I. PENDAHULUAN. baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian FANNY MARINI TIARA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Masalah Reni Yuniawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu bidang kajian pembelajaran Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ratih Nurhasanah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan baik dari dalam maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman itu terlihat pada karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra telah banyak beredar di lingkungan masyarakat. kejadian yang menyangkut persoalan jiwa/ kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi. Dalam proses interaksi tersebut adakalanya timbul permasalahan, baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah yang dialami, dihadapi, dan diselesaikan oleh manusia sebagai individu (pribadi). Sedangkan disebut masalah umum jika semua warga masyarakat ikut merasakan pengaruh masalah tersebut (www.crayonpedia.org). Masalah yang bersifat umum perlu diselesaikan secara bersama-sama dan untuk memecahkan masalah yang bersifat umum diperlukan masukan, saran, serta kritikan yang bersifat membangun. Dalam hal ini diperlukan peranan protes atau kritik sosial sebagai salah satu bentuk partisipasi manusia sebagai warga masyarakat. Saini K.M. (1994: 3) mengemukakan bahwa kritik sosial berarti sikap berprihatin, menyanggah, berontak, mengutuk, serta tidak membatasi sasaran kritik hanya pada hubungan perorangan atau kelompok, melainkan juga terhadap hubungan sosial antarmasyarakat. Kritik sosial diangkat ketika kehidupan dinilai tidak selaras dan tidak harmonis, ketika masalah-masalah sosial tidak dapat diatasi dan perubahan sosial mengarah kepada dampak-dampak disosiatif dalam masyarakat. Bentuk penyampaian kritik sosial itu sendiri dapat menggunakan berbagai media,

2 salah satunya menggunakan media sastra. Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Aminuddin, 1987: 7). Sastra menggunakan bahasa untuk menampilkan gambaran kehidupan yang terrefleksi melalui karya sastra. Sebuah karya sastra mampu melukiskan keadaan dan kehidupan sosial masyarakat, peristiwa, serta nilai-nilai yang diamanatkan pengarang lewat tokoh cerita. Di dalam penciptaan karya sastra apa yang pernah dilihat, didengar, dan dirasakan pengarang akan dituangkannya dalam bentuk tulisan Karya sastra merupakan bahan dalam pembelajaran sastra di sekolah. Cerpen yang merupakan salah satu jenis karya sastra prosa fiksi sangat baik diajarkan di sekolah khususnya di SMA. Apabila dibandingkan dengan karya sastra prosa fiksi yang lain pembelajaran sastra dengan menggunakan bahan ajar cerpen memberikan keuntungan praktis dalam penyajiannya. Hal ini dimungkinkan karena keuntungan cerpen, yaitu kesederhanaan ceritanya serta penyajian persoalan yang bernada tunggal. Dengan demikian, pembahasannya pun dapat diselesaikan dalam satu kali tatap muka. Cerpen merupakan variasi bacaan yang diharapkan mampu menarik minat siswa karena kisahnya singkat sehingga tidak menyita waktu dan membuat jenuh saat membacanya. Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dituliskan berdasarkan fakta sosial. Hal itu dimungkinkan terjadi karena cerpen sebagai bagian dari sastra berpotensi untuk mengungkapkan realitas yang tidak bisa diungkapkan sebagai berita di media massa. Cerpen oleh pengarang digunakan untuk mengungkapkan kritik (protes)

3 sosial yang terjadi. Pengarang yang didukung oleh kreativitasnya mampu menghasilkan karya sastra yang bermuatan kritik sosial. Agus Noor salah satu pengarang yang dikategorikan oleh Korie Layun Rampan sebagai sastrawan angkatan 2000, merupakan penulis yang sebagian besar karyanya berupa cerpen. Kehebatannya dalam menulis cerpen tidak perlu diragukan, hal ini terbukti dengan banyaknya penghargaan yang ia terima. Penghargaan yang beliau terima antara lain, tahun 1991 memenangkan juara I penulisan cerpen pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) I dan mendapat penghargaan sebagai cerpenis terbaik pada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) IV tahun 1992. Sementara tahun 2009 meraih penghargaan sastra dari pusat bahasa untuk buku kumpulan cerpennya Potongan Cerita di Kartu Pos. Agus Noor, sering menyatakan bahwa menulis baginya ialah cara untuk menyelamatkan diri dari kegilaan. Menulis prosa ialah dunia ganjil yang membuat beliau mampu bertahan di tengah lingkungan dan situasi yang juga ganjil. (www.penakencana.com/tentang). Buku-buku kumpulan cerpennya yang sudah terbit antara lain, Memorabilia (Yayasan untuk Indonesia, 1999), Bapak Presiden yang Terhormat (Pustaka Pelajar, 2000), Selingkuh Itu Indah (Galang Press, 2001), Rendezvous: Kisah Cinta yang Tak Setia (Galang Press, 2004), Potongan Cerita di Kartu Pos (Penerbit Buku Kompas, 2006), dan Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia (Penerbit Buku Kompas, Februari 2010), dan buku kumpulan monolog Matinya Toekang Kritik (Lamalera, 2006) (www.penakencana.com/tentang).

