BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. M. Federspiel, salah seorang pengkaji ke-islaman di Indonesia, menjelang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

PENGARUH SIKAP TENTANG KEBERSIHAN DIRI TERHADAP TIMBULNYA SKABIES ( GUDIK ) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I LATAR BELAKANG

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah guna menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

Oleh : Hari Astika Arta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

IMPLEMENTASI PHBS PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE SELING. ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan visi pembangunan nasional dan kesehatan yang ingin mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007). Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yaitu upaya pemerintah mengeluarkan keputusan Menteri Kesehatan, Nomor atau PHBS terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan institusi pendidikan (pondok pesantren, sekolahan) yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan warung/kantin sekolah, menggunakan jamban bersih dan sehat olahraga teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya (Dinkes DIY,2010 dalam Sari, 2011). Hal-hal yang diharapkan terjadi di masyarakat Indonesia dimasa depan dengan pembangunan kesehatan salah satunya dengan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah masyarakat bangsa, dan negara. Ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan 1

2 yang bermutu secara adil dan merata, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Mubarak, 2009). Promosi kesehatan itu sendiri mempunyai arti yaitu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya dan juga berbagai program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan perbaikan, baik dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (Notoatmodjo, 2007). Seperti yang diuraikan di atas, sasaran PHBS salah satunya di tatanan institusi pendidikan yang meliputi pondok pesantren dan sekolahan. Pesantrian atau pesantren adalah tempat para santri menimba ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya. Pesantren juga merupakan sebuah masyarakat mini yang terdiri dari santri, guru dan pengasuh atau kyai (Efendi&Mahfudi, 2009). Image yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa pondok pesantren merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola kehidupan yang ditunjukkan oleh santrinya sering kali kotor, lusuh dan sama sekali tidak menunjang pola hidup yang sehat. Beberapa sifat buruk yang susah sekali ditinggalkan oleh para santri terlebih pada santri putra yaitu kebiasaan tidur hingga lupa waktu dan pola hidup kotor karena malas membersihkan lingkungan (Rahmawati, 2009). Angka pencapaian PHBS di Puskesmas unit II sentolo, Kulon Progo dimana Pondok Pesantren Nurul Haromain berada sebesar 22,20 %. Ruang lingkup masalah kesehatan kemungkinan akan terjadi antara lain berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan bisa berasal dari jamur, virus, bakteri

3 selain itu kelemahan, ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kecacatan serta kematian adalah masalah kesehatan yang mungkin dapat terjadi (Mubarak, 2009). Menurut Depkes RI, budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga dan memelihara kebersihan pribadi dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Pondok Pesantren sebagai salah satu tempat pendidikan di Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 40.000. penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernapasan atas, diare dan penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di Pondok Pesantren (Nugraheni, 2008). Penularan penyakit yang mudah diantaranya disebabkan oleh tingkat kepadatan dan lingkungan yang kurang memadai. Pada umumnya kondisi kesehatan di lingkungan pesantren masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait baik dalam aspek akses pelayanan kesehatan, perilaku sehat, maupun kesehatan lingkungannya (Effendi&Mahfudli, 2007). Menurut Notoatmodjo (2006) perilaku hidup sesorang termasuk juga perilaku sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain berasal dari orang itu sendiri, pengaruh orang lain yang mendorong untuk berperilaku baik atau buruk dan juga kondisi lingkungan sekitar yang dapat mendukung terhadap berubahan perilaku. Perilaku seseorang atau masyarakat tetang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau

4 masyarakat yang bersangkutan (Green dalam Mubarak dkk, 2007). Pengetahuan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku alam yang tidak didasari oleh bengetahuan (Roger dalam Mubarak dkk, 2007). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Haromain Sentolo Kulon Progo banyak fasilitas pondok yang kurang terjaga kebersihannya. Salah satunya kamar mandi yang kurang memenuhi standar kesehatan dengan satu bak air mandi yang berukuran sangat besar yang dipakai secara beramai-ramai. Kamar santri yang dipakai secara bersama-sama pun terlihat kurang dijaga kebersihannya. Melihat fenomena di atas peneliti tertarik untuk megetahui bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat Di Pondok Pesantren Nurul Haromain Sentolo Kulon Progo. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik suatu permasalahan yaitu bagaimana gambaran pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat Di Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo Kulon Progo. C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini yang berjudul gambaran pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat Di Pondok Pesantren Nurul harromain Sentolo Kulon Progo mempunyai tujuan umum dan khusus yaitu :

5 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat Di Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo Kulon Progo. b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat santri di Pondok Pesantren Nurul Harromain. c. Untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren Nurul Harromain. d. Untuk mengetahui perbedaan gambaran pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat berdasarkan tingkat pendidikan SD,SMP, SMA di Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo KP. e. Untuk mengetahui perbedaan gambaran perilaku hidup bersih dan sehat berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA di Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo KP. D. Manfaat Peneltian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Bagi Keperawatan Penelitian ini diharapkan menjadi gambaran tentang kondisi pengetahuan dan perilaku hidup bersih yang diterapkan di pondok pesantren. Sehingga bisa menjadi literatur di bidang keperawatan dan pada akhirnya akan

6 meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat Di Pondok Pesantren Nurulharomain dan pada masyarakat umum. 2. Bagi Penghuni Pesantren Penelitian ini diharapkan menjadi gambaran nyata tentang pengetahuan dan kondisi penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren dan dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan menjadi bahan literatur dan dapat menjadi acuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan Di Pondok Pesantren Nurul haromain. 4. Bagi Puskesmas Penelitian tentang gambaran pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat ini diharapkan dapat menjadi gambaran kondisi PHBS di pondok pesantren dan menjadi bahan literatur untuk menentukan program yang akan dilakukan. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang sama tentang Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Pondok Pesantren Nurul Harromain Sentolo Kulon Progo. Dibawah ini adalah penelitian terkait yang berkitan dengan penelitian ini: 1. Wantiyah (2004). Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Wantiyah pada tahun 2004 dengan judul Gambaran Perilaku Hidup

7 Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah tangga di RW 04 Kelurahan Terban Wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman II Jogjakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional survey, penelitian berlangsung dari Februari 2004 hingga Maret 2004 dan mengambil populasi keluarga yang tinggal di RW 04 Kelurahan Terban. Hasil dari penelitian adalah perilaku hidup bersih dan sehat di RW 04 Keluraan terban tersebut berada dalam kategori baik dan berada pada klasifikasi hijau. Persamaan penelitian adalah metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dan persamaan variabel yang diamati yaitu Perilaku Hidup Bersih dan sehat. Perbedaannya adalah metode pengambilan sampling yaitu dengan random sampling. 2. Ahmad Nurfadli (2007). Penelitian yang yang berjudul hubungan antara beban kerja dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (k3) karyawan di PT. PANDATEX (Panca Persada Mulia Textile) Kabupaten Magelang. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel karyawan PT. Pandatex berjumlah 83 responden. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan stratified random sampling yaitu pengambilan sampel menurut kedudukan subjek atau strata dan penelitian in dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Cara perhitungan keselamatan kerja dan nilai kategori PHBS dihitung dengan menggunakan method of

8 sumated rating (Azwar, 1995). Nilai kategori: (nilai skor tertinggi x jumlah soal jumlah nilai soal terkecil). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara beban kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, kemudian terdapat hubungan PHBS terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dan terdapat hubungan antara beban kerja dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Persamaan dengan penelitian ini adalah salah satu variabel yang diteliti yatu perilaku hdup bersih dan sehat. 3. Dini Aprilia Sari (2007). Penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tentang Cuci Tangan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Pada Anak Usia Sekolah SDN Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quassy experimental pretest-postest with control group dengan populasi 181 siswa SDN Tlogo Imbas Gugus 3. Sampel yang digunakan adalah kelas 4 dan 5 dengan pengambilan sampel menggunakan tehnik tanpa acak (non prbability sampling) dengan pendekatan simple random sampling. Hasil penelitian dari 30 responden yang diberikan pendidikan kesehatan bahwa hipotesis diterima yang berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetauan dan keterampilan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian dan tehnik sempel. Persamaan dengan panelitian ini adalah variabel yang digunakan yaitu pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat.