BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. praktek sehari-hari. Diperkirakan bahwa hampir 30% kasus pada praktek umum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALYZE RELATIONSHIP THE DIETERY HABIT AND DYSPEPSIA SYNDROME IN ADOLESCENT

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian atas. Keluhan pada saluran pencernaan merupakan penyakit yang banyak

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROMA DISPEPSIA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI I KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengertian (Newman, 2006). Pengertian pensiun tidak hanya terbatas pada

BAB I. Pendahuluan UKDW. dys- (buruk) dan peptin (pencernaan) (Abdullah,2012). Dispepsia merupakan istilah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjalani aktivitas sehari-hari. Contoh yang sering dikeluhkan dimasyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2015

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat

BAB I PENDAHULUAN. peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

THE RELATION OF DIET PATTERN TO DYSPEPSIA SYNDROM IN COLLEGE STUDENTS

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

hiperacidity. Adapun jenis-jenis dispepsia organik yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan Knowledge Base

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA DI PUSKESMAS PURWODININGRATAN JEBRES SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan dispepsia merupakan keadaan klinik yang sering dijumpai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ulu hati (daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROMA DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA REMAJA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI MODEL MANADO. Susilawati.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

PERSAMAAN PERSEPSI TUTORIAL SISTEM UROGENITALIA 13 APRIL Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pekerjaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di dada. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). Di Amerika Serikat, 25% dari seluruh penduduknya terkena sindrom dispepsia (tidak termasuk keluhan refluks) dimana hanya 5% dari jumlah penderita tersebut pergi ke dokter pelayanan primer. Di Inggris terdapat 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang berkonsultasi ke dokter pelayanan primer. Dari seluruh penderita yang datang ke dokter pelayanan primer, hanya 40% di antaranya dirujuk ke dokter spesialis (Wong et al., 2002). Berdasarkan data tersebut bahwa 95% penderita di Amerika Serikat membiarkannya saja bahkan 98% penderita di Inggris tidak pergi ke dokter. Pembiaran atau pengabaian pada kejadian sindrom dispepsia terjadi mungkin saja karena mereka menganggap bahwa hal tersebut hanyalah hal ringan yang tidak berbahaya; atau bisa saja pembiaran tersebut terjadi karena tingkat

2 pemahaman / kesadaran mengenai kesehatan belum tinggi (Lu et al., 2005). Di Indonesia diperkirakan hampir 30% pasien yang datang ke praktik umum adalah pasien yang keluhannya berkaitan dengan kasus dispepsia. Pasien yang datang berobat ke praktik gastroenterologist terdapat sebesar 60% dengan keluhan dispepsia (Djojoningrat, 2009). Berdasarkan data tersebut ternyata pasien yang mengalami sindrom dispepsia cukup tinggi di Indonesia. Depkes (2004) mengenai profil kesehatan tahun 2010 menyatakan bahwa dispepsia menempati urutan ke-5 dari 10 besar penyakit dengan pasien yang dirawat inap dan urutan ke-6 untuk pasien yang dirawat jalan. Berdasarkan data kunjungan di klinik gastroenterologist didapatkan sekitar 20-40% orang dewasa mengalami dispepsia, sedangkan di klinik umum hanya sebesar 2-5%. Beragamnya angka kunjungan ini disebabkan oleh perbedaan persepsi tentang definisi dispepsia (Rani, 2011). Sindrom dispepsia dapat disebabkan oleh banyak hal. Menurut Djojoningrat (2009), penyebab timbulnya dispepsia diantaranya karena faktor diet dan lingkungan, sekresi cairan asam lambung, fungsi motorik lambung, persepsi viseral lambung, psikologi, dan infeksi Helicobacter pylori.

3 Penelitian yang dilakukan Reshetnikov (2007) tentang gejala gastrointestinal menyatakan bahwa faktor diet pada sindrom dispepsia berkaitan dengan ketidakteraturan pada pola makan dan jeda antara jadwal makan yang lama. Ketidakteraturan pola makan sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan kegiatan yang padat (Sayogo, 2006). Ketidakteraturan pola makan juga dipengaruhi oleh keinginan untuk mempunyai bentuk tubuh yang ideal. Selain itu, ketidakteraturan pola makan dipengaruhi oleh melemahnya pengawasan dari orang tua padahal orang tua menjadi penjaga pintu (gatekeeper) dimana memiliki peran dalam mengatur pola makan (Robert, 2000). Remaja adalah salah satu suatu kelompok yang berisiko untuk terkena sindrom dispepsia (Djojoningrat, 2009). Menurut Monks (2000), remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang memiliki usia antara 12-21 tahun termasuk mahasiswa. Pada mahasiswa khususnya mahasiswa perempuan, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada bentuk tubuh yang dimiliki oleh mahasiswa serta kesadaran diri dalam menjaga penampilannya membuat mahasiswa memiliki gambaran tentang diri (body image) yang salah (Heinberg & Thompson, 2009). Selain hal tersebut di atas, kegiatan mahasiswa dalam mengerjakan berbagai macam tugas kuliah sangat menyita waktu. Kesibukan dari mahasiswa akan hal tersebut akan berdampak pada waktu atau jam makan sehingga walaupun sudah sampai pada saatnya waktu makan, mahasiswa sering menunda dan bahkan lupa untuk makan (Arisman, 2008).

