MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU INTIP PADA SISWA KELAS IV SDN BANYURESMI 1 KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: TASMARA NPM: 10.1.0917 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 01
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU INTIP PADA SISWA KELAS IV SDN BANYURESMI 1 KABUPATEN GARUT TASMARA NPM: 10.1.0917 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Membaca mempunyai dua aspek penting yaitu: (1) keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah, keterampilan yang bersifat mekanis ini termasuk kedalam kelompok membaca nyaring, () keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi keterampilan bersifat pemahaman ini termasuk kedalam kelompok membaca dalam hati, aspek ini mencakup: (a) pemahaman pengertian sederhana, (b) memahami signifikansi atau makna, (c) evaluasi atau penelitan, (d) kemampuan membaca yang fleksibel. Kemampuan membaca berbeda pada setiap orangnya bergantung pada jenjang usianya, menurut para pakar kecepatan membaca bagi orang dewasa antara 900-1.000 kata permenit, bagi siswa Sekolah Dasar kelas 1: 60-80 kata, kelas : 990-110 kata, kelas 3: 10-140 kata, kelas 4: 150-169 kata, kelas 5: 170-180 kata dan kelas 6: 190-50 kata permenit, kecepatan ini berlaku bagi kegiatan membaca dalam hati. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) apakah kartu intip efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca?; () adakah hambatan yang dialami siswa dalam proses pelaksanaan pengunaan kartu intip untuk meningkatkan kemampuan membaca?. Adapun tujuan penelitian ini untuk: (1) untuk mengetahui keefektifan kartu intip dalam meningkatkan kemampuan membaca; () untuk mengetahui hambatan siswa dalam proses pelaksanaan penggunaan kartu intip dalam meningkatkan kemampuan membaca. Metode penelitian ini adalah studi kuasi eksperimen sedangkan teknik penelitiannya studi literatur, teknik dokumentasi, teknik angket, dan teknik tes pelajaran membaca pemahaman. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangmulya 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut tahun ajaran 011/01 yang berjumlah 3 orang sedang sampelnya sebanyak 5 orang siswa kelas IV SDN Karangmulya 1 yang diambil secara random. Simpulan penelitian ini adalah: (1) hasil pembelajaran membaca pemahaman sebelum menggunakan kar tu intip pada siswa kelas IV SDN Karangmulya 1 tahun ajaran 011/01 rata-rata 0,9 dan rata-rata sesudah menggunakan kartu intip adalah 1,91 dengan perbedaan 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan kartu intip efektif;() penggunaan kartu intip efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman di SDN Karangmulya 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut tahun ajaran 011/01. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil uji Wilcoxon, karena Zoning (4,37) berada diluar daerah penerimaan hipotesis nol ( -1,96 sampai +1,96);(3) dalam proses pengunaan kartu intip siswa tidak mengalami hambatan yang signifikan, karena kartu intip merupakan media yang sederhana bahkan bisa dibuat sendiri oleh siswa, selain itu kartu intip ini juga tidak memerlukan biaya yang mahal. Saran penelitian ini adalah keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kekreatifan guru dalam memilih metode dan media yang akan digunakan dalam membaca pemahaman. Kata Kunci : Membaca/Kartu Intip PENDAHULUAN Kemampuan membaca dan menulis. merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Tanpa memiliki kemampuan itu sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Oleh karena itu, di Sekolah Dasar membaca dan menulis adalah suatu yang diprioritaskan bahkan di Taman Kanak-kanak sekarang dituntut supaya anak bisa membaca. Kemampuan membaca dan menulis menjadi hal utama selain untuk pembelajaran bahasa itu sendiri juga untuk pembelajaran mata pelajaran lain. Dengan membaca dan menulis siswa akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan emosionalnya. Oleh karena itu, guru harus benar dalam pembelajarannya. Dalam kehidupan, membaca mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan meningkatkan
minat baca siswa turut pula menentukan kemajuan masa depan bangsa dan negara kita. Dengan membaca seseorang bisa menambahkan wawasannya. Membaca menurut Horton (dalam Tarigan, 1990:7) dalam bukunya "Summer reading and library" atau sejenis "wisata rohani" dimana "mata hati" menjajaki "rimba kata-kata" untuk sampai ke "Puncak gunung" hanya orang-orang yang merasa senang/yakin akan memperoleh manfaat yang mau repot-repot melakukan hal semacam itu dan hanya orang yang memiliki keterampilan dan perbekalan yang cukup yang akan sampai ke puncak dan tidak tersesat. KAJIAN TEORITIS DAN METODE Pengertian Membaca Membaca adalah kegiatan yang tersusun dari empat komponen yaitu strategi, kelancaran, pembaca dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca mengunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu berupa kartu intip. Kelancaran adalah kemampuan membaca dengan kemampuan tertentu dengan pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran dan pembaca ini yang disebut dengan membaca (Anderson dalam Tarigan, 1983:10). Pengertian Media Pembelajaran Membaca Media berasal dari bahasa latin berupa bentuk jamak dari "medium" yang secara harfiah berarti "Perantara" atau "Pengantar" yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan si penerima pesan, beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Suhendar (dalam Ahmad, 008:1) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sementara itu Briggs (dalam Santyasa, 007:5) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti; buku, film, video dan sebagainya, dari dua pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman (reading for under standing) adalah sejenis membaca telaah isi, disamping membaca teliti, membaca kritis, dan membaca ide. Membaca pemahaman adalah membaca yang memiliki tujuan memahami isi kompleks, sebab di dalam membaca pemahaman pembaca melibatkan sejumlah keterampilan. Keterampilan dalam membaca pemahaman adalah mengungkapkan makna kalimat, mengungkapkan ide pokok paragraph, ide penjelas, dan mengungkapkan isi bacaan yang dibaca. Pengertian Kartu Intip Kartu intip adalah suatu alat/media untuk membantu dan mempermudah anak dalam membaca pemahaman. Kartu intip ini dibuat untuk membaca dengan tujuan untuk memusatkan perhatian anak agar pandangan matanya tetap focus terhadap objek bacaan. Kartu intip dapat dibuat dari bahan sederhana baik dari karton maupun dari kertas bekas. Pengertian Efektifitas Efektifitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:5) adalah keadaan yang berpengaruh, keberhasilan usaha atau tindakan yang dalan penelitian ini akan diteliti efektifitas penggunaan kartu intip dalam meningkatkan kemampuan baca. Metode dan Teknik Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen dan desain yang digunakan adalah desain prates dan pascates satu kelompok, desain ini terdiri atas tiga langkah yaitu: (1) memberi prates yang gunanya untuk mengukur variabel terikat sebelum dilakukan perlakuan, () memberikan perlakuan eksperimen terhadap subjek (variabel x) (3) memberikan tes untuk mengukur variabel terikat setelah diberikan perlakuan (pascates). untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang disebabkan oleh penerapan perlakuan eksperimen ditentukan dengan membandingkan nilai prates dan pascates yang dihasilkan dari alat ukur yang sama. Penulis mengadakan uji coba mengenai pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan alat bantu berupa kartu intip, tujuannya adalah mengetahui keberhasilan siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan metode yang penulis berikan, prates dan pascates diberikan dalam teknik yang sama berupa pembelajaran membaca pemahaman sebelum dan sesudah menggunakan kartu intip yang diterapkan di kelas. HASIL DAN PEMAHAMAN Data Hasil Angket Siswa Data hasil penyebaran angket kepada siswa mengenai hambatan yang dialami siswa dalam proses pelaksanaan penggunaan kartu intip dapat diuraikan berikut ini. Data Hasil Angket Siswa tentang Hambatan Penggunaan Kartu Intip
NO PERTANYAAN YA TDk 1 Adakah kendala dalam 15 K10 Apakah kartu intip mudah 18 7 digunakan? 3 Apakah pembuatan kartu intip 17 8 memerlukan biaya yang mahal? 4 Bisakah kamu membuat sendiri 4 1 kartu intip? 5 Apakah kartu intip bermanfaat? 14 11 6 Adakah peningkatan membaca 3 pemahaman setelah menggunakan kartu intip? 7 8 Apakah kartu intip membantu dalam proses membaca 14 11 pemahaman? Apakah kartu intip akan terus digunakan untuk setiap 15 10 pembelajaran membaca pemaham? 9 Apakah di sekolah tersedia buku 1 4 bacaan? 10 Apakah guru selalu membimbing 3 dalam menggunakan kartu intip? Dilihat dari hasil angket di atas, maka dapat penulis uraikan bahwa untuk kendala dalam penggunaan kartu intip sebagian besar siswa 15 orang (60%) menjawab tidak ada kendala dalam menggunakan kartu intip dan sebagian besar lagi 18 orang (7%) menyatakan kartu intip sangat mudah digunakan. Adapun untuk harga yang dikeluarkan'siswa untuk membuat kartu intip sebagian siswa 17 orang (68%) menjawab tidak mahal. Sedang hampir seluruhnya 4 orang (96%) menjawab bahwa mereka mampu untuk membuat kartu intip sendiri. Sedangkan untuk aspek peningkatan membaca pemahaman hampir seluruh siswa 3 orang (9%) menjawab bahwa mereka dapat mengalami peningkatan membaca pemahaman setelah menggunakan kartu intip. Data Hasil Prates dan Pascates Data hasil penelitian berupa nilai prates dan pascates, penulis sajikan sebagai berikut ini. Distribusi Skor Prates Pembelajaran Membaca Pemahaman No Nama Siswa Jml Kata Waktu Baca ( S) Prates Skor Maks KEM 1 Ade Firman 00 98 60% 1, Ade Azis 00 89 0% 0,45 3 Ade Sinta 00 107 60% 1,1 4 Agus 00 100 60% 1,0 5 Hermawan Alo Aldi 00 79 0% 0,51 6 Amalia 00 94 0% 0,43 7 Bayo Rahman 00 137 60% 0,88 8 Burhanudin 00 166 0% 0,4 9 DedeHanif 00 80 80% 10 DewiSinta 00 116 80% 1,38 11 Diki 00 8 40% 0,98 1 Dudung 00 180 0% 0, 13 Farhan F 00 119 60% 1,01 14 Firman S 00 78 60% 1,54 15 Hendra 00 151 40% 0,53 16 Lulu R 00 97 0% 0,41 17 Puad M 00 88 40% 0,91 18 Neng lis 00 9 40% 0,87 19 Nia K 00 84 60% 1,43 0 Resti N 00 91 80% 1,76 1 Rudi C 00 97 0% 0,41 Siti Anisa 00 119 60% 1,01 3 Somantri 00 154 0% 0,74 4 Sri Alia H 00 93 40% 0,86 5 Sri Hani 00 109 60% 1,10 Distribusi skor pascates pembelajaran Membaca Pemahaman No Nam a Siswa Prates Jmlh Kata Waktu Baca ( S) Skor Maks KEM 1 Ade Finnan 00 94 60% 1,8 Ade Azis 00 74 60% 1,6 3 Ade Sinta 00 81 80% 1,98 4 Agus H 00 55 60%,18 5 Alo Aldi 00 109 60% 1,10 6 Amalia 00 89 60% 1,35
7 Bayo Rahman 00 95 80% ' 1,68 8 Burhanudin 00 99 60% 1,1 9 Dede Hanif 00 37 100% 5,41 10 Dewi Sinta 00 64 60% 1,88 11 Diki Supriatna 00 58 60%,07 1 Dudung 00 90 60% 1,33 13 Farhan Fauzan 00 90 60% 1,33 14 Firman S 00 59 60%,03 15 Hendra 00 100 60% 1,0 16 Lulu R 00 86 60% 1,40 17 Puad M 00 64 60% 1,88 18 Neng lis 00 73 60% 1,64 19 Nia K 00 6 60% 1,94 0 Resti Nurfauzi 00 54 80%,96 1 Rudi Cahyanio 00 94 60%,03 Siti Anisa 00 94 100%,13 3 Somantri 00 110 60% 1,09 4 Sri Alia H 00 64 60% 1,88 5 Sri Hani 00 103 60% 1,17 No Perbandingan Nilai Prates dan Pascates Pembelajaran Membaca Pemahaman Nama Siswa Prates Nilai Pascates 1 Ade Firman 1, 1,8 Ade Azis 0,45 1,6 3 Ade Sinta 1,1 1,98 4 Agus Hermawan 1,0,18 5 Alo Aldi 0,51 1,10 6 Amalia 0,43 1,35 7 Bayo Rahman 0,88 1,68 8 Burhanudin 0,4 1,1 9 Dede Hanif,00 5,41 10 Dewi Sinta 1,38 1,88 11 Diki Supriarna 0,98,07 1 Dudung 0, 1,33 13 Farhan Fauzan 1,01 1,33 14 Finnan Syahudin 1,54,03 15 Hendra 0,53 1,0 16 Lulu Rahmawati 0,41 1,40 17 Puad Muhammad 0,91 1,88 18 Neng lis 0,87 1,64 19 Nia Kumiawati 1,43 1,94 0 Resti Nurfauzi 1,76,96 1 Rudi Cahyanto 0,41,03 Siti Anisa 1,01,13 3 Somantri 0,74 1,09 > 13 4 Sri Alia Hasanah 0,86 1,88 5 Sri Harti 0,86 1,88 Dari instrumen prates yang penulis lakukan terhadap pembelajaran membaca pemahaman menunjukkan bahwa terdapat 13 orang siswa (5%) dari jumlah siswa yang masih perlu diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran sisanya 9 orang siswa (36%) berkriteria cukup dan 3 orang (1%) kriteria baik. efektif karena tidak ada siswa yang bemilai kurang, yang cukup ada 0 orang atau 80% dan 5 orang bernilai baik atau 0%, menunjukkan keefektifan kartu intip dalam pembelajaran membaca pemahaman. Pembahasan Analisis Data Hasil Pembelajaran a. Membuat daftar distribusi mean prates Rentang = skor terbesar - skor terkecil = - 0, = 1,78 Banyak kelas =1 + 3,3 log 5 = 1 + 3,3. 1,464 = 1 + 4,859 = 5,859 = 6 Panjang kelas = rentang = 1,78 = 0,96, banyak kelas 6 Daftar Distribusi Mean Prates Kelas Interval F X Fx X Fi 0, - 0,5 7 0,37,59 0,14 0,96 0,53-0,83 0,68 1,36 0,46 0,9 0,84-1,14 9 0,99 8,91 0,98 8,8 1,15-1,45 4 1,30 5,0 1,69 6,76 1,46-1,76 1,61 3,,59 5,18 1,77-,07 1 1,9 1,9 3,69 3,69 Jumlah 5 6,87 3,0 9,55 6,33 Dan tabel di atas diperoleh harga mean dan standar deviasi berikut ini: Fx 3 X 0,9 F 0
SD N Fx N ( N 1) 5.6,33(3,0 ) (4) 658,,365538,40 600) Fx 0,00 0,447 0,45 b. Membuat daftar distribusi mean pascates Rentang = skor terbesar - skor terkecil =,00-0, = 1,78 Banyak kelas = 1+3,3. 