BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 1. Arti pendidikan itu sendiri adalah pendidikan sebagai gejala universal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti, sekolah, rumah sakit dan sebagainya). 1 Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah pada awalnya adalah suatu perkumpulan yang berazaskan

YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN (YPLP) PENDIDIKAN TINGGI (DIKTI) PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

PENDIDIKAN PADA MASA REVOLUSI HINGGA LAHIRNYA SEKOLAH PERTANIAN MENENGAH ATAS (SPMA)

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Pendidikan

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. dan sikapnya (afektif) serta keterampilannya (psikomotorik). pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

Menurut Rozak, dkk, Komplikasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press, 2010, hlm. 273) Mengatakan bahwa:

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

kemajuan suatu negara ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidikan warga negaranya. Selain itu

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN OTOMOTIF SMKN2 WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV GAMBARAN UMUM. Melalui data yang diperoleh pada saat pra riset, menunjukkan bahwa terdapat 36

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB II. GAMBARAN UMUM SMKN 3 Buduran Sidoarjo. (BPPT) dan PT.PAL INDONESIA (Persero) dengan nomor-nomor:

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 1 Arti pendidikan itu sendiri adalah pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia, karena selain pendidikan sebagai gejala, juga sebagai upaya memanusiakan manusia. Sistem pendidikan pada umumnya dianggap sebagai alat menyeleksi dan melatih orang untuk memegang posisi dalam suatu status pada masyarakat. 2 Pada tahun 1946 pemerintah mendirikan Sekolah Teknik Menengah (STM), Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), Sekolah Guru A dan Guru B. Pada Agresi kedua tahun 1948 sekolah di Sumatera Barat banyak yang tutup karena terpaksa mengungsi ke daerah perdalaman. Waktu itu terdapat dua macam sekolah yaitu Sekolah Federal yang didirikan oleh Kolonial Belanda yang menduduki kota-kota di Sumatera Barat dan Sekolah Republik yang didirikan oleh Pemerintah Republik di pedalaman. Sesudah pengakuan 1 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. 2 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme SampaiNasionalisme Jilid 2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), hlm 215. 1

kedaulatan pada tahun 1950, keadaan pendidikan di Sumatera Barat mulai diatur kembali, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai ke tingkat Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan penjejangan pendidikan demikian maka di Sumatera Barat terdapat jenis sekolah: Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Teknik, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama seperti, Sekolah Kejuruan Pertama, Sekolah Guru B, Sekolah Menengah Atas seperti, Sekolah Teknik Menengah, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Guru A, Sekolah Guru Taman Kanak-kanak, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Guru Kepandaian Puteri, Sekolah Guru Pendidikan Jasmani. 3 Pada masa Orde Lama dalam dunia pendidikan di Indonesia dikenal adanya Sekolah Teknik (ST) untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama tiga tahun dan Sekolah Teknik Menengah (STM) untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) selama tiga tahun. Target dari Sekolah Teknik Menengah adalah menyediakan tenaga trampil dalam berbagai bidang teknik yang siap untuk masuk dunia kerja. Tentunya juga siap untuk masuk perguruan tinggi. Ada berbagai jurusan dari Sekolah Teknik Menengah, contohnya jurusan pembangunan, jurusan penerbangan, jurusan mesin kendaraan bermotor dan jurusan listrik atau elektro. STM merupakan sekolah yang lebih mengfokuskan dibidang teknik seperti teknik mesin, teknik elektro dan teknik bangunan. 3 Mardanas Safwan dan Sutrisno Kutoyo, Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Sumatera Barat, (Padang, 1980/19981), hlm 58-59. 2

Sekolah Teknik Menengah salah satunya yang terdapat di kota Padang yakni STM Padang. 4 STM Padang adalah Sekolah Teknik Menengah pertama di Sumatera Barat yang didirikan tahun 1952, dengan Kepala Sekolah STM Padang yang pertama Yohan Elant beliau adalah orang Belanda pertama di Sumatera Barat yang memimpin sebuah sekolah teknik setelah kemerdekaan, Yohant Elant yang menjabat dari tahun 1952-1953, setelah itu digantikan oleh Christian Smith dari tahun 1953-1955 yang juga berasal dari Belanda. Pada waktu itu hanya 3 jurusan yang ada yaitu jurusan teknik mesin, jurusan teknik bangunan dan jurusan teknik listrik. Proses belajar mengajar pertamanya di SMA Negeri 1 Padang sekarang selama 6 bulan, dan di SMP 3 sekarang selama 18 bulan. Pada tahun 1954 STM 1 Padang menempati sekolah baru di Simpang Haru tahun 1997 menjadi SMKN 2 Padang. 5 Pada tahun 1975 STM Padang dikembangkan menjadi dua, STM Negeri 1 Padang di Simpang Haru dan STM Negeri 2 Padang di Andalas sekarang menjadi SMP 31 Padang. STM Negeri 2 Padang pindah ke lokasi baru di Lolong Padang sekarang menjadi SMK Negeri 5 Padang. STM Negeri 1 Padang terus berkembang, kemajuan dan prestasinya selalu bertambah, lokasi Simpang Haru perlu dikembangkan pada tahun 1980 dibangunlah gedung baru di Jl. Mahmud Yunus Kampung Kelawi Kecamatan Kuranji Padang. Pemakaian gedung baru ini diresmikan oleh Dr. Daoed Yoesoef Menteri Pendidikan dan 4 Ibid, hlm 60 5 Risman Jondedwi, Panduan Pelajaran Pendidikan, (Padang, Bintang Grafika, cetak V, tahun 2009), hlm 1-2. 3

Kebudayaan Republik Indonesia pada hari Senin tanggal 8 Maret 1982. Sekarang bernama SMK Negeri 1 Padang. 6 Pada tahun 1981 pemerintah mendirikan Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) di Kampung Kalawi, dengan tujuan sebagai tempat praktek siswa sekolah teknik yang dipusatkan dalam satu komplek, sehingga penyelenggaraannya lebih efisien dan efektif. Siswa STM Negeri 1 Padang yang sebelumnya belajar ilmu teori kejuruan dan praktek di sekolah dialihkan pada saat jam praktek melakukan prakteknya ke BLPT, hal itu terjadi peralatan praktek yang kurang memadai di sekolah. 7 STM Negeri 1 Padang adalah Sekolah Kejuruan Teknik salah satu yang favorit di Sumatera Barat, karena setelah para siswa-siswinya tamat bukan hanya ijazah yang diterima para sisiwa-siswinya bahkan diberikan Paspor Keterampilan (Skill Pasport) yang merupakan surat pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai pemiliknya dan Sertifikat Kompetensi atau Kualifikasi yang merupakan bukti fisik lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi atau asosiasi profesi atau DU/DI. Sertifikat Kompetensi atau Kualifikasi ini memberikan legalitas dan kewenangan bagi pemiliknya untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya, agar bisa langsung diterima bekerja di lingkungan industri. STM Negeri 1 Padang pun menerapkan sistem pendidikan yang sangat disiplin terhadap peserta didiknya, siswa hanya diberikan kesempatan satu tahun lagi bila tinggal kelas 6 Ibid. 7 Wawancara dengan Amran Maludin, di Padang, tanggal 10 Februari 2014. 4

bila siswa memang tidak mampu naik kelas ditahun berikutnya siswa atau siswi dikeluarkan dari sekolah dan apabila para siswa-siswi terlibat kasus kriminal langsung dikeluarkan dari sekolah. 8 Pada tahun 1997 pemerintah membagi pendidikan menjadi beberapa tingkatan, untuk Pendidikan dasar TK selama setahun, setelah itu dilanjutkan ke SD selama enam tahun, setelah tamat dilanjutkan ke SMP selama tiga tahun, setelah tamat dari SMP melanjutkan ke Sekolah menengah Umum(SMA) atau SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 9 Siswa kelas dua SMK Negeri 1 Padang diwajibkan praktek ke lapangan atau disebut juga Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk menguji ilmu yang telah diajarkan selama enam bulan pada semester 2 kelas 2 sampai semester 1 kelas 3. Para siswa akan direkomendasi ke perusahan-perusahaan, setiap perusahaan para siswa akan didampingi satu guru pembimbing selama enam bulan. 10 Sekolah STM Negeri 1 Padang berdasarkan SK Menteri Pendidikan 103/4 kk.3/52 berganti nama menjadi SMK Negeri 1 Padang pada tanggal 7 Maret 1997dengan nomor SK 036/O/1997. Perubahan nama tersebut bukan hanya dialami oleh Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Padang saja tapi juga dialami oleh sekolah-sekolah yang mengambil alur kejuruan se Indonesia. 8 Risman Jondedwi, op.cit, hlm 41-42. 9 Mardanas Safwan dan Sutrisno Kutoyo, op.cit, hlm 58-59. 10 Laporan Praktek Kerja Lapangan STM Negeri 1 Padang, 1993/1994. 5

Sekolah Menegah Kejuruan yang ada di Kota Padang ada sebanyak 22 sekolah yang terdiri dari 9 STM dan 13 SMEA yang menjadi SMK pada tahun 2013. 11 SMK Negeri 1 Padang menarik diteliti. Pertama SMK Negeri 1 Padang merupakan lembaga pendididikan dan latihan berbasis teknologi dan Sekolah Kejuruan tertua di Sumatera Barat dan ada orang Belanda yang jadi muridnya diantaranya bernama Barent, Willy dan Vandewiet yang berdiri pada tahun 1952. Kedua SMK Negeri 1 Padang salah satu sekolah yang banyak menghasilkan alumni yang sukses salah satunya seperti Emzalmi yang merupakan Wakil Walikota Padang dan Ameiyer menjadi kepala mesin di kapal minyak Tanker dari Singapura dan Arisofatra sebagai manager Marketing dikantor Andalas Bahtera Baruna (ABB) dimana perusahaan ini bergerak dibidang kontruksi listrik tegangan tinggi. Ketiga Keberadaan SMK Negeri 1 Padang juga merupakan cikal bakal berdirinya Sekolah Kejuruan lainnya di Sumatera Barat. Keempat Setiap tahun penerimaan murid baru SMK Negeri 1 Padang rata-rata diminati tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelima Pada awal mula berdirinya SMK Negeri 1 Padang murid yang telah tamat sebagian murid magang menjadi guru bantu atau asisten guru karena kekurangan guru di SMK Negeri 1 Padang, dan keenam karena memang belum ada yang menulis skripsi tentang sejarah SMK Negeri 1 Padang. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul: Sekolah Menengah Teknik : Dari STM Negeri 1 Padang Menjadi SMK Negeri 1 Padang (1952-2014). 11 Dinas Pendidikan Kota Padang, Nama-Nama SMK di Kota Padang, ( Dinas Pendidikan Kota Padang ), 2013. 6

B. Rumusan dan Batasan Masalah Untuk mengarahkan pokok masalah dalam penelitian, maka dalam tulisan ini diberi batasan spasial dan temporal. Batasan spasial dari penelitian ini adalah Kota Padang, karena SMK Negeri 1 Padang berada di Kota Padang. Sedangkan batasan temporal penelitian ini adalah 1952 sampai 2014. Tahun 1952 sebagai batasan awal karena pada tahun ini STM Negeri 1 Padang berdiri sedangkan batasan akhir adalah tahun 2014 karena tahun ini terjadi pergantian kurikulum dan kepala sekolah. Untuk mengarahkan pembahasan, maka dapat dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang berdirinya STM Negeri 1 Padang? 2. Bagaimana perkembangan STM Negeri 1 Padang setelah menjadi SMK Negeri 1 Padang? 3. Bagaimana kerjasama dalam dunia kerja SMK Negeri 1 Padang? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan : 1. Mendeskripsikan latar belakang perkembangan STM Negeri 1 Padang dari tahun 1952-1996. 2. Mendeskripsikan perkembangan STM Negeri 1 Padang setelah menjadi SMK Negeri 1 Padang dari tahun 1997-2014. 3. Mendeskripsikan kerjasama dalam dunia kerja dari SMK Negeri 1 Padang. 7

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang sejarah perkembangan SMKN 1 Padang. Disamping itu dapat menambah kepustakaan sejarah yang berkaitan dengan lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan. D. Tinjauan Pustaka Ada beberapa buku dan skripsi yang membahas mengenai Sekolah Menengah Kejuruan. Sumber buku pertama karya Doni Murhadiansyah Inovasi Dalam Sistem Pendidikan Potret Praktik Kelola Pendidikan Menengah Kejuruan. 12 Buku ini menjelaskan tentang tata kelola SMK yang baik pada SMK. Buku ini membantu dalam penulisan untuk melihat pengelolaan Sekolah Kejuruan yang baik. Sumber buku kedua karya Soenaryo berjudul Sejarah Pendidikan Teknik Dan Kejuruan Di Indonesia Membangun Manusia Produktif. 13 Buku ini menjelaskan Sekolah Kejuruan hadir dan berkembang di Indonesia. Buku ini membantu penulisan dalam melihat sejarah masuk dan berkembangnya Sekolah Kejuruan di Indonesia. Sumber buku ketiga karya Redja Mulyahardjo berjudul Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada 12 Doni Murhadiansyah,dkk, Inovasi Dalam Sistem Pendidikan Potret Praktek Kelola Pendidikan Menengah Kejuruan, (Jakarta: Diroktorat Penelitian Dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi, 2010). 13 Soenaryo, dkk, Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Di Indonesia Membangun Manusia Produktif, (Jakarta: Depdiknas, 2000). 8

Umumnya Dan Pendidikan di Indonesia. 14 Buku ini menjelaskan pengertian mengenai pendidikan dan perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia. Buku ini membantu penulisan dalam memahami pengertian pendidikan dan melihat sejarah pendidikan yang ada di Indonesia. Sumber buku keempat karya Putu Sudira berjudul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. 15 Buku ini menjelaskan perkembangan kurikulum yang pernah digunakan Sekolah Kejuruan di Indonesia. Buku ini membantu dalam penulisan dan melihat perubahan kurikulum yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan untuk Sekolah Kejuruan di Indonesia. Sumber buku yang kelima dari Departemen Pendidikan Nasional berjudul Kebijakan Pendidikan Nasional. 16 Buku ini menjelaskan kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah pendidikan yang ada di Indonesia untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Buku ini membantu penulisan dalam melihat masalah yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Beberapa skripsi yang membahas tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Rahma Fitria berjudul SMKN 3 Padang: 14 Redja Mulyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 2001). 15 Putu Sudira, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK, (Jakarta: Depdiknas, 2006). 16 Departemen Pendidikan Nasional, Kebijakan Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas, 2003). 9

Perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Padang (1969-2007). 17 Skripsi Rahma Fitria menjelaskan perkembangan SMK 3 Padang. SMK 3 Padang dijuluki sekolah perempuan karena murid SMK 3 Padang lebih dominan perempuan daripada murid laki-laki. SMK 3 Padang tahun 2007 mendapatkan ISO 9001-2000. Skripsi Rahma Fitria membantu penelitian ini dalam dinamika Sekolah Menengah Kejuruan. Kedua, skripsi yang ditulis oleh Dedy Yolson berjudul Sekolah Teknik Tambang Menengah (STTM) Ombilin Sawahlunto tahun 1953-1992. 18 Skripsi Dedi Yolson menjelaskan mengenai perkembangan STTM Ombilin Sawahlunto dibawah Direktorat Jendral Perkembangan dan Energi sebagai pendiri Sekolah STTM Ombilin Sawahlunto untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengawas pertambangan di Ombilin Sawahlunto. Skripsi Dedi Yolson membantu penulisan dalam melihat hubungan kerjasama antara pemerintah dengan Sekolah Kejuruan. E. Kerangka Analisis Penelitian ini membahas tentang sejarah pendidikan, sejarah pendidikan adalah Sejarah pendidikan merupakan sejarah yang mengkaji pendidikan yang meliputi sistem pendidikan, persekolahan dan gagasan-gagasan masyarakat tentang pendidikan, keagamaan dan ilmu pengetahuan. Sejarah pendidikan termasuk dalam studi sejarah sosial karena sejarah sosial merupakan gejala 17 Rahma Fitria, SMKN 3 Padang: Perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Padang (1969-2007), Skripsi, (Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang: 2009). 18 Dedi Yolson, Sekolah Teknik Tambang Ombilin Sawahlunto 1953-1992, Skripsi, (Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang: 2006). 10

sejarah yang memanifestasikan kehidupan sosial suatu kelompok atau komunitas dengan ruang lingkup kehidupan sosialnya seperti kehidupan keluarga beserta pendidikannya, gaya hidup yang meliputi pakaian, perumahan, makanan, perawatan kesehatan dan sebagainya. 19 Pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilanketerampilan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat life long process, Pendidikan di Indonesia terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan agama. Pendidikan umum merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara didik yang dibekali dengan pendidikan umum seperti ilmu alam dan ilmu sosial. 20 Menurut M.J. Langeveld pendidikan adalah bimbingan bantuan rohani bagi yang masih memerlukan. Sifat dari pendidikan adalah bahwa semua usaha pengaruh, perlindungan serta bantuan harus diberikan tertuju kepada kedewasaan anak didiknya, atau dengan perkataan lain membantu anak agar cukup dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri, tidak dengan bantuan orang lain. 21 Menurut Slamet Iman Santoso pendidikan adalah usaha etis dari manusia, untuk manusia dan untuk masyarakat manusia. Demikian sehingga dapat 19 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm 50. 20 Rejda Mudyahardjo, op.cit., hlm 11. 21 Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, (Bandung: Bina Ilmu, 1976), hlm 1. 11

mengembangkan semua bakat seorang sampai tingkat optimal dalam batas hakikat individu, dengan tujuan supaya tiap manusia bisa secara terhormat ikut serta dalam pengembangan manusia dan masyarakatnya terus-menerus mencapai martabat kehidupan yang lebih tinggi. 22 Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan agar dapat bertahan dalam mengikuti perkembangan zaman. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kehidupan berarti cara atau keadaan hidup. 23 Banyak cara hidup yang terdapat dalam kehidupan manusia diantaranya cara hidup petani, cara hidup pedagang, cara hidup buruh, cara hidup pejabat, termasuk cara hidup siswa. Semua kehidupan itu berbeda-beda karena berada pada kondisi dan situasi yang berbeda pula. Lembaga pendidikan adalah sarana yang strategis bagi proses terjadinya transformasi nilai dan budaya pada suatu komunitas sosial. 24 Ada tiga lembaga yang mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan yaitu lembaga keluarga, lembaga masyarakat dan lembaga sekolah. Lembaga keluarga yakni orangtua mengajarkan anaknya dirumah, lembaga masyarakat yakni anak pergi menuntut ilmu agama ke TPA/TPSA. Lembaga sekolah yakni salah satunya Sekolah Teknologi Menengah (STM) sebagai salah satu dari lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak didik untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. 25 22 Slamet Imam Santoso, Pendidikan di Indonesia dari Masa Ke Masa, (Jakarta: Haji Masagung, 1987), hlm 97. 23 Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Depdikbud, Balai Pustaka, 1999), hlm 307. 24 Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm 6. 25 Hasbullah, op.cit, hlm 54. 12

Sekolah Menengah Kejuruan adalah satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah yang berada dibawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional yang diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik khususnya memasuki lapangan pekerjaan dalam bidang tertentu masuk dalam bidang pendidikan yang bersifat formal. STMN 1 Padang pada tahun 1952 memiliki spesifikasi yaitu berupa Teknik Mesin, Teknik Listrik, Teknik Bangunan, Teknik Gambar, Teknik Otomotif, Teknik Konstruksi Beton, dan Teknik Konstruksi Kayu. Setelah menjadi SMK Negeri 1 Padang pada tahun 1997 mempunyai jurusan, Teknik Kontruksi Batu Beton, Teknik Kontruksi Kayu, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Audio Video, Teknik Pemanfaatan Listrik, Teknik Distribusi Tenaga Listrik, Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Permesinan. F. Metode Penelitian Dan Bahan Sumber Sebagaimana lazimnya sebuah kajian sejarah, penulisan ini didasarkan metode penelitian sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan sejarah masa lampau guna memperoleh kontruksi aktfitas manusia tersebut pada masa lalu. 26 Metode sejarah merupakan rangkaian kerja serta teknik-teknik untuk menguji sebuah keaslian informasi. Metode sejarah terdiri dari 4 tahap yakni: kegiatan mencari 1986), hlm 32. 26 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 13

dan mengumpulkan sumber atau heuristik, kritik sumber, interpretasi dan tahap yang terakhir adalah penulisan atau historiografi. 27 Heuristik adalah pengumpulan data dan sumber. Sumber yang dipakai berupa sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang nantinya akan digunakan yaitu arsip-arsip di sekolah tersebut berupa data-data guru, kepala sekolah, murid-murid serta kurikulum yang dipakai di sekolah itu, serta sumber lisan yaitu berupa wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah yang pernah menjabat serta guru-guru, murid-murid yang pernah dilakukan tahap selanjutnya yaitu kritik terhadap sumber tersebut secara kritis baik secara ekstern maupun intern. Setelah di kritik sumber tersebut maka perlu melakukan interpretasi atau sinetesis kegiatan mengungkapkan fakta-fakta dan data-data tersebut untuk melihat hubungan antara satu data dengan data yang lain memiliki hubungan satu sama lain. Pengumpulan sumber data dilakukan melalui dua tahap yaitu studi pustaka dan wawancara. Studi perpustakan dilakukan di Perpustakaan Ilmu Budaya Universitas Andalas, Perpustakaan Pusat Universitas Andalas, Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang, dan Perpustakaan Daerah Sumatera Barat serta arsip-arsip dari SMKNegeri 1 Padang, mulai dari arsip guru, kepala sekolah, arsip murid-murid (mulai dari arsip jumlah murid, ijazah), arsip surat masuk maupun surat keluar. Sumber-sumber yang didapat tersebut berupa buku yang menunjang penulisan ini. Studi lapangan yaitu berupa wawancara dengan 27 Nungroho Notosusanto, Hakekat Sedjarah dan Metode Sejarah, (Bandung: Mega Bookstore, 1964), hlm 22-23. 14

pihak-pihak yang terkait mulai dari kepala sekolah dari yang awal berdirinya sampai sekarang, guru-guru yang bertugas di sekolah tersebut, karyawankaryawan sekolah dan para alumni sekolah tersebut. Setelah mengumpulkan sumber baru dilakukan kritik sumber. Kritik sejarah merupakan metode untuk menilai sumber-sumber yang butuhkan guna mengadakan penulisan sejarah. 28 Setelah semua sumber didapatkan maka akan dilakukan tahap kedua yaitu kritik sumber. Kritik sumber ini bertujuan untuk mendapatkan fakta sejarah. Kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik interen untuk mengkaji kredibilitas sumber dan kritik eksteren untuk menentukan otensitas atau keabsahan sumber. 29 Setelah melakukan kritik dilakukan interpretasi yaitu menafsirkan keterangan sumber-sumber yang telah didapatkan atau diperoleh dari hasil penelitian. 30 Tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan sejarah. Tahap terakhir penelitian sejarah yang dilakukan dan juga sampai kepada bagian akhir dari metode sejarah, dibentuk menjadi sebuah karya sejarah berupa skripsi. Tahap terakhir adalah historiografi atau penulisan yang akan menjadikan suatu karya sejarah. 31 Tahap ini merupakan tahap penulisan yang menjadi tujuan akhir dari metode penelitian sejarah. 28 Ibid, hlm 25. 29 Taufik Abdullah dkk, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Presfektif, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), hlm.154-183. 30 Ibid, hlm 27-28. 31 Fitria Arfilina, Martinneke Perangkai Bunga (1957-2005), Skripsi sejarah (Padang: Fak. Sastra Unand, 2006), hlm 17. 15

G. Sistematika Penulisan Tulisan ini terdiri dari lima bab yang mencakup: Bab I berisi tentang pendahuluan yang mencakup: latar belakang masalah berisi tentang pemilihan judul, serta tujuan dari penulisan ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan ini, tinjauan pustaka, kerangka penulisan dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Padang. Pada bab ini terdiri dari tiga sub bab yakni sub bab pertama tentang kondisi geografis Kota Padang, sub bab kedua berisi tentang pendidikan, dan sub bab ketiga kondisi Sekolah Menengah Kejuruan Kota Padang. Bab III tentang STM Negeri 1 Kota Padang (1952-1996). Terdiri dari empat sub bab yakni sub bab pertama berisi tentang kepala sekolah. Sub bab kedua berisi tentang guru dan siswa. Sub bab ketiga tentang jurusan dan kurikulum. Sub bab keempat berisi tentang budaya sekolah. Bab IV tentang SMK Negeri 1 Padang (1997-2014). Terdiri dari tujuh sub bab yakni sub bab pertama berisi tentang kepala sekolah, sub bab yang kedua guru dan siswa. Sub bab ketiga tentang jurusan dan kurikulum, dan sub bab keempat tentang prsarana dan sarana. Sub bab kelima kerjasama dalam dunia kerja. Sub bab keenam prestasi sekolah dan yang ketujuh alumni. BAB V merupakan bab penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari bab satu sampai bab yang terakhir. 16