BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
Catatan 31 Maret Maret 2010

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

JUMLAH AKTIVA

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

JUMLAH ASET LANCAR

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

30 Juni 31 Desember

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

L2

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

30 September 31 Desember Catatan

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 Juni 2009 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah)

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rp Penyertaan sementara Rp Piutang usaha

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA KONSOLIDASI Periode 30 September 2008 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT CAHAYA KALBAR Tbk NERACA Periode 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah)

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 September 2010 dan 2009 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)

PT GARUDA METALINDO Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Catatan 31 Desember Desember Piutang usaha 2e, Piutang lain-lain

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk


ASET Catatan 31 Maret Desember 2012

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

Catatan. 2d,2h,3 2d,2h,4,17 2h,5 2i,6, r,8 2k. 2e 2r,26 2j,9. 21,2m,20,10, 17 2n 2h 2h,21,20,11

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

Flow Chart PT. Asiaplast Industries Tbk tahun 2009

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.


ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2011

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Bersih Triwulan I 2012 Sebesar Rp 207,7 Miliyar

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba per 31 Maret 2011 Sebesar Rp 354,7 Miliar

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar

LAPORAN SEMESTER I Jakarta, 30 Agustus 2010, PT Timah (Persero) Tbk hari ini melaporkan kinerja Perseroan pada semester pertama 2010

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Jumlah Aktiva Lancar

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 PT Gudang Garam Tbk Profil Perusahaan

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

Universitas Sumatera Utara

fax : + 62 PT 2010 mencata logam timah di LME Selama terendah ton. Produksi bijih timah tercatat halaman 1 dari 7

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS (STUDI KASUS PT.XL AXIATA TBK PERIODE )

PT Timah (Persero) Tbk Menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan Tahun 2012

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK. Adistha Swasti Fidelia

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

Laba Bersih PT Timah (Persero) Tbk 2010 Sebesar 947,9 Milyar

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Periode Berjalan Pada 30 September 2011 sebesar Rp 860 Miliar

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

5.1.2 Simpulan Atas Penerapan Analisis Common size 1. Common Size neraca

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit)

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Assalamualaikum... Welcome to my blog... Do not forget to give comment. Always Good Morning. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Oleh Elsa Restiyanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan, akan semakin tinggi pula tingkat likuiditas dari perusahaan tersebut. Tetapi, suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai perputaran kas yang rendah, dan mencerminkan adanya over investment dalam kas, dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas yang dimilikinya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, dalam penerimaannya (sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluarannya). 49

Tabel IV.1 PT Gudang Garam Tbk Laporan Arus Kas Konsolidasi (audited) Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003 (dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2005 2004 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan bunga Pembayaran bunga Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aktiva tetap Hasil penjualan aktiva tetap Hasil penjualan saham tersedia untuk dijual Penyetoran modal saham anak perusahaan oleh pemegang saham minoritas Pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran deviden kas Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan Laba (Rugi) kurs atas kas dan setara kas Kenaikan (Penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk 24.657.322 (21.788.515) 2.868.807 14.882 (515.793) (785.013) 1.582.883 - (790.565) 20.933 - - (293.171) (1.062.803) - 2.420.847 (2.100.000) (962.044) (641.197) - 1.452 - (119.665) 540.136 420.471 ========= 24.223.707 (22.207.404) 2.016.303 11.201 (320.486) (872.336) 834.682 - (1.268.541) 7.742-12.500 (655.188) (1.903.487) - 2.307.142 (541.432) (577.232) 1.188.478-6.745-126.418 413.718 540.136 ========= 22.889.388 (19.616.924) 3.272.464 12.468 (345.986) (826.417) 2.112.529 - (1.851.623) 4.200 6.571 - (310.583) (2.151.435) - 1.181.162 (614.205) (577.227) (10.270) - (2.088) - (51.264) 464.982 413.718 ========= 50

Tahun 2003 Pada tahun 2003, arus kas pada aktivitas operasi yang dimiliki oleh Perseroan cukup baik, dalam arti Perseroan mempunyai arus kas yang positif dari aktivitas operasi. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas ini adalah sebesar Rp 2.112.529 juta. Walaupun penerimaan yang diterima dari pelanggan, yaitu sebesar Rp 22.889.388 juta, lebih kecil daripada penjualannya, yaitu sebesar Rp 23.137.376 juta, yang berarti ada penjualan yang belum dibayar sehingga mengakibatkan meningkatnya piutang usaha, tetapi penerimaan kas dari aktivitas operasi ini masih mencukupi untuk membayar beban-beban operasi Perseroan yang terjadi pada tahun 2003. Beban-beban operasi yang dibayarkan, selain pembayaran kas untuk bahan baku kepada pemasok dan pembayaran gaji dan upah karyawan sebesar Rp 19.616.924 juta, berasal dari pembayaran untuk bunga kepada kreditur sebesar Rp 345.986 juta, dan pembayaran pajak penghasilan badan kepada pemerintah sebesar Rp 826.417 juta. Pada aktivitas investasi, Perseroan mempunyai arus kas yang negatif. Walaupun pada aktivitas ini terdapat arus kas masuk yang berasal dari hasil penjualan aktiva tetap sebesar Rp 4.200 juta, dan dari hasil penjualan saham tersedia untuk dijual sebesar Rp 6.571 juta, tetapi arus kas keluar pada aktivitas investasi ini jauh lebih besar. Arus kas keluar ini digunakan untuk biaya perolehan aktiva tetap baru berupa tanah, bangunan, mesin, dan peralatan, yang jumlahnya sebesar Rp 1.851.623 juta, dan juga untuk pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap sebesar Rp 310.583 juta. Kas bersih yang digunakan pada aktivitas investasi adalah sebesar Rp 2.151.435 juta. 51

