OPINI BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PU TAHUN 2012 BAHAN RAPAT MENTERI PEKERJAAN UMUM PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI V DPR-RI Jakarta, 11 Februari 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
OPINI BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PU TAHUN 2012 1. BPK RI telah selesai melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian PU Semester-I Tahun 2013 sesuai Surat Penugasan No. 01/Interim/LK PU-2013/11/2013, tanggal 25 November 2013, namun sampai saat ini laporan hasil pemeriksaan tersebut belum diterima oleh Kementerian PU dari BPK RI. Laporan ini hanya menyampaikan temuan BPK RI Tahun 2012, dan progres tindak lanjutnya s.d. Semester-I Tahun 2013. 2. Dalam Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2009, 2010 dan 2011, BPK RI memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). 3. BPK RI menilai Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2012 telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, yang meliputi posisi keuangan Kementerian PU per tanggal 31 Desember 2012 dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. 4. Opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelasan pada akun persediaan. 1
REKAPITULASI TINDAK LANJUT HASIL TEMUAN BPK-RI a. Hasil pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2012 (sesuai LHP NO 13 A/LHP/XVII/05/2013; LHP NO 13 B/LHP/XVII/05/2013 dan LHP NO 13 C/LHP/XVII/05/2013) mendapatkan 18 temuan dengan 34 rekomendasi, senilai Rp 2.123.489.918,26 yang harus ditindaklanjuti. b. Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti: JENIS TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN A. Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan B. Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja KEPATUHAN SESUAI REKOMENDASI SUDAH DITINDAKLANJUTI BELUM SESUAI REKOMENDASI - 5 1 2 A. Kerugian Negara 3 2 B. Potensi Kerugian Negara 3 1 C. Kekurangan Penerimaan 2 1 D. Administrasi 7 3 E. Ketidakhematan-Ketidakefektifan 4 - Total Rekomendasi 20 14 2
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL [1-5] A. Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan 1. Pengelolaan PNBP dari Sewa Beli Rumah Negara Golongan III Belum Optimal, dan sebesar Rp 847,30 Juta Belum Wajar Dalam rangka optimalisasi pengelolaan PNBP saat ini, Kementerian PU sedang dalam proses menunjuk Bendahara Pengeluaran Pembantu di setiap Provinsi yang bertugas menatausahakan penyetoran dan pelaporan PNBP Rumah Negara Golongan III di masing-masing wilayah. 2. Penatausahaan Persediaan Pada 3 (tiga) Satker Kementerian Pekerjaan Umum Lemah. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi) Upaya memperbaiki penatausahaan Persediaan telah dilakukan di Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, dan Ditjen SDA, namun masih ada selisih perhitungan Persediaan, dan klasifikasi barang masih dalam proses penyelesaian. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 3
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL [2-5] 3. Aset Tetap minimal senilai Rp 1,35 triliun yang tercantum dalam Neraca Kementerian PU per 31 Desember 2012 belum melalui Proses IP (Inventarisasi dan Penilaian), dan senilai Rp 991.774.043.215 belum dilakukan Penilaian. Dari aset tetap Kementerian PU yang belum dilakukan Penilaian sebesar Rp 1.359.208.111.391,- : Telah dilakukan Penilaian senilai Rp 1.359.116.181.171,- Dalam proses Penilaian senilai Rp 91.930.220,- (Ditjen Bina Marga) Dari aset tetap senilai Rp 991.774.043.215 (BA-04): Telah dilakukan penilaian Rp 111.089.962.856,- Dalam proses senilai Rp 880.686.080.359,- (Ditjen Bina Marga Sumut dan Kalsel, Ditjen SDA BWS Sumbar) (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 4