4 Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menelti cerpen yang memilki kandungan kritik sosial dan menentukan kelayakannya pada bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. Selain itu, alasan penulis memilih judul Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor dan Kelayakannya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA sebagai berikut. Penulis setuju dengan kritik sosial yang dilontarkan oleh Agus Noor melalui cerpennya yang menyoroti kehidupan dan permasalahan sosial di masyarakat. Diantara keenam buku kumpulan cerpennya yang telah terbit, penulis memilih buku Bapak Presiden yang Terhormat (Pustaka Pelajar, 2000) sebagai bahan penelitian. Hal itu dikarenakan pada buku kumpulan cerpen tersebut banyak menghimpun tema kritik sosial. Buku Bapak Presiden yang Terhormat adalah antologi cerpennya yang memuat cerpen-cerpen yang ditulis dalam rentang waktu sepuluh tahun proses kreatifnya terutama ketika beliau masih menjadi mahasiswa di Jurusan Teater Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Cerpen-cerpen dalam buku Kumpulan Cerpen Bapak Presiden yang Terhormat pernah dipublikasikan di pelbagai media surat kabar, seperti: KOMPAS (Bapak Presiden yang Terhormat, Kecoa, Sukab, Musuh,Bulan, Jerangkong), MEDIA INDONESIA (Pesan Seorang Pembunuh, Bapak Termangu di Beranda, Seorang Pejuang Menenteng Kepala, Celeng, Pepes Bayi Buat Baginda Raja), REPUBLIKA (Dzikir Sebutir Peluru, Wajah Setangkai Sunyi), SUARA MERDEKA (Kabut Sebuah Taman, Patung dan Burung-Burung..), BERNAS (BH, Gadis Membawa Pisau) SOLOPOS (Gupala), BISNIS INDONESIA (Kematian Kurta), SUARA PEMBARUAN (Celurit), JAWA

5 POS ( Palasik, Serigala di Rahim Ibu, Dilarang Bermimpi Jadi Presiden, Kepala di Bawah Purnama). Berdasarkan pengalaman penulis pada waktu duduk di bangku SMA maupun pada waktu menjadi guru ketika PPL, bahan yang digunakan dalam pembelajaran sastra Indonesia di SMA, khususnya pada materi cerita pendek, jarang mempergunakan bahan cerpen dengan tema kritik sosial. Padahal cerpen dengan tema kritik sosial akan memberikan gambaran kepada siswa mengenai cara menyampaikan atau menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat. Sebagai salah satu jenis karya sastra cerpen dapat dijadikan media penyampaian aspirasi rakyat kepada pemerintah. Jadi maksud implikasi pada judul adalah untuk memberikan alternatif bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA sehingga nantinya proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal ini juga dipertegas dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SMA, program pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang terkait dengan kandungan kritik sosial dalam cerita pendek terdapat pada kelas XI semester 1. Standar Kompetensi : Berbicara yaitu membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi. Kompetensi Dasar : Mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerpen melalui kegiatan diskusi. Melalui kegiatan mendiskusikan cerpen, siswa dapat menghayati dan menyimpulkan nilai-nilai dari cerita tersebut Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran sastra Indonesia yang dimuat dalam silabus KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pada jenjang SMA yakni pembelajaran sastra

6 disampaikan untuk mempertajam perasaan, penalaran dan daya khayal, meningkatkan kepekaan terhadap masyarakat, budaya dan lingkungan hidup. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kandungan kritik sosial dalam kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor dilihat dari faktor yang melatarbelakangi munculnya masalah sosial? 2. Bagaimanakah kandungan kritik sosial dalam kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor dilihat dari cara pengarang mengungkapkan kritik sosial? 3. Bagaimanakah kelayakan buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor sebagai bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA dilihat dari segi bahasa, psikologi, latar belakang budaya, maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kandungan kritik sosial yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor. 2. Mendeskripsikan apakah kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor layak dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA.

7 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Memberi pengetahuan kepada guru dan pembaca tentang kandungan kritik sosial dalam kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor. 2. Membantu guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mendapatkan alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA, khususnya pada bahan ajar cerita pendek. 3. Memberikan alternatif bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor dengan bidang kajian yang berbeda dan dapat meneliti aspek kajian kritik sosial namun dengan menggunakan sumber data yang berbeda Sehingga akan diperoleh hasil bervariasi dan dapat memperkaya khasanah sastra Indonesia. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dalam skripsi ini meliputi. 1. Kritik sosial dalam kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor.Untuk menganalisis kandungan kritik sosial dalam kumpulan cerpen ini penulis mengacu kepada pendapat Soekanto (2007: 315) dengan menganalisis faktor yang melatarbelakangi munculnya masalah-masalah sosial (faktor ekonomi, biologis, psikologis, dan kebudayan) dan menganalisis cara pengarang menyampaikan kritik sosial.

8 2. Kelayakan pada bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. Cara menentukan kelayakan buku kumpulan cerpen Bapak Presiden yang Terhormat karya Agus Noor sebagai bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA dengan menggunakan teori Rahmanto yang meninjau dari tiga aspek, yaitu bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya.