi terhadap nilai Indeks T Global bulanan secara real time. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan hasil proses interpolasi data fof2 pada beberapa stasiun dengan menggunakan metode Kriging (IPS, 2006). Contoh bentuk data Indeks T Global real time disajikan pada Gambar 2-1. Pada Gambar 2-1 terlihat bahwa data tersebut merupakan data dalam bentuk kontur warna untuk seluruh wilayah di bumi. Warna-warna tersebut mewakili informasi perbedaan nilai Indeks T setiap jamnya dengan nilai Indeks T Global. Untuk nilai Indeks T Global, IPS mengeluarkan informasi tersebut dalam bentuk data numerik yang mewakili nilai Indeks T dalam satu bulan baik itu prediksi maupun nilai revisi. Gambar 2-1: Data Indeks T Global Real Time 39

Nilai Indeks T Global secara real time yang dikeluarkan oleh IPS dalam layanan situsnya merupakan data yang berbentuk citra seperti disajikan pada Gambar 2-1. IPS tidak mengeluarkan data real time tersebut dalam format lain seperti data teks. Selain itu, data citra tersebut diperbaharui setiap jamnya tanpa menyediakan arsip dari data yang sebelumnya dikeluarkan oleh IPS. Data nilai Indeks T yang disediakan merupakan data yang menunjukkan perbedaan nilai data Indeks T real time terhadap Indeks T Global untuk jam pada saat kita mengakses situs tersebut. Tidak tersedia data Indeks T Global real time untuk jam-jam sebelumnya. Dengan kondisi tersebut apabila tidak dilakukan pengaksesan dan penyimpanan data yang sesuai dengan pembaharuan data dari situs IPS, maka data tersebut akan hilang. Kebutuhan akan data untuk kegiatan penelitian yang dilakukan akan menjadi terhambat. Hal ini sangat mungkin terjadi untuk kondisi di malam hari dimana aktifitas yang dilakukan secara manual hanya terlaksana pada jam kerja (08-17 WIB). 3 PROSEDUR PENGUNDUHAN DATA INDEKS T Untuk mengatasi kendala penyimpanan data seperti yang dijelaskan pada Bab 2, maka aplikasi program pengunduh data tersebut perlu dibuat secara otomatis dan bekerja selama 24 jam. Program aplikasi tersebut dirancang untuk selalu mengambil file citra dari data Indeks T Global secara real time dengan periode waktu tertentu. Algoritma yang dilakukan dalam kegiatan ini dijelaskan pada Gambar 3-1. MULAI Tentukan Alamat Webiste dan tempat penyimpanan data TIDAK Hitung menit, Apakah sudah 10 menit? YA Akses dan unduh data Simpan data sesuai tanggal dan Jam saat unduh SELESAI Gambar 3-1: Algoritma program aplikasi pengunduh data Indeks T Global Real Time 40

Implementasi Program Aplikasi Unduh File Data. (Varuliantor Dear) Pada algoritma yang dirancang, program aplikasi pengunduh Indeks T Global akan selalu mengunduh file citra dari alamat situs http://www.ips.gov. au/hf_systems/6/9. Program ter-sebut secara periodik mengakses dan menyimpan file citra ke dalam sebuah folder khusus dengan nama yang sesuai dengan tanggal dan waktu proses penyimpanan data yang dilakukan. File yang disimpan akan memiliki format Tanggal dan Jam Waktu Unduh seperti yang dijelaskan pada Gambar 3-2. Keterangan : Gambar 3-2: Format nama file proses penyimpanan data 4 IMPLEMENTASI PROGRAM APLI- KASI Pada Gambar 4-1 disajikan contoh hasil dari implementasi program aplikasi pengunduh data Indeks T Global real time yang dilakukan. Gambar tersebut menunjukkan file citra dengan properti yang berisikan informasi secara rinci tentang file tersebut. Pada Gambar 4-1(a) terlihat informasi waktu pengunduhan dari sebuah file citra yang diperoleh. Sedangkan pada Gambar 4-1(b) terlihat informasi waktu dari proses update yang dilakukan pada situs IPS. Dari kedua informasi tersebut terlihat kesesuaian jam antara waktu unduh dan update file. Namun, perbedaan yang terjadi terlihat pada menit dan detik dari waktu pengunduhan dengan proses update data oleh situs IPS. Waktu pengunduhan (Date Modified) terjadi pada pukul 08:49 AM waktu setempat. Sedangkan proses update (created) file citra data T Indeks Global real time tercatat pada pukul 01:04 UT atau 08:04 WIB. Gambar 4-1: (a) Properti file citra dan, (b) tampilan file citra yang diperoleh 41

Perbedaan waktu antara proses unduh dengan hasil proses update T Indeks Global real time yang dikeluarkan oleh situs IPS pada skala menit dan detik disebabkan oleh karena tidak konsistennya waktu update situs IPS. Tidak konsistennya waktu update oleh situs IPS tersebut dapat dilihat dari kompilasi informasi waktu file-file citra yang dihasilkan. Pada Tabel 4-1 disajikan contoh kompilasi waktu update yang terekam pada 7 file citra yang diperoleh pada tanggal 20 Februari 2012. Dari tabel tersebut terlihat secara jelas ketidakkonsistenan menit dan detik waktu proses update yang dihasilkan oleh situs IPS. Tabel 4-1: CUPLIKAN WAKTU UPDATE TANGGAL 20 FEBRUARI 2012 Jam Data Waktu Update data 17 WIB 10:47:30 UT 18 WIB 11:04:03 UT 19 WIB 12:04:07 UT 20 WIB 13:47:32 UT 21 WIB 14:05:18 UT 22 WIB 15:47:53 UT 23 WIB 16:47:29 UT Sebagai solusi dari tidak konsistennya proses update data yang disediakan oleh situs IPS, maka pengunduhan data pada program aplikasi dirancang untuk dilakukan setiap 10 menit (Gambar 3-1). Selain itu, agar data tersebut mewakili data setiap jamnya, maka file yang diunduh akan selalu diganti dengan isi file terbaru dan sesuai dengan nama yang menggunakan tanggal dan jam waktu proses unduh. Sebagai contoh: apabila data yang tersimpan pada tanggal 20 Februari 2012 merupakan data yang diunduh pada pukul 10:09 WIB, maka data tersebut telah tersimpan dengan nama file 2002201210.JPG. Namun, karena ternyata IPS melakukan proses update pada pukul 10:18WIB (03:18UT), maka data gambar terbaru hasil proses unduhan pada pukul 10:19WIB, akan disimpan sesuai dengan nama file citra sebelumnya. Hal ini akan terus berulang selama waktu proses pengunduhan atau penyimpanan masih berada di jam yang sama. Dengan proses tersebut, maka file dengan nama 2002201210.JPG merupakan file dengan isi gambar yang paling terbaru pada jam tersebut. Solusi ini dilakukan karena IPS hanya satu kali memperbaharui (update) file tersebut dalam satu jamnya dan umumnya dilakukan sebelum menit ke 50. Untuk mengetahui apakah hasil implementasi program aplikasi tersebut berjalan baik selama 24 jam, maka dapat dilihat dari perbandingan antara nama file yang tercipta dengan waktu yang tercatat pada file citra yang diperoleh. Pada Tabel 4-2 disajikan perbandingan nama file dengan waktu yang tercatat pada isi file selama satu hari yakni tanggal 20 Februari 2011. Pada Tabel 4-2 terlihat bahwa pada jam data 00-07 WIB, nama file dengan waktu update data yang tercatat pada file citra memiliki kesesuaian pada nilai jam. Waktu update data yang tercatat pada file merupakan waktu dalam UT dimana memiliki selisih waktu 7 jam dengan waktu lokal yakni WIB. Namun, pada jam data 09-11 WIB terlihat bahwa nama file dan waktu update data yang tercatat tidak sama. File yang tercipta dengan nama file 200220129.JPG berisikan informasi data dengan waktu proses update pada pukul 01:04:23 UT. Hal ini dapat diartikan bahwa data tersebut merupakan data pada jam sebelumnya. Tidak terjadi proses pembaharuan isi dari data yang diunduh. 42

Implementasi Program Aplikasi Unduh File Data. (Varuliantor Dear) Tabel 4-2: PERBANDINGAN ANTARA NAMA FILE DENGAN WAKTU YANG TERCATAT PADA FILE CITRA Jam Data Nama File Waktu Update data 00 WIB 200220120.JPG 17:47:29 UT 01 WIB 200220121.JPG 18:47:31 UT 02 WIB 200220122.JPG 19:04:07 UT 03 WIB 200220123.JPG 20:48:08 UT 04 WIB 200220124.JPG 21:47:29 UT 05 WIB 200220125.JPG 22:03:53 UT 06 WIB 200220126.JPG 23:04:04 UT 07 WIB 200220127.JPG 00:47:39 UT 08 WIB 200220128.JPG 01:04:23 UT 09 WIB 200220129.JPG 01:04:23 UT 10 WIB 2002201210.JPG 01:04:23 UT 11 WIB 2002201211.JPG 01:04:23 UT 12 WIB 2002201212.JPG 05:47:31 UT 13 WIB 2002201213.JPG 06:47:30 UT 14 WIB 2002201214.JPG 07:47:29 UT 15 WIB 2002201215.JPG 08:04:15 UT 16 WIB 2002201216.JPG 09:47:31 UT 17 WIB 2002201217.JPG 10:47:30 UT 18 WIB 2002201218.JPG 11:04:03 UT 19 WIB 2002201219.JPG 12:04:07 UT 20 WIB 2002201220.JPG 13:47:32 UT 21 WIB 2002201221.JPG 14:05:18 UT 22 WIB 2002201222.JPG 15:47:53 UT 23 WIB 2002201223.JPG 16:47:29 UT Peristiwa ketidaksesuaian nama file dengan waktu yang tercatat akibat tidak terjadinya proses pembaharuan data dapat disebabkan oleh 2 faktor, yakni tidak tersedianya jaringan internet dan tidak ter-update-nya data tersebut oleh situs IPS. Tidak tersedianya jaringan internet sangat mungkin dapat terjadi karena gangguan sementara (temporer) layanan internet di kantor LAPAN Bandung. Sedangkan belum ter-updatenya data tersebut oleh situs IPS juga sangat mungkin terjadi akibat permasalahan teknis yang masih mungkin terjadi pada sistem di situs IPS. Kedua faktor tersebut dapat dibuktikan dengan memperhatikan catatan dari waktu unduh yang dilakukan program aplikasi unduh data. Dengan melihat waktu unduh dari properti file, maka akan terlihat secara jelas sistem dalam program aplikasi yang dibuat tersebut telah bekerja dengan baik, namun tidak didukung oleh ketersediaan data dari sumber. Pada Tabel 4-3 disajikan waktu unduh dari file-file pada jam data 09-11 WIB. Tabel 4-3: WAKTU UNDUH FILE PADA JAM DATA 09-11 WIB Jam Data 09 WIB 9:52 10 WIB 10:56 11 WIB 11:59 Waktu Unduh Pada Tabel 4-3 terlihat bahwa watu proses unduh dari tiap-tiap jam data memiliki nilai yang berbeda. Setidaknya tercatat perbedaan waktu yang mencapai 1 jam. Hal ini menunjukkan bahwa proses update berlangsung dengan baik, namun isi file yang diperoleh tidak mengalami perubahan. Data yang diperoleh dari situs IPS masih merupakan data yang serupa pada jam sebelumnya. 43

Berbeda dengan data yang diperoleh pada jam 09-11 WIB, data pada jam data 12-23 WIB menunjukkan isi file yang sudah ter update setiap jamnya. Data tersebut menunjukkan bahwa data dari sumber situs IPS telah diperbaharui dan dapat diakses oleh program aplikasi. Dengan telah tersedianya data pada sumber situs IPS, maka data yang tersimpan oleh program aplikasi unduh data Indeks T Global real time juga merupakan data yang terbaru. Secara umum program aplikasi pengunduh data Indeks T Global real time telah berjalan dengan baik. Namun, tanpa didukung oleh ketersediaan data dari sumber data serta akses jaringan internet yang stabil, maka data yang seharusnya diperoleh menjadi terhambat. Apabila layanan situs IPS mengalami kendala, maka isi dari data yang diperoleh juga akan mengalami kendala data. Sebaliknya apabila data dari sumber situs tersedia dan selalu terbaharui, maka data Indeks T Global real time yang diperoleh juga merupakan data yang terbaru. 5 PENUTUP Program aplikasi pengunduh data Indeks T Global real time untuk mendukung kegiatan penelitian verifikasi metode perhitungan Indeks T regional telah dibuat dan berjalan dengan baik. Dari implementasi yang dilakukan, program aplikasi tersebut mengunduh data Indeks T Global real time yang berbentuk file citra, dan menamai file tersebut sesuai tanggal dan jam waktu pengunduhan secara otomatis selama 24 jam. Tidak konsistennya waktu update data Indeks T Global real time oleh situs IPS yang dapat mempengaruhi isi data yang disimpan, diatasi dengan perancangan interval pengunduhan data terbaru setiap 10 menit dengan nama file yang sesuai jam dari waktu proses pengunduhan. Dengan solusi tersebut, maka penyimpanan yang dilakukan setiap jamnya hanya menyimpan satu data sesuai dengan isi data yang terbaru. Program aplikasi pengunduh data Indeks T Global real time sangat bergantung pada kondisi akses jaringan internet dan layanan situs IPS sebagai sumber data. Apabila data Indeks T yang diberikan oleh situs IPS mengalami kendala, maka perolehan data dari program aplikasi ini juga akan mengalami hal yang serupa. DAFTAR RUJUKAN IPS, 2006. IPS Real Time Mapping Process, www.ips.gov.au, akses Januari 2012. Suhartini, S., 2011. Laporan Akhir Kegiatan Penelitian Metode Perhitungan Indeks T Regional, Pusat Sains Antariksa, Desember 2012. Thompson, R., 2011. T Index FAQ; Educational Pages of IPS Situs, http://www.ips.gov.au/education al/5/1/1, akses Juni 2011. Turner, J., 1968. The Development of the Ionospheric Index-T, IPS series R Report, IPS-R11, Australian Government Department of Administrative Services. 44