4 Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung merupakan bagian dari mahasiswa Universitas Lampung. Berdasarkan data akademik pada tahun 2014 terdapat 722 jumlah mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang terdiri dari angkatan 2011 yang berjumlah 139 mahasiswa, angkatan 2012 berjumlah 168 mahasiswa, angkatan 2013 berjumlah 183 mahasiswa (aktif 177 orang, tidak aktif 6 orang) dan angkatan 2014 berjumlah 232 mahasiswa. Berdasarkan penelitian awal dari data akademik diketahui bahwa 73% mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung adalah mahasiswa perempuan; 63% dari seluruh mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung berasal dari luar kota Bandar Lampung yang kemungkinan tinggal di rumah kos tanpa ada pengawasan orang tua terutama dalam hal pola makan. Jadwal perkuliahan dan tutorial yang didapatkan di akademik juga menunjukkan bahwa kegiatan mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran sangat padat. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian tentang hubungan jenis kelamin, tempat tinggal, dan pola makan terhadap sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara pola makan, jenis kelamin, dan tempat tinggal terhadap sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara pola makan dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui deskripsi tentang pola makan pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2. Untuk mengetahui deskripsi tentang karakteristik (jenis kelamin dan tempat tinggal) pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Untuk mengetahui deskripsi tentang sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 4. Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 5. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 6. Untuk mengetahui hubungan antara tempat tinggal dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

6 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan peneliti tentang sindrom dispepsia. 2. Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tentang hubungan pola makan terhadap sindrom dispepsia sehingga diharapkan bagi mahasiswa dapat mengatur pola makan dengan baik. 3. Bagi orang tua Hasil penelitian ini dapat menyadarkan orang tua untuk meningkatkan pengawasan kepada anaknya dalam pola makan. 4. Bagi pemerintah/universitas/fakultas kedokteran Hasil penelitian ini dapat mendorong pemerintah untuk memberikan informasi kepada mahasiswa tentang hal pola makan yang baik melalui seminar atau kuliah umum. 5. Bagi peneliti lain Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan materi dalam skripsi ini.

7 1.5 Kerangka Teori Penyebab timbulnya dispepsia diantaranya karena faktor diet dan lingkungan, sekresi cairan asam lambung, fungsi motorik lambung, persepsi viseral lambung, psikologi, dan infeksi Helicobacter pylori (Djojoningrat, 2009). Faktor diet dan sekresi asam lambung pada sindrom dispepsia menurut Reshetnikov (2007) berkaitan dengan ketidakteraturan dalam pola makan dan jeda antara jadwal makan yang lama. Robert (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola makan. Pola makan dipengaruhi oleh keinginan dari dalam dalam diri untuk mempunyai bentuk tubuh (body image) yang ideal khusunya mahasiswa perempuan. Selain itu, peran serta orang tua dan pengawasan dari orang tua juga dapat membentuk pola perilaku makan mahasiswa.

8 Kerangka teori dalam penelitian ini adalah Jenis Kelamin Tempat Tinggal (bersama Orang tua atau tidak) Pola Makan Faktor Diet dan Lingkungan Infeksi Helicobacter pylori Sekresi Asam Lambung Sindrom Dispepsia Psikologis Persepsi Viseral Lambung Dismotiolitas Gastro - intestinal Gambar 1. Kerangka Teori (Djojoningrat, 2009), (Robert, 2000), (Li et al., 2014)

9 1.6 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian dispepsia. Variabel independen dari penelitian ini adalah pola makan sedangkan variabel dependen adalah dispepsia. Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini : Variabel independen Variabel Dependen Pola Makan Jenis Kelamin Tempat Tinggal Sindrom Dispepsia Gambar 2. Kerangka Konsep 1.7 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah : 1. Terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 3. Terdapat hubungan antara tempat tinggal dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.