BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup perusahaan. Kegiatan pemasaran harus diarahkan pada usaha

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN PADA ORGANISASI DINAS PERIJINAN KOTA DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di daerah melalui peluncuran Paket UU No.22/1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Walikota Jakarta Barat memiliki fungsi Humas yaitu Suku Dinas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

PENERAPAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DISKOMINFO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyajikan berita-berita yang aktual dan up to date yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah, sebagaimana halnya di bidang-bidang lainnya. Usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

QANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. terasa dengan semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB II GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Di awal tahun 2000 pemerintah menerapkan otonomi daerah, langkah ini

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

No. 1077, 2014 KEMENDAGRI. Peran Serta. Masyarakat. Perencanaan. Tata Ruang. Daerah. Tata Cara. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL ABIRAWA TOP FM

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

Baru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA dan BUPATI JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR: 16 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian adalah bagaimana cara untuk meningkatkan efisiensi kerja, karena

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dasar-Dasar Komunikasi, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB, hal:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi maka masyarakat pada umumnya membutuhkan

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB III DESKRIPSI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 22 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, media masa tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap usaha yang berhubungan dengan publik, kepuasan publik senantiasa menjadi patokan utama. Oleh karena itu, segala upaya dilakukan untuk memuaskan publik dari kelompok yang melakukan usaha tersebut. Pemerintah suatu wilayah entah itu di tingkat pusat, propinsi atau kabupaten dalam menjalankan tugasnya pun senantiasa berpatok pada kepuasan masyarakat (publik) pada wilayah tersebut. Kepuasan publik itu sendiri dapat terwujud atau terpantau jika apa yang dilakukan oleh pemerintah melalui implementasi program, diketahui oleh masyarakat dan sebaliknya situasi riil yang ada pada masyarakat (kebutuhan) dan respon masyarakat terhadap program pemerintah pun diketahui oleh pemerintah. Demi meminimalisir kesenjangan pengetahuan itu maka setiap pemerintah dalam pembagian tugas senantiasa memiliki lembaga / instansi yang khusus menangani tugas publikasi program pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya menjaring informasi dan aspirasi dari masyarakat terkait kebijakan pemerintah. Ada banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyampaikan program atau kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar, sosialisasi, kunjungan kerja, iklan pada media massa bahkan dengan pengadaan media yang biasanya disebut media penyuluhan pembangunan. Dalam upaya penyebarluasan atau penyampaian program / kebijakan baik politik, ekonomi, budaya maupun pertahanan keamanan, pemerintah Indonesia mulai dari tingkat

nasional hingga daerah menggunakan jasa media baik cetak maupun elektronik yang sebagian besar dikelola pihak swasta. Masing-masing media mempunyai karakter pemberitaan atau gaya mulai dari pengumpulan berita (news gathering), pengolahan berita (news editing) dan penyajian berita (news presenting). Selain bekerja sama dengan media-media yang dikelola oleh pihak swasta tersebut, pemerintah juga mengadakan media pemerintah yang lazim dikenal media penyuluhan pembangunan. Seiring perkembangan jaman dan globalisasi di berbagai bidang kehidupan, perkembangan media (pers) pun meningkat baik soal kepemilikan, kebijakan redaksi, tampilan, bentuk pemberitaan dan aktualitas. Pemerintah pun tidak mau ketinggalan. Pemerintah pusat hingga ke daerah pun mulai mengembangkan media baik cetak maupun elektronik untuk konsumsi internal dan publik. Apalagi otonomi daerah membuka ruang bagi pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten) untuk swakelolah media dengan pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan sumber daya pegawai negeri sipil demi menjawab kebutuhan informasi publik. Hampir semua propinsi dan kabupaten / kota telah memiliki koran atau bentukan media lainnya. Salah satunya adalah kabupaten Timor Tengah Utara propinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) TTU, Televisi Biinmaffo dan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo. Sejak media yang dikelola pihak swasta bermunculan di mana-mana, nasib mediamedia pemerintah termasuk TVRI dan RRI menjadi tak pasti. Seperti hidup enggan, mati tak sudi. Pemerintah pusat maupun daerah telah mengalokasikan anggaran dari APBN dan APBD khusus untuk kegiatan penerbitan / produksi media secara rutin. Namun upaya ini tidak berpengaruh terhadap meningkatnya minat publik untuk mengkonsumsi media

