JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT KECAMATAN SUNGAI TABUK TENTANG KURIKULUM Oleh Fahmi Azhari 1, Eva Alviawati 2, Karunia Puji Hastuti 2

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi

PENGETAHUAN GURU SMA DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT TERHADAP KURIKULUM 2013

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PARINGIN DAN PARINGIN SELATAN

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

PEMETAAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI DI KOTA JAMBI

Oleh: Gama Gazali Yusuf 1, Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 Menetapkan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dikategorikan penelitian evaluasi. Penelitian

KEMAMPUAN MENGONSTRUKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017. Oleh

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

KESIAPAN GURU TEKNIK OTOMOTIF DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SMK PANCASILA 1 KUTOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

Efektivitas Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Sistem Koloid dengan Menggunakan Model Pembelajaran Partner Switch

TJETJEP RONY BUDIMAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dalam Mata Pelajaran IPS di. SMP Negeri Wilayah Eks. Kotip Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 2 (2015)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BERITA BANJIR SOLOPOS SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMP KELAS VII DAN VIII DALAM MATA PELAJARAN IPS KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

OLEH : ANING ANAFIA NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami suatu

Transkripsi:

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT MENGHADAPI PENERAPAN KURIKULUM 2013 Oleh Utami Noviani 1, Karunia Puji Hastuti 2, Sidharta Adyatma 2 Abstrak: Penelitian ini berjudul Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013. Tujuan Penelitian adalah mengetahui pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPS Terpadu yang berjumlah 31 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa angket dan observasi, sedangkan data sekunder berupa studi dokumen dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik banyak kelas, panjang kelas interval dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 memiliki kriteria pengetahuan sangat rendah. Hal ini diketahui dari hasil analisis menggunakan perhitungan persentase, dimana P = 45% yang berada antara 0-15 pada kriteria sangat rendah. Kata Kunci: Pengetahuan, Guru, Kurikulum 2013 I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan (Hamalik, 2013). Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan di tentukan oleh kurikulum yang di gunakan oleh bangsa tersebut. Perjalanan sejarah kurikulum sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006, sampai saat ini terjadi perubahan kurikulum lagi menjadi kurikulum 2013 (Pengembangan Kurikulum 2013, 2012). 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2. Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 33

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis pada pengembangan kompetensi peserta didik. Pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan. Penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi melalui sikap, keterampilan dan pengetahuan. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi oleh seluruh peserta didik yang mengacu pada rancangan dokumen kurikulum resmi (Tjahjono, 2013). Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum terdahulu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena secara umum konsep yang ada pada kurikulum 2013 sebenarnya tidak semuanya merupakan hal-hal yang baru, sehingga komponenkomponen yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebenarnya sebagian masih tetap ada pada kurikulum 2013 (Hasibuan, 2013). Pelaksanaan kurikulum berdasarkan Dokumen Kurikulum 2013 di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: a) Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X b) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI c) Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII Hasil observasi awal terhadap guru IPS Terpadu SMP/Sederajat menyatakan bahwa para guru sudah mengetahui tentang kurikulum 2013 tetapi masih bingung dalam penerapan kurikulum 2013 karena kompetensi guru dalam pembelajaran tidak sepenuhnya bergantung pada guru tetapi peserta didik juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya sehingga guru harus memahami lebih dalam mengenai kurikulum 2013 melalui buku pegangan serta menyajikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Peneliti menemukan masalah berdasarkan uraian sebelumnya, masalah di Kecamatan Banjarmasin Barat yaitu SMP/Sederajat masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jumlah Sekolah Menengah Pertama/Sederajat di Banjarmasin Barat berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin dan Kementerian Agama Kota Banjarmasin sebanyak 19 sekolah dan jumlah Guru IPS Terpadu adalah 31 orang. II. TINJAUAN PUSTAKA Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No 68 Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut: Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Struktur Kurikulum 2013 meliputi: 1) Kompetensi inti, dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: (a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual, (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi 34

inti sikap sosial, (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan, (d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. 2) Mata pelajaran, berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah 3) Beban Belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran, yaitu: (a) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit, (b) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu, (c) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu, (d) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu, (e) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. 4) Kompetensi Dasar, dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: (a) Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1, (b) Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2, (c) Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3, (d) Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. 5) Muatan Pembelajaran, di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. mata pelajaran tersebut merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif artinya penelitian yang memberikan penjelasan dan gambaran dengan sistematis, cermat, fakta-fakta aktual, sifat populasi dan sifatsifat tertentu (Margono, 2007). Jenis data yang dipakai penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang 35

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu serta data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat yang berjumlah 31 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Memperhatikan sedikitnya jumlah populasi maka tidak dilakukan teknik penarikan sampel karena apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga dinamakan penelitian populasi (Arikunto dalam Susilo, 2010). Populasi dalam penelitian berjumlah 31 orang sehingga semua populasi dijadikan sampel. Pengumpulan data terdiri dari teknik pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder yang diuraikan sebagai berikut: (1) Pengumpulan Data Primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara: kuesioner dan observasi, (2) Pengumpulan Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: studi dokumen dan studi pustaka. Pengolahan Data adalah proses untuk memperoleh data atau angka yang siap di analisis yang dapat diwujudkan dalam bentuk tabel, diagram atau grafik. Pengolahan Data dalam penelitian ini adalah editing, scoring dan tabulating. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus banyak kelas, kemudian dihitung menggunakan rumus panjang kelas interval selanjutnya menggunakan rumus persentase. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Pengetahuan Guru terhadap Kompetensi Inti Pengetahuan guru terhadap kompetensi inti terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Kompetensi Inti 1. 30 Sangat Tinggi 2. 24-29 Tinggi 3. 18-23 Agak Tinggi 4. 12-17 Agak Rendah 5. 6-11 Rendah 6. 0-5 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 2, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap kompetensi inti yang disajikan pada Tabel 3, dengan menggunakan rumus persentase. 36

Tabel 2. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Kompetensi Inti 1. 30 Sangat Tinggi 1 3 2. 24 29 Tinggi 0 0 3. 18 23 Agak Tinggi 0 0 4. 12 17 Agak Rendah 2 7 5. 6 11 Rendah 5 16 6. 0 5 Sangat Rendah 23 74 Sebagian besar guru memiliki pengetahuan sangat rendah, yaitu sebanyak 23 guru (74%), sebagian kecil memiliki pengetahuan sangat tinggi, yaitu sebanyak 1 guru (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa kompetensi inti dirancang dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap kompetensi inti yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%), dengan kriteria sangat rendah sebanyak 23 guru (74%) dari total 31 guru (100%). b. Pengetahuan Guru terhadap Mata Pelajaran Kriteria kelas interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Mata Pelajaran terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Mata Pelajaran 1. 10 Sangat Tinggi 2. 8 9 Tinggi 3. 6 7 Agak Tinggi 4. 4 5 Agak Rendah 5. 2 3 Rendah 6. 0 1 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 4, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap mata pelajaran yang disajikan pada Tabel 5, dengan menggunakan rumus persentase. Tabel 5. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Mata Pelajaran 1. 10 Sangat Tinggi 0 0 2. 8 9 Tinggi 3 10 37

3. 6 7 Agak Tinggi 0 0 4. 4 5 Agak Rendah 1 3 5. 2 3 Rendah 10 32 6. 0 1 Sangat Rendah 17 55 Sebagian besar guru memiliki pengetahuan sangat rendah, yaitu sebanyak 17 guru (55%), sebagian kecil memiliki pengetahuan agak rendah, yaitu sebanyak 1 guru (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 28 guru (90%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa mata dan alokasi waktu disusun berdasarkan kompetensi inti yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 28 guru (90%), dengan kriteria sangat rendah sebanyak 17 guru (55%) dari total 31 guru (100%). c. Pengetahuan Guru terhadap Beban Belajar Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Beban Belajar terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Beban Belajar 1. 15 Sangat Tinggi 2. 12 14 Tinggi 3. 9 11 Agak Tinggi 4. 6 8 Agak Rendah 5. 3 5 Rendah 6. 0 2 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 6, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap beban belajar yang disajikan pada Tabel 7, dengan menggunakan rumus persentase. Tabel 7. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Beban Belajar 1. 15 Sangat Tinggi 3 10 2. 12 14 Tinggi 2 6 3. 9 11 Agak Tinggi 1 3 4. 6 8 Agak Rendah 18 58 5. 3 5 Rendah 4 13 6. 0 2 Sangat Rendah 3 10 38

Sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah, yaitu sebanyak 18 guru (58%), sebagian kecil memiliki pengetahuan agak tinggi, yaitu sebanyak 1 guru (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 25 guru (81%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap beban belajar yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 25 guru (81%), dengan kriteria agak rendah sebanyak 18 guru (58%) dari total 31 guru (100%). d. Pengetahuan Guru terhadap Kompetensi Dasar Kriteria kelas interval pengetahuan guru ips terpadu terhadap kompetensi dasar terdapat pada Tabel 8. Tabel 8. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Kompetensi Dasar 1. 15 Sangat Tinggi 2. 12-14 Tinggi 3. 9-11 Agak Tinggi 4. 6-8 Agak Rendah 5. 3-5 Rendah 6. 0-2 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 8, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap kompetensi dasar yang disajikan pada Tabel 9, dengan menggunakan rumus persentase. Tabel 9. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Kompetensi Dasar 1. 15 Sangat Tinggi 0 0 2. 12 14 Tinggi 2 7 3. 9 11 Agak Tinggi 6 19 4. 6 8 Agak Rendah 5 16 5. 3 5 Rendah 1 3 6. 0 2 Sangat Rendah 17 55 Sebagian besar guru memiliki pengetahuan sangat rendah, yaitu sebanyak 17 guru (55%), sebagian kecil memiliki pengetahuan rendah, yaitu sebanyak 1 orang (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 23 guru (74%). 39

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap kompetensi dasar yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 23 guru (74%), dengan kriteria sangat rendah sebanyak 17 guru (55%) dari total 31 guru (100%). e. Pengetahuan Guru terhadap Muatan Pembelajaran Kriteria kelas interval pengetahuan guru ips terpadu terhadap muatan pembelajaran terdapat pada Tabel 10. Tabel 10. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Muatan Pembelajaran 1. 15 Sangat Tinggi 2. 12-14 Tinggi 3. 9-11 Agak Tinggi 4. 6-8 Agak Rendah 5. 3-5 Rendah 6. 0-2 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 10, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap muatan pembelajaran yang disajikan pada Tabel 11, dengan menggunakan rumus persentase. Tabel 11. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu terhadap Muatan Pembelajaran 1. 15 Sangat Tinggi 0 0 2. 12 14 Tinggi 1 3 3. 9 11 Agak Tinggi 0 0 4. 6 8 Agak Rendah 3 10 5. 3 5 Rendah 3 10 6. 0 2 Sangat Rendah 24 77 Sebagian besar guru memiliki pengetahuan sangat rendah, yaitu sebanyak 24 guru (77%), sebagian kecil memiliki pengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 1 orang (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa muatan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap muatan pembelajaran yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak 40

rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%), dengan kriteria sangat rendah sebanyak 24 guru (77%) dari total 31 guru (100%). f. Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 Kriteria kelas interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan Kurikulum 2013 terdapat pada Tabel 12. Tabel 12. Kriteria Kelas Interval Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 1. 80 Sangat Tinggi 2. 64 79 Tinggi 3. 48 63 Agak Tinggi 4. 32 47 Agak Rendah 5. 16 31 Rendah 6. 0 15 Sangat Rendah Kriteria kelas yang disajikan pada Tabel 12, digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan guru IPS Terpadu terhadap kurikulum 2013 yang disajikan pada Tabel 13, dengan menggunakan rumus persentase. Tabel 13. Jumlah Skor Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 1. 80 Sangat Tinggi 0 0 2. 64 79 Tinggi 1 3 3. 48 63 Agak Tinggi 0 0 4. 32 47 Agak Rendah 4 13 5. 16 31 Rendah 12 39 6. 0 15 Sangat Rendah 14 45 Sebagian besar guru memiliki pengetahuan sangat rendah, yaitu sebanyak 14 guru (45%), sebagian kecil memiliki pengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 1 orang (3%). Mayoritas guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 68 Tahun 2013 menjelaskan bahwa kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar dan muatan pembelajaran merupakan bagian dari struktur kurikulum yang terdapat pada kurikulum 2013. Pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan kurikulum 2013 yaitu sebagian besar guru memiliki pengetahuan agak rendah sampai sangat rendah 41

sebanyak 30 guru (97%), dengan kriteria sangat rendah sebanyak 14 guru (45%) dari total 31 guru (100%). Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013, yang berjumlah 31 guru yaitu sebagian besar pengetahuannya agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%). Hal ini sesuai dengan hipotesis pada penelitian yaitu pengetahuan guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat menghadapi penerapan Kurikulum 2013 sebagian besar masih sangat rendah. Hasil wawancara saat membagi angket kepada Guru IPS Terpadu menyatakan sudah mengetahui tentang Kurikulum 2013, tetapi hanya mengetahui sedikit dikarenakan belum ada pelatihan dan sosialisasi, pelatihan dan sosialisasi yang dilaksanakan kurang merata, yang mengikuti pelatihan dan sosialisasi hanya sebagian guru saja, sebagian besar masih banyak guru yang mengajar menggunakan KTSP dan belum mencari referensi tentang kurikulum 2013, sehingga guru IPS belum mempersiapkan dan mengetahui secara mendalam tentang kurikulum 2013. V. KESIMPULAN Hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 dapat diambil kesimpulan bahwa Pengetahuan Guru IPS Terpadu SMP/Sederajat di Kecamatan Banjarmasin Barat Menghadapi Penerapan Kurikulum 2013 sebagian besar pengetahuan guru agak rendah sampai sangat rendah sebanyak 30 guru (97%) dari total 31 guru (100%), hal ini sejalan dengan pernyataan para Guru IPS Terpadu yang menyatakan masih mengajar menggunakan KTSP dan belum mencari referensi tentang kurikulum 2013, serta kurangnya pelatihan dan sosialisasi dari Dinas Pendidikan, jadi hanya sebagian guru yang sudah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang kurikulum. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, O. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Muzamiroh, M. L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena. Ngadiyana, Y. M. dkk. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Eja Publisher. Sudijono, A. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. 2013. 42

Khairiah, 2009. Kesiapan Guru SMP Negeri 5 Banjarmasin dalam Penerapan KTSP. Skripsi. Banjarmasin: FKIP UNLAM. Dokumen Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2012. Tjahjono, A. 2013. Petunjuk Teknik Persiapan Implementasi Kurikulum Tahun 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Hasibuan, M. F. 2013. Paradigma Tugas Guru Dalam Kurikulum 2013, (Online). (http://sumut.kemenag.go.id/file/file/tulisanpengajar/odip1379404 126.pdf) Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Dalam Fajar. Karakter Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Plaihari pada Mata Pelajaran Geografi. Skripsi: FKIP UNLAM. 43