Aktivitas pendanaan Perseroan pada tahun 2003 juga mengalami arus kas yang negatif. Arus kas masuk pada aktivitas ini berasal dari kenaikan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 1.181.162 juta. Sedangkan arus kas keluar pada aktivitas pendanaan digunakan untuk pembayaran pinjaman jangka pendek sebesar Rp 614.205 juta, dan juga pembayaran deviden kas kepada para pemegang saham Perseroan, yang jumlahnya sebesar Rp 577.227 juta. Kas bersih yang digunakan pada aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 10.270 juta. Selain dari ketiga aktivitas diatas, pada tahun 2003 juga terdapat arus kas keluar yang berasal dari kerugian akibat selisih kurs mata uang asing yang dialami oleh Perseroan, yang jumlahnya sebesar Rp 2.088 juta. Secara keseluruhan, pada tahun 2003 Perseroan mengalami penurunan kas dan setara kas sebesar Rp 51.264 juta. Walaupun arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi masih bersifat positif, tetapi Perseroan juga melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap, dan adanya pembayaran pinjaman jangka pendek dan deviden kas pada aktivitas pendanaan. Tahun 2004 Pada tahun 2004, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp 834.682 juta. Walaupun masih bersifat positif, namun jumlahnya jauh dibawah kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi pada tahun 2003, yaitu sebesar Rp 2.112.529 juta. Penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan sebesar Rp 2.590.480 juta, yang digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan karyawan, bila dibandingkan dengan pembayaran kepada pemasok dan karyawan pada tahun 2003. Walaupun penerimaan kas dari pelanggan ada 52

peningkatan sebesar Rp 1.334.319 juta, bila dibandingkan dengan tahun 2003, namun peningkatan penerimaan kas ini masih dibawah peningkatan pembayaran kepada pemasok dan karyawan. Disamping itu, penurunan ini juga disebabkan oleh adanya peningkatan pembayaran pajak penghasilan badan kepada pemerintah, yaitu sebesar Rp 872.336 juta, yang meningkat sebesar Rp 45.919 juta bila dibandingkan dengan tahun 2003. Pada aktivitas investasi, Perseroan juga masih memiliki arus kas yang negatif, namun jumlahnya tidak sebesar kas yang digunakan untuk kegiatan investasi pada tahun 2003. Jumlah kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.903.487 juta. Arus kas dan setara kas keluar pada aktivitas investasi ini masih didominasi oleh adanya pembelian aktiva tetap yang dilakukan oleh Perseroan, yang jumlahnya adalah sebesar Rp 1.268.541 juta. Disamping adanya pembelian aktiva tetap, pada aktivitas ini juga dilakukan pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva tetap, yang jumlahnya sebesar Rp 655.188 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat apabila dibandingkan dengan pembayaran uang muka aktiva tetap pada tahun 2003. Jumlah kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.903.487 juta. Berbeda dengan tahun 2003, aktivitas pendanaan pada tahun 2004 mempunyai arus kas yang positif. Arus kas yang positif ini disebabkan oleh adanya kenaikan pinjaman jangka pendek yang diterima oleh Perseroan yang jumlahnya cukup besar, yaitu sebesar Rp 2.307.142 juta. Walaupun pada tahun 2004 juga ada arus kas keluar, yang digunakan untuk membayar pinjaman jangka pendek sebesar Rp 541.432 juta, dan pembayaran deviden kas kepada para 53

pemegang saham sebesar Rp 577.232 juta, namun jumlah arus kas keluar tersebut masih dibawah kenaikan arus kas masuk yang berasal dari kenaikan pinjaman jangka pendek. Jumlah kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 1.118.478 juta. Selain dari ketiga aktivitas diatas, pada tahun 2004 Perseroan juga mempunyai arus kas masuk yang berasal dari laba atas kas dan setara kas yang jumlahnya sebesar Rp 6.745 juta. Secara keseluruhan, pada tahun 2004 terdapat kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 126.418 juta. Walaupun terdapat penurunan kas pada aktivitas operasi bila dibandingkan dengan tahun 2003, tetapi jumlah kas bersih yang digunakan pada aktivitas investasi tahun 2004 tidak sebesar yang digunakan pada tahun 2003. Kenaikan kas dan setara kas ini juga disebabkan adanya kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan. Tahun 2005 Pada tahun 2005, arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi Perseroan jumlahnya kembali meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2004, yaitu sebesar Rp 1.582.883 juta. Hal ini disebabkan penerimaan dari pemasok pada tahun 2005, sebesar Rp 24.657.322 juta, jumlahnya meningkat sebesar Rp 433.615 juta bila dibandingkan dengan tahun 2004, sedangkan pembayaran kepada pemasok dan karyawan justru menurun jumlahnya bila dibandingkan tahun 2004, yaitu sebesar Rp 21.788.515 juta pada tahun 2005. Arus kas masuk pada aktivitas investasi Perseroan pada tahun 2005 juga masih bersifat negatif. Hal ini disebabkan Perseroan terus melakukan investasi 54

dalam bentuk aktiva tetap. Kas pada aktivitas ini digunakan untuk perolehan aktiva tetap sebesar Rp 790.565 juta dan pembayaran uang muka pembelian aktiva tetap sebesar Rp 293.171 juta. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2003 dan tahun 2004, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi dalam bentuk aktiva tetap ini jumlahnya lebih rendah daripada tahun-tahun tersebut, yaitu sebesar Rp 1.062.803 juta. Pada aktivitas pendanaan, arus kas yang dihasilkan kembali bersifat negatif. Walaupun ada arus kas masuk yang berasal dari kenaikan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 2.420.847, namun Perseroan juga harus membayar pinjaman jangka pendek yang telah jatuh tempo, yaitu sebesar Rp 2.100.000 juta, serta melakukan pembayaran deviden kas kepada pemegang saham Perseroan, sebesar Rp 962.044 juta. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 641.197 juta. Selain dari ketiga aktivitas diatas, juga terdapat arus kas masuk yang berasal dari laba kas dan setara kas atas selisih kurs mata uang asing yang berjumlah Rp 1.452 juta. Secara keseluruhan, pada tahun 2005 Perseroan mengalami penurunan kas dan setara kas sebesar Rp 119.665 juta. Walaupun terdapat kenaikan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi, namun adanya kas yang digunakan pada aktivitas investasi dan pendanaan mengakibatkan adanya penurunan kas dan setara kas pada tahun 2005. Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005, arus kas dari aktivitas operasi Perseroan masih baik, dalam arti masih bersifat positif. Hal ini juga berarti bahwa hasil penerimaan 55

dari pelanggan masih dapat membiayai ataupun membayar beban-beban operasional yang terjadi pada tahun 2003, 2004, dan 2005. Adanya penurunan atas kas dan setara kas pada tahun 2003 dan 2005 disebabkan oleh adanya pengeluaran kas yang cukup besar, yang digunakan untuk membeli atau memperoleh aktiva tetap dalam aktivitas investasi, dan juga adanya pembayaran pinjaman jangka pendek dan pembayaran deviden kas kepada para pemegang saham Perseroan dalam aktivitas pendanaan. Sedangkan kenaikan kas dan setara kas pada tahun 2004 disebabkan adanya peningkatan penerimaan kas dari pelanggan, dan penurunan atas pembayaran yang dilakukan kepada pemasok dan karyawan. Hal tersebut juga disebabkan adanya arus kas masuk pada aktivitas pendanaan yang berasal dari pinjaman jangka pendek. 56

IV.2 Analisis Horisontal dan Vertikal Atas Pos Pada Neraca Untuk menggambarkan dan menganalisis posisi keuangannya, berikut ini akan disajikan neraca konsolidasi perbandingan dari PT Gudang Garam Tbk pada tanggal 31 Desember 2005, 2004, dan 2003. Juga akan disajikan neraca konsolidasi dari PT Gudang Garam Tbk dalam bentuk persentase. Tabel IV.2 PT Gudang Garam Tbk Neraca Konsolidasi 31 Desember 2005,2004,2003 (dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya AKTIVA 2005 2004 2003 2005 dibanding 2004 2004 dibanding 2003 Rp % Rp % AKTIVA LANCAR KAS DAN SETARA KAS 420,471 540,136 413,718 (119,665) (22.15) 126,418 30.56 PIUTANG USAHA: Pihak ketiga 139,271 188,259 95,388 (48,988) (26.02) 92,871 97.36 Pihak istimewa 1,809,962 1,568,917 1,591,674 241,045 15.36 (22,757) (1.43) PIUTANG LAIN-LAIN 52,846 55,368 44,122 (2,522) (4.55) 11,246 25.49 PERSEDIAAN 12,043,159 10,875,860 9,528,579 1,167,299 10.73 1,347,281 14.14 PAJAK DIBAYAR DIMUKA 40,307 64,952 36,500 (24,645) (37.94) 28,452 77.95 BIAYA DIBAYAR DIMUKA 76,189 71,084 41,156 5,105 7.18 29,928 72.72 AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN 127,260 125,882 172,526 1,378 1.09 (46,644) (27.04) JUMLAH AKTIVA LANCAR 14,709,465 13,490,458 11,923,663 1,219,007 9.04 1,566,795 13.14 AKTIVA TIDAK LANCAR PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 9,454 7,103 15,280 2,351 33.10 (8,177) (53.51) INVESTASI JANGKA PANJANG 6,439 6,439 6,439 0 0.00 0 0.00 AKTIVA TETAP, bersih 7,314,532 6,927,897 4,936,413 386,635 5.58 1,991,484 40.34 GOODWILL, bersih 2,471 2,780 3,089 (309) (11.12) (309) (10.00) AKTIVA TIDAK LANCAR LAIN-LAIN 86,490 156,712 454,015 (70,222) (44.81) (297,303) (65.48) JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 7,419,386 7,100,931 5,415,236 318,455 4.48 1,685,695 31.13 JUMLAH AKTIVA 22,128,851 20,591,389 17,338,899 1,537,462 7.47 3,252,490 18.76 57

Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 2004 2003 2005 dibanding 2004 2004 dibanding 2003 Rp % Rp % KEWAJIBAN LANCAR PINJAMAN JANGKA PENDEK 5,681,893 5,361,046 3,595,336 320,847 5.98 1,765,710 49.11 HUTANG USAHA: Pihak ketiga 176,183 146,750 106,584 29,433 20.06 40,166 37.68 Pihak istimewa 20,967 21,747 46,029 (780) (3.59) (24,282) (52.75) HUTANG PAJAK 12,441 22,241 116,250 (9,800) (44.06) (94,009) (80.87) HUTANG CUKAI DAN PPN ROKOK 2,387,154 1,878,244 1,758,196 508,910 27.09 120,048 6.83 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 151,781 217,908 211,763 (66,127) (30.35) 6,145 2.90 KEWAJIBAN LANCAR LAIN-LAIN 58,130 358,837 223,535 (300,707) (83.80) 135,302 60.53 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 8,488,549 8,006,773 6,057,693 481,776 6.02 1,949,080 32.18 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA 227,897 158,935 82,343 68,962 43.39 76,592 93.02 HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 1,755 1,264 367 491 38.84 897 244.41 KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN, bersih 283,495 227,089 227,615 56,406 24.84 (526) (0.23) JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 513,147 387,288 310,325 125,859 32.50 76,963 24.80 HAK MINORITAS 15,700 13,475 10 2,225 16.51 13,465 EKUITAS MODAL SAHAM 962,044 962,044 962,044 0 0.00 0 0.00 AGIO SAHAM 53,700 53,700 53,700 0 0.00 0 0.00 SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP 93,129 93,129 93,129 0 0.00 0 0.00 SALDO LABA 12,002,582 11,074,980 9,861,998 927,602 8.38 1,212,982 12.30 JUMLAH EKUITAS 13,111,455 12,183,853 10,970,871 927,602 7.61 1,212,982 11.06 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 22,128,851 20,591,389 17,388,899 1,537,462 7.47 3,202,490 18.42 Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk 58

Tabel IV.3 PT Gudang Garam Tbk Neraca Konsolidasi 31 Desember 2005, 2004, 2003 (dalam persentase) AKTIVA 2005 2004 2003 AKTIVA LANCAR KAS DAN SETARA KAS PIUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PIUTANG LAIN-LAIN PERSEDIAAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA BIAYA DIBAYAR DIMUKA AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN 1,90 0,63 8,18 0,24 54,42 0,18 0,34 0,58 2,62 0,91 7,62 0,27 52,82 0,32 0,35 0,61 2,39 0,55 9,18 0,25 54,95 0,21 0,24 1,00 JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA INVESTASI JANGKA PANJANG AKTIVA TETAP Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.439.919 juta pada tahun 2005, Rp 2.006.494 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 1.694.691 juta pada tahun 2003 GOODWILL Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 3.706 juta pada tahun 2005, Rp 3.397 juta pada tahun 2004, dan sebesar Rp 3.088 juta pada tahun 2003 66,47 0,04 0,03 33,05 0,02 65,52 0,03 0,03 33,64 0,02 68,77 0,09 0,04 28,47 0,02 AKTIVA TIDAK LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA 0,39 33,53 100 ======== 0,76 34,48 100 ======== 2,61 31,23 100 ======== 59

KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2005 2004 2003 KEWAJIBAN LANCAR PINJAMAN JANGKA PENDEK HUTANG USAHA: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa HUTANG PAJAK HUTANG CUKAI DAN PPN ROKOK BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR KEWAJIBAN LANCAR LAIN-LAIN JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 25,68 0,80 0,09 0,06 10,79 0,69 0,25 38,36 26,04 0,71 0,11 0,11 9,12 1,06 1,74 38,89 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN IMBALAN PASCA-KERJA HUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN, bersih JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR HAK MINORITAS EKUITAS MODAL SAHAM, nilai nominal Rp 500 (rupiah penuh) per saham: Modal dasar: 2.316.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 1.924.088.000 saham AGIO SAHAM SELISIH PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP SALDO LABA JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk 1,03 0,01 1,28 2,32 0,07 4,35 0,24 0,42 54,24 59,25 100 ======== 0,77 0,01 1,10 1,88 0,07 4,67 0,26 0,45 53,78 59,16 100 ======== 20,74 0,61 0,27 0,67 10,14 1,22 1,29 34,94 0,47 0,01 1,31 1,79 0,01 5,55 0,31 0,53 56,87 63,26 100 ======== 60

Kas dan setara kas Secara horisontal kas dan setara kas yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya adalah sebesar Rp 413.718 juta pada tahun 2003, lalu pada tahun 2004 naik 30,56 % menjadi Rp 540.136 juta, tetapi pada tahun 2005 turun sebesar 22,15 % menjadi Rp 420.471 juta. Walaupun pada tahun 2004, kas dan setara kas dari aktivitas operasi mengalami penurunan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tahun 2003, dan terdapat arus kas keluar pada aktivitas investasi, tetapi terdapat arus kas masuk yang cukup besar dari aktivitas pendanaan, yang berupa pinjaman jangka pendek, sehingga mengakibatkan adanya kenaikan kas dan setara kas pada tahun 2004. Penurunan kas dan setara kas pada tahun 2005 terutama disebabkan oleh adanya arus kas keluar dari kegiatan investasi dan pendanaan. Walaupun ada kenaikan kas dan setara kas dari aktivitas operasi Perseroan, namun jumlahnya masih dibawah arus kas keluar dari aktivitas investasi dan pendanaan. Apabila dianalisis secara vertikal, persentase kas terhadap total aktiva juga mengalami penurunan. Persentasenya adalah sebesar 2,39 % pada tahun 2003, sebesar 2,62 % pada tahun 2004, dan sebesar 1,90 % pada tahun 2005. Piutang usaha Berdasarkan analisis horisontal piutang usaha yang dimiliki Perseroan jumlahnya terus meningkat. Pada tahun 2003 jumlahnya adalah sebesar Rp 1.687.062 juta, lalu naik sebesar 4,16 % menjadi Rp 1.757.176 juta pada tahun 2004, lalu meningkat kembali sebesar 10,93 % menjadi Rp 1.949.233 juta pada 61

tahun 2005. Kenaikan pada piutang usaha ini terutama disebabkan adanya hasil penjualan dari tahun sebelumnya yang belum diterima Perseroan atau belum dibayarkan oleh pelanggan. Tetapi jika dianalisis secara vertikal persentase piutang sempat mengalami penurunan pada tahun 2004. Persentasenya adalah sebesar 9,73 % pada tahun 2003, tahun 2004 sebesar 8,53 %, dan tahun 2005 sebesar 8,81 %. Persediaan Persediaan yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 jumlahnya adalah sebesar Rp 9.528.579 juta, tahun 2004 meningkat menjadi sebesar Rp 10.875.860 juta, dan meningkat menjadi Rp 12.043.159 juta pada tahun 2005. Kenaikan pada persediaan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah seluruh persediaan yang dimiliki oleh Perseroan, apakah itu yang berupa barang jadi/barang dagangan, barang dalam pengolahan, bahan baku dan bahan pembantu, pita cukai dan PPN rokok, dan juga suku cadang dan keperluan pabrik. Kenaikan yang cukup besar terjadi pada persediaan bahan baku dan bahan pembantu. Hal ini diakibatkan Perseroan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang cukup banyak dari para pemasok. Secara vertikal, persediaan mempunyai persentase terbesar dalam aktiva Perseroan. Persentase persediaan jika dibandingkan dengan total aktiva adalah sebesar 54,95 % pada tahun 2003, pada tahun 2004 sebesar 52,82 %, dan 54,42 % pada tahun 2005. 62

Pajak dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka ini berjumlah Rp 36.500 juta pada tahun 2003, naik sebesar 77,95 % sehingga berjumlah Rp 64.952 juta pada tahun 2004, dan turun sebesar 37,94 % sehingga berjumlah Rp 40.307 juta pada tahun 2005. Kenaikan pajak ini disebabkan oleh adanya kenaikan pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan badan yang lebih bayar. Bila dianalisis secara vertilkal persentasenya adalah sebesar 0,21 % pada tahun 2003, sebesar 0,32 % pada tahun 2004, sebesar 0,18 % pada tahun 2005. Aktiva lancar lain-lain PT Gudang Garam Tbk mempunyai aktiva lancar lain-lain sebesar Rp 172.526 juta pada tahun 2003, Rp 125.822 juta pada tahun 2004, dan Rp 127.260 juta pada tahun 2005. Adanya kenaikan aktiva lancar lain-lain ini disebabkan oleh adanya pembayaran uang muka pembelian persediaan yang dilakukan oleh Perseroan. Persentase secara vertikal adalah sebesar 1 % untuk tahun 2003, untuk tahun 2004 sebesar 0,61 %, dan tahun 2005 sebesar 0,58 %. Piutang hubungan istimewa Piutang hubungan istimewa yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya sempat menurun menjadi Rp 7.103 juta atau sebesar 53,51 % pada tahun 2004, dari sebelumnya sebesar Rp 15.280 juta pada tahun 2003, dan meningkat kembali sebesar 33,10 % pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 9.454 juta. 63

Kenaikan piutang hubungan istimewa ini disebabkan oleh meningkatnya piutang Perseroan kepada perusahaan afiliasinya. Jumlah piutang hubungan intimewa ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan total aktiva, yaitu sebesar 0,09 %, sebesar 0,03 %, dan sebesar 0,04 %, masing-masing untuk tahun 2003, 2004, dan 2005. Aktiva tetap Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu berjumlah Rp 4.936.413 juta pada tahun 2003, pada tahun 2004 berjumlah Rp 6.927.897 juta, dan berjumlah Rp 7.314.532 juta pada tahun 2005. Kenaikan jumlah aktiva tetap ini disebabkan karena Perseroan selalu melakukan pembelian atau melakukan perolehan aktiva tetap setiap tahunnya. Secara vertikal persentasenya adalah sebesar 28,47 % untuk tahun 2003, tahun 2004 sebesar 33,64 %, dan 33,05 % pada tahun 2005. Aktiva tidak lancar lain-lain Menurunnya aktiva tidak lancar lain-lain yang dimiliki oleh Perseroan disebabkan menurunnya uang muka pembelian aktiva tetap, uang jaminan, dan biaya dibayar dimuka (bagian jangka panjang). Jumlahnya adalah sebesar Rp 454.015 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 156.712 juta pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 sebesar Rp 86.490 juta. 64

Secara vertikal, persentase aktiva tidak lancar lain-lain ini, jika dibandingkan dengan total aktiva, juga terus menurun dari tahun ke tahun, yaitu dari 2,61 % untuk tahun 2003, lalu turun menjadi 0,76 % untuk tahun 2004, dan turun kembali menjadi 0,39 % untuk tahun 2005. Pinjaman jangka pendek Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan pinjaman jangka pendek kepada kreditur. Jumlahnya adalah sebesar Rp 3.595.336 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 5.361.046 juta untuk tahun 2004, dan sebesar Rp 5.681.893 juta pada tahun 2005. Pinjaman jangka pendek ini ada yang dijamin dengan aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan, dan ada yang tidak menggunakan jaminan. Secara vertikal, persentasenya apabila dibandingkan dengan total pasiva adalah sebesar 20,74 % pada tahun 2003, naik menjadi 26,04 % tahun 2004, dan turun menjadi 25,68 % pada tahun 2005. Hutang usaha Secara horisontal, hutang usaha yang dimiliki oleh Perseroan jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlahnya adalah sebesar Rp 152.613 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 168.497 juta untuk tahun 2004, dan Rp 197.150 juta pada tahun 2005. Kenaikan hutang usaha disebabkan adanya pembelian bahan baku yang belum dibayar Perseroan kepada pemasok. 65

Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 0,88 % pada tahun 2003, sebesar 0,82 % pada tahun 2004, dan 0,89 % pada tahun 2005. Beban yang masih harus dibayar Beban yang masih harus dibayar terdiri dari beban pemasaran, beban bunga, dan beban lain-lain. Beban ini berjumlah Rp 211.763 juta pada tahun 2003, naik sebesar 2,90 % menjadi Rp 217.508 juta pada tahun 2004, dan turun menjadi Rp 58.130 juta atau sebesar 30,35 % untuk tahun 2005. Namun secara vertikal, jumlahnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2003 persentasenya adalah 1,22 %, pada tahun 2004 sebesar 1,06 %, dan pada tahun 2005 sebesar 0.69 %. Kewajiban lancar lain-lain Kewajiban lancar lain-lain ini merupakan hutang atas pembelian aktiva tetap Perseroan. Jumlahnya sebesar Rp 223.353 juta pada tahun 2003, naik sebesar 60,53 % menjadi Rp 358.837 juta pada tahun 2004, dan turun sebesar 83,80 % menjadi Rp 58.130 juta pada tahun 2005. Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 1,29 % pada tahun 2003, sebesar 1,74 % untuk tahun 2004, dan pada tahun 2005 sebesar 0,25 %. Kewajiban imbalan pasca-kerja Kewajiban imbalan pasca-kerja merupakan imbalan pasca-kerja kepada karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja atau pada saat karyawan tersebut 66

memasuki masa pensiun. Imbalan pasca-kerja ini diberikan berdasarkan masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat pensiun dan pemutusan hubungan kerja. Jumlahnya adalah sebesar Rp 82.343 juta pada tahun 2003, sebesar Rp 158.935 juta pada tahun 2004 atau meningkat sebesar 93,02 %, dan meningkat kembali sebesar 43,39 % menjadi Rp 227.897 juta pada tahun 2005. Secara vertikal, persentasenya adalah sebesar 0,47 % pada tahun 2003, sebesar 0,77 % pada tahun 2004, dan sebesar 1,03 % pada tahun 2005. 67

