DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

dokumen-dokumen yang mirip
JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010

DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

DESKRIPSI KARYA SENI PATUNG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

SILABUS MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL: SENI BUDAYA BANTEN (SENI BATIK BANTEN)

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 78 Jakarta. Kompetensi Inti :


BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

1. Menunjukka n sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB III METODE PENCIPTAAN

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN


R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual


KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black


BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

INSTITUT SENI INDONESIA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB TUNARUNGU

III. METODE PENCIPTAAN

IV. KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

Rest AREA Perupa Membaca Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

Transkripsi:

DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL KARYA: P E M B U R U Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember 2011-6 Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN TAHUN PENCIPTAAN 2011/2012 1

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa Deskripsi Penciptaan Karya dengan Judul PEMBURU Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember 2011-6 Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya hasil ciptaan saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Denpasar, 23 Desember 2011 Yang membuat pernyataan Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun 2

DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL: PEMBURU Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember 2011-6 Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Keterangan foto karya: Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Jenis Ciptaan : Seni Patung Judul Ciptaan : Pemburu Tahun pembuatan : 2011 Bahan Material : Recycling paper (Daya Guna Kertas) Ukuran : 60 cm x 50 cm x 140 cm Tempat Pameran : Taman Budaya Bali (Art Centre) Tanggal Pameran : 23 Desember 2011-6 Januari 2012 Keterangan : Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali 3

DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL CIPTAAN: PEMBURU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide Penciptaan Karya Seni Patung Judul Pemburu. Penciptaan karya monumental seni patung berjudul pemburu ini dilatarbelakangi dari ingin menampilkan karya-karya seni patung pada akhir tahun 20011 yang diselenggarakan oleh komunitas Entitas Nurai. Berkaitan dengan komunitas Entitas Nurani, menurut I Made Kaek Susula, dkk (Katalogus Pameran 2011) menjelaskan bahwa Entitas nurani,awalnya merupakan sebuah gagasan yang muncul dari makna pemikiran tentang runtuhnya entitas moral dalam interaksi kehidupan. Selanjutnya diuraikan manakala potret politik dan kehidupan bernegara dibangun dalam kaidah demokrasi yang mengedepankan pertikaian, jauh dari etika dan kesantunan. Ketika sensasi kejujuran terpinggirkan oleh prilaku tamak dan keserakahan, maka penting untuk membaca komitmen budaya orang-orang yang ingin tampil menjadi pemimpin khususnya di Bali. Dari pembacaan itu, kemudian nurani sepatutnya mampu merevitalisasi segala prilaku yang tak lazim di Bumi. Digelanya kembali pameran entitas nurani ke dua sebagai tanggung jawab panitia penyenggara dalam membangun ruang untuk saling mengingatkan, bahwa kita para pencipta seni bersama terikat dalam suatu kontrak dari sebuah peristiwa budaya yang membutuhkan implementasi verbal. Seniman tentunya tidak dalam kapasitas untuk memberikan penilaian atas kata dan laku bagi sang pemimpin, apalagi menyuguhkan tuntutan di tengah berbagai tuntutan dalam segmen yang lain. Namun, dari sisi yang lainnya mesti diakui sekecil apapun 4

karya yang diciptakan pencipta selalu akan member warna dalam aktivitas budaya yang diharapkan mampu memperkaya kasanah budaya dan membentuk karakter bangsa dalam karya seni patung yang pencipta ciptakan. Beranjak dari uraian di atas, muncul ide pencipta untuk menciptakan karakter patung dengan memegang tombak panjang diikuti oleh seekor binatang anjing. Patung yang pencipta buat berjudul pemburu. Sosok pemburu dapat diartikan beragam dan juga divisualisasikan beragam. Dalam karya patung pencipta iede muncul saat hati nurai sebagai seorang seniman muncul untuk menuangkan entitas nurai dalam karya seni patung. Pemburu merupakan inspirasi pencipta yang mengandung symbol ketegaran seseorang untuk mendapatkan mangsa buruannya. Tombak melambangkan keberanian dan ketajaman pikiran seorang pemburu saat melempar tombaknya agar mendapatkan sasaran buruannya. Seekor anjing yang mengiringi menandakan ada hubungan terkait dan saling membandu ketika menemukan binatang buruan, dan juga anjing sebagai symbol kesetiaan dan menjaga tuannya. Ide dasar inilah yang pencipta ekpresikan sebagai karya seni patung yang menggunakan bahan kertas. Bahan kertas pencipta daya gunakan kembali agar memiliki nilai ekonomis, nilai estetika, dan nilai pendidikan ketika mengolah dan memanfaatkan sampah-sampah kertas sebagai karya seni untuk menghasilkan industry kreatif. Untuk itu mampu dan dapat dipelajari di perguruan tinggi seni sebagai media alternatif dalam menciptakan karya seni patung. 5

1.2 Rumusan Ide Penciptaan Dalam mencipta suatu karya seni rumusan untuk mengaplikasikan ide dalam bentuk nyata sangatlah penting dan memegang peran utama. Dari uraian latar belakang penciptaan patung judul pemburu yang tersebut di atas, maka rumusan ide penciptaan adalah bagaimana mengekpresikan ide dasar tentang seorang pemburu binatang denganhati nurani kejujuean agar terwujud menjadi satu karya monumental seni patung? Rumusan ide inilah yang pencipta wujudkan menjadi hasil karya seni patung. 1.3 Tujuan Penciptaan Karya Seni Patung Adapun tujuan penciptaan karya seni patung berjudul pemburu ini adalah untuk dapat Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember 2011-6 Januari 2012,Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. 1.4 Manfaat Penciptaan Karya Seni Patung Adapun manfaat penciptaan karya seni patung berjudul pemburu ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas dalam ajang publikasikan pameran seni patung dan seni lukis bersama dengan komunitas entitas nurani, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember 2011-6 Januari 2012,Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. Selain itu setidaknya pencipta dapat mensosialisasikan patung kertas karya cipta pencipta agar dapat dipahami dan diterima kalangan masyarakat pencinta seni. 6

BAB II TINJAUAN SUMBER PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL PEMBURU Dalam uraian bai ini, difokuskan pembahasan menganai tinjauan sumber penciptaan karya monumental seni patung dengan judul pemburu. Sumber tentunya dalam berupa buku sulit untuk kita temukan. Namun demikian berkaitan dengan tinjauan sumber pencipta mengumpulkan data data tentang visualisasi pemburu dari media internet. Selain itu dari berbagai katalogus, dan buku-buku yang berkaitan dengan informasi mengenai pemburu. Pemburu diartikan seorang yang melakukan aktivitas pemburuan dengan menggunakan senjata. Pemburu dapat juga diartikan sebagai sosok manusia yang mencari mangsa dapat berupa binatang-binatang yang dapat dimakan manusia. Dalam media, internet http://www.artikata.com/arti-360717-pemburu.html, dijelaskan sebagai orang yang kerjanya memburu binatang, selain itu diartikan pula sebagai alat (perkakas, perlengkapan, dsb) untuk berburu (mengejar dsb). Selanjutnya, lebih jauh tinjauan sumber tentang pemburu dalam internet, http://id.wikipedia.org/wiki/pemburu-pengumpul, diartikan Pemburu adalah suatu masyarakat yang metode bertahan hidup utamanya ialah memburu atau mengumpulkan secara langsung binatang dan tumbuh-tumbuhan liar yang dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang nyata untuk membudidayakannya (domestikasi) terlebih dahulu. Umumnya para pemburu memperoleh sebagian besar pencahariannya dari hasil berburu, Masyarakat pemburu mengandalkan makanannya pada kegiatan (pertanian dan peternakan), mengingat masih terdapat bentuk-bentuk masyarakat yang menggunakan cara berburu tersebut untuk mendapatkan bahan makanan yang diperlukan dalam usaha mereka untuk mempertahankan hidupnya. 7

Beranjak dari penjelasan dan uraian di atas, muncul ide pencipta untuk memvisualisasikan karekteristik seorang pemburu. Selain itu, pencipta juga mengekpresikan ide-ide mengenai sosok figure pemburu untuk divisualisasikan dalambentuk karya seni patung dengan menggunakan bahan kertas. BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA SENI PATUNG BERJUDUL PEMBURU Uraian dalam bab tiga ini difokuskan pada metode atau proses penciptaan karya seni patung judul Pemburu. Adapaun metode yang akan digunakan yakni pertama eksplorasi meliputi pengamatan, memahami, menghayati, menggali, mengadakan penelusuran. Kedua eksperimen yang mencakup penuangan ide, percobaan, mengidentifikasi, memilih bahan yang tepat. Ketiga Pembentukan yakni tahapan-tahapan proses terwujudnya karya seni. Untuk lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut. 3.1. Eksplorasi Eksplorasi sebagai langkah awal dalam mencipta sangat diperlukan duna mengetahui, mengamati, memahami, menghayati, menggali, mengadakan penelusuran, mengenai obyek patung yang dibuat. Dalam hal ini yang dibuat sebagai patung yakni seorang pemburu. Pemburu merupakan hal unik untuk dapat diekspresikan sebagai bentuk karya seni patung. Awalnya pencipta tertarik dengan pemburu dikarenakan melihat sosok figure karakter pemburu yang telah didefinisikan di atas menjadikan inspirasi pencipta untuk dapat mewujudkannya dengan bahan kertas yang diolah terlebih dahulu menjadi bubur. Eksplorasi mengenai bahan yang akan dipakai, telah pencipta lakukan sejak tahun 2000 hingga kini. 8

Eksperimen tersebut telah beberapa kali pencipta menghasilkan beragam bentuk figure patung. Kali ini pencipta fokus pada sosok karakter figure seorang pemburu yang didampingi oleh seekor anjing pemburu. 3.2. Eksperimen Eksperimen dalam tulisan ini mencakup: penuangan ide, proses percobaan, mengidentifikasi, memilih bahan yang tepat. Dalam bagian ini uraian lebih difokuskan pada pemilihan bahan yang tepat dan penuangan ide menjadi karya seni patung. Pemilihan bahan yang tepat sangat menentukan dari kualitas karya yang dihasilkan. Pemilihan kertas sebagai bahan pembuat patung dikarenakan beberapa hal yaitu, kertas selalu dekat dengan manusia. Kertas sangatlah berguna bagi kalangan pendidik dan mahasiswa ketika proses pembelajaran. Kertas selain tersebut di atas sangat banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia. Bahan kertas yang digunakan adalah bahan kertas yang sudah tidak digunakan manusia atau sudah dikatagorikan sebagai bentak tak berguna. Benda kertas yang dianggap tak berguna inilah pencipta olah dan penuangan ide-ide menjadi karya seni patung. 3.3. Pembentukan Uraian mengenai pembentukan karya patung kertas yang berjudul pemburu mencakup pengorganisasian, bagian bagian yang diciptakan digabungkan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Penggabungan ini adalah merupakan tahapan-tahapan awal dan akhir dari karya patung yang diwujudkan. Awalnya patung berjudul pemburu ini di buat yaitu tahapan pembuatan sketsa rancangan patung. Setelah sketsa rancangan patung selesai dilanjutkan dengan menyiapkan kawat besi dengan ukutan 6 mm dan 5 mm untuk dijadikan kerangka patung. Setelah kerangka patung selesai dilanjutkan dengan mengikat dengan tali kawat bendrat yntuk membuat kekuatan ikat agar patung tidak jatuh. Setelah dirasa selesai maka dilanjutkan 9

dengan proses membuat bubur kertas dan membuat adonan bahan kertas dengan pencampur lem kayu warna putih. Setelah bahan disiapkan dengan baik dan menghitung komposisi bahan yang akan digunakan dilanjutkan dengan proses penempelan kerta pada kerangka patung dengan teknik pincing. Secara pelan-pelan dan bertahap, dengan mempertimbangkan bentuk anatomi manusia maka patung dapat diujudkan dengan baik. Setelah mendapatkan bentuk yang diinginkan, patung selanjutnya di jemur untuk mendapatkan kekeringan yang maksimal. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan akhir yaitu tahapan pewarnaan untuk menghasilkan karya yang maksimal seperti yang tersebut di bawah ini 10

BAB IV HASIL WUJUD VISUAL KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL: PEMBURU Pencipta: Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Jenis Ciptaan : Seni Patung Judul Ciptaan : Pemburu Tahun pembuatan : 2011/2012 Bahan Material : Kertas HVS 80 grm Ukuran : 100 cm x 40 cm x40 cm Tempat Pameran : Taman Budaya Art Centre Denpasar Tanggal Pameran : 23 Desember 2011-6 Januari 2012 Keterangan : Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali 11

DOKUMEN FOTO DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG Gambar di atas merupakan rangkaian dokumen tahapan-tahapan proses pembuatan patung kertas dengan judul pemburu dari tiga sudut pandang. (Foto: Dokumen Tjok Udiana N.P, 2011) 12

Dengan menghasilkan karya tersebut di atas, ditinjau dari aspek Ideoplastis bahwa ide atau gagasan tentang konsep perwujudan karya, pengalaman estetis, pembicaraan sudah aplikatif mengarah pada fokus sebuah wujud karya yakni berjudul pemburu. Pemburu memiliki simbolisasi keberanian dalam bertidak, ketepatan sasaran yang ingin dicapai, ketelitian menentukan objek buruannya dan tahan terhadap lingkungan alam dimana pemburu tersebut mendapatkan hasil buruannya. Kemudian, dari aspek Psikoplastis mencakup ulasan mengenai elemen-elemen pada masing-masing karya melalui : unity, kompleksity, intensity. BAB V PENUTUP Berdasarkan pemaparan di atas, karya monumental seni patung berjudul pemburu pencipta ciptakan adalah sebuah ungkapan ekspresi ide pencipta dalam menghasilkan parya seni patung. Dipilihnya bahan kertas dikarenakan kertas selalu identik dengan manusia. Dan kerta membantu manusia untuk menghasilkan dan melancarkan segala aktivitas kehidupan sosialnya. REFLEKSI DAN APLIKASI Refleksi dan aplikasi karya patung yang pencipta buat atau hasilkan kali ini refleksinya agar dapat digembangkan bagi mahasiswa yang membidangi seni patung untuk dapat menghasilkan karya-karya seni lainnya dengan bahan kertas. Aplikasi nyata yang diharapkan dalam karya patung kertas ini supaya para akademisi seni patung yang belajar di perguruan tinggi seni dapat meneruskan dan mencoba untuk membuat sesuatu yang berguna. Bagi masyarakat sebagai suguhan estetis tentang kertas sebagai karya seni. 13

DAFTAR SUMBER Udiana N.P., Tjok. 2007. Motif Garuda di Bali: Perspektif Fungsi dan Makna Dalam Seni Budaya Bali. Denpasar: Pustaka larasan. Udiana N.P., Tjok. 2010. Garis Dalam Seni Rupa. Denpasar: Sari kahyangan. Udiana N.P., Tjok. 2011. Garuda Dalam Perspektif Cultural Studies. Denpasar: Cakra Perss. Katalogus Pameran. 2011. Entitas Nurani II, Orasi Budaya Akhir Tahun 2011 dan Pameran Seni Rupa. Internet. 2013. http://www.artikata.com/arti-360717-pemburu.html. Internet. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/pemburu-pengumpul 14