LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BALUMBANG JAYA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CIA (CIHIDEUNG ILIR IN ACTION): GERAKAN CINTA LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN SITU CIHIDEUNG ILIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN MASYARAKAT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

LAPORAN AKHIR PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : ECO - SOIL SEPTIC TANK (SEPTIC TANK RAMAH TANAH DAN LINGKUNGAN) BIDANG KEGIATAN PKM-GT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PENYULUHAN CINTA PRODUK LOKAL UNTUK PENGUATAN EKONOMI NASIONAL DALAM MENGHADAPI MEA BIDANG KEGIATAN :

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

LEMBAR PENGESAHAN NIM. I

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE

I. DESKRIPSI KEGIATAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

LEMBAR PENGESAHAN. (Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.) ( Umu Rosidah )

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

BONGGOL PISANG SEBAGAI PENINGKAT KESADAHAN PERAIRAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAMPOENG HORTI, PENINGKATAN KEMANDIRIAN PANGAN KELUARGA MELALUI PEMANFAATAN PEKARANGAN DAN LAHAN TIDUR DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA KECAMATAN BOGOR BARAT BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh: Sandy Ramdhani A24100025/2010 Radhiya Nur Anwar A24100087/2010 Aulia Adillah A24110028/2011 Anggita Duhita Anindyajati A24110140/2011 Rian Putra Rivera A24110176/2011 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Kegiatan : Kampoeng Horti, Peningkatan Kemandirian Pangan Keluarga Melalui Pemanfaatan Pekarangan Dan Lahan Tidur di Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat 2. Bidang Kegiatan : PKM-M 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Sandy Ramdhani b. NIM : A24100025 c. Jurusan : Agronomi dan Hortikultura d. Universitas/ Institut/ Politeknik : Institut Pertanian Bogor e. Alamat Rumah dan No.Tel/ HP : Jl. Perwira No. 40 /085759109585 f. Alamat email : sandlucky88@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 5 orang 5. Dosen pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Juang Gema Kartika b. NIDN : 0001078103 c. Alamat rumah Tlp/HP : Darmaga Cantik Residence Blok N No 23 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp. 11.310.000 b. Sumber lain : - 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Bogor, 23 Oktober 2013 Menyetujui, Ketua Departemen, Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP. 19611101 198703 1 003 Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaaan, Sandy Ramdhani NRP.A24100025 Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono,MS Juang Gema Kartika, SP. MSi NIP. 19581228 198503 1 003 NIDN. 0001078103 ii

DAFTAR ISI PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 5 1.1 Latar Belakang... 5 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Program... 6 1.4 Luaran yang Diharapkan... 7 1.5 Kegunaan Program... 7 BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN... 7 2.1 Demografi... 7 2.2 Geografis... 8 BAB 3. METODE PELAKSANAAN... 10 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN... Error! Bookmark not defined. 4.1 Anggaran Biaya... Error! Bookmark not defined. 4.2 Jadwal Kegiatan... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA... Error! Bookmark not defined. iii

RINGKASAN Pangan merupakan kebutuhan dasar sekaligus unsur penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Masalah pangan yang memprihatinkan adalah semakin menyempitnya lahan karena konversi untuk kebutuhan sektor industry dan pemukiman. Potensi pekarangan di Indonesia sejumlah 10,3 juta hektar memiliki potensi yang besar dalam menopang kemandidrian pangan apabila dikelola degan baik. Keadaan masyarakat di Desa Balumbang Jaya memiliki potensi pekarangan dan lahan tidur yang cukup besar. Hampir 66 % rumah warga di desa ini memiliki pekarangan dan terdapat lahan tidur yang berpotensi ditanami tanaman termasuk komoditas hortikultura. Kondisi sosial masyarakat peralihan dari desa ke kota dan dekat dengan pusat keramaian juga kampus menyebabkan masyarakat kehilangan kebiasaan mereka dahulu yang biasanya menanam di pekarangan. Solusi dari permasalahan yang ada adalah perlu adanya penyuluhan dan pembimbingan kepada masyarakat untuk kembali menanam di pekarangan agar pemanfaatannya optimal. Kegiatan penyuluhan selanjutnya direalisasikan menjadi penginisiasian Kampoeng Horti yaitu suatu lingkungan masyarakat yang dapat memanfaatkan pekarangan dan lahan tidurnya untuk menanam komoditas hortikultura yang terdiri atas tanaman buah, sayur, biofarmaka, dan tanaman hias. Diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini inisiatif masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dan lahan tidur menjadi meningkat sehingga akhirnya dapat mandiri dalam penyediaan pangan keluarga. iv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan jika dilihat dari sisi produksi pangan, yang memprihatinkan adalah semakin menyempitnya lahan yang baik (beririgasi) untuk pangan karena konversi untuk kebutuhan sektor industri, pemukiman, proyek-proyek infrastruktur, dan lain-lain (Soesastro et al 2005). Ketahanan Pangan Keluarga adalah kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari (International Congres of Nutrition 1992). Pada dasarnya tersedianya makanan sehat dan bergizi di tingkat rumah tangga (keluarga) dapat dipenuhi sendiri dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Program intensifikasi lahan pekarangan dapat dijadikan landasan ketahanan pangan nasional yang berbasis pada ketahan pangan keluarga melalui penanaman komoditas hortikultura. Istilah pekarangan dapat didefinisikan sebagai sebidang lahan (tanah) di sekitar rumah, yang dibatasi dengan pagar atau identitas tertentu (Rukmana dan Harahap 2000). Data statistik menunjukkan bahwa luas lahan pekarangan di Indonesia mencapai luasan 10,3 juta hektar. Apabila pekarangan tersebut dapat dioptimalkan fungsinya, maka hal tersebut diduga akan berkontribusi nyata terhadap kecukupan, ketahanan, dan kemandirian pangan masyarakat (Djufry 2012). Bentuk dan pola intensifikasi pekarangan tidak dapat disamaratakan, tergantung pada luas tanah, ketinggian tempat, iklim, jarak dari kota, jenis tanaman yang sesuai, dan sebagainya (Rukmana dan Harahap 2000). Pekarangan dan lahan tidur di Desa Balumbang Jaya, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor sangat berpotensi untuk dikembangkan. Permasalahan yang terjadi adalah keadaan dimana masyarakat belum mau memanfaatkan pekarangannya dengan optimal untuk sekedar menanam tanaman yang dapat dikonsumsi. Kecenderungan masyarakat yang mengkonsumsi produk pangan yang tersedia di pasar menurunkan kemandirian mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Oleh 5

karena itu perlu dilakukannya suatu bentuk penyuluhan tentang pemanfaatan pekarangan disertai praktik langsung oleh masyarakat secara berkelanjutan. Kampoeng Horti merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pemanfaatan pekarangan. Program ini merupakan suatu konsep peningkatan potensi masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur dengan pembimbingan oleh mahasiswa. Pengembangan Kampoeng Horti dilakukan dengan prinsip partisipatif dimana masyarakat berperan aktif berpartisipasi dalam program dan menentukan sendiri apa yang mereka butuhkan. Diharapkan dengan diterpakannya prinsip partisipatif akan membuat masyarakat sadar dengan sendirinya sehingga akan terjadi perubahan yang bersifat menetap. Pola penyuluhan serta praktik demplot penanaman hortikultura juga dilakukan secara berkesinambungan sehingga akan terwujud suatu masyarakat yang mandiri dan lestari dalam pemenuhan kebutuhan akan komoditas hortikultura. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang menjadi latar belakang proposal ini : 1. Pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur yang kurang optimal di Kelurahan Balumbang Jaya. 2. Kurangnya kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya terutama komoditas hortikultura. 3. Dibutuhkan terobosan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menanami pekarangannya. 1.3 Tujuan Program 1. Memberikan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan. 2. Meminimalisir pekarangan tak terawat dan lahan tidur yang terlantar. 3. Meningkatkan kemandirian pangan keluarga dengan bertanam komoditas hortikultura di pekarangan. 6

1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya masyarakat yang mandiri pangan hortikultura melalui pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur di lingkungan masyarakatnya. 1.5 Kegunaan Program 1. Untuk Pribadi a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemanfaatan pekarangan. b. Mengembangkan ide dalam mendesain pekarangan yang efektif dan berkelanjutan c. Menambah pengalaman dalam menyelesaikan masalah pertanian. 2. Untuk Kelompok a. Melatih kerjasama tim. b. Pelatihan dalam bidang penyuluhan kepada masyarakat dan budidaya pertanian. 3. Untuk Masyarakat a. Memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan pekarangan yang baik dan benar. b. Penanaman komoditas hortikultura di pekarangan dapat mengurangi anggaran belanja sehari-hari. c. Meningkatkan pendapatan apabila hasilnya dijual serta sekaligus pelestarian lingkungan. BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 2.1 Demografi Penduduk Kelurahan Balumbang Jaya sampai akhir bulan Desember tahun 2009 tercatat sebanyak 9.455 jiwa. Jumlah ini terdiri atas 4.943 orang lakilaki dan 4.512 jiwa perempuan. Berdasarkan angka ini, kepadatan penduduk di Kelurahan Balumbang Jaya dicatat mencapai 756 jiwa/km dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 2.518. 7

Aspek demografi berikutnya di Kelurahan Balumbang Jaya, yang sangat erat dengan kondisi SDA, adalah mata pencaharian penduduk. Sebagaimana yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya, sawah dan perkebunan sebagian besar telah dikonversi menjadi kawasan perumahan dan pekarangan serta prasarana jalan. Hal ini berarti bahwa telah terjadi penyempitan lahan pertanian dimana penyempitan itu mengakibatkan para petani kehilangan mata pencaharian. Dengan kata lain, sebagian besar penduduk Kelurahan Balumbang Jaya tidak lagi memiliki pekerjaan. Banyaknya penduduk yang menganggur tersebut lebih kurang 25 persen. Berdasarkan data ini, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Balumbang Jaya yang dulunya cukup terkenal sebagai kawasan pertanian, kini justru memiliki lahan sawah dan perkebunan yang relatif sedikit. Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan sangat dibutuhkannya lahan untuk perumahan.sawah dan perkebunan pun dikonversi menjadi perumahan penduduk. Selain itu, cukup banyak pula yang dibangun menjadi kos-kosan mahasiswa. Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Balumbang Jaya Tahun 2009 Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani 432 7,18 Wiraswasta/Pedagang 1.062 17,67 Buruh 1.241 20,65 Swasta/BUMN/BUMD 839 13,96 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 96 0,16 TNI/Polri 10 0,16 Pensiunan 523 8,70 Tidak bekerja 1.506 25,06 Sumber: Data Monografi Kelurahan Balumbang Jaya. 2.2 Geografis Kelurahan Balumbang Jaya berada dalam wilayah administratif Kecamatan Bogor Barat. Secara geografis, kelurahan ini terletak pada 106,48o Bujur Timur (BT) dan 60,36o Lintang Selatan (LS). Ketinggiannya adalah 200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan 2,5 mili meter kubik (mm3). Kelurahan Balumbang Jaya memiliki luas total 123.373 8

hektar (ha) serta terdiri atas 38 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga (RW). Dalam hal batas wilayah, Kelurahan Balumbang Jaya berbatasan dengan satu desa dan tiga kelurahan lainnya. Batas wilayah Kelurahan Balumbang Jaya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Situ Gede. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Margajaya. 3. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Babakan. 4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bubulak. Adapun jarak kantor Kelurahan Balumbang Jaya ke Ibu Kota Kecamatan Bogor Barat, Ibu Kota Bogor, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, dan Ibu Kota Negara adalah: 1. Ibu Kota Kecamatan Bogor Barat 6 kilo meter (km). 2. Ibu Kota Bogor 12 km. 3. Ibu Kota Provinsi Jawa Barat 120 km. 4. Ibu Kota Negara 60 km. Tabel Penggunaan Lahan di Balumbang Jaya Lahan/Penggunaan Luas (ha) Persentase (%) Perumahan/Pemukiman dan Pekarangan 82,27 66,68 Sawah 718,59 15,07 Jalan 619,5 15,80 Perkebunan 3 2,43 Total 123,37 100 3 Di Kelurahan Balumbang Jaya, ada empat jenis peruntukkan (penggunaan) lahan. Penggunaan itu meliputi pemanfaatan lahan untuk (1) perumahan (pemukiman) dan pekarangan, (2) jalan, (3) sawah, dan (4) perkebunan. Pemanfaatan lahan untuk kawasan perumahan dan pekarangan menempati persentase terbesar, yaitu sekitar 66 persen. Disusul oleh penggunaan lahan untuk prasarana jalan, yakni lebih kurang 15 persen. Penggunaan lahan bagi keperluan pertanian (sawah) dan perkebunan memiliki jumlah yang relatif kecil, yaitu masing-masing sekitar 15 persen dan 2 persen. 9

BAB 3. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan program dilaksanakan dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yang memungkinkan masyarakat bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan kebijakan dan kebijakan secara nyata. Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers 1996). Berdasarkan metode tersebut program disusun menjadi lima tahap yaitu survey, pemetaan potensi, penetuan komoditas, penyuluhan dan pendampingan, serta evaluasi. Survey Kegiatan survey dilakukan untuk menghimpun informasai dari masyarakat yang meliputi keadaan lingkungan secara umum, kebiasaan, permasalahan, keinginan, dan kegiatan masyarakat sehari-hari. Survey dilakukan dengan menarik 10 sampel rumah dari masing-masing RW. Hasil survey dari masyarakat kemudian dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan program sehingga pelaksanaannya fleksibel dan sesuai keinginan masyarakat. Pemetaan Potensi Pemetaan potensi dilakukan dengan melakukan inventarisasi potensi serta melakukan zonasi wilayah yang potensial di RW dan RT. Pekarangan warga dan lahan tidur akan dipetakan dan dijadikan sasaran program sesuai prioritasnya. Hasil pemetaan juga akan mempengaruhi penempatan anggota dalam memfasilitasi masyarakat. Penentuan Komoditas Penentuan komoditas dilakukan setelah pemetaan potensi pekarangan dan lahan tidur dilakukan dan mendapat data yang jelas. Hal tersebut mengingat tidak semua komoditas hortikultura dapat ditanam di sembarang lahan. Kesesuaian lahan perlu dikaji untuk menentukan komoditas yang cocok ditanam. 10

Penyuluhan dan Pendampingan Penyuluhan dan pendampingan dilaksanakan untuk membangun dan mengembangkan masyarakat pelaku serta meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pertemuan terdiri dari pertemuan rutin dan pertemuan situasional. Pertemuan rutin dilakukan seminggu dua kali dan pertemuan situasional sesuai kegiatan warga. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan disetiap akhir tahap kegiatan dengan mempertimbangakan keadaan baik di masyarakat maupun fasilitator. Harapannya dengan adanya evaluasi program akan terus meningkat lebih baik dari tahap ke tahap. BAB 4. HASIL YANG DICAPAI Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan metode pelaksanaan yang telah direncanakan, tetapi ada sebagian kegiatan yang belum dapat terlaksana. Survei dilakukan pada bulan februari 2014 untuk mengetahui kondisi masyarakat secara umum. Berkoordinasi dengan pengurus setempat tentang rencana kegiatan yang akan dimulai bulan maret 2014. Program ini berjalan mulai bulan februari hingga bulan mei 2014. kegiatan yang telah dilakukan adalah kegiatan perencanaan meliputi konsultasi dengan pembimbing dan diskusi antara anggota kelompok dengan anggota bangtan himagron tentang kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi program kampoeng horti. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan terjun ke lapang bersama kelompok dan bekerjasama dengan anggota bangtan himagron dan tentunya masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Adapun kegiatan yang sudah dilakukan di kampoeng horti yaitu pembuatan tempat persemaian, pembibitan beberapa komoditas hotikultura, dan pembuatan pekarangan percontohan. Pembuatan tempat persemaian dilakukan dengan memanfaatkan bahan yang ada di desa. Kegiatan ini dilakukan bersama masyarakat dengan tujuan membuat tempat persediaan bibit yang akan digunakan masyarakat dalam membangun pekarangan yang berisi tanaman hortikultura, sehingga 11

masyarakat dapat menggunakan dan memelihara persemaian tersebut dan harapannya kedepan dapat menjadi kebun bibit desa. Kebun bibit yang dibuat berisi beberapa komoditas hortikultur dimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bibit untuk ditanam di pekarangan rumahnya. Kegiatan selanjutnya yaitu membuat pekarangan percontohan dimana dibangun pekarangan yang akan menjadi contoh bagi masyarakat dan akan merangsang masyarakat untuk membuat kebun pekarangan sendiri. Pekarangan percontohan ini berisi tanaman-tanaman hortikultura. Pekarangan percontohan dibuat disalahsatu rumah warga. Kendala yang terjadi saat ini yaitu belum terlaksananya penyuluhan teknis kepada masyarakat mengenai teknis budidaya hortikultura. Hal ini merupakan tahapan yang harus dilakukan secara berkala sehingga masyarakat mau membuat pekarangan yang ditanami tanaman hortikultur sehingga kampoeng hoti dapat terwujud. BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Sosialisasi dan penyuluhan serta pendampingan agar masyarakat lebih peduli dengan lingkungannya dan mau menanam tanaman hortikultura di pekarangan rumah sehingga dapat menjadi pendukung asupan gizi keluarga. Adapun sisa dana akan dialokasikan untuk keberlanjutan program di desa tersebut. DAFTAR PUSTAKA [BKPD] Badan Ketahanan Pangan Daerah. 2008. Program Peningkatan Ketahanan Pangan. [terhubung berkala] http://bkpd.jabarprov.go.id (9 Oktober 2013). [FAO] Food and Agriculture Organization. 1992. World Declaration on Nutrition. Rome. Djufry F. 2012. Budidaya Sayuran di Lahan Pekarangan. [terhubung berkala] http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index.php (9 Oktober 2013) Rukmana H.R dan Harahap I.M. 2000. Katuk : Potensi dan Manfaatnya. Yogyakarta (ID) : Kanisius. Soesastro H. et al. 2005. Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta (ID) : Kanisius. Subiyakto S. 2005. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatanya. Yogyakarta (ID) : Kanisius. 12

A. PENGGUNAAN BIAYA berikut: Lampiran Penggunaan biaya selama pelaksanaan program, di antaranya sebagai 1. Rincian biaya yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 5. Jumlah Biaya Kegiatan No Jenis Biaya Anggaran (Rp) 1. Dana hibah DIKTI 3.000.000,00 3. Pengeluaran 797.500,00 JumlahSisa Dana Saat Ini 2.202.500,00 2. Rincian biaya yang dikeluarkan sebagai berikut : Harga Satuan Jumlah No Tanggal Pengeluaran Kuantitas (Rp) (Rp) 1 12-Nov-13 Proposal 5 buah 18.000,- 90.000,- 2 12-Nov-13 Materai 6000 7 buah 7.000,- 49.000,- 8 1-Mar-14 Bensin untuk transportasi 1 motor 15.000,- 15.000,- 11 2-Mar-14 Pupuk kompos 1 kantong 13.000,- 13.000,- 12 2-Mar-14 Arang sekam 2 kantong 17.500,- 35.000,- 16 8-Mar-14 Triplex 1 lembar 70.000,- 70.000,- 17 8-Mar-14 Konsumsi 1 paket 78.000,- 78.000,- 18 9-Mar-14 Pupuk kandang 1 kantong 15.000,- 15.000,- 19 9-Mar-14 Konsumsi diskusi 1 paket 37.500,- 37.500,- 20 13-Mar-14 Benih sayuran 5 pak 20.000,- 100.000,- 21 15-Mei-14 Kored 2 buah 22.000.- 44.000,- 22 15-Mei-14 Golok 1 buah 45.000,- 45.000,- 23 15-Mei-14 Plastik 5 meter 6.500,- 32.500,- 24 15-Mei-14 Tray semai 10 buah 14.000,- 140.000,- 25 15-Mei-14 Benih timun 1 pak 12.000,- 12.000,- 26 15-Mei-14 Gandasil 1 pak 6.500,- 6.500,- 27 15-Mei-14 BL media tanam 1 kantong 15.000,- 15.000,- Total pengeluaran 797.500,- 13

3. Lampiran Foto 14

4. Lampiran bukti pembayaran 15

16

17

18

19