1/3/2017 PROSES EROSI

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik Konservasi Waduk

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

PRAKTIKUM RSDAL VI PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

EROSI DAN SEDIMENTASI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng

Dela Risnain Tarigan Djati Mardiatno

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Erosi. Rekayasa Hidrologi

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

: Curah hujan rata-rata (mm) : Curah hujan pada masing-masing stasiun (mm) : Banyaknya stasiun hujan

MENENTUKAN LAJU EROSI

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

BAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

Bab ini berhubungan dengan bab-bab yang terdahulu, khusunya curah hujan dan pengaliran air permukaan (run off).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Pengertian Geografi. Armin K. Lobeck mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

Pemetaan Erosivitas Hujan Dengan Sistem Informasi Geografis. Sukoco. Universitas Surakarta

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

Karakteristik Fisika dan Kimia Tanah. Coklat kehitaman. Specific gravity Bobot isi 0.91

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

BAB III LANDASAN TEORI

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yeza Febriani ABSTRACT. Keywords : Erosion prediction, USLE method, Prone Land Movement.

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

Pengaruh Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Erosi yang Berpotensi Longsor

Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora

PENDAHULUAN ; MASALAH EROSI DI INDONESIA DAN SIKLUS HIDROLOGI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan,

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia. yang berbentuk menyerupai cekungan karena dikelilingi oleh lima gunung

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ZONASI TINGKAT ERODIBILITAS TANAH PADA AREA REKLAMASI TAMBANG PT. BHARINTO EKATAMA KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN DI SUB DAS PANASEN KABUPATEN MINAHASA

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Erosi Tanah

I. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Wilayah Desa Gunungsari. Desa Gunungsari Kecamatan Bansari terletak di lereng gunung Sindoro pada

PENANGANAN MASALAH EROSI DAN SEDIMENTASI DI KAWASAN KELURAHAN PERKAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup (Suripin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

BAB II. Tinjauan Pustaka

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

TINJAUAN PUSTAKA. Erosi. Erosi merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan atau kekuatan

Ummi Kalsum 1, Yuswar Yunus 1, T. Ferijal 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai Asahan. harafiah diartikan sebagai setiap permukaan miring yang mengalirkan air

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke laut.wilayah daratan tersebut dinamakan (DTA atau

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. profil tanah. Gerakan air ke bawah di dalam profil tanah disebut perkolasi

ANALISIS HUBUNGAN TUTUPAN TAJUK, CURAH HUJAN, DAN SIFAT TANAH DENGAN ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI NURUL HANIFAH

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

Pengaruh Hujan terhadap Perubahan Elevasi Muka Air Tanah pada Model Unit Resapan dengan Media Tanah Pasir

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

BAB III HUJAN DAN ANALISIS HUJAN

ANALISIS TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SIANJUR MULA- MULA KABUPATEN SAMOSIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

TINJAUAN PUSTAKA. adanya erosive transport agent seperti air dan angin Pada daerah beriklim tropika. gleytser kurang begitu dominan (Nursa ban, 2006).

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

PENGARUH HUBUNGAN INTENSITAS CURAH HUJAN DAN KEMIRINGAN LAHAN TERHADAP LAJU EROSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land

Transkripsi:

PROSES EROSI 1

Mengapa Erosi terjadi? Ini sangat tergantung pada daya kesetimbangan antara air hujan (atau limpasan) dengan tanah. Air hujan dan runoff befungsi sebagai transport. Jika tenaga yang berlaku pada tanah > daripada resistansi tanah, maka partikel tanah akan terlepas dan terbawa oleh aliran. Upaya pencegahan yang mungkin dilakukan adalah menghindarkan pukulan butir air hujan mengenai langsung tanah. Iklim Tropika Air (penyebab utama) Erosi tanah oleh air D h D l T h T l Butir tanah yang lepas < atau > Kapasitas angkut air Tanah Tererosi 2

Dh : Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbukan butir hujan yang menimpa tanah. Dl : Penghancuran struktur tanah Th : Perendaman oleh air yang tergenang (dispersi) dan pemindahan butir tanah oleh percikan hujan Tl : Pengangkutan butir tanah oleh air yang mengalir di permukaan tanah Butir hujan dengan kecepatan tinggi Butir hujan mengenai tanah yang tidak terlindung Aliran dengan membawa material tanah 3

Tetesan air hujan Air hujan biasanya berdiameter 2-5 mm. Semakin besar butirannya, semakin cepat jatuhnya. Tetesan paling besar mampu memukul tanah dengan kecepatan 30 km per jam. Saat butiran memukul tanah yang tidak terlindung, terdapat transfer energi secara langsung ke tanah. Energi ini menghancurkan ikatan antar partikel tanah kemudian melemparkan partikel tersebut hingga sejauh 150 mm lebih dari titik pukul. Runoff Terjadi ketika kecepatan (intensitas) air hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerapnya, maka air akan melimpah di atas permukaan tanah dan mulai mengalir. Jika topografinya relatif datar, maka kecepatan mengalirnya akan rendah tetapi jika kemiringannya besar, maka gravitasi akan menyebabkan aliran bergerak cepat menuruni lahan. 4

Penggerusan (Scouring) Air yang mengalir di atas tanah mempunyai potensi untuk mengeruk/menggerus material dari permukaan tanah yang dilewatinya. Semakin cepat aliran air semakin besar potensi penggerusannya. Tanah clay loam dapat digerus oleh aliran air dengan kecepatan 800mm/detik lebih sedangkan tanah berpasir akan tergerus pada kecepatan 400mm/detik. Kecepatan dua kali lipatnya akan meningkatkan potensi penggerusan hingga 16 kali. Transport Aliran air akan membawa partikel tanah yang sudah terlepas. Semakin kecil partikelnya semakin mudah terbawa. Peningkatan kecepatan aliran hingga dua kali lipat akan meningkatkan kapasitas transport hingga 32 kali. 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI E = (i, r, v, t, m) E = Erosi i = iklim t = sifat tanah v = vegetasi r = topografi m = manusia IKLIM Hujan : Besarnya curah hujan Intensitas Distribusi hujan Kekuatan dispersi Jumlah dan kecepatan aliran permukaan Kerusakan erosi Besarnya curah hujan: volume air yang jatuh pada suatu areal tertentu. Satuan m 3 /m 2 atau biasanya dalam tinggi air (mm). Intensitas curah hujan: besarnya curah hujan yang jatuh dalam waktu singkat (5, 10, 15 atau 30 menit). Satuan mm/jam 6

Intensitas hujan Kohnke dan Bertrand (1959) Intensitas hujan Klasifikasi (mm/jam) < 6,25 Rendah (gerimis) 6,25 12,5 Sedang 12,5 50 Lebat > 50 Sangat lebat Indonesia Intensitas (mm/jam) Klasifikasi 0 5 Sangat rendah 6 10 Rendah 11 25 Sedang 26 50 Agak tinggi 51 75 Tinggi > 75 Sangat tinggi Intensitas hujan terhadap aliran permukaan Belum tentu intensitas hujan tinggi timbul aliran permukaan Ada pengaruh waktu/lama hujan Hujan Lebih Hujan lebih Lamanya < 1 jam jika jumlah air yang jatuh > 20 mm Lamanya > 1 jam, berlaku rumus: (U.S. Weather Bureau) 0,20 0,01T I T x 1500 mm/jam T = Lamanya hujan (menit) 7

Butir-butir hujan Ukuran butir: Diameter 1-4 mm, Tropis (ratarata 4 mm). Max 7 mm Ukuran butir hujan di tropis > di daerah beriklim sedang. Ada korelasi antara ukuran butir hujan dengan intensitas (Tabel) Hubungan Intensitas dengan Diameter (Laws and Parson, 1944) Intensitas hujan (mm/jam) Diameter median butir-butir (mm) 0,25 0,75 1,00 1,25 1,00 1,25 2,5 1,25 1,50 12,5 1,75 2,00 25 2,00 2,25 50 2,25 2,50 100 2,75 3,00 150 3,00 3,25 Kecepatan jatuh butir-butir hujan Dipengaruhi oleh: Gravitasi, Tahanan udara, dan Angin Gravitasi bekerja secara seragam terhadap semua butir dari berbagai ukuran, tetapi Tahanan udara per satuan massa air semakin besar dengan semakin kecilnya butir. Butir makin kecil, makin besar permukaan jenisnya. Pemukaan jenis: luas permukaan per satuan massa. Laju kecepatan jatuh semakin dengan semakin besarnya butir. 8

Butir hujan yang kecil, permukaannya hampir menyerupai bola sehingga tegangan permukaannya besar. Sedangkan butir besar berbentuk agak gepeng dengan permukaan bawah yang datar sehingga tahanan udara lebih besar dan tegangan permukaannya lemah, akibatnya mudah pecah oleh tekanan udara. Kecepatan jatuh berbagai ukuran butir hujan setelah jatuh 20 meter (Laws, 1941) Ukuran butir (mm) Kecepatan jatuh (m/dt) 1,25 4,85 1,50 5,51 2,00 6,58 3,00 8,06 4,00 8,86 5,00 9,25 6,00 9,30 Energi kinetik hujan dan Indeks Erosivitas Hujan Penyebab pokok dalam penghancuran agregat tanah Interaksi energi-intensitas / Indeks Erosivitas Hujan (EI 30 ) (Weiscmeier dan Smith, 1958): Energi kinetik hujan: Interaksi energi-intensitas: E = 210 + 89 log I EI 30 = E (I 30. 10-2 ) E = energi kinetik (metrik EI 30 = Interaksi energi-intensitas ton meter/ha/cm hujan) I = intensitas hujan (cm/jam) E = energi kinetik (ton m/ha) I 30 = intensitas maks.30 menit (cm/jam) 9

Rumus EI 30 tersebut hanya untuk data dari penakar hujan otomatis. Karena terbatas, maka dibuat persamaan lain dengan penakar hujan biasa. Bols (1978) Lenvain (1975) EI 30 = 6,119 (RAIN) 1,21 (DAYS) -0,47 (MAXP) 0,53 EI 30 = 2,34 R 1,98 EI30 = Indeks erosi hujan bulanan R = Curah hujan tahunan RAIN = CH rata-rata bulanan (cm) DAYS = Jumlah hari hujan rata-rata per bulan MAXP = CH maks. selama 24 jam pd bulan ybs. EI 30 tahunan = Jumlah EI 30 bulanan TOPOGRAFI KEMIRINGAN LERENG Dinyatakan dalam derajat atau persen 10 m 100 m Kemiringan 10% Kecuraman lereng 100% = 45 10

Hubungan kemiringan lereng dengan erosi Untuk kemiringan > 8% (Zing,1940) X = C S m X = berat tanah tererosi S = kemiringan lereng m = konstanta lereng Untuk kemiringan < 8% (Woodruff and Whitt, 1942) E = a + b S 1,49 E = besarnya erosi a dan b = konstanta S = kemiringan lereng (%) PANJANG LERENG Dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik dimana air masuk ke saluran atau sungai atau dimana kecepatan aliran berubah. Kecepatan di bagian bawah lebih tinggi sehingga lebih banyak yang tererosi. Jika panjang lereng 2 kali lipat, maka erosi total menjadi 2 kali lipat, tetapi erosi per satuan luas sama. 11

KONFIGURASI LERENG Cembung: sheet erosion dan Cekung: erosi alur atau parit KESERAGAMAN LERENG Kecuraman lereng tidak selalu seragam. Aliran permukaan dan erosi lebih kecilpada lereng yang tidak seragam ARAH LERENG Tanah berlereng yang terkena sinar matahasi secara langsung dan intensif, kandungan bahan organiknya lebih rendah dan tanah lebih mudah terdispersi. 12