TINJAUAN PUSTAKA. Ikan gurami memliki morfologi seperti bentuk badan oval agak panjang,

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.) Nomor yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

I. PENDAHULUAN. dalam budidaya perikanan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Uji Organoleptik Ikan Mujair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II.TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jangkaru (2002), ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dua pertiga dari luas negara Indonesia terdiri dari laut dan dilalui garis

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nur Rahmah Fithriyah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dawson (1946) dalam Soegiarto, dkk,(1978), secara umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang 70 % dari wilayahnya terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TANAMAN PENGHASIL PATI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dan Perikanan, 2008) pemasarannya relatif murah. Kebutuhan ikan lele konsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Gurami ( Osphronemus gouramy Lac.) 1. Klasifikasi Ikan Gurami Menurut Jangkaru ( 2002 ), ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom Phylum Class Subclass Ordo Subordo Family Genus Spesies : Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Labyrinthici : Anabantoidei : Anabantidae : Ospronemus : Ospronemus gouramy Lac. 2. Morfologi Ikan Gurami Ikan gurami memliki morfologi seperti bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan punggung tinggi, mulut kecil, dengan rahang atas dan bawah tidak rata. Di bagian rahang terdapat gigi-gigi kecil berbentuk kerucut. Deretan gigi sebelah luar lebih besar dibandingkan dengan gigi sebelah

7 dalam. Ikan yang sudah tua memiliki dagu menonjol, badan berwarna kecoklatan dengan bintik hitam pada sirip dada, ukuran sisik besar. Morfologi ikan gurami dapat dilihat pada Gambar 1. Pada jari pertama sirip perut terdapat alat peraba berupa benang panjang. Memiliki alat pernapasan tambahan (labirin) yang berfungsi menghirup oksigen langsung dari udara. Alat berupa selaput yang berkelok-kelok dan menonjol ini terdapat di tepi atas insang pertama. Pada labirin terdapat pembuluh kapiler yang memungkinkan gurami untuk mengambil oksigen langsung dari udara dan menyimpannya. Pada gurami muda, di depan sirip analnya terdapat bintik hitam yang menandakan bahwa gurami itu masih berusia muda. Pada ikan yang sudah tua, terdapat duri di sirip punggung dan sirip anal yang ukurannya akan semakin besar (Anonim, 2015). Gambar 1. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy Lac. ) ( Dokumen pribadi )

8 Menurut Departemen Pertanian ( 1986 ), ikan gurami memiliki alat pernapasan yang disebut labirin, yaitu lipatan lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar insang pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini tergolong dalam ordo Labyrinthici. Dengan kadar oksigen yang rendah ikan gurame masih dapat hidup karena ikan ini memiliki labirin. 3. Habitat atau Tempat Hidup Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.) Habitat asli ikan gurami di perairan tawar yang tergenang seperti rawa dan danau. Tetapi ada juga jenis gurami yang dapat hidup di perairan payau. Ikan gurami dapat bertelur dan berkembang biak di air yang keruh sekalipun, namun sebenarnya gurami lebih menyukai perairan yang jernih dan tenang. Ikan ini tidak dapat hidup pada perairan yang ditumbuhi tanaman air seperti eceng gondok karena gurami harus mengambil langsung oksigen dari udara bebas, selain itu, organ penyimpan udara (labirint) tidak berfungsi jika gurami tidak muncul dari permukaan air. Pada kolam yang ditutupi tanaman air yang mengapung, gurami akan lebih sering bergerak naik turun untuk mengambil udara daripada bergerak horizontal. Menurut Cahyono (1989) ikan gurami di alam aslinya merupakan jenis ikan yang mendiami daerah yang tenang dan tergenang. Ikan gurami (Osphronemus gouramy ) tidak menyukai daerah yang seluruh permukaan air kolamnya tertutup oleh tanaman air yang mengapung seperti eceng

9 gondok. Hal ini erat kaitannya dengan alat pernapasan tambahan yang memungkinkannya mampu menghirup oksigen dari udara bebas. Ikan gurami akan tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu air sekitar 24-28 0 C. Berdasarkan ketinggian tempat, ikan ini menyukai daerah pantai hingga tanah dengan ketinggian mencapai 800 meter dari permukaan laut (Gendrosasi, 2008). 4. Pertumbuhan Menurut Cecha ( 2011 ), pertumbuhan adalah penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik ( irreversible ). Penambahan biomassa ditandai dengan adanya penambahan berat, panjang, tinggi, volume, jumlah sel, dan lain lain. Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat dari perubahan ukurannya, oleh karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat. Ciri ciri pertumbuhan antara lain : terjadi perubahan fisik, perubahan ukuran, peningkatan jumlah sel, dan penambahan kuantitatif individu, yang dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, bersifat terbatas ( pada usia tertentu makhluk hidup sudah tidak tumbuh lagi). Pertumbuhan juga dapat ditandai dengan adanya kematangan gonad. Menurut Sparre, Waldegger, dan Chow ( 1989 ), ikan yang memiliki nilai

10 koefisien laju pertumbuhan (K) yang tinggi serta kecepatan pertumbuhan yang tinggi memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai panjang maksimumnya. Ikan yang mempunyai laju koefisien pertumbuhan yang rendah membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai panjang maksimumnya maka cenderung berumur lebih panjang. 5. Kebiasaan Makan Ikan Gurami (Osphronemus gouramylac.) Gurami menyukai makanan yang spesifik pada setiap tahapan pertumbuhannya. Cahyono (2008) membagi tahapan ini berdasarkan umur ikan, antara lain: 1. 10-14 hari Jika ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi badannya seperti merangkak dengan perut di bawah dan berenang kian kemari mencari umpan lezat maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan. Untuk kebutuhan protein, bisa diberikan sejenis udang renik yang masih yakni moina. Tapi petani ikan biasa menyebutnya dengan sebutan kutu air lantaran bentuknya yang kecil, transparan dengan kaki-kaki pengait persis kutu kepala, atau ada yang biasa menggunakan kuning telur. 2. 15 hari -3 bulan Pada tahap ini biasa diberikan pakan berupa kotoran ayam yang baunya tidak menyengat ditebarkan ke dalam kolam sehingga mengundang nyamuk kebun. Pakan alami berupa cacing sutra pada

11 umumnya biasa diambil di selokan-selokan sawah yang ukurannya kecil-kecil. 3. Di atas 3 bulan Pada tahap ini biasanya pakan mulai disesuaikan dengan ukuran mulut ikan. Makanan yang biasanya digunakan oleh para petanipun bervariasi antara lain: ulat, rayap, sayuran berdaun lembut, keladi, daun pepaya, kecambah kacang kedelai (tauge), rebusan jagung muda, dedak, daun murbei, nasi, jajan pasar, postal (kotoran unggas yang kering), serangga seperti: jangkrik dan belalang, serta tumbuhan hijau yang terdapat di sekitar pinggiran kolam (Cahyono, 2008). 6. Oksigen Terlarut Dan Kesuburan Perairan Kadar oksigen terlaru dalam air sangat penting bagi kelangsungan hidup semua organisme. Oksigen tergantung dari jenis ikan, umur dan aktivitasnya. Ikan gurami mempunyai labirin yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara sehingga kadar oksigen dalam air tidak terlalu mempengaruhi gurami. Meskipun demikian, air kolam budidaya ikan gurami minimum mengandung oksigen terlarut 4-6 mg/liter. Kesuburan air kolam dapat mendukung pertumbuhan ikan gurami. Air kolam yang mengandung cukup mineral dan zat-zat hara dapat membantu ketersediaan pakan alami dalam air yang membantu pertumbuhan hidup benih pada awal budidaya. Keberadaan fitoplankton dalam kolam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kadar oksigen air kolam, sedangkan jumlah fitoplankton

12 dapat ditingkatkan melalui pemupukan dengan pupuk kandang maupun pupuk kimia (Handayani, 2001). 7. Pakan ikan Gurami memakan segala macam zooplankton, fitoplankton, serangga, dan daun tumbuhan. Gurami juga memakan pakan komersil seperti pellet. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi akibat kenaikan harga tersebut. Hal ini bila tidak disikapi, maka beban yang ditanggung pembudidaya akan sangat besar, bahkan bisa jadi mengancam keberadaan usaha di sektor ini. Dalam kondisi ini maka kita harus bisa memanfaatkan pakan alami untuk menggantikan pakan buatan pabrik (pelet) yang harganya mahal (Bambang, 2009). Pakan sebagai sumber nutrisi maupun energi merupakan bahan yang sangat menentukan dalam pencapaian kemampuan hidup (fitness) suatu organisme. Ketersediaan sumber pakan di suatu lingkungan sangat beragam, baik secara kuantitas maupun kualitas. Keragaman sumber pakan, baik yang berasal dari hewani maupun nabati, dapat terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Mengingat banyaknya keragaman tersebut, organisme seringkali dihadapkan pada suatu pilihan untuk mengkonsumsi sumber pakan tertentu yang bukan merupakan makanan utamanya. Dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan demikian, diperlukan kemampuan adaptasi fisiologis secara

13 optimal untuk mempertahankan atau mencapai kemampuan hidup (Petrus, 1999). Menurut Cahyono (2008), gurami adalah makhluk vegetarian, yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga ia menyebutnya hewan herbivora. Makanan yang sering dimakan oleh ikan gurami baik remaja maupun induk adalah daun keladi (Colocasia estulata), daun ketela (Manihot utilissima), daun pepaya (Carica papaya), daun ketimun (Curcumis sativus), daun kangkung (Ipomoea aquatica), daun ubi jalar (Ipomoea batatas), dan daun labu (Curcubita moschata durch). B. Taurin Taurin merupakan salah satu jenis asam amino bebas yang melimpah di dalam jaringan mamalia dan ikan. Senyawa taurin memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran proses di dalam tubuh manusia dan hewan. Taurin berfungsi untuk menstimulasi glikolisis dan glikogenesis, keseimbangan homeostatis dari kalsium, memacu pertumbuhan dan penglihatan serta untuk stabilitas membran (Redmont et al., 1983). Taurin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan dan membantu meningkatkan kinerja otak dan stamina. Seiring dengan proses penuaan, tingkat konsentrasi taurin di otak akan menurun secara perlahan. Tingkat taurin yang tinggi dalam tubuh akan membuat memori menjadi lebih baik. studi ilmiah menemukan bahwa taurin dapat meningkatkan level kewaspadaan dan penalaran verbal. Penelitian di Jepang tahun 2003,

14 memperlihatkan atlet yang diberi konsumsi taurin setiap hari akan mengalami peningkatan signifikan dalam kapasitas volume oksigen dalam tubuhnya (Santoso, 2011). C. Gracilaria sp. 1. Morfologi Gracillaria sp Alga dimasukkan ke dalam divisi Thallophyta (tumbuhan berthallus) karena memiliki struktur kerangka tubuh (morfologi) yang tidak berdaun, berbatang dan berakar, semuanya terdiri dari thallus (batang saja) (Aslan, 2003). Selanjutnya beberapa variasi spesies ditentukan berdasarkan pada morfologinya, anatominya, atau berdasarkan pada alat reproduksi jantan. Ciri-ciri umum spesies Gracillaria verrucosa memiliki thallus berbentuk silindris, permukaannya licin. Thallus tersusun oleh jaringan yang kuat, bercabang-cabang dengan panjang kurang lebih 250 mm, garis tengah cabang antara (0,5-2,0) mm (Dawes, 1981). Percabangan berseling tidak beraturan, memusat ke arah pangkal. Cabang lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter thallus (0,5-1,5 mm). Morfologi alga Gracillaria sp. dapat dilihat pada Gambar 2 (Anggadireja, Zatnika, Heri, dan Istini, 2006). Thallus menyempit pada pangkal percabangan dan meruncing pada ujungujungnya, sifat substansi thallus Gracillaria menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan (Risiani, 2004).

15 Gambar 2. Gracillaria sp. ( Dokumen pribadi ) 2. Klasifikasi Gracilaria sp. Jana (2006) menyatakan bahwa rumput laut Gracillaria sp dapat diklasifikasi sebagai berikut: Kerajaan Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae : Thallophyta : Eurhodophyta : Rodhophyceae : Gigartinales : Gracilariacease : Gracillaria : Gracillaria sp.

16 3. Habitat dan Penyebaran Gracillaria sp.bersifat eurihalin, hidup dan tumbuh pada kisaran salinitas yang sempit antara 20 sampai 30 permil dan tersebar luas pada wilayah tropis (Risiani,2004). Pertumbuhan Gracillaria sp. umumnya lebih baik di daerah dangkal daripada di tempat yang dalam, tumbuh melekat pada substrat karang di terumbu karang berarus sedang, disamping juga dapat tumbuh di sekitar muara sungai. Alga jenis ini sekarang merupakan tanaman budidaya di tambak yang banyak dijumpai di daerah Takalar, Sulawesi Selatan. Jenis rumput laut ini hidup kosmopolit, karena tidak mempunyai akar sebenarnya, rumput laut menempel pada substratnya (fitobentos) dan seluruh bagian thallus mengambil makanan dari air sekitarnya dengan cara osmosa. Di alam subtrat itu dapat merupakan lumpur, pasir, karang, fragmen karang mati, kulit kerang, batu, dan kayu. Tumbuhan yang melekat pada tumbuhan lainnya disebut ephyphit (Mubarok, Ilyas, Ismail, dan Wahyuni, 1990). Selanjutnya Gracillaria sp.dapat hidup pada perairan yang tenang atau di tempat tergenang (kolam atau tambak), bersusbtrat dasar lumpur dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap kisaran salinitas yang cukup besar (Sulistijo, 1985). Menurut Soegiarto, Sulistijo, Atmaja, dan Mubarok, (1978), Gracillaria sp.dapat tumbuh di berbagai kedalaman, namun pada umumnya pertumbuhan jenis ini lebih baik di tempat dangkal dari pada di tempat yang dalam. Di samping itu, sebagian besar

17 Gracillaria sp.lebih menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan serta perkembangbiakannya. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah antara (20-28) C. 4. Kandungan Nutrisi Agar adalah senyawa hidrokaloid dari rumput laut yang mempunyai kekuatan gel yang besar, ini terutama dihasilkan oleh ganggang merah dari Gracillaria sp. Pada umumnya agar digunakan oleh industri makanan dalam bentuk jelly, ice cream, makanan kaleng, roti manisan dan sebagainya. Manfaat lain adalah untuk menyatukan bahan - bahan untuk membuat sosis serta dapat mereduksi lemak dan kolesterol. Rumput laut memiliki kandungan seperti karbohidrat (Gula Vegetable GUM), protein, sedikit lemak, dan abu. Yang sebagian besar merupakan senyawa garam dan kalori, selain itu mengandung vitamin - vitamin seperti : A, B1, B2, B6, B12, dan C. Beta karotin serta mineral penting seperti kalsium dan zat besi. Dibandingkan dengan tanaman dan sayur sayuran tanaman darat, rumput laut proteinnya sangat tinggi (Anggadiredja et al., 2006).

18 Adapun tabel kandungan nutrisi harian dari Gracillaria sp. adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kandungan nutrisi Gracillaria sp. ( Septian, 2014 ) Parameter Kandungan ( 100 gram kering ) Kalori (kkal) 312 Protein (g) 1,3 Lemak (g) 1,2 Karbohidrat (g) 83,5 Serat (g) 2,7 Abu (g) 4 Kalsium (g) 756 Fosfor (mg) 18 Besi (mg) 7,8 Sodium (mg) 115 Potassium (mg) 107 Thiamin (mg) 0,01 Riboflavin (mg) 0,22 Niasin (mg) 0,2 D. Sargassum sp. 1. Morfologi dan Habitat Sargassum sp. Sargassum adalah salah satu genus dari kelompok rumput laut coklat yang merupakan genera terbesar dari family sargassaceae. Sargassum sp. memiliki bentuk thallus gepeng, banyak percabangan yang menyerupai pepohonan di darat, bangun daun melebar, lonjong seperti pedang, memiliki gelembung udara yang umumnya soliter, batang utama bulat agak kasar, dan holdfast (bagian yang digunakan untuk melekat) berbentuk cakram. Pinggir daun bergerigi jarang, berombak, dan ujung melengkung atau meruncing. Morfologi alga Sargassum sp. dapat dilihat pada Gambar 3 (Anggadiredja et al., 2006).

19 Gambar 3. Sargassum sp. ( Dokumen pribadi ) Sargassum biasanya dicirikan oleh tiga sifat yaitu adanya pigmen coklat yang menutupi warna hijau, hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminaran dan alginat serta adanya flagel. Sargassum tersebar luas di Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindung maupun yang berombak besar pada habitat batu. Di Kepulauan Seribu (Jakarta) alga ini biasa disebut oseng. Zat yang dapat diekstraksi dari alga ini berupa alginat yaitu suatu garam dari asam alginik yang mengandung ion sodium, kalsium, dan barium (Aslan, 2003). Pada umumnya Sargassum tumbuh di daerah terumbu karang (coral reef) seperti di Kepulauan Seribu, terutama di daerah rataan pasir (sand flat ). Daerah ini akan kering pada saat surut rendah, mempunyai dasar berpasir dan terdapat pula pada karang hidup atau mati. Pada batubatu ini tumbuh dan melekat rumput laut coklat (Atmadja, Soelistijo, dan Rachmaniar, 1996).

20 Rumput laut jenis Sargassum umumnya merupakan tanaman perairan yang mempunyai warna coklat, berukuran relatif besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat. Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau radial serta dilengkapi bagian sisi pertumbuhan. Umumnya rumput laut tumbuh secara liar dan masih belum dimanfaatkan secara baik. Rumput laut coklat memiliki pigmen yang memberikan warna coklat dan dapat menghasilkan algin atau alginat, laminarin, selulosa, fikoidin dan manitol yang komposisinya sangat tergantung pada jenis (spesies), masa perkembangan, dan tempat tumbuhnya (Maharani dan Widyayanti, 2010). 2. Klasifikasi Sargassum sp. Klasifikasi Sargassum sp. (Anggadiredja et al., 2006) adalah sebagai berikut: Kerajaan Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae : Thallophyta : Phaeophyceae : Fucales : Sargassaceae : Sargassum : Sargassum sp.

21 3. Kandungan nutrisi Komponen utama dari alga adalah karbohidrat, sedangkan komponen lainnya yaitu protein, lemak, abu (sodium dan potasium) dan air 80-90%. Sargassum sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin, iodin, dan fenol yangberpotensi sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri patogen yang dapat menyebabkan diare. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan (Sastry and Rao, 1994). Kandungan nutrisi dari alga Sargassum sp. dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi nutrisi dari Sargassum sp. ( Kabbmu, 2014 ) Menurut Ridlo dan Pramesti (2009), pemberian pakan komersil yang ditambah alga akan memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan dapat menghasilkan haemosit yang lebih banyak dibandingkan dengan kontrol serta aktifitas fagositosis yang lebih baik. Hal ini memungkinkan subyek dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari penyakit yang menyerang sistem pertahanan tubuhnya.