Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

PENGUJIAN SUDUT KONTAK PADA BAIIAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

Pengukuran Indeks Polusi Pada Sistem Minahasa Berdasarkan Nilai Esdd Dan Nsdd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

KARAKTERISTIK ISOLATOR POLIMER TEGANGAN TINGGI DI BAWAH PENUAAN TEKANAN IKLIM TROPIS BUATAN YANG DIPERCEPAT

1. BAB I PENDAHULUAN

PENGUJIAN KANDUNGAN ESDD DAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

ANALISA PERCEPATAN UMUR ISOLATOR KERAMIK PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV DI DAERAH PESISIR PANTAI AKIBAT KONTAMINAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

Presentation Title EVALUASI DAMPAK ALGA PADA ISOLATOR POLIMER TESIS TE oleh: Teguh Aryo Nugroho ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendistribusikan energi listrik tersebut. Hal ini tentunya akan

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

Transkripsi:

52 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 1, April 2012 Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane Abdul Syakur, Karnoto dan Ratih Wahyu Wijayanti Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto Tembalang Semarang 50275 e-mail: gakusei2003@yahoo.com Abstrak Isolator polimer menjadi alternatif pengganti isolator keramik karena memiliki sifat dielektrik yang lebih tinggi, kerapatan massanya lebih ringan dan dapat dibuat pada suhu ruangan sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan. Sedangkan kelemahannya adalah mudah mengalami degradasi akibat faktor lingkungan seperti radiasi ultraviolet, suhu, kelembaban atau hujan, dan polusi, terutama jika berada di daerah beriklim tropis. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ditambahkan bahan Silane yang memiliki sifat hidrofobik yang tinggi, bahkan mampu memulihkan sifat hidrofobiknya. Penelitian ini menggunakan bahan polimer resin epoksi yang terbuat dari diglycidyl ether of bisphenol-a (DGEBA), metaphenylene diamine (MPDA), dan silane. Rasio bahan DGEBA+MPDA=60% dan silane=40%. Dimensi bahan uji 120 mm x 50 mm x 5 mm menggunakan metode pengukuran Inclined-Plane Tracking (IPT) sesuai standart IEC 587:1984. Kontaminan yang digunakan NH4Cl, kontaminan Industri dan Pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel uji yang dialiri kontaminan NH4Cl secara kontinyu dengan kecepatan aliran 0,3 ml/menit, dengan sudut kontak 86,18 o lebih tahan terhadap arus bocor dan kegagalan isolasi, ditunjukkan dengan waktu terjadinya peluahan pada detik ke- 17001 dan kegagalan isolasi pada detik ke-17812. Semakin hidrofobik dan semakin tidak konduktif suatu bahan kontaminan, semakin lama arus bocor dan kegagalan isolasi terjadi. Pada peristiwa degradasi permukaan terlihat bahwa sampel yang dialiri kontaminan pantai mengalami kerusakan paling berat dibanding kontaminan lain. Kata Kunci: Arus bocor, isolator, kontaminan pantai, kontaminan industri. Abstract Polymer insulators have become an alternative to change the ceramic insulator because it has a better dielectric properties, mass density is lighter and can be made at room temperature vulcanized so it is economically more advantageous. But, the disadvantage is prone to degradation due to environmental factors such as ultraviolet radiation, temperature, humidity or rain, and pollution, especially if located in the tropical areas. To overcome these disadvantages, silane materials was added to epoxy resin. This study uses an epoxy resin polymer material made of diglycidyl ether of bisphenol-a (DGEBA) and metaphenylene diamine (MPDA) and silane. Ratio of epoxy resin and silane were 60% and 40% respectively. Dimensions of the test material were 120 mm x 50 mm x 5 mm. The Inclined- Plane Tracking (IPT) method according to standard IEC 587:1984 was used. The NH4Cl and Industrial and beach contaminants were used in this research to compare it others. The results showed that the test sample with a contact angle 86.18 O more resistant to leakage current and insulation failure, it was indicated by the timing of the discharge in 17.001 s and insulation failure in 17.812 s. When a sample tests more hydrophobic then the leakage current and insulation failure longer to occurs. The degradation phenomenon is most severe damage from a beach contaminant than industrial and NH4Cl contaminants. Keywords: Leakage Current, Insulators, Coast Contaminant, Industrial Contaminant. I. PENDAHULUAN Saat ini bahan isolasi yang telah digunakan secara luas pada sistem tenaga listrik adalah bahan isolasi keramik, porselin dan gelas. Bahan isolator ini mempunyai kelemahan antara lain kerapatan massanya tinggi, suhu pembuatan tinggi, dan permukaan bahannya bersifat menyerap air sehingga lebih mudah terjadi arus bocor pada permukaan yang akhirnya dapat menyebabkan flashover. Salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan porselin dan gelas adalah digunakan isolator polimer [1]. Kelebihan bahan polimer adalah sifat dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan keramik, porselin dan gelas, kerapatan massanya lebih ringan, dan dapat dibuat pada suhu ruang (room temperature) sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan [2]. Meskipun memiliki keunggulan, suatu bahan pasti juga memiliki kelemahan. Demikian halnya dengan polimer, kekurangannya adalah mudah mengalami degradasi akibat faktor lingkungan, seperti paparan radiasi sinar ultraviolet, suhu, kelembaban atau hujan, keadaan

Abdul Syakur dkk.: PENGARUH KONTAMINAN TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN 53 KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PADA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE udara, dan polusi, terutama jika berada di daerah beriklim tropis [1,2]. Untuk mengatasi kelemahan pada isolator polimer, ditambahkan bahan Silane atau Silicone rubber yang memiliki sifat hidrofobik yang tinggi, bahkan mampu memulihkan sifat hidrofobiknya sehingga pada kondisi lembab tidak terbentuk lapisan air yang kontinyu sehingga konduktifitas permukaan isolator tetap rendah, dengan demikian arus bocor sangat kecil. Selain itu memiliki sifat dielektrik yang baik, sangat ringan, mudah penanganan dan pemasangannya [3]. Dalam operasinya sebagai isolator pasangan luar (outdoor insulator), sering kali jaringan maupun transmisi melalui daerah / kawasan pantai dan industri. Daerah ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sebuah material isolasi [3]. Adanya kontaminan garam dan bahan kimia di udara dapat menempel pada permukaan material isolasi pasangan luar sehingga dapat terjadi kristalisasi yang menyebabkan bertambahnya kekasaran permukaan material isolasi. Saat terjadi hujan larutan kontaminan dapat membentuk jalur konduktif sehingga menyebabkan arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator tersebut. Adanya arus bocor merupakan peristiwa awal yang dapat mengakibatkan degradasi permukaan isolator yang lamakelamaan menyebabkan terjadinya flashover atau kegagalan sebuah isolator [4]. Oleh karena dilakukan penelitian mengenai unjuk kerja sampel isolator berbahan polimer resin epoksi silane ketika dikenai kontaminan yang berbeda-beda. Makalah ini melaporkan hasil penelitian pengaruh kontaminan yang berbeda-beda terhadap unjuk kerja isolator. Kontaminan yang digunakan adalah NH 4 Cl, kontaminan pantai parangtritis dan kontaminan indutri semen gresik. Sedangkan parameter unjuk kerja isolator yang diamati adalah sudut kontak hidropobik dan arus bocor. Berdasarkan data sudut kontak dan arus bocor yang diperoleh digunakan untuk analisa unjuk kerja isolator pada saat dikenai kontaminan yang berbeda-beda. II. METODOLOGI A. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah resin epoksi dengan DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol A) sebagai bahan dasar, MPDA (Metaphenylenediamine) sebagai bahan pengeras dengan perbandingan DGEBA: MPDA= 30%:30%, dan silane= 40%. Kontaminan berupa NH 4 CL (ammonium chloride), kontaminan Industri, dan kontaminan Pantai [7]. Kontaminan Industri dan kontaminan Pantai mengandung senyawa KCl, NaCl, CaCl 2, dan MgCl 2 6H 2 O, dengan konduktivitas kontaminan Industri = 3190 µs, dan konduktivitas kontaminan Pantai = 5700 µs. B. Peralatan Penelitian a. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Seperangkat alat pencetak bahan uji (kaca, kertas mika, pengaduk, tempat mencampur bahan uji). b. Seperangkat alat untuk mengukur sudut kontak (Kotak lampu dengan lampu 1000W, pipet tetes 50µl, tempat menaruh kontaminan, kaca) c. Seperangkat alat untuk pengujian arus bocor (Elektroda atas dan elektroda bawah yang terbuat dari alumunium (stainless steel), Support, untuk meletakkan sampel yang telah dijepit elektroda, kertas saring, Pompa peristaltik ( peristaltik pump)) d. Transformator AC e. Osiloskop f. Kamera g. Seperangkat komputer C. Pengukuran 1) Pengukuran Sudut Kontak Pengujian sudut kontak ini menggunakan kamera digital untuk memotret bahan uji. Pengujian sudut kontak ini dimaksudkan untuk menentukan sifat permukaan bahan uji, bersifat hidrofobik atau hidrofilik. Sudut hidrofobik mencerminkan sifat kedap air dari permukaan bahan, semakin besar sudut hidrofobik, maka semakin baik sifat bahan untuk dapat menahan air tidak masuk ke dalam bahan isolator [3]. 2) Pengukuran Arus Bocor Pengukuran arus bocor pada sampel bahan resin epoksi silane dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Memasang elektroda atas dan elektroda bawah pada bahan uji dan diberi jarak antar elektroda 50 mm, seperti Gambar 2. Pada bagian elektroda atas diberi kertas saring 8 layer. Bagian permukaan bahan uji yang rata diletakkan menghadap bawah dengan sudut 45 o terhadap sumbu horizontal. 2. Mengatur kecepatan aliran kontaminan 0.3 ml/menit menggunakan pompa peristaltik dan mengalirkannya ke bahan uji melalui kertas saring yang telah dijepitkan di antara bahan uji dan elektroda tegangan tinggi. 3. Elektroda atas dihubungkan dengan pembangkit tegangan tinggi AC 3,5 kv dan elektroda bawah dihubungkan dengan peralatan ukur. 4. Mengukur arus bocor menggunakan osiloskop. Untuk pengukuran arus bocor ini digunakan rangkaian pembagi tegangan seperti Gambar 3. Hasil ukur arus bocor dihitung dengan persamaan berikut : Gambar 1. Rangkaian pengujian sudut kontak Gambar 2. Penempatan elektroda pada bahan uji.

54 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 1, April 2012 dengan : I LC = arus bocor (ma) I LC = 0,0272853 V CF (2) V CF = tegangan terbaca di osiloskop (mv). Rangkaian pengujian arus bocor dengan metode IPT[5,6] dan posisi elektroda, kertas saring dan sampel pada saat pengukuran ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Sudut Kontak Besar sudut kontak permukaan bahan terhadap tetesan cairan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung melalui pemotretan kamera digital yang kemudian disimpan pada komputer. Hasil pemotretan diolah menggunakan software Image Pro Plus untuk mendapatkan sudut kontak pada sisi kanan dan sisi kiri sampel uji yang diukur. Contoh perhitungan sudut kontak hidrofobik. Berdasarkan Gambar 6 tersebut dapat diukur dan dihitung sudut kontak rata-rata sebagai berikut : Sudut kontak kiri = 81,96 o Sudut kontak kanan = 80,44 o Maka sudut kontak dapat ditentukan sebagai berikut, Sudut Kontak = sudut kontak kiri +sudut kontak kanan 81,96 +81,44 2 2 = 81,2 Hasil pengukuran dan perhitungan sudut kontak hidrofobik bahan uji resin epoksi silane terhadap variasi kontaminan dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai sudut kontaknya berkisar antara 79 0 sampai dengan 87 0. Ini dapat dikategorikan bersifat partially wetted (basah sebagian). Juga dapat diketahui bahwa sampel uji resin epoksi silane yang ditetesi kontaminan NH 4 Cl memiliki rata-rata sudut hidrofobik paling besar dibanding dengan sampel lain, yaitu sebesar 86,18 o. B. Pengujian Arus Bocor Hasil pengujian arus bocor ini ditunjukkan oleh gambar = TABEL I HASIL PENGUJIAN SUDUT KONTAK Gambar 3. Rangkaian pembagi tegangan Kontaminan sudut kontak kiri (derajat) kanan (derajat) rata-rata 87,34 82,72 85,03 87,40 87,27 87,34 θ 86,18 83,90 80,68 82,29 82,48 79,08 80,78 81,54 81,96 80,44 81,20 80,91 80,96 80,94 81,07 TABEL II WAKTU ARUS BOCOR PERTAMA DAN ARUS SAAT BREAKDOWNS Kontaminan t awal I awal t breakdwon Gambar 4. Rangkaian sistem pengukuran arus bocor. 18131 0,273 0,389 18724 17001 15871 0,505 16899 8137 0,709 0,798 19297 6087 4037 0,887 5339 17812 12318 5017 0,368 5808 7732 0,737 10447 1,105 17152 11480 Kontaminan I breakdown I LC 2,51 0,95 2,33 2,16 0,59 0,77 0,35 0,26 0,47 0,59 0,41 0,33 Gambar 5. Posisi elektroda, kertas saring dan sampel 1,26 0,62 1,78 2,31 0,23 0,42

Abdul Syakur dkk.: PENGARUH KONTAMINAN TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN 55 KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PADA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE gelombang tegangan pada osiloskop. Nilai gelombang tegangan ini merupakan tegangan masukan osiloskop dari rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi tegangan diperlukan untuk mengatasi input tegangan besar masuk ke dalam osiloskop. Hasil pengukuran arus bocor ditunjukkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa bahan uji yang dialiri kontaminan NH 4 Cl, arus bocor pertama rata-rata terjadi pada detik ke-17001, lebih lama daripada bila sampel dialiri kontaminan Industri dan kontaminan pantai. Hal ini menunjukkan bahwa sampel RES 40% yang dialiri kontaminan NH 4 Cl lebih tahan terhadap arus bocor dibandingkan sampel yang lain. Namun, nilai arus bocor pertama I awal memiliki nilai rata-rata lebih kecil daripada bila sampel tersebut dialiri kontaminan industri dan pantai, yaitu sebesar 0,389 ma. Pada variabel waktu terjadinya breakdown (kegagalan isolasi), terlihat bahwa sampel yang dialiri kontaminan NH 4 Cl lebih mampu bertahan dari kegagalan isolasi Gambar 6. Pengukuran Sudut kontak resin epoksi dengan kontaminan Pantai Gambar 7. Grafik sudut kontak (θ) terhadap waktu arus bocor pertama (ta) dengan arus kegagalan rata-rata mencapai 2,33 ma. Arus bocor rata-rata (I LC ) didapatkan dari rata-rata arus yang terjadi sejak arus bocor awal hingga arus yang terjadi saat breakdown dibagi dengan waktu antara waktu terjadinya arus bocor awal hingga waktu breakdown. Dari data terlihat bahwa sampel ujiyang dialiri kontaminan NH 4 Cl memiliki nilai I LC paling besar. Dari pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa semakin besar arus yang mengalir pada permukaan bahan uji, maka semakin cepat terjadi arus bocor pada permukaan. Semakin cepat arus bocor terjadi,maka makin cepat pula terjadi kegagalan isolasi. C. Hubungan Sudut Kontak dengan Waktu Awal Terjadinya Arus Bocor dan Arus Bocor Rata-rata Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat grafik seperti pada gambar 7. Dari Gambar 7 terlihat bahwa sampel uji yang dialiri NH 4 Cl memiliki sudut kontak yang paling besar dibanding sampel lain, yaitu sebesar 86,18 o. Sehingga dapat dikatakan sampel tersebut lebih hidrofobik daripada sampel yang lain. Selain itu juga dapat diamati bahwa pada bahan uji yang dialiri kontaminan NH 4 Cl dengan nilai sudut kontak paling besar dibanding sampel lain, mampu bertahan hingga detik ke-17001, sampai akhirnya terjadi arus bocor. Jadi, semakin hidrofobik permukaan suatu bahan uji, maka semakin lama waktu terjadinya arus bocor. Hal ini disebabkan, semakin hidrofobik permukaan suatu bahan uji, maka semakin sulit polutan menempel pada permukaan bahan tersebut. Hubungan sudut kontak (θ) terhadap arus bocor rata-rata (I LC ) diberikan pada Gambar 8. Dari Gambar 8 dapat diamati bahwa pada sampel uji yang dialiri kontaminan NH 4 Cl dengan sudut kontak terbesar, memiliki arus bocor rata-rata yang paling besar dibandingkan sampel yang lain, yaitu 0,767 ma. Jadi semakin besar sudut kontak permukaan suatu bahan uji, maka arus bocor rata-ratanya semakin besar. Hal ini disebabkan semakin hidrofobik suatu bahan uji, maka semakin lama arus bocor pertama terjadi. Semakin lama arus bocor pertama terjadi mengakibatkan arus bocor rataratanya menjadi lebih besar nilainya. D. Degradasi Permukaan Degradasi / penuaan didefinisikan sebagai kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki. Pada penelitian yang telah dilakukan, terjadi pelepasan muatan di permukaan. Pelepasan muatan ini diikuti dengan terjadinya percikan api yang memicu terjadinya karbonisasi sehingga membentuk jalur konduksi yaitu jejak karbon dari elektroda pentanahan ke elektroda tegangan tinggi. Selain itu, terjadi pula kerusakan atau erosi pada permukaan membentuk pola TABEL III HASIL PENGUJIAN WAKTU DAN ARUS BOCOR PERTAMA Kontaminan sudut kontak (derajat) t awal (detik ke-n) I LC (ma) 86,18 17001 0,766631188 Industri 81,54 6087 0,331970787 Gambar 8. Grafik sudut kontak (θ) arus bocor rata-rata (I LC) Pantai 81,07 7732 0,42428198

56 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 1, April 2012 elektroda pentanahan menuju ke elektroda tegangan tinggi. Hal ini disebabkan karena arah aliran elektron secara aktual adalah dari elektroda negatif ke elektroda positif Gambar 9. Kondisi permukaan dialiri kontaminan NH 4 Gambar 10. Kondisi permukaan dialiri kontaminan IV. KESIMPULAN Sampel uji yang dialiri kontaminan NH 4 Cl memiliki sudut kontak paling besar, yaitu 86,18 o lebih besar daripada sampel lain. NH 4 Cl merupakan garam yang terdiri dari basa lemah dan asam kuat. Unsur hidrogen pada senyawa NH 4 Cl, bila bereaksi dengan resin epoksi silane yang juga mengandung unsur hidrogen, akan membuat permukaan sampel uji terlapisi. Akibatnya polutan akan sulit menempel pada permukaan sampel uji. Semakin sulit polutan menempel pada permukaan, maka semakin besar sudut kontak yang terbentuk. Dengan nilai sudut kontak paling besar, sampel ini mampu bertahan hingga detik ke-17001, dengan arus sebesar 0,389 ma dan waktu kegagalan isolasi hingga detik ke-17812 dengan arus kegagalan rata-rata mencapai 2,33 ma. Jadi, semakin lama arus bocor awal terjadi, maka semakin lama pula terjadi kegagalan isolasi Selain itu, nilai arus bocor rata-rata (I LC ) pada sampel ini paling besar dibandingkan sampel yang lain, yaitu 0,767 ma. Sehingga semakin besar sudut kontak permukaan suatu bahan uji, maka semakin sulit terjadi kebocoran arus dan arus bocor rata-ratanya semakin besar. Hal ini disebabkan karena bahan uji bersifat hidrofobik. Dari pengujian juga terlihat bahwa sampel yang dialiri kontaminan pantai membutuhkan waktu penjejakan hingga 3749 s. Nilai tersebut lebih rendah daripada sampel yang dialiri kontaminan industri, tetapi lebih tinggi dibanding sampel yang dialiri kontaminan NH 4 Cl. Hasil pada pengujian pada waktu penjejakan ini tidak sesuai dengan kesimpulan sebelumnya. Degradasi permukaan yang paling buruk terjadi pada sampel yang dialiri kontaminan pantai Gambar 11. Kondisi permukaan dialiri kontaminan filamen yang menghasilkan pepohonan listrik. Berdasarkan Gambar 9, 10 dan 11 dapat dilihat bahwa pada bahan uji yang dialiri kontaminan pantai terjadi degradasi permukaan yang paling buruk daripada sampel yang lain. Dapat disimpulkan bahwa tegangan tinggi yang diberikan dan kontaminan yang dialirkan pada permukaan bahan uji menyebabkan terbentuknya jejak karbon permanen yang berawal dari sisi tegangan DAFTAR PUSTAKA [1] Gorur, R.S., E.A. Cherney and J.T. Burnham, Outdoor Insulators. Ravi, Inc., Arizona 85044 USA, 1999. [2] M. Amin, M. Akbar, M. Salman, Composite insulators and their Aging : An Overview, Science in China Seri E Technology Science, December 2007, Vol.50, No. 6 p. 697-713. [3] Hamzah Berahim, Methodology to assess the performance of silane epoxy resin insulating polymer as high voltage insulator materials in the tropical areas. Dissertation doctorate degree at Department of Electrical Engineering, Gadjah Mada University, 2005, Indonesia [4] Tumiran, Abdul Syakur, Hamzah Berahim, Rochmadi, Effect of Conatmination on the Formation of Electrical Tracking on Resin Eposy Materials, 15 th ACED Asia Conference on Electrical Discharge, Xian, China, 2010. [5] Syakur, Abdul., Rochmadi, Tumiran, Hamzah Berahim, Study on Electrical Tracking of Epoxy Resin Insulating Material Using Inclined-Plane Tracking Method, CITEE 2010, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010. [6] IEC 587, 1984, Methods of Evaluating resistance to tracking and erosion of electrical insulating materials used under severe ambient conditions, British Standards Institution, British standard (BS). [7] PT PLN (Persero), SPLN 10-3B Tingkat Intensitas Polusi Sehubungan dengan Pedoman Pemilihan Isolator, Jakarta, 1993.