BAB IV PENUTUP. sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: pada dasarnya memiliki kesesuaian pada hal susunan

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sistem hukum Negara Republik Indonesia ini, terdapat

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul

memperhatikan pula proses pada saat sertipikat hak atas tanah tersebut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PUTUSAN Nomor: 105/Pdt.G/2012/PA.Pkc

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Nomor 0606/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

PUTUSAN. Nomor : 0827/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penerapan Asas Ratio Decidendi Hakim Tentang Penolakan Eksepsi dalam Perkara Cerai Talak Talak

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Nomor 0633/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESI NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PUTUSAN Nomor : 54/Pdt.G/2013/PA.NTN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

P U T U S A N Nomor: 1373/Pdt.G/2014/PA. Pas

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU. Oleh; YOSRAN,S.H,M.Hum

PUTUSAN Nomor: 284/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

P U T U S A N Nomor 1416/Pdt.G/2015/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

P U T U S A N Nomor : /Pdt.G/2014/PA Ppg بسم الله الر حمن الر حیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI, ISBAT NIKAH DAN PENETAPAN ANAK

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan perspektif sejarah, ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

Nomor: 0220/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

Makalah Rakernas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perceraian, tetapi bukan berarti Agama Islam menyukai terjadinya perceraian dari

PUTUSAN. Nomor : 0066/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

BAB IV. Hakim dalam memutuskan suatu perkara yang ditanganinya, selain. memuat alasan dan dasar dalam putusannya, juga harus memuat pasal atau

PUTUSAN Nomor: 106/Pdt.G/2012/PA.Pkc

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 035/Pdt.G/2014/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

1 Abdul Manan, Penerapan, h R.Soesilo, RIB/HIR Dengan Penjelasan, (Bogor: Politea, 1995). h. 110.

PUTUSAN. Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

PUTUSAN. Nomor 1758/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

TINJAUAN MATA KULIAH...

TEHNIK PEMBUATAN PUTUSAN. Oleh Drs. H. Jojo Suharjo ( Wakil Ketua Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A. ) KATA PENGANTAR

A. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan di Pengadilan Agama Lamongan (Studi Kasus Putusan Nomor 1087/Pdt.G/2012/Pa.Lmg)

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

PUTUSAN Nomor : 142/Pdt.G/2012PA.NTN

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan seluruh pemaparan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan tolak ukur yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa putusan dengan Nomor Perkara 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. pada dasarnya memiliki kesesuaian pada hal susunan kelengkapannya, mulai dari kesesuaian susunan putusan, yang dimana didalam suatu putusan sudah tertera titel eksekutorial, identitas para pihak sudah jelas dan lengkap dituliskan, telah pula memuat dasar hukum dan duduk perkaranya, dan susunan amar putusan sudah baik dan tepat, putusan ini pada awalnya nyaris tidak ada kesalahan didalamnya namun setelah Penulis memperhatkan secara mendalam, terdapat satu kejanggalan didalamnya, yakni putusan ini menyimpangi ketentuan didalam Pasal 181 ayat (3) HIR. Setelah Penulis melakukan penelitian dengan cara wawancara dengan hakim yang menjadi anggota majelis pada kasus terkait, penulis menemui bahwa hal tersebut merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh hakim dikarenakan adanya kekosongan pengaturan (hukum) terkait akan fenomena tersebut yang dimana terobosan tersebut terpaksa

79 dilakukan sebab pada praktiknya sering sekali pada kasus yang diperiksa secara verstek tergugat sudah tidak peduli lagi dengan gugatan yang dilayangkan kepadanya, sehingga tergugat tidak datang kepersidangan dari awal proses hingga saat dibacakannya putusan. hal ini menjadi lebih pelik ketika pihak penggugat berniat meminta salinan putusannya, yang dimana salinan putusan tidak dapat diberikan selama biaya perkara belum dilunasi oleh pihak yang dijatuhi beban pembayaran biaya perkara oleh hakim (dalam hal ini tergugat), sehingga menyebabkan kekecewaan dipihak penggugat, sehingga demi mengakomodir kepentingan penggugat tersebut, dan demi terciptanya tertib administrasi pembayaran biaya perkara, maka hakim dalam hal ini melakukan terobosan yakni dengan dua cara yakni, terdapat hakim yang pada amar putusannya tetap menjatuhkan biaya perkara kepada pihak yang kalah (dalam hal ini tergugat) namun pembayaran dilakukan oleh pihak yang menang (dalam hal ini enggugat) namun ada pula yang seperti Penulis dapati pada putusan nomor 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. terobosan ini menuai laporan BPK yang menemui kejanggalan pada administrasi pembayaran biaya perkara ini, namun hal ini tidak ditindak lanjuti oleh BPK dikarenakan hal tersebut telah diantisipasi oleh pihak pengadilan terlebih dahulu, dengan cara pada saat hakim sekiranya akan menjatuhkan amar verstek yang memiliki kesamaan hal dengan Putusan Perdata nomor

80 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. ini, maka majelis menanyakan apakah pihak penggugat bersedia dan sepakat akan membayar biaya perkara dikarenakan kecilnya kemungkinan pihak tergugat untuk membayar. Atas dasar pernyataan kesepakatan dan ketersediaan pihak penggugat inilah yang membuat BPK tidak mempersoalkan lebih lanjut kejanggalan administrasi pembayaran tersebut. Terkait akan apakah melanggar ketentuan Pasal hanya dengan berdalih pertimbangan non-yuridis dapat dimungkinkan? Narasumber mengatakan bahwa hal tersebut dimungkinkan selama ditujukan untuk terciptanya keadilan masyarakat, dikarenakan tujuan dari diselenggarakannya suatu peradilan bukanlah semata-mata demi terciptanya kepastian sosial belaka, namun perlu pula terciptanya keadilan masyarakat (keadilan sosial) dan kemamfaatan sosial. 2. Terkait dengan apakah terdapat kekosongan hukum dibidang pembayaran biaya perkara verstek, Penulis melakukan pencarian dasar hukumnya mulai dari yurisprudensi, asas, peraturan yang terkait, maupun hukum adat. Saat penulis mencara diranah peraturan perundang-undangan yang ada, Penulis sempat terpikirkan akan bunyi Pasal 181 ayat (1) HIR, yang dimana selain menggariskan bahwa biaya perkara ditanggung oleh pihak yang kalah, pasal tersebut juga mengecualikan terhadap beberapa pihak yakni salah satunya adalah suami/isteri pihak yang bersengketa, pada awalnya Penulis merasa hal ini bisa digunakan didalam

81 permasalhan ini, mengingat penggugat sebelumnya adalah Suami dari tergugat, namun setelah mengingat bahwa putusan dengan nomor perkara 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. ini bersifat konstitutif, sehingga pada saat putusan ini dijatuhkan, pada saat itu pula putus hubungan suami-istri antara penggugat dan tergugat, sehingga pengecualian dalam Pasal 181 ayat (1) HIR tidak dapat diterapkan didalam kasus ini. Selanjutnya Penulis melakukan pencarian didalam yurisprudensi, asas, dan hukum kebiasaan, namun tidak menemukan hasil yang diharapkan. Kemudian Penulis mencoba mencari SEMA maupun PERMA yang mengatur hal ini, namun Penulis tidak menemukan SEMA maupun PERMA yang dimaksud, hal ini menurut keterangan narasumber dikarenakan masih belum terdapat kesepahaman didalam tubuh Mahkamah Agung terkait hal ini, sehingga Mahkamah Agung belum dapat memberikan instruksi kepada para hakim terkait jalan keluar dari masalah ini namun kemudian narasumber menambahkan menurut beliau pada dasarnya tidak ada kekosongan dikarenakan pengaturan biaya perkara telah diatur secara jelas didalam Pasal 181 ayat (1), (3) HIR, namun saja Pasal 181 ayat (3) khususnya tidak dapat mengakomodir peristiwa yang ada dilapangan, contohnya seperti apa yang terjadi didalam perkara dengan nomor registrasi perkara 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. ini.

82 B. Saran Terhadap hasil pembahasan maka dapat pula dikemukakan saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penggalakan kegiatan KADARKUM atau Keluarga Sadar Hukum di Indonesia, khususnya di kawasan yuridis Pengadilan Negeri Wates, sadar hukum disini bukan semata-mata taat kepada ketentuan hukum materiilnya saja, tetapi taat pula terhadap hukum formil khususnya hukum formil perdata, agar kedepannya tidak ada masyarakat yang mengacuhkan panggilan pengadilan, hal ini dipandang perlu karena selain demi terciptanya tertib administrasi pemanggilan para pihak, namun pula demi menjaga kewibawaan suatu lembaga peradilan. 2. Perlu dilakukan pembaharuan hukum khususnya dibidang hukum acara perdata, mengingat produk hukum yang digunakan sudah sangat tua dan beberapa ketentuannya sudah tidak dapat mengakomodir peristiwa yang terjadi dilapangan, seperti contohnya saja peristiwa yang Penulis angkat menjadi studi kasus dalam penulisan hukum ini. 3. Perlu diadakannya pos anggaran negara tambahan guna mengakomodir pemenuhan pembayaran biaya perkara apabila terdapat kasus seperti yang terjadi dalam perkara dengan nomor registrasi perkara 22/Pdt.G/2012/PN.Wt. ini dengan kata lain,

83 Penulis menyarankan agar apabila kelak terjadi kasus ini maka pembayaran dapat dijatuhkan kepada negara. 4. Apabila negara tidak memungkinkan guna mengakomodir pembayaran perkara yang serupa dikarenakan banyaknya kasus serupa, maka Penulis menyarankan agar pengadilan dapat mengakses rekening perbankan pihak yang memiliki kewajiban membayar biaya perkara (dalam kasus ini tergugat) agar tidak terkendala dalam hal pembayaran, sehingga negara dapat langsung memotong tabungan tergugat demi pemenuhan kewajibannya dalam membayar biaya perkara. Tentu saja hal ini dilakukan dengan seperangkat peraturan yang rigid dan pengawasan yang ketat baik dari pihak bank, pengadilan, serta badan audit keuangan negara, agar hal ini dapat dipertanggungjawabkan apabila terdapat penyelewengan pelaksanaannya.