IV.3 Analisis Horisontal dan Vertikal Atas Pos Pada Laporan Laba Rugi Untuk menganalisis kinerja keuangannya, berikut ini akan disajikan laporan laba rugi konsolidasi PT Gudang Garam Tbk untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2005, 2004, dan 2003. Tabel IV.4 PT Gudang Garam Tbk Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003 (dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) Naik (Turun) dengan dasar tahun sebelumnya 2005 2004 2003 2005 dengan dasar 2004 2004 dengan dasar 2003 Rp % Rp % PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA 24,847,345 24,291,692 23,137,376 555,653 2.29 1,154,316 4.99 BEBAN POKOK PENJUALAN (19,704,705) (19,457,427) (18,615,630) 247,278 1.27 841,797 4.52 LABA KOTOR 5,142,640 4,834,265 4,521,746 308,375 6.38 312,519 6.91 BEBAN USAHA: Beban penjualan (1,316,808) (1,309,479) (1,023,296) 7,329 0.56 286,183 27.97 Beban umum dan administrasi (677,140) (606,526) (567,803) 70,614 11.64 38,723 6.82 LABA USAHA 3,148,692 2,918,260 2,930,647 230,432 7.90 (12,387) (0.42) PENGHASILAN (BEBAN LAIN-LAIN): Laba penjualan aktiva tetap 4,023 3,212 3,944 811 25.25 (732) (18.56) Pendapatan bunga 14,927 11,182 12,273 3,745 33.49 (1,091) (8.89) Beban bunga (520,855) (329,208) (338,744) 191,647 58.21 (9,536) (2.82) Laba (Rugi) kurs, bersih 42,182 (58,193) (19,683) 100,375 172.49 (38,510) (195.65) Laba penjualan saham tersedia untuk dijual 3,710 Rugi pelepasan anak perusahaan - PT Pandya Perkasa (720) Pendapatan lainnya, bersih 21,495 25,747 37,720 (4,252) (16.51) (11,973) (31.74) (438,228) (347,980) (301,230) 90,248 25.93 46,750 15.52 LABA SEBELUM PAJAK 2,710,464 2,570,280 2,629,417 140,184 5.45 (59,137) (2.25) BEBAN PAJAK: Pajak kini (763,186) (779,624) (778,436) (16,438) (2,11) 1,188 0.15 Pajak tangguhan (56,405) 526 (12,306) (56,931) (10.823,38) 12,832 104,27 (819,591) (779,098) (790,742) 40,493 5.20 (11,644) (1.47) LABA SEBELUM HAK MINORITAS 1,890,873 1,791,182 1,838,675 99,691 5.57 (47,493) (2.58) HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (1,227) (973) (2) 254 26.10 971 48.550 LABA BERSIH 1,889,646 1,790,209 1,838,673 99,437 5.55 (48,464) (2.64) Laba per saham (dalam rupiah penuh) Laba usaha 1,636 1,517 1,523 119 7.84 (6) (0.39) Laba bersih 982 930 956 52 5.59 (26) (2.72) Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk 68

Tabel IV.5 PT Gudang Garam Tbk Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005, 2004, 2003 (dalam persentase) 2005 2004 2003 PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA: Beban penjualan Beban umum dan administrasi LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN: Laba penjualan aktiva tetap Pendapatan bunga Beban bunga Laba (Rugi) kurs, bersih Laba penjualan saham tersedia untuk dijual Rugi pelepasan anak perusahaan - PT Pandya Perkasa Pendapatan lainnya, bersih 100 (79,30) 20,70 (5,30) (2,73) (8,03) 12,67-0,04 0,08 (2,16) 0,19-0,09 (1,76) 100 (80,10) 19.90 (5,39) (2,50) (7,89) 12,01-0,01 0,05 (1,36) (0,24) 0,00 0,11 (1,43) 100 (80,46) 19,54 (4,42) (2,45) (6,87) 12,67 0,02 0,05 (1,46) (0,09) 0,02-0,16 (1,30) LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK: Pajak kini Pajak tangguhan LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH 10,91 (3,07) (0,23) (3,30) 7,61 0,00 7,61 ========= 10,58 (3,21) 0,00 (3,21) 7,37 0,00 7,37 ========= 11,37 (3,36) (0,06) (3,42) 7,95 0,00 7,95 ========= Sumber: Annual reports PT Gudang Garam Tbk 69