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL [3-5] B. Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja 1. Pengelolaan PNBP dari Sewa Beli Rumah Negara Golongan III Belum Optimal dan Sebesar Rp 847,30 Juta Belum Wajar Petunjuk pelaksanaan pengelolaan dan penatausahaan pendapatan penjualan sewa beli Rumah Negara Golongan III masih dalam proses penyelesaian. 2. Aset Tetap Senilai Rp 268,48 Miliar di lingkungan Kementerian PU Tidak Dapat Ditelusuri Keberadaannya dan Tidak Teridentifikasi. a. Aset Tetap pada 16 satker di Kementerian PU tidak dapat ditelusuri keberadaannya dan tidak teridentifikasi senilai Rp 216.712.579.204,- (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi) Telah di IP : Rp 144.149.708.801,- Dalam Proses IP : Rp 65.454.223.653,- Dalam Penelusuran : Rp 7.108.646.750,- 5
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL [4-5] b. Aset Tetap pada Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya senilai Rp 51.733.292.806,- belum diketahui secara jelas lokasi keberadaannya; Aset Tetap tersebut telah diketahui lokasi keberadaannya senilai Rp 49.467.958.895,- yang terdiri dari: Peralatan dan Mesin : Rp 1.942.296.000 Gedung dan Bangunan: Rp 2.047.365.324 Jalan, Irigasi, dan : Rp 45.478.297.571 Jaringan c. Aset yang tidak dapat ditelusuri keberadaannya karena sudah dilelang oleh pihak Pemerintah Daerah setempat senilai Rp 35.211.600,- Sisa Aset senilai Rp 2.265.333.911 masih dalam proses penelusuran. Ditjen Cipta Karya: Aset senilai Rp 2.211.600,- telah dilelang oleh Walikota Denpasar pada tahun 2001. Ditjen Bina Marga: Aset senilai Rp 33.000.000,- telah dijual oleh Pemprov Riau pada tahun 2006. Atas hal tersebut, Kementerian PU mengajukan kepada BPK RI untuk mengelompokkan temuan ini ke dalam temuan yang tidak dapat ditindaklanjuti (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 6
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL [5-5] 3. Pengamanan Atas Sebagian Tanah pada Puslitbang Jalan dan Jembatan Kurang Optimal Kasatker Puslitbang Jalan dan Jembatan telah melakukan optimalisasi pengamanan dan penatausahaan aset tanah di lingkungan Pusjatan berdasarkan perintah Kepala Balitbang sesuai surat No. TN0701-KL/65 tanggal 9 Juli 2013. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut telah sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 7
A. Kerugian Negara 1. Terdapat Kelebihan Pembayaran pada sejumlah Paket Pengadaan Barang dan Jasa TANGGAPAN/TINDAKLANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK-RI KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [1-9] Dari kelebihan pembayaran sebesar Rp 5.433.780.036,- telah disetor ke kas negara sebesar Rp 4.847.313.239,27 dengan rincian sebagai berikut: - Ditjen Bina Marga Rp 3.788.592.942,79 - Ditjen Cipta Karya Rp 917.251.309,27 - Ditjen SDA Rp 107.236.138,38 - Puslitbang Rp 34.232.848,83 Sisa kelebihan pembayaran sebesar Rp 586.466.797,43 masih dalam proses penyelesaian di Ditjen Cipta Karya 2. Kelebihan Pembayaran Biaya Langsung Personil Pada Satker Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air, Ditjen SDA, sebesar Rp 95.433.734,- (Status pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi dan yang sudah sesuai sejumlah 1 rekomendasi) Satker Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air sebesar telah melakukan penyetoran kelebihan pembayaran sebesar Rp 95.433.734,- (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 8
