EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

1

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI

55 Pengaruh Penyuluhan Pada Ibu Terhadap...

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH HEALTH EDUCATION

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP BERAT BADAN NEONATUS DINI DI RUMAH BERSALIN SEHAT NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Kongres World Health Organization (WHO) tentang pengobatan tradisional

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA PURWOREJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

Hardiana 1 PENDAHULUAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

DEWI SUSANTI ( S)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PELAKSANAAN PIJAT BAYI DI DUSUN PAPAHAN KELURAHAN PAPAHAN KECAMATAN TASIKMADU

*Armi

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN Destyna Yohana Gultom... ABSTRAK Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir diseluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun. Salah satu manfaat pijat bayi adalah meningkatkan berat badan bayi prematur. Menurut penelitian T.Field dan Scafidi (1986 dan 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% per hari, lebih dari yang tidak dipijat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang pada kelompok intervensi dan 35 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Analisa data digunakan uji t-dependent dan uji t-independent. Hasil uji t-dependent disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi (nilai p= 0.000). Pada kelompok kontrol disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan (nilai p= 0.000). Berdasarkan dari hasil uji t- independent disimpulkan ada pengaruh pijat bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi prematur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari hasil penelitian ini, diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. Jadi, pijat bayi dapat digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada bayi prematur. Kata Kunci: Pijat bayi, Bayi prematur PENDAHULUAN Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/ 2002 tentang registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan masyarakat adalah dengan pijat bayi (Prasetyono, 2009). Menurut Roesli (2001, dalam Prasetyono, 2009) pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia yang paling populer. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan diwariskan secara turun temurun. Menurut Sari (2004, dalam Prasetyono, 2009) di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Pijat bayi sebagai salah satu bentuk bahasa sentuhan ternyata memiliki efek yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sentuhan bagi bayi prematur merupakan sentuhan menyakitkan atau sentuhan negatif sehingga ia takut untuk disentuh. Padahal, sentuhan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian, sangat perlu memperkenalkan sentuhan yang positif, yaitu pijat bayi pada bayi prematur sedini mungkin (Roesli, 2001). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat 27

menghasilkan perubahan psikologi yang menguntungkan berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Roesli, 2001 dalam Prasetyono, 2009) Ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi. Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44% (Dasuki, 2003, dalam Prasetyono, 2009) Menurut penelitian T.Field dan Scafidi (1986 dan 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% per hari, lebih dari yang tidak dipijat dan terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1 3 bulan yang dipijat selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk masa enam minggu menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih dari bayi kontrol (Roesli, 2008). Dari hasil survei pendahuluan yang peneliti lakukan di ruang perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan pada tanggal 30 Maret 2013 peneliti mendapatkan informasi dari kepala ruangan perinatologi bahwa pijat bayi sudah sering dilakukan pada bayi prematur dan pijat bayi ini dilakukan setiap pagi setelah bayi dimandikan Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur di ruang perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen dengan rancangan pre test dan post test. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi prematur yang dirawat di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. yang berjumlah 49 orang dari bulan Mei sampai Desember 2013 Sampel dalam penelitian ini adalah 44 bayi prematur pada kelompok kontrol dan 44 bayi prematur pada kelompok intervensi di ruang perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan, masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang sudah dikenal sebelumnya. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: Bayi prematur yang sehat dan tidak mengalami komplikasi, bayi prematur yang orang tuanya bersedia untuk dilakukan pemijatan, bayi prematur yang berat badannya 1500 sampai < 2500, bayi prematur yang suhu tubuhnya antara 36-37ºC, bayi prematur yang pernafasannya 40-60 x/menit, bayi prematur yang tanpa menggunakan infus, bayi prematur yang memiliki reflek mengisap kuat. Tempat Penelitian Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas apakah jawaban yang ada dilembar observasi sudah lengkap, jelas dan konsisten dengan apa yang akan kita teliti, kemudian memberikan koding atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti dalam memasukkan data ke dalam komputer (entry) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. 1. Univariat Data yang bersifat numerik yaitu data demografi dan berat badan dicari mean dan standar deviasinya dan disajikan dalam bentuk tabel. 2. Bivariat Penganalisaan data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan 28