1,464 = 1 + 4,859 = 5,859 =6 Panjang kelas = rentang = 1.78 = 0,9, banyak kelas 6 Daftar Distribusi Mean Pascates Kelas Interval F X Fx X Fx 0,87-1,63 11 1,5 13,75 1,56 17,19 1,64-,4 1,0 4,4 4,08 48,96,5-3,6 0 0 0,00 0,00 0,00 3,7-4,03 0 0 0,00 0,00 0,00 4,04-4,8 1 4,4 4,4 19,54 19,54 4,9-5,66 1 5,8 5,8 7,88 7,88 Jumlah 5 1,97 47,69 53,0577 113,57 Dari tabel di atas diperoleh harga mean dan standar deviasi berikut ini. Fx 47,69 X 1,91 F 5 SD N Fx N ( N 1) 5.,113,57(47,69 ) 5(4) 839,1774,34 600) Fx 0,9414 0,97 Dari hasil perhitungan harga mean dan standar deviasi menunjukkan bahwa harga mean prates sebesar 0,9 sedangkan harga mean pascates 1,91 dengan perbedaan sebesar 0,99. Perbedaan tersebut dapat dijadikan salah satu jawaban tentang efektivitas penggunaan kartu intip dalam meningkatkan kemampuan baca. Pengujian Hipotesis Yang pertama, penulis harus menguji hipotesis dengan uji normalitas terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya penulis tabulasikan sebagai berikut ini. Tabel Uji Normalitas Prates No X I F/n FX 1 FX 1 FK 1 0, 1 0, 0,0484 1 0,4 1 0,4 0,0576 3 0,41 0,8 0,336 4 4 0,43 1 0,43 0,1849 5 5 0,45 1 0,45 0,05 6 6 0,51 1 0,51 0,601 7 7 0,53 1 0,53 0,809 8 8 0,74 1 0,74 0,5476 9 9 0,86 1 0,86 0,7396 10 10 0,87 1 0,87 0,7569 11 11 0,88 1 0,88 0,7744 1 1 0,91 1 0,91 0,881 13 : 13 0,98 1 0,98 0,9604 14 14 1,01,0,040 16 15 1,1 1 1,1 1,544 17 16 1,0 1 1, 1,4400 18 17 1, 1 1, 1,4884 19 18 1,38 1 1,38 1,9044 0 19 1,43 1 1,43,0449 1 0 1,54 1 1,54,3716 1 1,76 1 1,76 3,0976 3,00 1,00 4,0000 4 3 1,10 1 1,10 1,100 5 f 5 FX=3 1 3,1 fx = 6,891 Simpulan data uji normalitas ini adalah L tabel yang bertaraf 99% (0,00) lebih kecil dari pada L hitung (0,11). Dengan demikian, data dari nilai prates ini berada dalam keadaan tidak normal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analtsis terhadap instrumen prates dan pascates,
penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ini. 1) Hasil pembelajaran membaca pemahaman sebelum menggunakan kartu intip pada siswa kelas IV SDN Banyuresmi 1 tahun ajaran 011/01 rata-rata 0,9 dan rata-rata sesudah menggunakan kartu intip adalah 1,91 dengan perbedaan 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan kartu intip efektif. ) Penggunaan kartu intip efektif dalam pembelajaran membaca pemahaman di SDN Banyuresmi 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut tahun ajaran 011/01. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil uji Wilcoxon, karena Z hitung (4,37) berada diluar daerah penerimaan hipotesis nol ( -1,96 sampai +1,96). 3) Dalam proses pengunaan kartu intip siswa tidak mengalami hambatan yang signifikan, karena kartu intip merupakan media yang sederhana bahkan bisa dibuat sendiri oleh siswa. Selain itu, kartu intip ini juga tidak memerlukan biaya yang mahal. Angkasa. Tarigan, H.G. dan Aceng, R.S. (1990). Membaca Dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (00). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu, J.S. dan Zain, S.M. (001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Harjasujana, A.S. (199). Modul Membaca. Jakarta : Karunika. Nurhadi. (005). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nurhadi. (005). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru AJgensindro. Sugono, D. ( 003). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Suhendar dan Pien, S. (1997). Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. Tampubolon, D.P. (1990). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efekfif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1974). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, HG (1983). Membaca Efektif. Bandung: Angkasa. Tarigan, HG (1986). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: