BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops, Bag Ren,
|
|
- Iwan Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Polres Gorontalo Kota merupakan instansi yang berperan aktif dalam administrasi pemerintahan, pembangunan dan pemasyarakat yang khususnya melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat. Kantor Polres Gorontalo terdiri atas beberapa bagian, satuan fungsi dan seksi yaitu : Bag Ops, Bag Ren, Bag Sumda, Sat Intelkam, Sat Reskrim, Sat Sabhara, Sat Lantas, Sat Binmas, Sat Tahti dan bagian lain seperti Sium, Sikeur, Sipropam, Sitipol, serta 7 Polsek sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas sehari-hari. Satuan Lalu Lintas (Satlantas) fungsinya yaitu penyelenggaran tugas pokok POLRI bidang lalu lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas kepolisian. Adapun peran lantas yaitu : 1. Aparat penegakan hukum terutama perundang-undangan lalu lintas dan peraturan pelaksanaannya. 2. Aparat penyelidik kecelakaan lalu lintas 3. Aparat yang mempunyai wewenang kepolisian umum 4. Aparat pendidikan lalu lintas kepada masyarakat 5. Penyelenggaraan registrasi/identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor. 6. Pengumpul dan pengolah data lalu lintas 7. Unsur bantuan komunikasi dan teknis, melalui unit PJR (Patroli Jalan Raya)
2 Jumlah Petugas Polisi Lalu Lintas ini berjumlah 70 orang masing-masing mendapatkan bagian tugasnya. Seperti bagian Administrasi, Dikyasa, Patroli, Baur Tilang, Dan Lakalantas. Petugas lalu lintas ini mulai bertugas di pagi hari sebagai pengaturan pada pukul sampai pukul setelah itu di lanjut pada siang hari 2.1 dari jam sampai pada pukul dan pada penjagaan malam di mulai dari pukul sampai pada pukul Hasil Penelitian Gambaran Umum Faktor Resiko Kapasitas Paru Analisis Univariat Dalam penelitian ini yang menjadi subyek utama penelitian yaitu semua Petugas Polisi Lalu Lintas yang bertugas di Kota Gorontalo. Adapaun Faktor yang diteliti meliputi Umur, Jam Kerja, Kebiasaan Merokok, Masa Kerja, dan Kapasitas Paru. Dan hasil penelitian Faktor Resiko yang diteliti pada Polisi Lalu Lintas Kota Gorontalo yang di tinjau dari Umur, Jam Kerja, Kebiasaan Merokok, Masa Kerja, dan Kapasitas Paru maka didapat hasil yang dibuat dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini. 1. Umur Responden Umur Responden 17% 83% Grafik 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Pada Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo
3 Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa responden dengan kelompok umur berjumlah 29 orang ( 83%), kelompok umur berjumlah 6 orang (17%). 2. Jam Kerja Jam Kerja Responden 26% 74% 8 jam > 8 Jam Grafik 4.2 Distribusi RespondenBerdasarkan Jam Kerja Pada Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa responden dengan jam kerja 8 jam berjumlah 26 orang (74 %), sedangkan dengan jam kerja > 8 jam berjumlah 9 orang (26%). Dalam melaksanakan tugas dimulai dari pagi hari pada pukul , setelah itu mulai pukul sampai dengan selesai. Akan tetapi beberapa petugas pulang lebih awal.
4 3. Masa Kerja Masa Kerja Responden 26% 74% 5 Tahun > 5 Tahun Grafik 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Berdasarkan Grafik 4.3 dapat dilihat bahwa responden dengan masa kerja 5 tahun berjumlah 30 orang (74%) sedangkan > 5 tahun 5 orang (26%). Dimana masa kerja 5 tahun ini terdapat pada umur tahun. 4. Kebiasaan Merokok Kebiasaan Merokok Responden 34% 66% Merokok Tidak Merokok Grafik 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Pada Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo
5 Berdasarkan Grafik 4.4 dapat dilihat bahwa responden dengan kebiasaan merokok sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok yaitu sebanyak 23orang (66%) sedangkan yang tidak merokok berjumlah 12 orang (34%). 5 Gambaran Kapasitas Paru Polisi Lalu Lintas Tabel 4.1 Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Petugas Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo No Kapasitas paru Jumlah (n) Persentase (%) 1 Normal 29 82,8 2 Tidak Normal 6 17,2 Jumlah Sumber : Data Primer 2014 Tabel 4.1 menunjukkan gambaran kapasitas paru dari seluruh sampel. Dari tabel distribusi frekuensi kapasitas paru petugas polisi lalu lintas di Kota Gorontalo di atas dapat diketahui bahwa dari 35 Sampel, Kapasitas paru kategori Normal sebanyak 29 responden (82,8%) Sedangkan Kapasitas Paru kategori Tidak Normal sebanyak 6 responden (17,2%) Gambaran Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kapasitas Paru 1. Faktor Risiko Umur Responden Terhadap Kapasitas Paru Tabel 4.2Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Petugas Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Di Tinjau Dari Kelompok Umur No Kapasitas paru Kelompok Umur Jumlah Normal Tidak Normal (Tahun) N % n % n % (Tidak Berisiko) 25 71,4 4 11, , (Berisiko) 4 11,4 2 5,8 6 17,2 Jumlah 29 82,4 6 17, Sumber : Data Primer 2014
6 Tabel 4.2 menunjukkan gambaran umur dari seluruh sampel. Dapat dilihat yang mempunyai kapasitas paru normal pada kelompok umur terdapat 25 orang (71,4%), dan pada kelompok umur orang (11,4%). Sedangkan kapasitas paru tidak normal yaitu pada kelompok terdapat 4 orang (11,4%), pada kelompok umur terdapat terdapat 2 orang (5,8%). 2. Faktor Risiko Jam Kerja Responden Terhadap Kapasitas Paru Tabel 4.3 Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Petugas Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Di Tinjau Dari Jam Kerja Kapasitas paru No Jam Kerja Normal Tidak Normal Jumlah N % n % n % 1 Tidak Berisiko ( 8 Jam) 29 82,8 6 17, Berisiko (>8 jam) Jumlah 29 82,8 6 17, Sumber : Data Primer 2014 Tabel 4.3 menunjukkan gambaran jam kerja dari seluruh sampel. Dapat dilihat yang mempunyai kapasitas paru normal pada jam kerja 8 Jam terdapat 29 orang (82,8%) sedangkan kapasitas paru tidak normal terdapat 6 orang (17,2%) 3. Faktor Risiko Kebiasaan Merokok Responden Terhadap Kapasitas Paru Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Petugas Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Di Tinjau Dari Kebiasaan Merokok Kapasitas paru No Kebiasaan Merokok Normal Tidak Normal Jumlah n % n % n % 1 Berisiko (Merokok) , ,6 2 Tidak Berisiko (Tidak Merokok) 8 22,8 3 8, ,4 Jumlah 29 82,8 6 17, Sumber : Data Primer 2014
7 Tabel 4.4 menunjukkan gambaran kebiasaan merokok dari seluruh sampel. Dapat dilihat kapasitas paru normal dengan kebiasaan merokok terdapat 21 orang (60%), dan tidak memiliki kebiasaan merokok terdapat 8 orang (22,8%). Sedangkan memiliki kapasitas paru tidak normal yaitu pada kebiasaan merokok terdapat 3 orang (8,6%) dan tidak memiliki kebiasaan merokok terdapat 3 orang (8,6%). 4. Faktor Risiko Masa Kerja Responden Terhadap Kapasitas Paru Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Kapasitas Paru Petugas Polisi Lalu Lintas Di Kota Gorontalo Di Tinjau Dari Masa Kerja No 1 2 Kapasitas paru Masa Kerja Jumlah Normal Tidak Normal (Tahun) N % n % n % Tidak Berisiko ( 5 Tahun) 3 8,6 1 2,8 4 11,4 Berisiko (>5 Tahun) 26 74,2 5 14, ,4 Jumlah Sumber : Data Primer 2014 Tabel 4.5 menunjukkan gambaran masa kerja dari seluruh sampel. Dapat dilihat yang memiliki kapasitas paru normal pada masa kerja 5 terdapat 3 orang (8,6%) dan > 5 Tahun terdapat 26 orang (74,2%). Sedangkan yang memiliki kapasitas paru tidak normal pada masa kerja 5 terdapat 1 orang (2,8%) dan > 5 Tahun terdapat 5 orang (14,2%).
8 4.3 Pembahasan Hasil penelitian pada tabel diatas sebagian besar petugas polisi lalu lintas yang merupakan responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah responden 35 orang. Untuk penelitian ini diambil seluruh jumlah populasi Dari hasil penelitian mengenai gambaran faktor risiko yang mempengaruhi kapasitas paru diketahui bahwa petugas yang mengalami gangguan kapasitas paru tidak normal lebih sedikit dibandingkan dengan yang normal. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dian mengungkapkan bahwa 67,2 % yang memiliki kapasitas paru normal pada penelitian pekerja bengkel Las. Dan penelitian Trisnawati (2007) dalam penelitian pada tukang ojek di kabupaten semarang terdapat 63,7% yang memiliki kapasitas paru normal. Dikarenakan kondisi lingkungan masih tergolong baik dan dengan gaya hidup mereka yang sehat. Di lihat dari grafik 4.1 bahwa jumlah responden kelompok umur paling banyak berusia tahun terdapat 83% di bandingkan dengan umur tahun hanya 17%. Pada Hasil Tabel 4.1 Dapat dilihat yang mempunyai kapasitas paru normal pada kelompok umur tidak berisiko terdapat 25 orang (71,4%), dan pada kelompok umur berisiko orang (11,4%). Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa pada umur yang berisiko ini masih terdapat kapasitas paru normal, sedangkan yang kita ketahui bahwa semakin bertambah usia maka semakin besar kemungkinan terjadi gangguan fungsi ini. Ini karenakan bahwa pada faktor umur ini masih dapat dikendalikan. Dan untuk umur tahun ini 6 : 4 lebih besar memiliki kapasitas paru normal dibandingkan dengan umur 30-39
9 tahun. Sedangkan kapasitas paru tidak normal yaitu pada kelompok terdapat 4 orang (11,4%), pada kelompok umur terdapat terdapat 2 orang (5,8%). Pada kapasitas paru tidak normal masih terdapat pada kelompok umur yang tidak berisiko tahun hal ini karena memang faktor usia memiliki kosntribusi terhadap kapasitas paru karena fungsi pernafasan dan sirkulasi darah meningkat pada masa anak-anak dan mencapai maksimal pada umur tahun. Kemudian akan menurun lagi sesuai dengan pertambahannya umur. Hal ini sejalan dengan penelitian Irwan bahwa umur tidak berkontribusi terhadapat terjadinya gangguan fungsi, dan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur maka kemampuann organ tubuh akan mengalami penurunan secara alamiah termasuk pada gangguang fungsi paru. Karena msih ada faktor lain yang mempengaruhi gangguan fungsi paru atau kapsitas paru tidak normal. Pada grafik 4.2 menunjukan bahwa jumlah responden paling banyak terdapat pada jam kerja 8 jam 74% dibandingkan dengan jam kerja < 8 jam. 26%. Dengan hasil Tabel 4.2 menunjukkan gambaran jam kerja dari seluruh sampel dilihat yang mempunyai kapasitas paru normal pada jam kerja 8 Jam terdapat 29 orang (82,8%) sedangkan kapasitas paru tidak normal terdapat 6 orang (17,2%). Pada jam kerja berisiko ini 3 kali akan terjadi kapasitas paru tidak normal. Lama kontak adalah lama seseorang bekerja setiap harinya (dalam satuan jam) dan beberapa hari dalam seminggu (dalam satuan hari), sehingga semakin lama jam kerja maka orang tersebut akan mempengaruhi fungsi paru atau terjadi
10 kapasitas paru tidak normal ( Indah, 2012). Hasil penelitian Mengkidi (2006), lama paparan berkaitan dengan jumlah jam kerja yang dihabiskan pekerja di area kerja. Semakin lama menghabiskan waktu untuk berja maka semakin terjadi kemungkinan terjadi kapasitas paru. Pada grafik 4.3 dapat dilihat bahwa hampir semua petugas. 66% memiliki kebiasaan merokok dan 34% tidak memiliki kebiasaan merokok. Hasil Tabel 4.3 menunjukkan gambaran kebiasaan merokok dari seluruh sampel. Dapat dilihat kapasitas paru normal dengan kebiasaan merokok terdapat 21 orang (60%), dan tidak memiliki kebiasaan merokok terdapat 8 orang (22,8%). Sedangkan memiliki kapasitas paru tidak normal yaitu pada kebiasaan merokok terdapat 3 orang (8,6%) dan tidak memiliki kebiasaan merokok terdapat 3 orang (8,6%). Akan tetapi dari penjelasan tersebut dapat dilihat yang memiliki kebiasaan merokok dan mempunyai kapasitas paru normal lebih banyak dari pada dibandinkan dengan yang tidak normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Donald bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok dengn kapasitas paru pada penelitian pekerja CV Sinar Mandiri. Pada penjelasan diatas petugas yang tidak memiliki kebiasaan merokok mengalami kapasitas paru tidak normal, dimana untuk responden yang memiliki kebiasaan merokok ini akan memiliki 3 kali terjadinya kapasitas paru tidak normal. Disini terbukti bahwa asap rokok dapat membahayakan kesehatan. Karena asap rokok memberikan efek negatif terhadap kesehatan. Kegiatan dalam mengisap lebih dari dua batang perhari akan mempercepat penurunan faal paru, merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
11 saluran pernafasan dan jaringan paru. Pengaruh asap rokok dapat dilihat lebih besar dari pengaruh paparan debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh rokok (Depkes RI, 2003). Hasil penelitian Mengkidi (2006), pekerja yang perokok dan berada dilingkungan yang berdebu cenderung mengalami gangguan saluran pernafasan dibandingkan dengan pekerja berada pada lingkungan yang sama tetapi tidak merokok. Tabel 4.4 menunjukkan gambaran masa kerja dari seluruh sampel. Dapat dilihat yang memiliki kapasitas paru normal pada masa kerja 5 tahun terdapat 3 orang (8,6%) dan > 5 Tahun terdapat 26 orang (74,2%). Dilihat dari hasil tersebut bahwa pada msa kerja > 5 tahun masih terdapat kapasitas paru normal yang artinya untuk masa kerja ini belum bisa dikatakan mempengaruhi kapsitas paru, kerana masih ada 2 kali akan terjadi kapasitas paru normal. Sedangkan yang memiliki kapasitas paru tidak normal pada masa kerja 5 terdapat 1 orang (2,8%) dan > 5 Tahun terdapat 5 orang (14,2%). Hal ini sejalan dengan Trisnawati menyatakan bahwa tidak da hubungan bermakna antara lama bekerja dengan kapasitas paru dalam penlitinya dikarenakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi penurunana fungsi paru. Dan pada teori David et al menyatakan bahwa lamanya paparan polusi udara yang dapat menurunkan kapasitas vital paru dibutuhkan waktu sekitar 20 tahun. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Satri dan Kumaidah (2012) bahwa masa kerja menentukan lama paparan seseorang terhadap faktor risiko kapasitas paru.semakin lama masa kerja semakin kemungkinan mendapatkan faktor risiko terjadi kapasitas paru.
12 Dari hasil penelitian servey lapangan di dapatkan sebagian besar rutin mengikuti olahraga tiap minggu karena itu di anjurkan oleh KASAT Kota Gorontalo, Kapasitas paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang menjalankan olahraga. Beroalahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru sehingga banyak menyebabkan semua kapiler paru mendapatkan perfusi maksimum. Hal ini menyebabkan oksigen dapat berdifusi kedalam kapiler paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Olahraga mempunyai sepuluh unsur pokok kesegaran jasmani salah satu unsur tersebut adalah fungsi pernapasan. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal tiga kali seminggu (Guyton dan Hall, 2008). Olah raga secara rutin dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan ketahanan fisik yang optimal. Pada orang yang malakukan olahraga rutin selama beberapa bulan akan terjadi perbaikan pernafasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunya kadar laktat darah yang seimbang dengan pengurangan gangguan oksigen oleh jaringan tubuh. Olahhraga akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja lebih efisien. Ketika seseoranga melakukan olahraga otot, dada bergerak lebih maksimal sehingga paru-paru dan otot dinding dada menjadi elastis dan nilai kapasitas vitas paru meningkat (Madiana, 2007).
GAMBARAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA GORONTALO. Tian Bapino, Rama P. Hiola, Sri Manovita Pateda 1
GAMBARAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA GORONTALO Tian Bapino, Rama P. Hiola, Sri Manovita Pateda 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberikan dampak yang besar bagi kelangsung hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling banyak terjadi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciKAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1
KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1 Olvina Lusianty Dagong. 811410088. Kapasitas Faal Paru Pada Pedagang Kaki Lima. Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang
BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Latihan fisik sangat penting untuk menjaga serta meningkatkan kebugaran jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI sehingga mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru merupakan salah satu organ penting, bagian dari sistem pernapasan manusia. Fungsi utama dari sistem pernapasan adalah untuk pertukaran udara yaitu mengambil O
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Penyidik, Mengungkap Barang Bukti
1 ABSTRAK WIDYA PURNAMA HARUN (NIM: 271 411 173). Tugas Penyidik dalam Mengungkap Barang Bukti Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus di Polres Gorontalo Kota).. Dibimbing oleh; Dr. Fence M. Wantu, SH.,
Lebih terperinciberkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing
BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Oleh karena itu peranan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo yang perkembangan populasi kendaraan bermotornya yang sangat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM (Studi Pada Peternakan Ayam CV. Malu o Jaya dan Peternakan Ayam Risky Layer Kabupaten Bone Bolango) Putri Rahayu H. Umar Nim. 811409003 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Luhur Bantul dengan waktu penelitian antara
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapasitas paru merupakan volume udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah inspirasi maksimal (costanzo, 2012). Kapasitas vital paru rata rata pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi membawa berbagai dampak perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh teknologi yang secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. peternakan (melakukan pemeliharaan ternak) dengan tujuan sebagian atau seluruh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Usaha peternakan adalah kegiatan yang menghasilkan produk peternakan (melakukan pemeliharaan ternak) dengan tujuan sebagian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paru merupakan salah satu organ vital yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen (O 2 ) yang digunakan sebagai bahan dasar metabolisme dalam tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciRENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Latihan adalah merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciRimba Putra Bintara Kandung E2A307058
Hubungan Antara Karakteristik Pekerja Dan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan (Masker) Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Wanita Bagian Pengampelasan Di Industri Mebel X Wonogiri Rimba Putra Bintara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN. Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian
BAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN Situasi Wilayah Tugas Polresta Medan Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur 12-23 bulan yaitu sebanyak 23 balita (44,2%).
Lebih terperinciREKAPITULASI PENYERAPAN ANGGARAN RUTIN SATKER : BULAN : REALISASI S/D BLN LALU ANGGRAN SETELAH REVISI % 119%
PROGRAM KEGIATAN 1 2 Program Dukungan Manajemen dan 060.01.01 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri 3073 Dukungan Pelayanan Internal Perkantorann Polri 3.073.994 Layanan Perkantoran Gaji dan Tunjang 001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular. Penyakit asma telah mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indicator telah menunjukkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA SUKARELAWAN PENGATUR LALU LINTAS (SUPELTAS) SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciSUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012
SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012 NURHAYATI WADJAH 811408078 ABSTRAK Di Indonesia TBC merupakan masalah
Lebih terperinciOleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan Banyakprodo Tirtomoyo. Jumlah remaja laki- laki yang dilakukan pengukuran berjumlah
Lebih terperinciA. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:
DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain: 1. Kontak dengan penderita TB sebelumnya
Lebih terperinciMANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara
(Udara) MANUSIA DAPAT HIDUP 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara Keluarga dengan Lima Anggota Berangkat ke kabin di pegunungan San Bernardino untuk
Lebih terperinciAnalisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok
Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 57 Analisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok Gisella Maria
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciSUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees
SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU Dwi Purnamasari Zees Program Studi keperawatan, fakultas ilmu ilmu kesehatan dan keolahragaan, universitas negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Perkembangan transportasi yang semakin pesat dapat dilihat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Kepolisian Resor Kulon Progo
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kepolisian Resor Kulon Progo 1. Gambaran Umum Kepolisian Resor Kulon Progo Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo merupakan Institusi Polri yang mempunyai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum
74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah inflamasi saluran napas kecil. Pada bronkitis kronik terdapat infiltrat dan sekresi mukus di saluran pernapasan. Sedangkan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF
EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF Asmaul Husna dan Abral Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Pontianak Email: doktergigiabral@gmail.com Abstrak: Bau mulut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. Industri menimbulkan polusi udara baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Serangan asma masih merupakan penyebab utama yang sering timbul dikalangan
Lebih terperinciPENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA
PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
37 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciKata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.
1 2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KAPASITAS PARU TENAGA KERJA PENGANGKUT SAMPAH DI KABUPATEN GORONTALO Novalia Abdullah, Herlina Jusuf, Lia Amalaia novaliaabdullah@gmail.com Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada mahasiswa
Lebih terperinciVI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang
VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi terparah di dunia. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tidak peduli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi
Lebih terperinciANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011
ANALISIS TREND PASIEN RAWAT INAP BRONCHITIS DI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI PERIODE TAHUN 2011 Eka Novi Astuti 1, Sri Sugiarsi 2, Riyoko 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) memiliki peranan yang penting dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri. Berdasarkan TAP MPR RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Hasil analisa univariat menggambarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis pekerjaan orang tua, jenis kelamin serta usia balita. Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perokok aktif kaum laki-laki. Tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah masyarakat yang ada di desa (kelurahan Botu) yakni para perokok aktif dan hanya di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok umumnya terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Pagimana Merupakan pusat pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kecamatan Pagimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia tidak dapat terhindar dari penurunan kondisi fisik, psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang dapat mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Pada keadaan normal, sebagian besar udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap orangtua yang memiliki anak balita usia 1-4 tahun dengan riwayat ISPA di Kelurahan Kopeng Kecamatan
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PELAKSANAAN APEL PAGI, APEL SIANG PELAKSANAAN PAM OPSNAL, ONCALL POLRES MATARAM
Lebih terperinciPREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI
ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI Pekerja Batu padas adalah pekerjaan yang beresiko terkena polusi udara akibat paparan debu hasil olahan batu padas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai usaha dan aktivitas melalui beberapa pendekatan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi menghendaki adanya tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan berbagai usaha dan aktivitas melalui beberapa pendekatan untuk mencapai hasil yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita 2.1.1 Definisi Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak usia di bawah lima tahun (Muaris
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa Lokasi penambangan Desa Hulawa merupakan lokasi penambangan yang sudah ada sejak zaman Belanda.
Lebih terperinciTingginya Paparan Asap Rokok di Dalam Rumah pada Balita Oleh : Septian Emma Dwi Jatmika, M.Kes Muchsin Maulana, S.KM., M.PH
Tingginya Paparan Asap Rokok di Dalam Rumah pada Balita Oleh : Septian Emma Dwi Jatmika, M.Kes Muchsin Maulana, S.KM., M.PH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Latar Belakang Kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Primatex CO Indonesia Batang, yang merupakan pabrik pembuatan kain. Hasil produksi biasanya dipasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas baik seperti yang diharapkan, dan dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR RISIKO PAPARAN GAS KARBONMONOKSIDA (CO) TERHADAP KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN
FAKTOR FAKTOR RISIKO PAPARAN GAS KARBONMONOKSIDA (CO) TERHADAP KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN (COHb) DALAM DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN UDINUS SEMARANG TAHUN 2013 Novita Wulansari* ), Eni Mahawati**
Lebih terperinciSUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO
SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur Propinsi DKI Jakarta yang berusia 15 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan trend di Indonesia,
Lebih terperinci