pemerintah. Hal serupa pun terjadi pada Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo yang dikelolah oleh Seksi Penerbitan, Sub Dinas Media Cetak dan Modern (MCM), Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom), pemerintah kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Tabloid Dwi Mingguan BIINMAFFO telah terbit sejak tahun 2002. Dalam pelaksanaannya, Tabloid Dwi Mingguan BIINMAFFO, dikelolah oleh 8 orang karyawan yang semuanya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sub Dinas MCM Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten TTU. Wilayah peliputannya mencakup seluruh wilayah Kabupaten TTU. Kebijakan peliputan dan produksi Tabloid Dwi Mingguan BIINMAFFO dimaksudkan sebagai media penyuluhan Pemerintah Daerah TTU kepada masyarakat Kabupaten TTU. Oleh karena itu, kebijakan pemberitaan dilaksanakan, kalau ada peristiwa atau pendapat yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah daerah. Tabloid Dwi Mingguan BIINMAFFO adalah sebuah media penyuluhan pemerintah Kabupaten TTU. Media ini akan bisa terbit secara rutin dan melayani kebutuhan informasi masyarakat kalau proses kerja penerbitannya dilakukan secara teratur. Oleh karena itu Tabloid Dwi Mingguan BIINMAFFO membutuhkan sebuah manajemen redaksi yang tepat sehingga penerbitan tabloid tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat dan sejalan dengan tugasnya sebagai media penyuluhan Pemerintah Daerah TTU. Tabloid Biinmaffo diterbitkan sebagai media penyuluhan pembangunan dari pemerintah Kabupaten TTU kepada masyarakat TTU. Oleh karena itu, 60 persen isi Tabloid Biinmaffo menyangkut kegiatan pembangunan Pemerintah Kabupaten TTU sedangkan 40 persennya berisi tentang informasi pembangunan tingkat propinsi, nasional serta berita hiburan.

Meski hadir dengan identitas lokal TTU termasuk mengusung nama Biinmaffo yang adalah simbol penyatuan tiga kelompok suku besar di kabupaten TTU (Biboki, Insana dan Miomaffo) dan dengan dominasi berita tentang Kabupaten TTU namun Tabloid Biinmaffo belum menjadi pilihan utama pembaca jika dibandingkan dengan Harian Pagi Timor Express dan Surat Kabar Harian Umum Pos Kupang yang cukup diminati. Keputusan publik TTU terutama yang tinggal di pedesaan untuk membaca Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo dapat dikatakan karena keterpaksaan mengingat kurangnya penyebaran media lain hingga ke pedesaan. Apalagi 80 persen dari jumlah eksemplar tabloid ini dibagikan cuma-cuma kepada masyarakat melalui perangkat pemerintah desa / kelurahan. Kepuasan publik sebuah media tidak semata dikarenakan fakta memperoleh media secara gratis, tetapi lebih dari itu untuk mendapatkan informasi yang aktual, mencerahkan dan sekaligus mencerdaskan. Aktualitas, kualitas dan kontinuitas pemberitaan Tabloid Biinmaffo masih menjadi tanda tanya besar. Bicara tentang aktualitas, kualitas dan kontinuitas pemberitaan, tentu berkaitan erat dengan kerja manajemen bidang redaksi, satu dari empat bidang manajemen sebuah media massa yang punya peran penting dalam memberikan nyawa sebuah media. Kinerja manajemen bidang redaksi menjadi ujung tombak keberhasilan sebuah media untuk menarik minat khalayak untuk menjadi pembaca media. Berkaitan dengan kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo, ada beberapa fakta lain yang penulis temukan, sebagai indikasi betapa vitalnya peran manajemen redaksi untuk mempertahankan eksistensi sebuah media. Sejak diterbitkan pada tahun 2002, Tabloid Biinmaffo yang terbit 2 kali dalam sebulan ini hingga bulan Juli 2007 baru menerbitkan 96 edisi. Padahal jika dihitung, dalam kurun waktu 5 tahun 4 bulan atau

tepatnya 64 bulan, tabloid ini seyogyanya sudah diterbitkan sebanyak 128 edisi. Faktor apa yang menyebabkan Dinas Infokom TTU selaku pelaksana tugas penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo tidak dapat menerbitkan 32 edisi lainnya, sementara negara telah menyiapkan anggaran untuk kegiatan dimaksud? Selain itu, salah satu edisi terbitan Biinmaffo yakni edisi ke-96 yang seharusnya sudah diterbitkan pada minggu terakhir bulan April 2007 (antara tanggal 24-30 April 2007), justru molor dan baru diterbitkan pada pertengahan bulan Juni 2007. Nilai informatif apa yang diperoleh publik TTU, kalau berita yang dibaca sudah out of date karena keterlambatan yang begitu kronis? Kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo yang belum maksimal yang tercermin dari fakta-fakta ini, dapat menjadi alasan penghentian kerja penerbitan oleh pemegang kebijakan dalam hal ini pemerintah kabupaten TTU atau malah dimatikan secara alamiah oleh publik TTU. Mengapa? Karena kerja penerbitan tersebut ternyata hanya menjadi jalan pemborosan APBD tanpa ada sumbangan bagi pencerdasan akhlak dan logika masyarakat TTU. Dengan melihat latar belakang masalah dan fenomena kerja bidang redaksi sebuah media yang berkembang saat ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kerja bidang redaksi penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo dan mengangkatnya dalam judul Kinerja Manajemen Redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Timor Tengah Utara.

1.2 Perumusan Masalah Untuk terarahnya penelitian dan sekaligus memberikan batasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Timor Tengah Utara? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Timor Tengah Utara. 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Timor Tengah Utara. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis a. Mengembangkan studi tentang komunikasi massa khususnya tentang pengelolaan media pemerintah b. Melengkapi referensi kepustakaan pada Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unwira Kupang 1.4.2 Kegunaan Praksis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan bagi peneliti dan khalayak pembaca tentang kinerja manajemen redaksi sebuah media massa terutama media yang dikelola oleh pemerintah. b. Bagi Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten TTU, sebagai rujukan terhadap kebijakan dan manajemen lembaganya dalam perbaikan sekaligus peningkatan kinerja manajemen redaksi media massa khususnya Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo. 1.5 Kerangka Pikiran, Asumsi dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pikiran Kerangka pikiran adalah penalaran yang menjadi dasar untuk memudahkan peneliti melihat kerja manajemen redaksi penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo. Kerangka pikiran ini menjadi landasan rasional untuk menelaah kinerja manajemen redaksi penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo. Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo diterbitkan untuk mendekati pelayanan informasi dan kebijakan pembangunan kabupaten TTU kepada masyarakat TTU. Itu berarti, pemerintah kabupaten TTU ingin menghadirkan media pembangunan yang mencerahcerdaskan masyarakat TTU melalui media (Tabloid) Dwi Mingguan Biinmaffo. Dinas Informasi dan Komunikasi sebagai instansi pelaksana penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo senantiasa mendapat suplai anggaran rutin sebagai dana operasional penerbitan. Tetapi roda kegiatan penerbitan tersebut tidak berjalan maksimal. Kehadiran Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo juga belum memberikan setidaknya efek pencerahan bagi masyarakat TTU. Ini terlihat dari rendahnya jumlah pembaca (jumlah tiras) Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo belum maksimal. Untuk mengatasi kondisi ini, dibutuhkan sebuah manajemen yang mampu memaksimalkan faktor-faktor pendukung atau penentu agar kerja penerbitan tersebut dapat berhasil baik. Kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo adalah kinerja dari manajemen redaksi yang dilakukan oleh pengelola kerja (bidang redaksi) penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo. Kinerja penerbitan Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo dapat diketahui dari tahapan manajemen redaksi mulai dari penelitian, perencanaan, penggerakan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan. Dari uraian ini, maka alur pemikiran dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Bagan 1 Bagan Kerangka Pikiran Penelitian Kinerja Manajemen Redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo Penelitian Perencanaan Pendekatan Input Pengorganisasian Penggerakan

Pengawasan Pendekatan Proses Pendekatan Output 1.5.2 Asumsi Asumsi penelitian adalah proposisi-proposisi anteseden dan dalam penalaran yang tersirat dalam kerangka pikiran yang dijadikan sebagai pegangan peneliti untuk sampai pada kesimpulan penelitian. Asumsi yang dianut peneliti sebelum penelitian ini yakni kinerja manajemen redaksi media massa adalah pelaksanaan seluruh tahapan kerja manajemen redaksi media massa sehingga mencapai tujuan dari media massa. 1.5.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian kualitatif, bukanlah hipotesis yang akan diuji melalui analisis statistik inferensial, melainkan hanya merupakan hipotesis kerja. Hipotesis adalah jawaban sementara atas sebuah permasalahan. Adapun hipotesis yang dibangun peneliti adalah sumber pendukung kerja redaksi, proses kerja redaksi dan pencapaian hasil kerja redaksi merupakan ukuran kinerja manajemen redaksi Tabloid Dwi Mingguan Biinmaffo.