1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

BAB 4. METODE PENELITIAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

II. BAHAN DAN METODE

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

II. BAHAN DAN METODE

KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata) DAN DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN Heriansah 1) dan Dian Nisa Fitri Aspari 2)

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

Erma Yunita Islami, Fajar Basuki*, Tita Elfitasari

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Padat Tebar terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nilem Ukuran 2-3 Cm yang Dipelihara dalam Happa di Kolam

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus)

PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

IV. HASIL DA PEMBAHASA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

Transkripsi:

Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP (SURVIVAL RATE) IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIPELIHARA DALAM WADAH TERKONTROL DENGAN PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA ABSTRAK Oleh : Irawati Mei Widiastuti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan padat penebaran yang menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup (Survival rate) ikan mas tertinggi yang dipelihara dalam wadah terkontrol. Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas Majalaya yang mempunyai berat berkisar antara 6,22 6,92 gram. Wadah yang digunakan berupa jaring persegi dengan ukuran luas permukaan 1 m 2 dengan kedalaman 1 m. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan padat penebaran berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan relatif ikan mas yang dipelihara dalam wadah terkontrol. Padat penebaran ikan mas 5 ekor/m 2 menunjukkan pertumbuhan relatif tertinggi (343,4) dibandingkan dengan padat penebaran 10 ekor/m 2 (246,03) dan 15 ekor/m 2 (218,1). Kelangsungan hidup ikan mas selama penelitian rata-rata 97%. Kualitas air (suhu, O 2, CO 2, ph, amoniak) masih dalam kondisi yang layak untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas. Kata kunci : Pertumbuhan, ikan mas, survival rate I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia semakin hari semakin bertambah banyak. Peningkatan jumlah penduduk menimbulkan dampak yang cukup luas di berbagai sektor kehidupan manusia. Jumlah penduduk yang meningkat tidak hanya menuntut penyediaan pangan tetapi juga peningkatan gizi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan dan gizi bagi masyarakat luas. Salah satunya adalah pemenuhan akan kebutuhan protein hewani. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia umumnya dan Sulawesi Tengah khususnya. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan akan ikan sebagai sumber protein hewani dengan cara peningkatan produksi perikanan melalui budidaya. Tujuan utama dari kegiatan budidaya adalah untuk memperoleh produksi yang tinggi. Beberapa hal yang penting dalam kegiatan budidaya antara lain tersedianya benih yang baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas, cara pemeliharaan, pemberian pakan, pengaturan kualitas air dan sebagainya. Di Sulawesi Tengah telah banyak pembudidaya ikan yang melakukan upaya untuk meningkatkan produksi ikan, akan tetapi hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya Sulawesi Tengah salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan dan makanan yang tersedia. Selain itu juga memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan karena mudah untuk dipijahkan, tahan terhadap penyakit, pemakan segala dan pertumbuhannya cepat. Menurut Cahyono (2000), ikan mas memiliki pertumbuhan yang tergolong cepat karena pada umur 5 bulan sejak telur menetas bobot badannya sudah mencapai 500 g/ekor, sedangkan kecepatan pertumbuhan ikan mas di kolam biasanya 3 cm setiap bulan (Susanto, 2006). Padat penebaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Padat penebaran dalam suatu kegiatan budidaya 126

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran benih, jenis ikan, sistem budidaya yang dilakukan, namun biasanya semakin rendah kepadatan ikan dalam kolam budidaya maka akan mempengaruhi pertumbuhan ikan begitu pula sebaliknya (Rochdianto, 2005). Pada padat penebaran yang tinggi akan menghasilkan produksi yang tinggi tetapi berat individu kecil tetapi sebaliknya apabila padat penebaran rendah akan menghasilkan produksi yang rendah dengan berat individu besar (Vass dan Van Oven (1995) dalam Hatimah (1991). Jika kepadatan populasi tinggi maka pertumbuhannya cenderung kurang pesat (Suyanto, 2002). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sugihat (1979) dalam Serdiati (1988) yaitu percobaan dengan padat penebaran ikan mas 8 ekor, 16 ekor, 24 ekor dan 32 ekor dalam tangki dengan volume 262,5 liter air selama 30 hari pemeliharaan. Hasil yang diperoleh ternyata kepadatan 8 ekor dan 16 ekor yang menunjukkan pertumbuhan terbaik. Oleh karena itu perlu suatu kajian yang lebih mendalam tentang jumlah ikan mas yang harus ditebar dalam setiap satu m 2 agar pertumbuhannya baik dan menjamin kelangsungan hidupnya. Hal ini sangat perlu dilakukan di Sulawesi Tengah karena selama ini pembudidaya ikan mas masih terkendala dengan cara budidaya yang hanya berdasarkan pengalaman dan masih bersifat tradisional yang mengarah ke semi intensif serta pengetahuan tentang teknologi budidaya yang masih terbatas. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menentukan padat penebaran yang menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup (survival rate) ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara dalam wadah terkontrol. II. BAHAN DAN METODE Ikan mas Majalaya digunakan sebagai ikan uji dalam penelitian ini, beratnya berkisar antara 6,22 6,92 gram yang diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Kalawara. Kolam yang digunakan sebagai wadah penelitian berupa jaring yang berbentuk persegi empat dengan ukuran luas permukaan 1 m 2 dan kedalaman jaring 1 m. Jaring ditempatkan pada kolam yang berukuran 3 x 5 m 2, agar jaring dapat terpasang dengan baik maka digunakan tali yang dipasang di setiap ujungnya dan diikat dengan kayu. Jaring di dalam air diberi pemberat agar tenggelam. Kedalaman air kolam berkisar antara 70 80 cm. Selama penelitian, ikan mas diberi pakan berupa pellet sebanyak 4% dari bobot biomassa dengan frekwensi pemberian pakan 4 kali sehari (jam 07.00, 10.00, 13.00 dan 16.00). Kualitas air diukur dua kali sehari kecuali amoniak diukur pada awal dan pada akhir penelitian. Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali sselama 8 minggu. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dengan masingmasing 5 ulangan, sebagai berikut : 1. Perlakuan A : Padat penebaran 5 ekor/m 2 luas permukaan 2. Perlakuan B : Padat penebaran 10 ekor/m 2 luas permukaan 3. Perlakuan C : Padat penebaran 15 ekor/m 2 luas permukaan Parameter yang diukur : 1. Pertumbuhan Relatif Rumus yang digunakan adalah : Wt Wo X = ------------------ x 100 Wo Keterangan : X = pertumbuhan relatif Wt = berat rata-rata akhir (g) Wo = berat rata-rata awal (g) 2. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup ikan mas diamati setelah penelitian selesai dengan membandingkan antara populasi akhir dan populasi awal dengan menggunakan rumus dari Effendie (1978) : Nt S = --------------- 100% No 127

Keterangan : S = derajat kelangsungan hidup Nt = populasi akhir No = populasi awal Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila terdapat pengaruh perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf nyata α 5%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata pertumbuhan relatif ikan mas selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Rata-rata Pertumbuhan Relatif Ikan Mas selama Penelitian. Rata-rata Padat Penebaran Pertumbuhan Relatif 5 ekor/m 2 343,4 a 10 ekor/m 2 246,03 b 15 ekor/m 2 218,1 c Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan relatif yang tertinggi pada perlakuan dengan padat penebaran 5 ekor/m 2 sebesar 343,4; lebih tinggi bila dibandingkan dengan padat penebaran 10 ekor/m 2 (246,03) dan padat penebaran 15 ekor/m 2 (218,1). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh hasil bahwa padat penebaran yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan relatif ikan mas. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa pada setiap perlakuan padat penebaran berbeda sangat nyata. Berdasarkan Tabel 2 di atas diperoleh bahwa apabila padat penebaran meningkat maka pertumbuhan relatif akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dengan adanya kondisi wadah yang semakin padat yang menyebabkan ikan stress dan nafsu makan berkurang sehingga pertumbuhannya menjadi lambat. Selain itu, akumulasi sisa pakan dan feses ikan dapat juga mempengaruhi kualitas air dalam wadah. Kualitas air yang jelek menyebabkan ikan berkurang nafsu makannya. Fujaya (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, hormon dan lingkungan. Jadi apabila lingkungan, dalam hal ini kualitas air yang jelek dan kondisi kepadatan yang tinggi, maka ikan yang dipelihara akan mengalami pertumbuhan yang lambat karena kondisi lingkungan yang tidak optimal untuk pertumbuhan. Pertumbuhan pada setiap perlakuan padat penebaran yang berbeda sangat bervariasi, perbedaan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi antar individu dalam ruang gerak yang terbatas. Menurut Hickling (1971) dalam Serdiati (1988), bahwa apabila jumlah ikan melebihi batas kemampuan suatu wadah maka ikan akan kehilangan berat. Selain itu persaingan dalam hal makanan sangat penting karena kompetisi untuk memperoleh makanan lebih tinggi pada padat penebaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan padat penebaran yang lebih rendah. Oleh karena itu, pada padat penebaran yang lebih tinggi ukuran ikan lebih bervariasi sedangkan pada padat penebaran yang lebih rendah relatif seragam dan ukurannya lebih besar. Menurut Effendie (1997), jika terlalu banyak individu dalam suatu perairan maka akan terjadi kompetisi terhadap pakan dan keberhasilan memperoleh pakan tersebut akan menentukan pertumbuhan ikan yang akan menghasilkan ukuran yang bervariasi. Berat rata-rata individu selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : Berat rata-rata (g) Gambar 1. Berat rata-rata individu selama penelitian Gambar 1 menunjukkan perbedaan pertumbuhan pada padat penebaran yang berbeda. Pada padat penebaran 5 ekor/m 2 pertumbuhan ikan mas tertinggi dibandingkan dengan kepadatan 10 ekor/m 2 128

dan 15 ekor/m 2. Hal ini menunjukkan bahwa pada padat penebaran yang lebih rendah, pertumbuhan ikan mas cenderung lebih cepat apabila dibandingkan dengan kepadatan yang lebih tinggi. Suyanto (2002) menyatakan bahwa jika ikan dipelihara dalam padat penebaran rendah maka pertumbuhannya lebih baik bila dibandingkan pada padat penebaran tinggi. Selain itu Putranto (1995) menyatakan bahwa padat penebaran pada setiap ukuran berbeda, pada ukuran antara 6 10 cm padat penebarannya sekitar 5 ekor/m 2. Oleh karena itu pertumbuhan ikan mas pada kepadatan 5 ekor/m 2 tertinggi karena kondisi lingkungannya optimal untuk pertumbuhan ikan mas. Selama penelitian, kelangsungan hidup (survival rate) dari ikan mas rata-rata 97%. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa ikan yang mati pada saat penelitian disebabkan karena pada awal penelitian ikan masih mengalami proses adaptasi dengan lingkungannya. Kematian ikan yang terbanyak pada perlakuan padat penebaran 15 ekor/m 2. Hal ini karena pada padat penebaran yang tinggi, persaingan sangat besar, baik dalam hal makanan, ruang gerak maupun oksigen, sehingga ada beberapa ekor ikan yang mati karena tidak bisa beradaptasi. Selain itu pada wadah yang lebih banyak jumlah ikannya, airnya lebih kotor dibandingkan dengan yang jumlah ikannya sedikit. Hal ini disebabkan terjadi penumpukan sisa-sisa makanan dan kotoran ikan dalam perairan yang menghasilkan amoniak. Apabila kadar amoniak ini meningkat melebihi ambang batas normal dalam perairan menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat dan bahkan bisa mengalami kematian. Cahyono (2000) menyatakan penumpukan sisa-sisa makanan dan kotoran ikan di dalam perairan akan menghasilkan amoniak dan jika kadar amoniak tinggi dalam suatu perairan dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Parameter kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian Parameter Kisaran Kualitas Air (selama penelitian) Kisaran (literatur) Suhu ( C) 24,08 30,4 18 30 O 2 terlarut (ppm) 3-6 1,0 CO 2(ppm) 1,03 3,55 0-15 ph 5,96 7,38 6-9 Amoniak (ppm) 0,04 0,72 1,2 Selama penelitian kisaran suhu air sekitar 24,08 30,4 C. Huet (1972) dalam Serdiati (1988) menyatakan bahwa ikan mas hidup pada kisaran suhu antara 18 30 C dan tumbuh optimum pada kisaran suhu antara 20 28 C, dengan demikian kisaran suhu air selama penelitian masih dalam kondisi yang layak untuk pertumbuhan ikan mas. O 2 terlarut berkisar antara 3 6 ppm, kondisi ini masih layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas. Sesuai dengan pendapat Boyd (1979) bahwa kandungan O 2 sebesar 1 ppm merupakan konsentrasi minimum untuk kebutuhan ikan. CO 2 berkisar 1,03 3,55 ppm, batasan CO 2 dalam air untuk memelihara ikan antara 0 15 ppm (NATCA (1968) dalam Saputra (1988). Derajat keasaman (ph) air selama penelitian berkisar 5,96 7,38, kisaran ini masih layak sesuai dengan pendapat Zonneveld et al. (1991), bahwa ph air untuk budidaya berkisar antara 6 9. Amoniak berkisar antara 0,04 0,72 ppm, amoniak pada akhir penelitian meningkat karena adanya penumpukan sisa hasil metabolisme. Namun kisaran tersebut masih layak. Hal ini sesuai dengan pendapat Kordi (2004) bahwa ikan mas mulai terganggu pertumbuhannya apabila air media hidupnya mengandung amoniak sebesar 1,2 ppm. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : Padat penebaran berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan relatif ikan mas yang dipelihara dalam wadah terkontrol Padat penebaran 5 ekor/m 2 menunjukkan pertumbuhan relatif ikan mas tertinggi dibandingkan dengan padat penebaran 10 ekor/m 2 dan 15 ekor/m 2. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata 97% 129

Kualitas air (suhu, O 2, CO 2, ph, amoniak) dalam kisaran layak untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas. DAFTAR PUSTAKA Boyd,C.E., 1982. Water Quality Management For Pond Fish Culture, Developments in Aquaculture and Fisheries Science 9, Elsevier Amsterdam. Cahyono, 2000. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Jakarta. Effendi,1978. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta Effendi, 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta Fujaya, 2004. Fisiologi Ikan. Rineke Cipta. Jakarta. Hatimah, 1991. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) di Kolam. Bulletin Penelitian Perikanan Darat 10(1) : 64 69 Minggawati I., 2006. Pengaruh Padat Penebaran yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT (Oreochromis sp.) yang Dipelihara dalam Baskom Plastik. Journal of Tropical Fisheries (2006) 1(2) : 119 125. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Kristen Palangka Raya. Putranto, 1995. Budidaya Produktif Ikan Mas. Karya Anda. Surabaya Rochdianto, 2005. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Penebar Swadaya. Jakarta Santoso, 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta. Serdiati, 1988. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Dipelihara dalam Karamba pada Kolam dengan Input Air Limbah Rumah Tangga. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Ujung Pandang. Setiato, 1980. Pengaruh Tiga Macam Padat Penebaran Ikan Mas yang Dipelihara dalam Tangki-tangki Teraso Terhadap Pertumbuhannya. Skripsi. Fakultas Perikanan. Institut pertanian Bogor. Bogor. Suriansyah, M. Noor Yasin dan Rahmanuddin, 2006. Tingkat Survival Rate dan Faktor Kondisi Ikan Nila GIFT (Oreochromis sp.) yang Dipelihara dalam baskom Dengan Padat Penebaran Berbeda. Journal of Tropical Fisheries (2006) 1(1) : 80-86. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Kristen Palangka Raya. 130

131