2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang No. 25 Tahun 1956. Kalimantan Timur merupakan Provinsi terluas di Indonesia, dengan luas wilayah kurang lebih 245.237,80 Km 2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11 % dari total luas wilayah Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur terletak antara 113 0 44 118 0 59 BT dan 4 0 25 LU 2 0 25 LS, adapun batas administrasi wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Sabah (Malaysia) : Selat Makassar dan Laut Sulawesi : Kalimantan Selatan serta : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sarawak (Malaysia). Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah atas dasar Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan pemekaran wilayah administrasi pemerintahan hingga tahun 2007 Provinsi Kalimantan Timur telah berubah menjadi 14 Kabupaten/Kota masing-masing empat (4) Kota dan sepuluh (10) Kabupaten dengan 140 Kecamatan dan 1.445 Desa/Kelurahan. Wilayah terluas di Provinsi ini adalah Kabupaten Malinau dengan luas lahan sekitar 39.800 Km 2. Wilayah dengan luas paling kecil adalah Kabupaten Bontang dengan luas kabupaten sekitar 163 Km 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 dan gambar orientasi wilayah Provinsi Kalimantan Timur berikut ini. Tabel 2. 1 Luas Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Timur No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km 2 ) 1 Balikpapan 561 2 Berau 22.522 3 Bontang 163 4 Bulungan 13.925 5 Kutai Barat 30.944 6 Kutai Kartanagara 26.326 7 Kutai Timur 31.885 8 Malinau 39.800 9 Nunukan 13.875
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km 2 ) 10 Paser 10.936 11 Penajam Paser Utara 3.210 12 Samarinda 718 13 Tana Tidung 4.828 14 Tarakan 252 Sumber : BPS, Kalimantan Timur Dalam Angka 2010 B. Topografi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur memiliki topografi bergelombang dari kemiringan landai hingga curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1.000 meter dari permukaan laut (dpl) dengan kemiringan 0-40 %. Adapun wilayah provinsi Kalimantan Timur berdasarkan kelas lereng, meliputi: Lahan datar, kemiringan 0-2 % dengan luas wilayah mencapai 2.093.677 Ha. Lahan bergelombang, kemiringan 2-15 % dengan luas wilayah mencapai 2.431.802 Ha. Lahan curam, kemiringan 15-40 % dengan luas wilayah mencapai 4.476.122 Ha. Lahan sangat curam, kemiringan >40 % dengan luas mencapai 10.842.516 Ha. Kondisi fisiografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pegunungan dan dataran. Wilayah pegunungan sebagian besar tersebar di bagian barat Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Bulungan, Malinau dan Kutai Barat hingga perbatasan Malaysia. Wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan dan sungai berada di kawasan pesisir timur, sedangkan wilayah dataran dan lembah aluvial umumnya mengikuti arah aliran sungai.
Gambar 2. 1 Peta Orientasi Kawasan Jalan Tol Samarinda-Bontang Provinsi Kalimantan Timur
C. Penggunaan Lahan Kalimantan Timur dikenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, dengan luas lahan yang berpotensi dikelola lebih lanjut, khususnya untuk lahan pertanian (perkebunan). Namun demikian, penggunaan lahan di provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2008 masih didominasi oleh wilayah hutan, selain itu terdapat juga lahan kering. Tabel 2. 2 Penggunaan Lahan di Kalimantan Timur (Ha), Tahun 2009 No Jenis Lahan Luas 1 Lahan Kehutanan - Hutan Lindung - Hutan Suaka alam dan Wisata - Hutan Produksi Tetap - Hutan Produksi Terbatas - Hutan Konservasi 2.751.702 61.850 5.121.688 4.612.965 5.170.218 2 Lahan Persawahan - Sawah Tadah Hujan (non-irigasi) - Sawah Irigasi - Sawah Pasang Surut - Sawah Lainnya 3 Lahan Kering - Ladang (Tegalan) - Rawa - Perkebunan 4 Lahan Pemukiman/perkampungan - Padang rumput alam - Tanah tandus (tidak diusahakan) - Tanah terlantar 5 Lahan Pertambangan -- Cat. Belum Tersedia datanya Sumber : BPN Prov. Kaltim D. Kependudukan 126.294 50.209 16.679 9.188 865.957 495.412 997.497 61.535 2.215.393 1.447.735 Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.704.851 jiwa, tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.553.143 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar 848.292 jiwa, dengan pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,82 persen. Adapun komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2010 terdiri dari penduduk laki-laki 1.871.690 jiwa (52,68 persen) dan penduduk perempuan 1.681.453 jiwa (47,32 persen). Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan TimurTahun 2010 No Kabupaten/Kota Tahun 2010 1 Paser 230 316 2 Kutai Barat 165 091 3 Kutai Kartanegara 626 680 4 Kutai Timur 255 637 5 Berau 179 079 6 Malinau 62 580 7 Bulungan 112 663 8 Nunukan 140 841 9 Penajam Paser Utara 142 922 10 Balikpapan 557 579 11 Samarinda 727 500 12 Tarakan 193 370 13 Bontang 143 683 Jumlah 3 553 143 Sumber : BPS, Kalimantan Timur Dalam Angka 2010 E. Struktur Ekonomi Daerah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik berupa pertambangan seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi, juga hasil-hasil hutan yang pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal.komoditi utama yang menjadi andalan penggerak ekonomi Provinsi ini adalah kayu bulat dan kayu olahan. Komoditi bahan galian yang banyak terdapat di Provinsi ini berupa gas alam cair dan minyak bumi (terdapat di pantai timur dan di daratan, yaitu di Kota Balikpapan, Pulau Bunyu, Pulau Tarakan dan di lepas pantai yang memanjang dari utara ke
selatan), kristal, timah hitam, gips, fosfat, seng, batu bara (di daerah Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kabuapten Bulungan dan Kota Samarinda), batu kapur (Kabupaten Pasir, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai dan Kota Balikpapan), besi, nikel, endapan pasir kuarsa berkualitas tinggi (sekitar Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai dan Kota Bontang). Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Kalimantan Timur menurut Lapangan Usaha pada tahun 2010 sebesar 4,95 persen dengan migas dan non migas sebesar 10,79 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6,59 persen, maka pada ahun 2009 laju pertumbuhan PDRB baik dengan migas maupun tanpa migas lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Sumber : BPS, Kaltim 2011 Hampir semua sektor ekonomi di Kalimantan Timur pada tahun 2010 mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya sektor Listrik, Gas dan Air yang mngalami perlambatan. Struktur ekonomi Kalimantan Timur ahun 2010 dengan maupun tanpa migas tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. PDRB dengan migas
menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur adalah sektor pertambangan (47,88 %), industri pengolahan (24,74 %), perdagangan, hotel dan restoran (8,15 %) serta sektor pertanian (5,86 %). Struktur PDRB non migas didominasi oleh lima sektor yaitu sektor pertambangan (45,54%), sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 1392 %), pertanian (10,01%) serta sektor industri pengolahan (7,68%) F. Permasalahan Berbagai permasalahan umum yang masih dihadapi oleh daerah ini yang memerlukan percepatan penanggulangan, antara lain: 1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang antara lain disebabkan oleh rendahnya derajat kesehatan dan pendidikan di kalimantan timur; 2. Terbatasnya pelayanan infrastruktur yang diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur jalan, sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan udara, sarana dan prasarana pemukiman; 3. Besarnya peluang pengembangan pertanian dalam arti luas dalam basis ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam yang terbaharui; 4. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh penebangan hutan yang tidak terkendali, kegiatan pertambangan dan industri yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kelestarian lingkungan, dan lemahnya penegakkan hukum terhadap penyebab pencemaran kerusakan lingkungan; 5. Rendahnya daya saing daerah yang diakibatkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, penguasaan dan pemanfaatan iptek, sedikitnya produk-produk unggulan daerah yang kompetitif, tidak konsistenya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta rendahnya jiwa kewirausahaan daerah, dan lemahnya jaringan pemasaran; 6. Pembangunan daerah perbatasan dengan malaysia yang belum memadai menimbulkan kerawanan-kerawanan dibidang ekonomi, keamanan, dan kedaulatan negara oleh karena terdapat perbedaan yang menyolok dengan daerah perbatasan wilayah negara malaysia.
Demikian pula pembangunan daerah pedalaman yang relatif tertinggal dibandingkan daerah pesisir menimbulkan kesenjangan antar wilayah;