TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT YANG MENGALAMI PROSES PENUAAN. Di Dusun Besar Desa Prayungan Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

1. Bab II Landasan Teori

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lembar Persetujuan Responden

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN NGABLAK DESA KEDUNGRUKEM KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN.

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Naskah Publikasi Program Studi Ners Agustus 2017

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Ansietas Menghadapi Ujian Nasional di SMA Negeri 15 semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

Transkripsi:

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI Nurhakim Yudhi Wibowo 1), Firman hidayat 2), Deni irawan 3) 1), 2), 3) Jurusan Keperawatan STIKes Bhamada Slawi 52416, Tegal, Indonesia Email: u_dink@yahoo.co.id Abstrak Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain. Pada kondisi seperti ini akan banyak dampak yang terjadi pada pasien di antara nya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang di rawat di ruang rawat inap. Jenis penelitian dengan deskripsi analisis dengan satu variabel. Populasi pada penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap RSUD dr Soeselo Slawi dan tehnik pengambilan sample dengan proporsional random sampling dengan jumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. Jumlah pasien yang paling banyak adalah pada kecemasan sedang dengan jumlah 24 pasien. Diharapkan bagi perawat dan Rumah sakit lebih dapat memahami kondisi pasien secara psikologis terkait dengan kecemasan dan mampu mengatasi dan memberikan solusi apabila terdapat pasien yang mengalami kecemasan. Kata kunci : Kecemasan, pasien rawat inap The level of anxiety in hospitalized patients in Dr Soeselo Slawi Hospitals Abstract The impact of illness and hospitalization causes a change of roles, emotional and behavior in a person. In addition, individuals have limited perform activities independently and set its own needs so that people need other people. In this condition will be many impacts that occur in patients in between them is anxiety. The purpose of this study was to determine the level of anxiety in hospitalized patients in RSUD dr Soeselo Slawi unit. This type of research with the description of one variable analysis. The population in this study are all patients in dr Soeselo Slawi unit and sampling used with random sampling proportional to the number of 60 people. The results show most patients experience anxiety either mild, moderate or severe. The number of patients the most is the anxiety was with the number of 24 patients. Expected for nurses and hospitals better understand the patient's psychological condition associated with anxiety and unable to cope and provide solutions if there are patients who experience anxiety. Key word : Anxiety, inpatients

PENDAHULUAN Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain (Potter & Perry, 2005) 1. Reaksi yang terjadi apabila seseorang mengalami sakit atau dirawat di rumah sakit ada Beberapa hal yang terjadi pada Perubahan emosionalnya, antara lain penolakan, depresi dan kecemasan. Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi. Apabila intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif, justru malah akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan (Astuti, 2009) 2. Tingkat kecemasan yang terjadi pada pasien, berbeda-beda ada yang kecemasan ringan seperti takut, kelelahan, kecemasan sedang seperti denyut jantung dan pernapasan meningkat, konsentrasi menurun, ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis dan kecemasan berat seperti insomnia, sering kencing, bingung, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, disorientasi, kemudian yang terakhir adalah panik seperti ketakutan, pucat, berteriak, menjerit dan kadang-kadang mengalami halusinasi dan delusi 1. Banyak faktor yang membuat pasien selama dirawat mengalami kecemasan, antara lain; terjadinya perubahan peran dalam keluarga, terganggunya masalah psikologis, masalah keuangan, masalah sosial seperti merasa kesepian dan perpisahan, perubahan gaya hidup, privasi serta otonomi diri. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September didapatkan data dari 10 pasien dengan hasil yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 5 orang, kecemasan sedang 3 orang dan yang mengalami kecemasan berat sebanyak 2 orang. METODE PENELITIAN Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian dengan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif analitik, Penelitian ini akan dilakukan di ruangan rawat inap RSUD Dr. Soesilo Slawi. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Januari 2015. Sampel yang di ambil adalah seluruh pasien di ruang rawat inap RSUD Soeselo Slawi dengan menggunakan proporsional

random sampling dengan jumlah 60 orang. Alat penelitian yang di gunakan adalah HRSA yang di bagikan di setiap responden dan pengisian didampingi peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di ruangan rawat inap RSUD Dr. Soeselo Slawi pada bulan Januari, ruangan yang di pakai untuk penelitian ada 6 ruangan rawat inap yaitu; ruang Kemuning, ruang Bogenvil, ruang Cempaka, ruang Nusa indah, ruang Dahlia dan ruang Palm. Jumlah sampel yang di gunakan oleh peneliti sebanyak 60 responden, di ambil masing masing 10 pada setiap ruangan rawat inap yang di ambil untuk di jadikan tempat penelitian. Adapun hasil setelah dilakukan penelitian sebagai berikut : Karakteristik responden : Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah sakit Dr Soeselo Slawi Karakteristik Responden Jenis Kelamin Kategori Jumlah Persentase (%) Laki-Laki 34 56.6 Perempuan 26 44.4 Umur 20 tahun 0 0 21-50 tahun 52 86.6 50 tahun 8 14.4 Tabel 2 Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan pasien ruang rawat inap RSUD Dr Soeselo Slawi Cemas Jumlah Prosentase (%) Tidak ada kecemasan Ringan Sedang Berat Sangat berat 8 10 24 18 0 13.4 16.6 40 30 0 Jumlah 60 100 Dari hasil penelitian didapatkan data dari karakteristik usia responden yang di ambil rata rata masuk dalam usia dewasa, sesuai dengan kriteria inklusi bahwa responden yang di ambil adalah responden yang berusia di atas 17 tahun seharusnya pada usia ini kemampuan seseorang menghadapi kecemasan akan lebih baik, menurut (Varcolaris,2006) 3 usia muda lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan seseorang yang berusia lebih tua. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan pada saat penelitian, di karenakan hampir keseluruhan responden mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. Hal ini bisa di sebabkan oleh faktor lain penyebab dari kecemasan, menurut (Smeltzer,2012) 4 seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, tindakan operasi akan mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah untuk mengalami kecemasan.

Teori lain yang mendukung adalah sumber eksternal dari penyebab kecemasan seperti ancaman terhadap intergritas fisik dimana apabila seseorang mengalami disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan kemampuan melakukan aktifitas sehari hari serta ancaman terhadap sistem diri dimana ancaman ini membahayakan harga diri, identitas diri dan fungsi sosial individu (Stuart,2007) 5. Seseorang yang di rawat di rumah sakit pasti akan mengalami banyak perubahan dan itu menjadi faktor penyebab terjadinya kecemasan pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, jumlah responden sebanyak 60 orang yang terbagi dalam 6 ruangan, di bagi masing masing ruangan sebanyak 10 orang. Dari hasil pengukuran tingkat kecemasan, responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 8 orang, yang terdiri dari 6 responden laki laki dan 2 responden wanita yang masuk dalam kriteria usia dewasa. Sedangkan untuk responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 10 orang memiliki tanda gejala merasa tegang, sering buang air kecil, lesu dan terbangun dimalam hari, dengan jumlah laki laki sebanyak 4 orang, wanita 6 orang dengan usia dewasa sebanyak 8 responden dan 2 orang masuk usia lebih dari 50 tahun. responden yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 24 orang memiliki tanda dan gejala gelisah, daya ingat turun, Sakit dan nyeri sendi serta merasa lemas, dengan jumlah laki laki sebanyak 10 orang dan wanita sebanyak 14 responden. Untuk responden yang mengalami kecemasan berat sebanyak 18 orang memiliki tanda gejala mudah menangis, bangun dan lesu, mimpi buruk, daya ingat buruk, nyeri dada serta sesak nafas, untuk kecemasan berat ini jumlah responden wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki laki yaitu dengan jumlah responden wanita sebanyak 10 orang dengan 3 orang didalamnya masuk dalam kriteria usia lebih dari 50 tahun. sedangkan untuk laki sebanyak 8 orang dengan usia dewasa 21 50 sebanyak 5 orang dan 3 orang masuk dalam kriteria usia lebih dari 50 tahun. Sedangkan responden yang mengalami kecemasan sangat berat tidak ada. Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang di rawat di rumah sakit mengalami kecemasan, baik ringan, sedang maupun berat. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan, antara lain; usia atau tahap perkembangan, pengetahuan, stres yang ada sebelumnya, dukungan sosial, kemampuan mengatasi masalah, lingkungan, budaya, etnis dan kepercayaan. Dari hasil penelitian yang didapatkan data jumlah paling besar pasien mengalami

kecemasan pada tingkatan sedang, pada kondisi ini seseorang memfokuskan pada suatu hal yang mecemaskannya, lapang presepsinya mulai menyempit, seseorang cenderung memusatkan perhatian pada hal lain atau mengesampingkan suatu hal. (Stuart & Laria, 2005) 6. Faktor pengetahuan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pasien merasa cemas selama di rawat di rumah sakit, seperti pengetahuan terkait dengan penyakit yang di derita oleh pasien, pengetahuan terkait dengan alokasi biaya perawatan di rumah sakit, pengetahuan terkait dengan lama tidaknya perawatan selama di rumah sakit dan tindakan yang akan dilakukan. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan lebih siap menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi kecemasan. Stres dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh (Hawari,2009) 7. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Rajono pada tahun 2013 di RSUD kardinah Tegal dengan judul hubungan tingkat kecemasan pasien pre operasi odontectomi terhadap peningkatan tekanan darah di ruangan IBS RSUD kardinah dengan hasil dari 30 responden yang akan dilakukan tindakan operasi 18 (60%) orang mengalami tingkat kecemasan berat, kecemasan sedang 12 (30%) orang, sedangkan untuk kecemasan ringan sebanyak 3 (10%) orang. Hal tersebut membuktikan bahwa banyak dari pasien yang di rawat di rumah sakit mengalami kecemasan dari berbagai faktor pencetus (Rajono,2013) 8. Sedangkan untuk penelitian yang dilakukan di RSUD Soeselo Slawi terkait dengan kecemasan dilakukan pada 2014 oleh Warkonah dengan judul hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat kepatuhan kunjungan pelaksanaan hemodialisa yang menghasilkan data bahwa dari 47 responden yang akan melakukan tindakan Hemodialisa yang mengalami kecemasan berat sebanyak 16 orang, kecemasan sedang sebanyak 11 orang dan kecemasan ringan sebanyak 20 orang (Warkonah,2014) 9 Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori (Smeltzer,2012) yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab seseorang mengalami kecemasan adalah karena adanya gangguan pada keadaan fisik seperti cedera, tindakan operasi, hal ini menyebabkan seseorang akan lebih mudah mengalami kecemasan. Sedangkan menurut (Hambly,2010) menyebutkan bahwa penyebab lain seseorang mengalami kecemasan adalah karena faktor lingkungan dan situasi apabila dimana seseorang berada pada lingkungan yang asing 10

akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan ketika berada dilingkungan yang biasa mereka tempati. Hal ini terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit karena keadaan ruangan rumah sakit, tempat tidur, lingkungan. Faktor lain yang menyebabkan pasien merasa cemas pada saat di rumah sakit adalah stres yang ada sebelumnya, misalkan perubahan pekerjaan tertentu, kekhawatiran akan kondisi keuangan, permasalahan keluarga dan kecemasan ini akan semakin meningkat apabila dukungan selama sakit terbatas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dimana responden yang di dapatkan selama penelitian masih berusia produktif, dimana seharusnya mereka masih mempunyai peran yang aktif di pekerjaan maupun keluarga, hal ini sesuai dengan teori Menurut (Stuart, 2007) Sumber eksternal dari penyebab kecemasan yang pertama adalah ancaman terhadap integritas fisik dimana terjadi penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari hari, sedangkan faktor lain adalah ancaman terhadap sistem diri dimana ancaman ini membahayakan harga diri, identitas diri dan fungsi sosial individu. 5 Dapat disimpulkan bahwa rata rata pasien yang masuk rumah sakit akan mengalami perubahan psikologis yaitu stres dan kecemasan baik berat, sedang maupun ringan. Tingkat kecemasan yang dialami responden berbeda beda menyesuaikan kemampuan masing masing orang dalam menghadapi kecemasan sesuai dengan teori (Stuart & Laria, 2005) menyebutkan reaksi yang dihadapi berbeda dalam menghadapi kecemasan yang di alami oleh seseorang. 6 SIMPULAN Dari 60 responden pasien ruang rawat inap yang di teliti sebagian besar mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. DAFTAR PUSTAKA 1 Potter, P.A, Perry, A.G. Buku ajar fundamental keperawatan;konsep, proses dan praktik. Edisi. volume 2. Alih bahasa; renata komlasari, dkk. Jakarta;EGC.2005. 2 Astuti (2009). Bahan dasar untuk pelayanan konseling. Jakarta; Grasindobaradero 3 Varcoralis, E. M. (2006). Psychiatric Nursing Clinical Guide : Assesment Tools and Diagnosis. Philadephia : W. B. Saunders Company. 4 Smeltzer, Suzanne C., & Bare, B.G.( 2012). Buku Ajar Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol.2. Jakarta : EGC. 5 Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 4. Jakarta : EGC. 6 Stuart and Sunden.(2006). Buku Keperawatan ( Alih Bahasa ) Achir Yani S. Hamid Edisi 5. Jakarta : EGC. 7 Hawari, D. (2007). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 8 Rajono, (2013) Hubungan tingkat kecemasan pasien pre operasi odontectomi

terhadap peningkatan tekanan darah di ruang instalasi bedah sentral RSUD Kardinah Tegal. 9 Warkonah, Sri. (2014). Hubungan tingkat kecemasan dengan kepatuhan kunjungan pelaksanaan hemodialisa di RSUD dr Soeselo Slawi. 10 Hambly, K. (2010). Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jakarta : Arcan.