Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Perancangan trolli barang yang ergonomis dan efisien untuk pramuniaga pertokoan Glodok Jakarta

Analisis ergonomi postur kerja operator pada proses pembuatan batako

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

BAB I PENDAHULUAN I-1

EVALUASI ERGONOMI BIOMEKANIKA TERHADAP KENYAMANAN KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI PADA STASIUN PERAKITAN DAUN SIRIP DIFFUSER DI PT X

BAB II LANDASAN TEORI

Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

PERANCANGAN KURSI TUNGGU UNTUK IBU HAMIL DAN LANSIA PADA STASIUN KERETA SECARA ERGONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

IDENTIFIKASI RESIKO ERGONOMI PADA PEKERJA DI PT. ASABA INDUSTRY

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Redesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Metode dan Pengukuran Kerja

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

PERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (STUDI KASUS : CV. GRAFFITY LABELINDO)

PERBAIKAN METODE KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) (Studi Kasus : CV. Graffity Labelindo)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

PERANCANGAN ALAT PENCETAK PEMPEK KRITING DI UKM PEMPEK BU LINA PALEMBANG

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Transkripsi:

Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing di PT X I Wayan Sukania 1)*, Lamto Widodo 1), Desica Natalia 1) 1) Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta E-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac.id, iwayansukania@yahoo.com Abstrak PT X adalah salah satu industri hulu yang mengolah cocoa beans, suatu bahan baku dasar coklat yang digunakan dalam industri pangan. Proses pengolahan dan penaganan bahan melibatkan teknologi modern dan konvensional. Berdasarkan pengamatan awal di lapangan, ditemui adanya laporan keluhan operator di bagian pemindahan produk ke pallet. Penyelidikan lebih mendalam dilakukan untuk mengidentifikasi keluhan dan mendapatkan informasi kebutuhan operator. Pengambilan data dilakukan pada shift 1 yaitu jam 08:00-16:00 terhadap 2 orang operator pada tanggal 10-15 Oktober 2011, dengan memberikan kuesioner persepsi dan kuesioner nordic body map. Data lapangan menggambarkan bahwa keluhan yang dialami pekerja setelah bekerja 8 jam adalah bagian leher, bahu, lengan atas, punggung, pinggang siku, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan bagian kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa stasiun dan metode kerja belum ergonomis. Berdasarkan kuesioner persepsi ditemukan bahwa aktifitas kerja menunduk relative sering akibat pallet terlalu rendah sehingga operator memerlukan pallet yang dapat disesuaikan dengan ketinggian kerja. Kata kunci: Nordic bodymap, persepsi, keluhan, kebutuhan pallet Abstract PT X is one of the industrial processing of cocoa bean, a chocolate-based raw materials used in the food industry. The processing and handling of materials involving modern technology and conventional methods. Based on initial observations on the production floor, found many complaints operators who move the product from the conveyor to the pallet. Further investigation was conducted to identify all complaints and to get the needs of the operator. Data were collected on the morning shift, 08.00 to 16.00 hours on 2 operators on 10-15 October 2011. Both operators are given perception questionnaires and nordic body map questionnaires. Complaints of the workers after work 8 hours is part of the neck, shoulders, upper arms, back, waist elbow, forearm, wrist and hand the right part. This indicates that the work stations and working methods not ergonomic yet. Based on the perception questionnaire found that the operator requires a pallet that can be adjusted to the height of the work. Keywords : Nordic body maps, questionnaires, the operator needs 1. PENDAHULUAN Menurut Sutalaksana (1979), ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis, untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Sistem kerja adalah suatu sistem hubungan manusia mesin yang dipertimbangkan sebagai sistem integral, saat ini dengan ergonomi perancangan suatu peralatan dan fasilitas kerja telah memperlihatkan interaksi manusia secara lebih baik. Dengan penerapan ergonomi yang tepat dapat dicapai perbaikan performansi kerja, pengurangan waktu dan biaya pelatihan, perbaikan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang diperlukan, pengurangan waktu yang terbuang sia sia dan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia dapat diminimalkan serta perbaikan kenyamanan manusia dalam pekerjaannya. PT X adalah salah satu industri yang bergerak dalam proses pengolahan cocoa beans menjadi suatu bahan baku dasar yang digunakan dalam industri-industri pangan yang mengolah produknya dengan bahan dasar coklat. Untuk menciptakan produk tersebut, PT X menggunakan proses produksi dengan berbagai macam teknologi yang sudah berkembang sehingga memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya serta dalam rangka meningkatkan kualitas produknya. Namun demikian berdasarkan pengamatan awal masih ditemui adanya keluhan operator terutama di bagian packing. Hal ini juga berdampak pada hasil kerja yang belum optimal. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mendata keluhan para operator serta kebutuhan sarana kerja sehingga selanjutnya dapat dirancang stasiun kerja yang ergonomis. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan umum ergonomi Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. * Penulis korespondensi, phone: +62-021-5663124 E-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac.id, iwayansukania@yahoo.com Identifikasi Keluhan Biomekanik ( I Wayan Sukania, et al.) 19

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kerja, manusia harus diberikan alat kerja/mesin dan atau lingkungan kerja yang berada dalam batas kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya (Wignjosoebroto,2000). Dengan penerapan ergonomi yang tepat diharapkan akan terjadi proses kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE). Sedangkan Pulat (1992) menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisiensi dalam pemakaian. Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka manusia dan desain stasiun kerja untuk alat peraga visual. Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan risiko kesalahan, serta supaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan hilangnya risiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat.(nurmianto, 1996). Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain-lain. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (disain) ataupun rancang ulang yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan juga anatomy, psysiology, industrial medicine. 2.2 Biomekanika Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan kombinasi dari ilmu fisika (khususnya mekanika) dan teknik, dengan berdasar pada biologi dan juga pengetahuan lingkungan kerja. Oleh Winter (1990), mendefinisikan bahwa biomekanika dari gerakan manusia adalah ilmu yang menyelidiki, menggambarkan dan menganalisis gerakan manusia. Biomekanika umum adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Biostatik adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisa bagian tubuh dalam keadaan diam maupun bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam ( uniform). Biodinamik adalah bagian dari biodinamika umum yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gaya yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik). Analisis biomekanika ada 2 (dua) yaitu secara statis berupa analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu, saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangkan analisis biomekanika secara dinamis adalah analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak 2.3 Nordic bodymap Beberapa alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem kerja diantaranya Kuesioner Nordic Body Map. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja, kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi beberapa bagian yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah, pergelangan tangan, pinggang/pantat, lutut, tumit, kaki. Melalui pendekatan Nordic Body Map dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak nyaman (agak ) sampai sangat ( Corlett, 1992). Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja. Untuk menekan bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja (pre and post test). Untuk lebih meningkatkan ketelitian fakta biasanya nordic bodymap disandingkan dengan beberapa metode pengukuran, diantaranya yaitu uji kualitas dan kuantitas dari hasil kerja, electroencephalography, pengukuran frekuensi kedipan mata, tes psikomotorik, tes mental dan fisiologi. 3. Metode Penelitian Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: 1). Kunjungan lapangan untuk memperoleh gambaran dan mengidentifikasi stasiun kerja yang dikeluhkan pekerja, 2). Studi pustaka untuk mendapatkan teori dan alat bantu mengidentifikasi masalah, 3). Pengambilan data lapangan, 4). Pembahasan. Untuk tahap ketiga yaitu tahap pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner persepsi, kuesioner Nordic Body Map dan wawancara langsung dengan pekerja. Kuisoner Nordic Body Map digunakan untuk mengetahui keluhan-keluhan pada bagian-baian tubuh operator/pekerja yang mengalami masalah selama melakukan aktivitas pekerjaannya sehingga akan membantu dalam menentukan faktor penyebab utama terjadi masalah tersebut yang nantinya akan diperbaiki dengan memperbaiki metode kerja maupun perencanaan alat bantu kerja yang ergonomis. Kuesioner persepsi dibuat untuk mengetahui data pribadi dan untuk menanyakan pendapat dari pekerja. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yaitu antara lain nama, umur, bentuk produk, keluhan-keluhan terhadap fasilitas, dan sebagainya. Dengan demikian dapat diketahui lebih jauh kebutuhan pekerja dalam melakukan aktifitasnya. Pengumpulan data dilakukan pada shift 1 yaitu jam 08:00-16:00 dengan 2 orang operator. Pengambilan data dilakukan dari hari senin sampai dengan hari sabtu pada tanggal 10 Oktober 2011-15 Oktober 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisoner persepsi dan kuisoner nordic body map dan pengumpulan data dilakukan dengan cara tersebut yaitu pengulangan selama seminggu penuh agar data yang diperoleh valid. Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1, April 2013: 1-94 20

4. Data dan Pembahasan Data ringkasan hasil kunjungan lapangan, pengisian kuesioner yang dilakukan pada shift 1 yaitu jam 08:00-16:00 dengan 2 orang operator dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu pada tanggal 10 Oktober 2011-15 Oktober 2011 di tabelkan pada Table 1, Table 2 dan Table 3. Tabel 1. Ringkasan hasil pengisian kuesioner nordic bodymap sebelum bekerja. Keluhan operator Tidak Agak Sakit Sangat 1. Keluhan pada leher 10 2 2. Keluhan pada bahu kiri 6 6 3. Keluhan pada bahu kanan 3 9 4. Keluhan pada lengan atas bagian kiri 9 3 5. Keluhan pada punggung 6 6 6. Keluhan pada lengan atas bagian kanan 11 1 7. Keluhan pada pinggang 12 8. Keluhan pada bokong 12 9. Keluhan pada pantat 12 10. Keluhan pada sikut kiri 12 11. Keluhan pada sikut kanan 12 12. Keluhan pada lengan bawah bagian kiri 12 13. Keluhan pada lengan bawah bagian kanan 12 14. Keluhan pada pergelangan tangan kiri 12 15. Keluhan pada pergelangan tangan kanan 12 16. Keluhan pada tangan bagian kiri 10 2 17. Keluhan pada tangan bagian kanan 10 2 18. Keluhan pada paha kiri 12 19. Keluhan pada paha kanan 12 20. Keluhan pada lutut kiri 12 21. Keluhan pada lutut kanan 12 22. Keluhan pada betis kiri 12 23. Keluhan pada betis kanan 12 24. Keluhan pada pergelangan kaki kiri 12 25. Keluhan pada pergelangan kaki kanan 12 26. Keluhan pada kaki kiri 12 27. Keluhan pada kaki kanan 12 Identifikasi Keluhan Biomekanik ( I Wayan Sukania, et al.) 21

Tabel 2. Ringkasan hasil pengisian kuesioner nordic bodymap setelah bekerja. No. Keluhan operator Tidak Agak Sakit Sangat 1. Keluhan pada leher 2 10 2. Keluhan pada bahu kiri 12 3. Keluhan pada bahu kanan 12 4. Keluhan pada lengan atas bagian kiri 2 10 5. Keluhan pada punggung 12 6. Keluhan pada lengan atas bagian kanan 3 9 7. Keluhan pada pinggang 12 8. Keluhan pada bokong 12 9. Keluhan pada pantat 12 10. Keluhan pada sikut kiri 9 3 11. Keluhan pada sikut kanan 10 2 12. Keluhan pada lengan bawah bagian kiri 12 13. Keluhan pada lengan bawah bagian kanan 12 14. Keluhan pada pergelangan tangan kiri 12 15. Keluhan pada pergelangan tangan kanan 12 16. Keluhan pada tangan bagian kiri 12 17. Keluhan pada tangan bagian kanan 4 8 18. Keluhan pada paha kiri 4 8 19. Keluhan pada paha kanan 10 2 20. Keluhan pada lutut kiri 12 21. Keluhan pada lutut kanan 12 22. Keluhan pada betis kiri 12 23. Keluhan pada betis kanan 12 24. Keluhan pada pergelangan kaki kiri 12 25. Keluhan pada pergelangan kaki kanan 12 26. Keluhan pada kaki kiri 10 2 27. Keluhan pada kaki kanan 10 2 Tabel 3. Ringkasan wawancara dan persepsi operator. No Daftar pertanyaan dan persepsi Data hasil 1. Usia saat ini 17-26 tahun 2. Tinggi badan 160 169 cm 3. Berapa jam bekerja sehari 8 jam per hari 4. Apa aktivitas yang sering Anda lakukan pada saat bekerja Membungkun dan berdiri 5 Apakah Anda memerlukan suatu alat inovasi untuk mempermudah dalam pemindahan produk ke gudang penyimpanan 6. Apa saja yang menjadi kesulitan anda saat ini dalam melakukan pekerjaan anda? Ya Berat, tidak ergonomis (harus membungku 7. Apakah keluhan Anda saat ini dalam melakukan pemindahan produk ke pallet 8. Menurut Anda, fungsi tambahan apa yang diperlukan untuk sebuah pallet Sakit di bahu dan pinggang Pallet yang dapat dinaik-turunkan Peletakan pallet otomatis pada pallet truck Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1, April 2013: 1-94 22

Berdasarkan hasil kuisoner Nordi Body Map dapat diketahui mengenai bagian-bagian yang mendapat perhatian khusus terhadap keluhan-keluhan yang dialami oleh pekerja. Keluhan-keluhan yang paling sering dirasakan oleh para pekerja adalah pada leher, tangan, pinggang dan punggung. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dan persepsi operator dimana dengan 8 jam kerja per hari, aktifitas utama adalah mengangkat dan menurunkan produk dalam posisi membungkuk. Adapun beberapa kemungkinan penyebab keluhan operator dinyatakan pada Tabel 4. Tabel 4. Ringkasan penyebab keluhan pekerja. No Bagian Tubuh Data hasil 1. Leher Kerja yang sering membungkuk yang mengakibatkan pekerja sering menunduk dan terlalu lama berdiri 2. Bahu Beban berat yang diangkat dalam jangka pendek secara terus-menerus 3. Lengan atas Pegal akibat beban yang diangkut 4. Punggung Sering terjadi pembungkukkan pada saat pemindahan dengan membawa beban dari posisi berdiri 5 Pinggang Terasa nyeri akibat membungkuk dengan membawa beban 6. Lengan, pergelangan, tangan Posisi tangan yang tidak tepat pada saat mengangkat barang Posisi berdiri dalam melakukan pekerjaan merupakan salah satu postur alami manusia yang tidak menimbulkan bahaya kesehatan, namun jika hal tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi kondisi tubuh, salah satu contoh yaitu seperti bahaya terlalu lama duduk. Bekerja dalam posisi berdiri untuk jangka waktu panjang secara terus-menerus dapat menyebabkan kaki, pembengkakan pada kaki, varises, kelelahan otot, nyeri pada pinggang serta kekakuan pada leher dan bahu. Hal tersebut diakibatkan oleh tubuh dipengaruhi pengaturan daerah kerja yang tidak ergonomis sehingga posisi-posisi tubuh pekerja dalam beraktivitas merasa dibatasi, sehingga menimbulkan masalah-masalah pada tubuh seperti tubuh pekerja terlalu membungkuk mengakibatkan nyeri pada punggung pekerja. Berdiri yang terlalu lama membuat otot-otot menjadi kaku sehingga dapat mengurangi suplai darah ke otot-otot. Hal ini mengakibatkan aliran darah yang seharusnya diterima oleh otot berkurang dan menimbulkan kelelahan yang sangat cepat dan merasa nyeri pada bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu punggung, leher, pundak dan kaki. Perbaikan yang mungkin dilakukan mulai dari memperbaiki metode kerja yaitu melakunan teknik angkat angkut yang benar, pengaturan jam kerja dan istirahat yang tepat serta perbaikan stasiun kerja dan penambahan alat bantu kerja. 5. SIMPULAN Berdasarkan investigasi di lapangan dengan menggunakan kuesioner nordic bodymap, kuesioner persepsi ditemui keluhan operator di bagian pemindahan produk ke pallet. Keluhan tersebut terjadi pada leher, tangan, pinggang dan punggung. Hal ini mengindikasikan bahwa stasiun dan metode kerja belum ergonomis. Berdasarkan kuesioner persepsi ditemukan bahwa aktifitas kerja menunduk relatif sering akibat pallet terlalu rendah sehingga operator memerlukan pallet yang dapat disesuaikan dengan ketinggian kerja. DAFTAR PUSTAKA [1] Nurmianto, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Guna Widya, Jakarta, 1996. [2] Sutalaksana, Iftikar Z. ; Ruhana Anggawisastra ; John H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Bandung, 1979. [3] Sutalaksana, Iftikar Z., Teknik Tata Cara Kerja, TI-ITB, Bandung, 1979. [4] Kumar, Shrawan, Biomechanical in Ergonomics. Taylor & Francis. Philsdelphia. USA, 1999. [5] Wignjosoebroto, Sritomo, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, PT. Guna Widya, Jakarta, 1992. Identifikasi Keluhan Biomekanik ( I Wayan Sukania, et al.) 23

Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1, April 2013: 1-94 24