Pada umumnya pos-pos pada laporan laba rugi Perseroan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya penjualan tahun 2005, yaitu sebesar Rp 24.847.345 juta, naik sebesar 2,29 % bila dibandingkan dengan penjualan tahun 2004 yang sebesar Rp 24.291.692 juta, sedangkan penjualan tahun 2004 meningkat sebesar 4,99 % bila dibandingkan dengan tahun 2003, yang sebesar Rp 23.137.376 juta. Penjualan yang dilakukan oleh Perseroan dilakukan untuk pasar lokal (dalam negeri) dan untuk pasar ekspor (luar negeri). Penjualan untuk kedua pasar tersebut terus mengalami peningkatan jumlahnya dari tahun 2003 sampai tahun 2005. Sebagian besar penjualan yang dilakukan oleh Perseroan dilakukan kepada perusahaan afiliasinya. Kenaikan pada pos penjualan mengakibatkan meningkatnya beban pokok penjualan dari tahun 2003 sampai tahun 2005. Jumlahnya adalah sebesar Rp 18.615.630 juta, Rp 19.457.427 juta, dan Rp 19.704.705 juta, masing-masing untuk tahun 2003, 2004, dan 2005. Hal ini tentu saja berkaitan dengan adanya peningkatan dari penjualan produk yang terjadi. Kenaikan yang cukup besar terjadi pada beban produksi tak langsung, namun beban yang terjadi pada itemitem beban pokok penjualan yang lain relatif cukup stabil jumlahnya. Beban pokok penjualan ini juga termasuk beban untuk barang jadi yang diberikan kepada karyawan, dan juga barang jadi yang diberikan dalam rangka promosi. Adanya kenaikan penjualan yang lebih besar daripada kenaikan beban pokok penjualan mengakibatkan meningkatnya laba kotor yang diperoleh oleh Perseroan. Kenaikan juga terjadi pada pos beban usaha, yaitu sebesar Rp 1.591.099 juta pada tahun 2003, Rp 1.916.005 juta untuk tahun 2004, dan sebesar Rp 1.993.948 juta pada tahun 2005. Beban usaha ini terdiri dari beban penjualan dan beban 70

umum dan administrasi. Kenaikan beban penjualan, selain dipicu oleh meningkatnya beban penyusutan aktiva tetap, terutama disebabkan oleh meningkatnya beban keperluan kantor dan juga meningkatnya biaya perbaikan dan biaya pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan. Sedangkan pada beban umum dan administrasi, kenaikan terutama disebabkan adanya peningkatan kompensasi karyawan yang diberikan oleh Perseroan kepada karyawan. Pada pos penghasilan dan beban lain-lain terjadi peningkatan beban yang cukup tinggi. Walaupun pendapatan lain-lain (pendapatan bunga dari investasi yang dimiliki oleh Perseroan) jumlahnya terus meningkat, namun jumlahnya jauh dibawah peningkatan yang terjadi pada beban lain-lain yang harus ditanggung oleh Perseroan. Peningkatan beban lain-lain ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban bunga kepada kreditur yang harus ditanggung oleh Perseroan. Selain itu kenaikan beban lain-lain ini juga disebabkan karena Perseroan mengalami kerugian atas selisih kurs pada mata uang asing. Secara vertikal, pos-pos pada laporan laba rugi Perseroan relatif cukup stabil, dalam arti tidak ada kenaikan ataupun penurunan yang cukup signifikan, kecuali pada item beban bunga yang jumlah proporsinya meningkat cukup tinggi pada tahun 2005. Kenaikan beban bunga ini disebabkan adanya kenaikan pinjaman jangka pendek yang dimiliki oleh Perseroan. Kenaikan yang cukup tinggi juga terjadi pada item hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya proporsi kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan Perseroan. 71

IV.4 Penurunan Laba Bersih Pada Tahun 2004 Pada tahun 2004, Perseroan mengalami penurunan laba bersih pada kegiatan usahanya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan yang cukup tinggi pada pos beban usaha tahun 2004 bila dibandingkan dengan tahun 2003. Jumlah beban usaha pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 102.995 juta, naik sebesar Rp 57.110 juta, bila dibandingkan dengan beban usaha pada tahun 2003 yang jumlahnya sebesar Rp 45.885 juta. Kenaikan beban usaha ini diakibatkan oleh meningkatnya beban kompensasi kepada karyawan, yaitu adanya kompensasi yang diberikan kepada karyawan karena adanya pemutusan hubungan kerja kepada karyawan, dan juga adanya kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang telah memasuki masa pensiun. Disamping itu, kenaikan beban usaha juga disebabkan oleh adanya peningkatan pada beban untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap Perseroan. Kenaikan beban ini disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan, dari sebesar Rp 4.936.413 juta pada tahun 2003, menjadi sebesar Rp 6.927.897 juta pada tahun 2004. Selain kenaikan pada beban usaha, pada tahun 2004 Perseroan juga mengalami kerugian yang diakibatkan selisih kurs atas mata uang asing, yang jumlahnya cukup besar, yaitu sebesar Rp 58.193 juta. Kerugian akibat selisih kurs mata uang asing ini mengakibatkan meningkatnya beban lain-lain Perseroan sebesar Rp 46.750 juta. Secara keseluruhan, pada tahun 2004 Perseroan mengalami penurunan laba bersih sebesar Rp 48.646 juta, jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2003 yang sebesar Rp 1.838.673 juta. Adanya penurunan laba bersih tahun 2004 ini 72

juga mengakibatkan turunnya laba bersih per lembar saham yang dimiliki oleh Perseroan, dari sebesar Rp 956 pada tahun 2003 menjadi Rp 930 untuk tahun 2004. 73