menggunakan uji statistik, yaitu uji t- dependent, yakni untuk membandingkan peningkatan berat badan sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan dan diperoleh perbedaan mean pre test dan post test, dan t-independent, yakni membandingkan berat badan pada kelompok kontrol dan kelompok intrvensi. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel. PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Univariat Analisa univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat numerik dicari mean dan standar deviasinya. Karakteristik dari data demografi meliputi: berat badan lahir, anak ke, usia. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Bayi Prematur pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan (n= 70) No Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Mean SD Mean SD 1 Berat badan 1745 gr 283.1 1830 gr 261 lahir 2 Anak ke 2 1.12 2 2.55 3 Usia 2 hari 1.4 2 hari 2.77 Berdasarkan tabel 1 diperoleh bahwa rata-rata berat badan lahir pada kelompok intervensi adalah 1745 gr dengan standar deviasi 283.1. Berdasarkan urutan anak dalam keluarga rata-rata adalah anak ke 2 dengan standar deviasi 1.12. Berdasarkan usia rata-rata usia adalah 2 hari dengan standar deviasi 1.4. sedangkan pada klompok kontrol rata-rata berat badan lahir adalah 1830 gr dengan standar deviasi 261. Berdasarkan anak ke rata-rata adalah anak ke 2 dengan standar deviasi 2.55. Berdasarkan usia, rata-rata usia adalah 2 hari dengan standar deviasi 2.77. Tabel 2. Distribusi Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan (n= 70) No Variabel 1 Berat badan sebelum dipijat 2 Berat badan setelah dipijat Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Mean SD Mean SD 1768 gr 256.12 1847 gr 254.93 2128 gr 251.55 1894 gr 244.27 Berdasarkan tabel 2 rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 2128 gr dengan standar deviasi 251.55. sedangkan ratarata berat badan bayi prematur sebelum dipijat pada kelompok kontrol adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat pada adalah 1849 gr dengan standar deviasi 244.27. Analisis Bivariat Analisa ini digunakan untuk menguji efektifitas pijat bayi dalam meningkatkan berat badan bayi prematur. Untuk uji t-dependent dan t-independent dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Intervensi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan (n= 35) Perbedaan No Variabel Mean SD P value Mean SD 1 Berat badan 1768 gr 256.12 0.000 sebelum dipijat 360 gr 112.328 2 Berat badan 2128 gr 251.55 0.000 Setelah dipijat Berdasarkan tabel 3 diperoleh rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dilakukan pemijatan adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 2128 gr dengan standar 29

deviasi 251.55. Terlihat perbedaan mean sebelum dipijat dan setelah dipijat adalah 360 gr dengan standar deviasi 112.328. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan berat badan bayi prematur sebelum dan setelah dipijat pada kelompok intervensi. Tabel 4. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Kontrol di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan (n= 35) Perbedaan No Variabel Mean SD P value Mean SD 1 Berat badan 1847 gr 254.93 0.000 sebelum dipijat 47 gr 38.239 2 Berat badan 1894 gr 244.27 0.000 Setelah dipijat Berdasarkan tabel 4 diperoleh rata-rata berat badan bayi prematur sebelum dipijat adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93 dan rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. Terlihat perbedaan mean berat badan sebelum dan setelah dipijat adalah 47 gr dengan standar deviasi 38.239. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan berat badan bayi prematur sebelum dan setelah dipijat pada kelompok kontrol. Tabel 5. Distribusi Berat Badan Bayi Prematur Sesudah Dilakukan Pemijatan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan (n= 70) No Variabel Mean SD SE P value 1 Berat badan 2128 gr 251.55 setelah dipijat pada kelompok intervensi 59.269 0.000 2 Berat badan 1894 gr 244.27 setelah dipijat pada kelompok kontrol Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat ratarata berat badan bayi prematur pada kelompok intervensi setelah dipijat adalah 2128 gr dengan standar deviasi 251.55, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan bayi prematur setelah dipijat adalah 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan bayi prematur yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan. Pembahasan Analisis Univariat Hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi prematur Hasil penelitian data demografi didapat rata-rata berat badan pada kelompok intervensi adalah 1745 gr dengan standar deviasi 283.1, rata-rata anak ke 2 dengan standar deviasi 1.12 dan rata-rata usia 2 hari dengan standar deviasi 1.4, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan adalah 1830 gr dengan standar deviasi 261, rata-rata anak ke 2 dengan standar deviasi 2.55, dan rata-rata usia 2 hari dengan setandar deviasi 2.77. Sementara dari hasil penelitian berat badan sebelum dan sesudah dipijat didapat rata-rata berat badan sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12 dan menagalami peningkatan berat badan setelah dipijat dengan rata-rata 2128 gr dengan standar deviasi 251.55, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93 dan setelah dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. Selanjutnya hasil uji statistik t- dependent diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0.000 (P<0.05). Berdasarkan hasil uji statistik t- independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan bayi prematur yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan pada kelompok 30

