BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Perokok dan Bukan Perokok

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops, Bag Ren,

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

Sistem Pernafasan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi )

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok lalu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik sangat penting untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Latihan fisik tentu akan memengaruhi fungsi paru selama latihan karena peningkatan penggunaan oksigen dalam darah. Karbondioksida dalam darah yang meningkat tersebut perlu dikeluarkan melalui paru-paru. Pada saat melakukan latihan fisik terdapat dua organ penting yang berperan yaitu paru-paru dan jantung. Paru-paru membawa oksigen kedalam tubuh, menyediakan energi, membuang karbon dioksida dan produk tubuh yang tidak digunakan dihasilkan pada saat tubuh memproduksi energi (European Lung Foundation, 2016). Latihan fisik yang rutin dijalani untuk menjaga kesehatan dan kebugaran seperti berlari seharusnya tidak diikuti dengan kebiasaan buruk seperti merokok, karena merokok dapat menurunkan daya tahan jantung dan paru (aerobic endurance) dan dapat menyebabkan sesak nafas seperti pada penyakit paru obstruktif (PPOK) serta penyebab utama penyakit paru di dunia seperti inflamasi saluran pernafasan, asma dan lain-lain. Masyarakat yang memiliki banyak aktivitas masih belum memahami dampak negatif dari merokok terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar sebagai suatu pencemar udara, bahkan sering kali rokok dijadikan gaya hidup terutama pada perokok berat yang menghisap lebih dari 1 bungkus rokok atau 10-20 batang per hari. 1

Rokok mengandung zat-zat toksik antara lain tar, nikotin, dan karbon monoksida. Sebanyak 36.1% populasi Indonesia terdiri dari 64.% pria dan 4.5% wanita yang merupakan perokok aktif dan Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan perokok terbanyak di dunia, akan tetapi ironinya hanya empat dari lima orang di Indonesia yang mengetahui tentang bahaya rokok (WHO, 2012). Uji fungsi paru secara fisiologis dilakukan dengan mengukur ventilasi paru (Price & Wilson, 2002). Metode sederhana untuk mengetahui ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara masuk dan keluar paru menggunakan alat yang disebut spirometri (Guyton, 2008). Kapasitas paru meliputi kapasitas inspirasi, kapasitas residu fungsional, kapasitas paru total, dan kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru (KV) adalah volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan satu kali napas yang mengikuti inspirasi maksimal (Sherwood, 2007). Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru setelah mengisinya sampai batas maksimum dan mengeluarkan sebanyak-banyaknya dengan nilai rata-rata untuk pria dewasa adalah 3-4 liter dan 2-3 liter pada wanita dewasa. Cepat atau lambatnya timbul kelelahan pada diri seseorang dapat diduga dari penurunan kapasitas vital paru yang kurang baik. Semakin tinggi kapasitas vital paru seseorang, semakin tinggi pula daya tahan dan stamina yang optimal karena O2 sangat dibutuhkan oleh otot untuk melakukan aktivitas berat maupun ringan sehingga zat sisa yang menyebabkan kelelahan otot akan berjumlah semakin sedikit. Kapasitas paru antara lain dipengaruhi oleh rokok, umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, posisi tubuh, latihan fisik, kekuatan otot otot pernapasan, serta distensibilitas paru dan dinding dada (Guyton, 2008) Pengukuran kapasitas vital paru dapat dilakukan menggunakan spirometri, ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain one stage vital capacity dan two stage vital capacity. Pada tahun 2012 terdapat penelitian mengenai hubungan kapasitas vital paru dengan lari jarak jauh oleh SA Bardiansyah dan penelitian mengenai pengaruh merokok terhadap kapasitas vital paru pada perokok ringan (indeks brinkman < 200) tahun 2014 yang diteliti oleh Tinton. 2

Berdasarkan penelitian terdahulu dan pengetahuan pengaruh rokok terhadap fungsi paru, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbandingan peningkatan kapasitas vital paru diantara perokok dan non perokok setelah melakukan latihan fisik aerobik. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang dapat dipertanyakan, apakah peningkatan kapasitas vital paru pada kelompok perokok lebih rendah dari pada kapasitas vital paru pada kelompok non perokok setelah latihan fisik aerobik 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah untuk membuktikan bahaya rokok terhadap fungsi paru dan tujuan penelitian adalah untuk membandingkan kapasitas vital paru perokok dan non perokok setelah latihan fisik aerobik. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Praktis Menghimbau masyarakat agar meninggalkan kebiasaan merokok, serta memberi pengetahuan pada masyarakat mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan tubuh secara umum terutama sistem pernapasan dan kapasitas paru. 1.4.2 Manfaat Akademis Menambah wawasan akademis di bidang kesehatan khususnya bidang faal respirasi dan faal olahraga mengenai pengaruh rokok terhadap fungsi paru. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Dalam dunia olah raga terdapat dua macam pembagian latihan fisik dasar yaitu latihan fisik aerobik dan latihan fisik anaerobik, tetapi sering kedua jenis latihan fisik dasar tersebut mempunyai beberapa persamaan. Selama latihan fisik, ada tiga sistem 3

yang memberi respons atau pengaruh dari latihan fisik tersebut, yaitu sistem kardiovaskular, sistem respirasi dan sistem muskuloskeletal. Pada sistem respirasi, terjadi peningkatan ventilasi yang ditandai dengan peningkatan frekuensi pernapasan.(f.sari, 2012). Seseorang yang melakukan latihan fisik tentu akan memengaruhi fungsi paru selama latihan oleh karena peningkatan penggunaan oksigen dalam darah. Karbondioksida dalam darah yang meningkat tersebut perlu dikeluarkan melalui paru-paru (F.Sari, 2012). Olahraga memengaruhi fungsi paru yang dapat mengakibatkan peningkatan kapasitas vital paru dan pengembangan daya tahan tubuh lebih besar pada otot pernapasan (Hall, 2010). Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan terhadap tubuh. Adaptasi yang baik ditandai dengan adanya 5 perubahan secara fisiologis berupa frekuensi denyut nadi berkurang dan tensi darah menurun pada waktu istirahat, terjadinya pengembangan otot jantung (dilatasi) serta frekuensi pernapasan turun dan kapasitas vital paru bertambah. Badan kesehatan dunia (WHO) menerangkan bahwa dalam setiap k epulan asap rokok terkandung kurang lebih 4000 racun kimia berbahaya diantaranya seperti tar, CO, dan Nikotin (Abadi, 2005) sehingga dapat menurunkan kapasitas vital paru. Zat yang terkandung tersebut secara tidak langsung memberikan efek penurunan jumlah O2 yang akan diabsorsi oleh paru. Kandungan CO yang terdapat di dalam rokok mengikat Hb dan mengganggu aliran darah ke otot, serta nikotin dalam rokok merupakan suatu bronkokonstriktor yang mengakibatkan penyempitan pada bronkus dan vasokonstriksi pembuluh, sehingga memperberat kerja jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Hal ini juga memengaruhi kerja paru dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida dari udara (Asian Cancer, 2012). 4

Saat mengisap rokok, bahan-bahan pencemar dan beracun seperti karbon monoksida, tar, dan nikotin akan meresap ke dalam paru-paru dengan merusak kantung alveolar yang merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 sehingga mengakibatkan penurunan elastisitas kantung alveolar. (CDC, 2010) Hipotesis Penelitian : Peningkatan kapasitas vital paru pada kelompok perokok lebih rendah dari pada kapasitas vital paru pada kelompok non perokok setelah latihan fisik aerobik. 5