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [2-9] 3. Aset Tetap Peralatan dan Mesin Senilai Rp 251,30 Juta Pada 4 Satker di Kementerian Pekerjaan Umum Hilang dan Belum Ada Penetapan Tuntutan Ganti Rugi Terhadap Aset Tetap Peralatan dan Mesin senilai Rp 251.305.000, (pada Satker P2JN NTB, Satker PJN II Riau, Satker PPLP Banten, Satker PKPAM Sumbar) telah dilakukan penetapan TGR senilai Rp 192.305.000,- Dari nilai TGR tersebut, telah disetor ke kas negara sebesar Rp 7.990.000 sebelum LHP diterbitkan, dan sebesar Rp 9.995.000,- disetorkan setelah LHP diterbitkan. Sisanya sebesar Rp 233.360.000,- masih dalam proses penyelesaian TGR (P2JN NTB Rp 15.360.000,- (sepeda motor) dan PLP Banten Rp 218.000.000,- (mobil dan laptop)) (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi, dan yang sudah sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 9
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [3-9] B. Potensi Kerugian Negara 1. Sebagian Hasil Pembangunan Jalan Tahun 2012 Telah Mengalami Kerusakan 2. Pemanfaatan Aset Kementerian PU oleh Pihak Ke-3 dan/atau Pemerintah Daerah Tidak Berdasarkan Ijin Pinjam Pakai Sesuai Ketentuan Telah dilakukan perbaikan pada jalan tersebut sesuai Berita Acara Nomor: 1/BA-PRB-AW/PPK.06 Tahun 2013 tanggal 15 Maret 2013. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) Telah ditindaklanjuti sesuai dengan surat dari masing-masing Satminkal: Agar Kepala Satker: Menarik aset atau meminta para pemanfaat aset mengurus surat ijin pinjam pakai Mengenakan TGR kepada pemanfaat aset dan menyetorkan nilai ganti rugi ke kas negara Memberikan teguran kepada Kepala Satker dan Petugas BMN untuk menaati peraturan dalam menjalankan tugas, lebih cermat dalam melakukan pengawasan penatausahaan BMN. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi, dan yang sudah sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 10
C. Kekurangan Penerimaan TANGGAPAN/TINDAKLANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK-RI KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [4-9] 1. Penyelesaian 63 Paket Pekerjaan Terlambat dan Belum Dikenakan Denda sebesar Rp 8.208.546.664 Telah ditindaklanjuti dengan melaksanakan penyetoran ke kas negara sebesar Rp 8.208.546.664 sebagai berikut: Ditjen Bina Marga Rp 5.655.094.209,- Ditjen Cipta Karya Rp 460.945.275,- Ditjen SDA Rp 2.062.774.180,- Pusjatan Rp 29.733.000,- 2. Penyelesaian Pekerjaan Peningkatan TPA Bara senilai Rp 6,39 Miliar Berlarut-larut Dari nilai pekerjaan sebesar Rp 6,39 Miliar tersebut, BPK merekomendasikan untuk menyetor denda keterlambatan sebesar Rp 290.681.860,31 (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) Pekerjaan Peningkatan TPA Bara dan perbaikannya telah seluruhnya diselesaikan oleh kontraktor sehingga ybs. keberatan untuk membayar denda sebesar Rp 290.681.860,31 Atas hal tersebut Direktur PPLP telah memberikan teguran kepada Kasatker PPLP NTT melalui Surat Nomor: 09.1-CL/1132 tanggal 20 November 2013. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi) 11
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [5-9] D. Administrasi 1. Aset Tetap Senilai Rp 268,48 Miliar Di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Tidak Dapat Ditelusuri Keberadaannya dan Tidak Teridentifikasi. 2. Pelaksanaan Proses Hibah dan Alih Status pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Berlarut-larut Dari Aset Tetap senilai Rp 268,48 Miliar sudah dapat ditelusuri dan teridentifikasi senilai Rp 193.650.667,696 Sisanya senilai Rp 74.830.415,914 masih dalam proses penelusuran pada Ditjen Bina Marga Rp 63.124.722.038,- Ditjen Cipta Karya Rp 11.600.238.066,- Ditjen SDA Rp 105.455.810,- (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 1 rekomendasi) Ditjen Cipta Karya telah melakukan langkah tindak lanjut, yaitu: - Pembinaan teknis percepatan proses hibah/alih status BMN; - Pendampingan dan fasilitasi terhadap proses hibah/alih status BMN; - Pemantauan proses hibah/alih status BMN; (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang belum sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 12
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [6-9] 3. Aset Tetap Jalan Irigasi Dan Jaringan pada Neraca Satker Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Maluku Utara Belum Menggambarkan Kondisi yang Sebenarnya Sebesar Rp 7.959.474.000,- Aset senilai Rp 7.959.474.000,- yang semula tercatat pada Satker PPSDA Maluku, dengan adanya reorganisasi seharusnya sudah dicatat pada Satker PJPA Maluku Utara, namun pada saat pemeriksaan masih tercatat pada Satker PJSA Maluku Utara. Atas hal tersebut telah dilakukan koreksi pada LK SNVT PJPA Maluku Utara Semester-I 2013. 4. Terdapat Aset Tetap berupa Tanah, Peralatan dan Mesin Belum Dilengkapi dengan Bukti Kepemilikan (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) Kementerian PU telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan BPN untuk mengoptimalkan pembuatan bukti kepemilikan. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 13
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [7-9] 5. Pencatatan dan Penetapan Status Rumah Dinas/Rumah Negeri Tidak Sesuai Ketentuan Menteri Pekerjaan Umum telah menginstruksikan para Kuasa Pengguna Barang (KPB) agar mengoptimalkan penatausahaan dan pengendalian pemanfaatan Rumah Negara Golongan I, Golongan II, dan Golongan III (yang belum disewabelikan), dan Rumah Negara tanpa golongan yang berada dalam penguasaannya, khususnya terkait dengan penertiban penghunian maupun pembayaran sewanya. 6. Aset Tetap Yang Memenuhi Syarat Penghapusan Minimal Sebesar Rp 711,90 Juta, namun masih tercatat di dalam Neraca Satker BWSS I Semester I Tahun 2012 (Status Pemantauan BPK: sejumlah 1 rekomendasi) Tindaklanjut yang sudah sesuai Telah dilakukan penghapusan terhadap aset tetap tersebut, berdasarkan surat dari KPKNL Banda Aceh kepada Kanwil DJKN Aceh untuk memproses penghapusan rumah negara pada satuan kerja BWS Sumatera I No. S 624/WKN.01/KNL.01/2013 tanggal 16 September 2013. (Status Pemantauan BPK: sejumlah 2 rekomendasi) Tindaklanjut yang sudah sesuai 14
E. Ketidakhematan 1. Terdapat Ketidakhematan dalam Pelaksanaan Anggaran Pembangunan Gedung PIP2B Kota Banjarbaru (Tahap 3) Sebesar Rp 159,38 Juta TANGGAPAN/TINDAKLANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK-RI KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [8-9] Telah ditindaklanjuti melalui Surat Kasatker PBL Kalsel kepada Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa No. 663.01/06/PBL.KS/ IV/2013 tanggal 11 April 2013 perihal teguran dalam melaksanakan proses pelelangan harus melakukan penelaahan terhadap HPS yang diserahkan oleh PPK agar tidak terjadi ketidakhematan dalam penggunaan anggaran belanja negara dan mempertimbangkan penyedia jasa konsultan pengawas ybs dalam pelelangan berikutnya. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 15
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN [9-9] E. Ketidakefektifan 1. Penyelesaian Pekerjaan Peningkatan TPA Bara senilai Rp 6,39 Miliar Berlarut-larut Telah ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan (progres fisik sudah 100%). Bukti berupa laporan perbaikan, dokumentasi dan BA FHO No. 12/BA- FHO/PPLP-NTB/2013 tanggal 7 Juni 2013 telah disampaikan kepada BPK. (Status Pemantauan BPK: Tindaklanjut yang sudah sesuai sejumlah 2 rekomendasi) 16