intervensi dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0.000 (P<0.05). Oleh karena itu, penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa ilmu kesehatan modern telah membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh dan pijat pada bayi mempunyai banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi (Dasuki, 2003, dalam Prasetyono, 2009, hlm.9). Demikian juga, penelitian di Australia yang di ungkapkan oleh Lana Kristiane F.Flores membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh orang tuanya akan mempunyai kecendrungan peningkatan berat badan, hubungan emosional, dan sosial yang lebih baik (Roesli, 2001, dalam Prasetyono, 2009). Menurut Roesli Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabadabad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi. Roesli mengatakan, para pakar dewasa ini telah dapat membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh khususnya pijat bayi, ternyata bermanfaat. Pijat bayi terbukti dapat menhasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan, yang dapat diukur secara ilmiah. Pengukuran secara ilmiah ini antara lain dengan cara mengukur kadar cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar hormon stres atau catecholamine air seni, dan pemeriksaan EEG (electro encephalogram). Dampak biokimia yang positif yang terjadi pada bayi prematur yang dipijat adalah penurunan kadar hormon stres dan penigkatan kadar zat daya tahan tubuh terutama IgG, IgA dan IgM. Sedangkat dampak klinis yang positif adalah peningkatan jumlah sel daya racun dari sistem imunitas, mengubah gelombang otak secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, meningkatkan berat badan, mengurangi depresi dan ketenangan, membuat bayi tidur lelap, mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan sakit perut, meningkatkan hubungan orang tua dan bayi, meningkatkan volume air susu ibu. Adapun manfaat pijat bayi secara umum adalah kekuatan dan kelenturan fikiran, tubuh dan emosi dapat ditingkatkan, tidur dapat berkualitas, restrukturisasi tulang, otot dan organ yang dapat dibantu, cedera lama dan baru dapat disembuhkan, konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan (Gichara, 2006) Selain manfaat diatas, terdapat manfaat lain seperti adalah meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi dan mebuat bayi tidur lebih lelap, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak, meningkatkan produksi ASI (Roesli, 2001). Dari hasil penelitian ini terlihat perbedaan peningkatan berat badan bayi prematur yang dipijat dan yang tidak dipijat, yang mana diperoleh hasil bahwa pada kelompok intervensi kenaikan berat badan bayi prematur sebesar 8,52% sedangkan pada kelompok kontrol kenaikan berat badan bayi prematur sebesar 6,19%. Penelitian ini juga, di dukung dengan penelitian T.Field dan Scafidi (1986 dan 1990, dalam Roesli, 2008, hal 12) yang menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% per hari, lebih dari yang tidak dipijat. Hal ini sesuai dengan pernyataan, Dasuki (2003, dalam Prasetyono, 2009) yang menyatakan bahwa pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas pijat bayi untuk meningkatkan berat badan bayi prematur di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik pada kelompok intervensi dapat diperoleh rata-rata berat badan lahir adalah 1754 gr, rata-rata urutan anak dalam keluarga anak ke 2, dan berusia 2 hari dan pada kelompok kontrol dapat diperoleh ratarata berat badan lahir adalah 1830 gr, rata-rata urutan anak dalam keluarga adalah anak ke 2 dan usia 2 hari. 31

2. Kelompok intervensi sebelum dilakukan pemijatan rata-rata berat badan bayi prematur adalah 1768 gr dengan standar deviasi 256.12. sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan pemijatan rata-rata berat badan bayi prematur adalah 1847 gr dengan standar deviasi 254.93. 3. Kelompok intervensi setelah dilakukan pemijatan diperoleh rata-rata berat badan bayi prematur adalah 2128 gr dengan standar deviasi 251.55. Nilai rata-rata perbedaan antara sebelum dan setelah dipijat adalah 360 gr dengan standar deviasi 112.328. hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0.000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada berat badan sebelum dan setelah dilakukan pemijatan. 4. Kelompok kontrol setelah dilakukan pemijatan rata-rata berat badan bayi prematur adalah 1894 gr dengan standar deviasi 244.27. nilai rata-rata perbedaan antara sebelum dan susudah dipijat adalah 47 gr dengan standar deviasi 38.239. Hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0.000. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan setelah dilakukan pemijatan. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan berat badan bayi prematur antara kelompok yang dilakukan pemijatan dan yang tidak dilakukan pemijatan (nilai P= 0.000). Saran 1. Bagi Praktik Kebidanan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemijatan memberikan manfaat untuk meningkatkan berat badan bayi prematur di Ruang Peinatologi Rumah Sakit Medan. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa pemijatan adalah salah satu intervensi non-farmakologik untuk meningkatkan berat badan bayi prematur di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit,Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Chapman, V. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC Field, T & Scafidi (1986 & 1990) dalam Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya. Gichara, J. (2006). Manfaat Pijat Untuk Ibu Hamil, Pasca Melahirkan & Bayi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Johnson, R & Taylor, W. (2005). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC Kartika. (2008). Sehat Setelah Melahirkan. Sidowayah-Klaten: Kawan Kita Kurnia, S. Nova. (2009). Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut Bay. Yogyakarta : Panji Pustaka Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. (2004). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Maryunani, A. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus, Jakarta: Trans Info Media. Mochtar, R. (1999). Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Meodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prasetyono, D.S. (2009). Teknik-Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Yogjakarta: Diva Press. Riyanto, A. (2009). Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya. (2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agriwidya. Saifuddin, Abdul Bari. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: 32

JNPKKR-POGI bekerjasama dengan YBP-SP. Sarmin, A. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Medan : USU Press. Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2008). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : CV Sagung Seto. Subakti, Y. (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta: PT. Wahyu Media. Surasmi, A. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Jakarta: EGC. Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBP-SP. 33