BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

KEDARURATAN LINGKUNGAN

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Hiperked dan KK

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Respon terpimpin ( guided respons). Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu. indikator pada praktek tingkat kedua.

Keadaan yang mempengaruhi keterlambatan maturitas paru-paru

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

KASUS III. Pertanyaan:

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

MAKALAH TERMOREGULASI PADA BAYI BARU LAHIR (PERLINDUNGAN TERMAL)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

SOP Tanda Tanda Vital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

Tindakan keperawatan (Implementasi)

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

Pemeriksaan Fisis Neonatus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

P3K Posted by faedil Dec :48

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT. : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH. Tanggal/Jam Lahir : 25 Maret 2012 jam 19.

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

PENGURUTAN (MASSAGE)

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. HIPOTERMIA a. Pengertian Hipotermia adalah suatu keadaan ketika bayi diletakkan di lingkungan yang lebih dingin dari suhu lingkungan netralnya, dan ketika bayi menggigil dapat meningkatkan penggunaan oksigen dan penggunaan glukosa untuk proses fisiologis (Ladewig, 2006, p.184). Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti kondisi fisik (Lestari, 2010, p.2). b. Klasifikasi Hipotermia 1) Hipotermia ringan, suhu <36,5 o C 2) Hipotermia sedang, suhu antara 32 o C-36 o C 3) Hipotermia berat, suhu kurang dari 32 o C

9 c. Gejala dan tanda hipotermia 1) Gejala hipotermia bayi baru lahir: Bayi tidak mau menetek, bayi lesu, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras. 2) Tanda-tanda hipotermia: a) Hipotermia sedang: Aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin. b) Hipotermia berat: sama dengan hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, selanjutnya timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik. d. Faktor penyebab Penyebab utama terjadinya hipotermia, karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Dan resiko untuk terjadinya hipotermia dikarenakan perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir, bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir, berat badan bayi yang kurang dan memandikan bayi segera setelah lahir. Dan faktor pencetus terhadap timbulnya hipotermia adalah faktor lingkungan, syok, infeksi, KEP (Kekurangan Energi Protein), gangguan endokrin metabolik, cuaca, dan obat-obatan (Wiwik, 2010, p.4).

10 e. Mekanisme kehilangan panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, dan dapat dengan cepat kehilangan panas apabila tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami hipotermia beresiko mengalami kematian. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir terjadi melalui: Gambar 2.1. Mekanisme Kehilangan Panas 1) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, contohnya bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka 2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contohnya bayi diletakkan di atas timbangan atau tempat tidur bayi tanpa alas 3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin, contohnya angin dari kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin

11 4) Evaporasi adalah kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan. f. Suhu tubuh Besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Untuk menentukan suhu tidak dapat menggunakan panca indera (perabaan tangan), maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Termometer yang berisi air raksa disebut termometer raksa, dan termometer yang berisi alkohol disebut termometer alkohol. (Lestari, 2010, p.2). Suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus. Hipotalmus berusaha agar suhu tetap hangat (36,5-37,5 o C) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan menyeimbangkan produksi panas pada otot dan hati, kemudian menyalurkan panas pada kulit dan paru-paru. Sistem kekebalan tubuh akan merespon apabila terjadi infeksi dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah, dan merangsang hipotalamus untuk menaikan suhu tubuh dan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman (Lestari, 2010, p.2).

12 g. Keseimbangan panas Pengaturan temperatur/ regulasi adalah suatu pengukuran secara komplek dari suatu proses dari kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, dan suhu tubuh bayi harus dicatat (Sarwono, 2002, p.755). Manusia secara fisiologis digolongkan dalam makhluk berdarah panas/ homotermal suhu lingkungan berubah. Hal ini karena ada interaksi secara berantai kedua proses ini aktivitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus. h. Penatalaksanaan Hipotermia pada bayi baru lahir: Untuk mengatasi bayi yang mengalami hipotermia adalah dengan membersihkan cairan yang menempel pada tubuh bayi seperti daran dan air ketuban, membungkus bayi dengan selimut yang telah dihangatkan dan meletakkannya di dalam inkubator, kemudian pindahkan bayi menempel pada dada ibu, atau sering disebut sebagai metode kanguru (Ladewig, 2006, p.185). Apabila kondisi ibu tidak memungkinkan, karena ibu masih lemas pasca bersalin, segera keringkan bayi dan membungkus bayi dengan kain yang hangat, meletakkan bayi dekat dengan ibu, dan memastikan ruangan bayi cukup hangat (Wiwik, 2010, p.5)

13 i. Cara mempertahankan kehangatan pada bayi Berikut adalah cara mempertahankan kehangatan tubuh bayi (Yaniedu, 2011, p.2): 1) Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi, dan tutup kepala bayi 2) Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi dan menyusui bayi 3) Sebaiknya menimbang bayi, apabila sudah mengenakan baju, dan menunda memandikan bayi 6 jam pasca lahir 4) Menempatkan bayi di ruangan yang bersih dan hangat j. Cara mengukur suhu tubuh Cara mengukur suhu tubuh bayi pada aksila, adalah sebagai berikut (Lestari, 2010, p.3): 1) Gunakan termometer yang dapat mengukur suhu sampai 32 o C 2) Menggunakan termometer yang bersih 3) Mengupayakan bayi tetap hangat selama pengukuran dilaksanakan dengan menyelimuti bayi dan meletakkannya diatas permukaan yang hangat 4) Meletakkan bayi dalam posisi terlentang 5) Turunkan suhu termometer sebelum digunakan, sampai angka di bawah 35 o C 6) Meletakkam ujung termometer pada apeks aksila (ketiak) dan rapatkan lengan ke badan bayi atau silangkan lengan didepan dada selama minimal 3 menit, atau pada anus bayi dan ukur selama 1 menit

14 7) Melepaskan termometer dan mambaca hasil suhu 8) Setelah selesai basuh termometer menggunakan air klorin 0,5%, air sabun, kemudian ke air bersih dan lap menggunakan kain bersih. 2. BERAT BADAN a. Pengertian Berat badan adalah merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus), untuk mendiagosa berat badan bayi normal atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) (Supariasa, 2001, p.39). Berat badan adalah suatu indikator untuk mengetahui kesehatan bayi, dan apabila berat badan bayi tidak sesuai dengan usianya menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan pada fisik bayi (Musbikin, 2007, p.395). Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Disamping itu berat badan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Waryana, 2010, p.150).

15 b. Klasifikasi Berat Badan Ada 2 penggolongan berat badan, yaitu: 1) Berat badan lahir normal Berat badan bayi normal adalah berat badan bayi antara 2.500-4.000 gram. Normalnya bayi akan kehilangan berat badan karena proses penyesuaian diri dengan dunia luar, namun berat badan akan kembali pada 2-3 minggu kemudian. Dan berat badan bayi normalnya akan bertambah 113-227 gram atau lebih pada setiap minggu (Musbikin, 2007, p.397). 2) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Bayi berat lahir rendah dibedakan menjadi 3, meliputi (Sarwono, 2007, p.376): a) Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1.500-2.500 gram b) Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1.500 gram c) Bayi berat lahir ekstrem rendah, berat lahir kurang dari 1.000 gram. c. Jenis timbangan Alat untuk menimbang berat badan pada bayi adalah timbangan detecto, timbangan ini tidak dapat digunakan untuk menimbang anak balita. Sedangkan timbangan yang biasanya digunakan untuk menimbang balita, yaitu timbangan dacin. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kilogram dan maksimum 25 kilogram. Dacin yang berkapasitas 50 kilogram dapat digunakan,

16 namun hasilnya kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kilogram (Supariasa, 2001, p.40) d. Faktor penting berat badan Berat badan merupakan parameter yang paling baik, untuk memberikan gambaran status gizi sekarang, dan jika dilakukan secara berkala memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan. Alat pengukuran berupa timbangan yang telah digunakan secara umum dan luas di Indonesia dengan ketelitian yang tinggi dan sudah dikenal oleh masyarakat. Dan didokumentasikan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) sebagai alat yang baik untuk memonitor kesehatan mulai bayi hingga balita menggunakan berat badan sebagai dasar pengisinya (Supariasa, 2001, p.39). Penambahan dan penurunan berat badan bayi di bulan-bulan pertama setelah kelahiran sangat tergantung pada ibu. Dengan menjaga mutu gizi ibu melalui ASI, sehingga tumbuh kembang anak optimal. Penambahan berat badan akan terganggu prosesnya, apabila bayi mengalami diare. Namun,pemberian ASI dapat mengurangi untuk bayi mengalami diare (Musbikin, 2007, p.397).

17 Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat penimbang memiliki beberapa persyaratan, seperti mudah digunakan, mudah diperoleh dan relatif murah harganya ketelitian timbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg, skalanya mudah dibaca, aman untuk menimbang bayi (Supariasa, 2001, p.39). 3. BAYI BARU LAHIR NORMAL a. Pengertian Bayi baru lahir normal adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh bayi yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kehidupan bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitive seperti menghisap dan mencari putting susu (Sarwono, 2007, p.133). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu, atau bayi dengan berat badan 2500 gram-4000gram (Depkes RI,1996). b. Periode Transisional pada bayi baru lahir Bayi baru lahir mengalami proses adaptasi psikologik mulai dari tubuh bayi baru lahir. Bayi memerlukan pemantauan yang ketat untuk masa-masa transisi hidup di luar uterus. Periode transisional mencakup tiga periode:

18 1) Periode pertama reaktivitas Periode pertama reaktivitas berakhir kira-kira 30 menit setelah kelahiran, dengan tanda-tanda vital bayi frekuensi nadi cepat, frekuensi pernapasan mencapai 80 kali/menit, irama tidak teratur. Perubahan warna dari merah jambu pucat ke sianosis, adanya reflek menghisap yang sangat kuat, bayi menangis kuat. Kebutuhan khusus bagi bayi selama periode pertama reaktivitas, dengan mengkaji frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama, jaga kehangatan tubuh, tempatkan bayi dekat dengan ibu nya secara skin to skin, tunda pemberian obat tetes mata sebagai profilaksis pada 1 jam pertama untuk meningkatkan interaksi antara orang tua dan bayi (Ladewig, 2006, p.154). 2) Fase tidur Fase ini dimulai dari 30 menit setelah periode pertama reaktivitas, dan berakhir dari satu menit sampai 2-4 jam. Saat bayi berada pada fase tidur bayi akan mengalami penurunan nafas dan frekuensi jantung, dan warna kulit kembali stabil, terdapat akrosianosis.

19 3) Periode kedua reaktivitas Periode ini berakhir sekitar 4-6 jam, bayi memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan, frekuensi nadi 120-160 kali/menit dan frekuensi pernapasan antara 30-60 kali/menit. Bayi mengalami fluktasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai dengan bercak-bercak, mulai mengeluarkan mekonium dan berkemih, peningkatan sekresi mukus yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan bayi tersedak. Pemantauan yang ketat pada bayi baru lahir yang mengalami kemungkinan tersedak dapat menggunakan pipet untuk mengeluarkan mukus, mengkaji beberapa reflek yang ada pada bayi seperti menghisap dan menelan (Ladewig, 2006, p.155). c. Ciri-ciri bayi normal 1) Berat badan 2500-4000 garm 2) Panjang badan 48-52 cm 3) Lingkar dada 30-38 cm 4) Bunyi jantung dalam menit pertama 180x/ menit kemudian menurun 120-140x/ menit 5) Pernafasan pada menit pertama cepat 80x/ menit kemudian menurun setelah tenang 40x/ menit 6) Kulit kemerahan dan licin kemudian jaringan subcutan terbentuk dan diliputi vernix caseosa 7) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala lebih sempurna

20 8) Kuku agak panjang dan lemas 9) Genetalia : labia mayor sudah menutupi labia minor (pada perempuan), dan testis sudah turun kedalam secrotum (pada laki-laki) 10) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 11) Reflek moro sudah baik 12) Graff reflek sudah baik 13) Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama d. Pemantauan bayi baru lahir 1) Suhu tubuh dan lingkungan bayi 2) Tanda-tanda vital bayi 3) Berat badan bayi 4) Pakaian yang digunakan bayi 5) Perawatan tali pusat

21 4. MEMANDIKAN BAYI a. Pengertian mandi Mandi adalah kegiatan yang menggembirakan, karena pada dasarnya bayi atau anak suka bermain air, dan perawatan pada bayi khususnya untuk kebersihan kulit bayi, dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, dengan waktu pelaksanaan sebelum dan sesudah makan (Tjokronegoro, 2002, p.5). Memandikan bayi, ditunda selama kurang lebih 6 jam setelah persalinan, agar suhu tubuh bayi dapat menyesuaikan diri di lingungan sekitar, sehingga tidak menyebabkan bayi mengalami hipotermia (Sarwono, 2007, p.373). b. Manfaat mandi Mandi pada umumnya mempunyai tujuan dan manfaat yang sama,yaitu: 1) Memperlancar peredaran darah 2) menjaga kebersihan kulit tubuh dari sisa lemak tubuh serta keringat 3) Membunuh kuman dikulit yang dapat menimbulkan penyakit 4) memberikan rasa segar dan nyaman 5) Mencegah terjadinya infeksi tali pusat c. Waktu memandikan bayi Bayi baru lahir terlihat kotor, hal ini wajar karena bayi berlumuran dengan banyak cairan selain ketuban. Cairan tersebut diantaranya mengandung darah, lendir dan mekonium. Sesaat setelah bayi

22 lahir, bayi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di luar kandungan. Inilah yang mendasari adanya teori yang menyebutkan bahwa bayi baru lahir baru boleh dimandikan setelah 6 jam dilahirkan. Karena jika bayi baru lahir dipaksakan untuk mandi (walaupun dengan air hangat), air yang menjadi dingin (setelah beberapa waktu) akan menyebabkan hilangnya panas tubuh bayi karena terserap oleh air. Suhu tubuh bayi dapat turun dan aliran darah terganggu. Sebagai akibatnya bayi akan kekurangan oksigen dengan ditandai warna kulit tubuh yang membiru. Pertumbuhan sel sel bayi juga terganggu akibat tidak lancarnya peredaran oksigen dalam tubuh. d. Memandikan bayi Sebelum aktivitas mandi dilakukan diperlukan beberapa persiapan, antara lain (Eveline, 2010, p.93): 1) Sediakan peralatan mandi Gunakan sabun sampo khusus untuk bayi yang tidak menimbulkan iritasi. Pilih sabun dan sampo yang kadar ph-nya sama dengan ph kulit bayi (sekitar 5-7). 2) Sediakan bak mandi Sebaiknya yang memiliki sandaran kepala. Lalu isi air hangat bersuhu sekitar 40 0 C.

23 Menurut (Pusdiknakes, 2003), langkah-langkah memandikan bayi: 1) Meletakkan bayi di atas tempat tidur yang datar 2) Membersihkan mulai dari wajah (dahi, pipi, dagu) dengan kapas yang dibasahi air hangat,dan bagian mata, keringkan wajah dengan menggunakan handuk 3) Membersihkan kepala bayi dengan menggunakan sampo dengan tangan kanan, dan tangan kiri menyangga bagian leher bayi, lalu bersihkan dengan waslap basah dan keringkan dengan handuk 4) Membersihkan seluruh tubuh bayi dengan menggunakan sabun dengan tangan atau waslap. Perhatian utama pada daerah lipatan, karena merupakan tempat sisa keringat, bedak, dan daki. Serta bagian kemaluan (jika bayi laki-laki tarik katup (prepusium), ke belakang dan bersihkan. Bila bayi perempuan bersihkan labia mayora dan minor,bersihkan dari arah depan ke belakang ), lubang dubur, dan pusar 5) Memegang kepala bayi dengan pergelangan tangan kiri menyangga leher bayi serta jari-jari tangan kiri memegang ketiaknya. Masukan bayi ke air hangat sampai batas lehernya 6) Keringkan bayi dengan cara menekan-nekan handuk dan jangan menggosok tubuh bayi

24 e. Pengawasan pada bayi (Eveline, 2010, p.94): 1) Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya dengan cepat, maka pastikan suhu ruangan dalam keadaan hangat 2) Pastikan air untuk memandikan bayi hangat-hangat kuku, dan tidak panas 3) Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian saat mandi, bahkan sesaat sekalipun. Bayi dapat tenggelam dalam air sedalam kurang lebih 5 cm 4) Jangan terlalu lama memandikan bayi, karena dapat menimbulkan kedinginan 5) Cara mengeringkan bayi cukup dengan ditekan-tekan perlahan saja dengan menggunakan handuk.

25 B. KERANGKA TEORI Berat Badan Lahir Rendah Lingkungan Hipotermia Memandikan bayi segera setelah lahir Penanganan Bayi yang kurang tepat Bagan 2.1 Kerangka teori Sumber: Faktor Penyebab Hipotermia (Wiwik, 2010, p.4).

26 C. KERANGKA KONSEP Variabel Independen Variabel dependen Berat badan bayi baru lahir Hipotermia Bagan 2.2 Kerangka konsep D. HIPOTESIS Ha : Ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian hipotermia pada bayi yang dimandikan 6 jam pasca kelahiran