I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

ESTIMASI NILAI KERUGIAN DAN WILLINGNESS TO ACCEPT MASYARAKAT AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. meliputi konsep dasar dari metode perilaku pencegahan (averting behavior Metode Biaya Pencegahan dan Biaya Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT. 7.1 Analisis Willingness To Accept dengan Pendekatan Metode Contingent Valuation Method

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan

penamaan bagi danau yang memiliki ukuran yang kecil 1.

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

III. METODE PENELITIAN

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada lingkungan dan reaksi manusia terhadap efek fisik. Efek fisik dapat biologis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat dijelaskan di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA TINDAK LANJUT

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup


BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

Makalah Baku Mutu Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan pembangunan dan sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan kualitas penduduk berarti peningkatan produktivitas masyarakat dalam pembangunan. Kualitas penduduk menyangkut kualitas fisik maupun nonfisiknya. Peningkatan kualitas fisik mencakup peningkatan dalam makanan bergizi, kesegaran jasmani atau olahraga, pola hidup sehat, dan yang paling penting lingkungan sehat. Pesatnya pembangunan ekonomi terutama di sektor industri telah terjadi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kawasan industri yang tersebar, tidak hanya di kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, Jakarta dan lain-lain. Kawasan industri juga telah merambah ke kota-kota lainnya, tidak terkecuali Bogor. Pembangunan kawasan industri bukan hanya berdampak pada sosial ekonomi masyarakat saja, tetapi juga membawa pengaruh terhadap perubahan kualitas fisik lingkungan sekitar kawasan industri. Ada dua dampak yang dapat disebabkan dari keberadaan kawasan industri, yaitu dapat berupa manfaat ataupun kerugian. Dua hal tersebut seakan tidak bisa dihindari akibat adanya industri. Manfaat yang diterima tentu tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas perorangan yang belum pernah terjadi 1

sebelumnya pada sebagian besar penduduk dunia, terutama di negara-negara maju. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, industri sangat esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan umat manusia hanya dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor industri. Pada umumnya, permasalahan dalam ekonomi lingkungan mengacu pada ekonomi mikro. Namun isu-isu lingkungan ada hubungannya dengan perilaku ekonomi makro. Kondisi ekonomi makro suatu negara dapat dilihat dari beberapa indikator, misalnya angka pengangguran, angka pertumbuhan ekonomi, angka inflasi, jumlah penduduk, dan sebagainya. Hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC) mengatakan bahwa degradasi lingkungan akan meningkat pada tahap-tahap awal pembangunan ekonomi, namun setelah mencapai titik tertentu, pertumbuhan ekonomi lebih lanjut akan mampu mengurangi tingkat kerusakan lingkungan. Hipotesis ini mengatakan kerusakan lingkungan yang parah rawan terjadi di negara-negara berkembang yang mayoritas merupakan negara miskin dan terbelakang. Sebaliknya, keadaan lingkungan di negara-negara industri maju lebih baik karena mereka memiliki income yang cukup untuk melakukan usahausaha perbaikan lingkungan (Putri et al, 2008). Sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1. 2

Kerusakan Pendapatan per capita Gambar 1. Environmental Kuznets Curve Dalam sektor industri, pengendalian lingkungan akibat limbah industri merupakan salah satu masalah yang perlu ditanggulangi bagi setiap negara berkembang yang akan masuk ke era industrialisasi. Limbah adalah konsekuensi logis dari setiap pendirian suatu industri (pabrik) walaupun tidak semua industri menghasilkan limbah. Bila limbah yang mengandung senyawa kimia tertentu sebagai bahan berbahaya dan beracun dengan konsentrasi tertentu dilepas ke lingkungan maka hal itu akan mengakibatkan pencemaran, baik di sungai, tanah maupun udara (Kristanto, 2004). Pemahaman akan pencemaran sangat penting artinya, baik bagi masyarakat umum maupun pengusaha. Pada awalnya, suatu industri berdiri dengan beberapa kegiatan pendahuluan yang paling umum, yang tidak menimbulkan keberatan dari masyarakat lingkungan sekitar. Namun setelah industri tersebut berdiri, masyarakat mulai mendekat dengan mendirikan pemukiman di sekelilingnya. Ketika industri tersebut dirasakan mulai mengganggu, masyarakat sekitar, yang mendekat setelah industri tersebut beroperasi, mulai protes. Keadaan ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila pola penggunaan lahan dan konsep tata ruang cukup jelas diterapkan. Pengaturan peruntukan lahan untuk berbagai kepentingan, 3

misalnya, pemukiman, usaha peternakan dan perindustrian sudah harus ada guna mengurangi terjadinya konflik kepentingan. Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi akibat pencemaran merupakan salah satu penyebab konflik yang terjadi di Kelurahan Nanggewer. Kondisi lingkungan sudah tidak mendukung untuk keperluan kegiatan sehari-hari. Terutama dalam penurunan kualitas air, padahal air memiliki fungsi ekonomi bagi kehidupan manusia yaitu air digunakan untuk menunjang kehidupan manusia baik produksi, distribusi maupun konsumsi. Berbagai macam penyakit telah dirasakan masyarakat akibat pencemaran tersebut. Telah terjadi kerugian yang harus ditanggung masyarakat akibat pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya selain itu besarnya keinginan untuk menerima kompensasi yang paling minimum atas pencemaran atau kerusakan yang terjadi, hal inilah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. 1.2 Perumusan Masalah Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong adalah salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yang berada di sekitar kawasan Industri. PT. Sutra Kabel Intimandiri, PT. Dinar Makmur, PT. Bintang Kharisma, PT. Upati, PT. Sri Intan Toki, dan PT. Asaita Mandiri Agung merupakan beberapa industri yang terdapat di sekitar kelurahan Nanggewer. Pada kasus pencemaran ini masyarakat lebih berpandangan bahwa PT. Sutra Kabel Intimandiri adalah industri yang menyebabkan terjadinya pencemaran pada air tanah maupun udara. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Karadenan Dr. Tami, pencemaran air tanah yang terjadi di Kelurahan Nanggewer disebabkan dari adanya kebocoran kolam penampungan yang digunakan untuk proses produksi pada PT. Sutra Kabel 4

Intimandiri. Namun, untuk kasus pencemaran udara PT. Sutra Kabel Intimandiri bukan merupakan sumber tunggal pencemaran, melainkan ada beberapa industri seperti PT. Dinar Makmur, PT. Bintang Kharisma, PT. Upati, PT. Sri Intan Toki, dan PT. Asaita Mandiri Agung yang juga berperan terjadinya pencemaran udara di Kelurahan Nanggewer. Menurut Bapak Soeharto, Lurah Kelurahan Nanggewer, untuk pencemaran udara, lebih disebabkan oleh asap hitam yang keluar dari pipa saluran pembuangan yang merupakan sisa hasil pembakaran. Pencemaran ini tentu saja akan memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan, terutama pada pencemaran udara dan pencemaran air tanah (air sumur) masyarakat setempat. Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memaparkan zat kimia dalam air sumur sudah melebihi ambang batas. Menurut hasil test Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Bogor menjelaskan bahwa tingkat kekeruhan dan warna air sudah melebihi ambang batas, zat besinya empat kali lipat, dan mangan mencapai sepuluh kali lipat di atas ambang batas. Sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kualitas Air Sumur Kelurahan Nanggewer No. Jenis Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Kadar Maksimum yang Diperbolehkan Parameter fisik 1 Bau - Tidak Berwarna - 2 Warna TCU 488* 50 3 TDS mg/l 29,30 1500 4 Kekeruhan NTU 423* 25 Parameter Kimiawi 5 Nitrat mg/l 10,81* 10 6 Besi mg/l 4,17* 1,00 7 Mangan mg/l 5,65* 0,50 8 Timbal mg/l 5,39* 0,06 9 Sianida mg/l 0,13* 0,10 Sumber: Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor ( 2011) Keterangan: * parameter yang diperiksa lebih dari kadar maksimal 5

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, masyarakat Kelurahan Nanggewer sudah tidak bisa memanfaatkan air sumur karena sangat berbahaya bagi kesehatan. Keadaan ini tentunya sangat merugikan masyarakat sekitar kawasan industri, mereka kesulitan mendapatkan sumber air bersih karena air sumurnya yang sudah tidak layak, baik untuk dikonsumsi maupun sekedar untuk mencuci pakaian karena menimbulkan bau yang pekat pada pakaian. Kesehatan masyarakat di Kelurahan Nanggewer pun terganggu oleh penyakit yang muncul akibat pencemaran yang terjadi. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, penyakit yang muncul akan sangat serius dan berlangsung lama, penyakit tersebut diantaranya pusing-pusing, batuk, sakit paru, vertigo, dan sesak napas. Menurut data Pusat Kesehatan Masyarakat Karadenan, penyakit yang diderita masyarakat Nanggewer RT 01/RW 05 yang jumlah penduduknya kurang lebih 100 orang diantaranya adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) seanyak 45 orang, ASMA satu orang, maag empat orang, dermatitis (gatal) 10 orang, dan nyalgia (pegal-pegal) 11 orang. Dilihat dari jenis penyakit dan jumlah orang yang menderitanya, pencemaran udara yang terjadi sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat Nanggewer. Untuk kasus pencemaran air, telah ada upaya-upaya dari pihak PUSKESMAS Karadenan seperti pengambilan sampel air bersih dan air limbah, pengobatan masal, dan penyuluhan kepada masyarakat. Tingginya frekuensi yang menderita penyakit akibat pencemaran tersebut mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Nanggewer. Ada biaya kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat, seperti biaya pengobatan (Cost of Illness) atas penyakit yang diderita akibat pencemaran udara dan air tanah, selain itu ada juga biaya pengganti (Replacement Cost) untuk kembali 6

mendapatkan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Melihat kondisi seperti ini, ada baiknya bila pihak pencemar memberikan kompensasi kepada masyarakat Nanggewer yang telah menerima dampak dari pencemaran yang terjadi. Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni minum, meracuni makanan hewan, menjadi ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, salah satu dampak yang diakibatkan yaitu terhadap estetika lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2004) Kondisi inilah yang melatarbelakangi penggunaan teknik CVM. Metode CVM digunakan berdasarkan pada asumsi hak kepemilikan, jika individu yang ditanya tidak memiliki hak-hak atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, maka pengukuran yang relevan adalah dengan mengukur seberapa besar keinginan membayar untuk memperoleh barang tersebut. Sebaliknya, jika individu yang kita tanya memiliki hak atas sumberdaya maka pengukuran yang relevan adalah seberapa besar keinginan untuk menerima kompensasi yang paling minimum atas hilang atau rusaknya sumberdaya yang dia miliki (Fauzi, 2006). Nilai kompensasi atau Willingness to Accept (WTA) yang dihasilkan merupakan bentuk kesediaan menerima kompensasi masyarakat atas kerusakan jasa lingkungan sekitar mereka. Bagaimanapun masyarakat memiliki hak atas sumberdaya yang tercemar (udara dan air sumur). Berdasarkan uraian diatas maka timbul beberapa pertanyaan yang perlu dikaji dalam penelitian ini, diantaranya: 1) Bagaimana kondisi responden/masyarakat sekitar kawasan industri di Kelurahan Nanggewer akibat terjadi pencemaran? 7

2) Berapa nilai kerugian yang ditanggung oleh masyarakat akibat keberadaan industri di sekitar lingkungan mereka? 3) Berapa besar nilai kompensasi yang bersedia diterima masyarakat akibat pencemaran lingkungan oleh industri di Kelurahan Nanggewer? 4) Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kesediaan masyarakat dalam menerima kompensasi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi kondisi responden/masyarakat sekitar kawasan industri di kelurahan Nanggewer akibat terjadi pencemaran. 2) Mengestimasi nilai kerugian masyarakat akibat adanya industri di Kelurahan Nanggewer. 3) Mengestimasi besarnya nilai kompensasi yang bersedia diterima oleh masyarakat atas rusaknya atau tercemarnya lingkungan di Kelurahan Nanggewer. 4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kesediaan masyarakat dalam menerima kompensasi. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Akademisi dan peneliti, sebagai referensi khususnya dalam mengestimasi kerugian ekonomi akibat kerusakan lingkungan. 2) Pemerintah, dalam menetapkan kebijakan mengenai kompensasi yang diterima oleh masyarakat atas rusaknya jasa lingkungan. 8

3) Industri, sebaiknya limbah diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke kolam penampungan atau ke lingkungan sekitar, agar tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan. 4) Masyarakat luas, untuk lebih mementingkan terjaganya kualitas jasa lingkungan. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Wilayah penelitian ini adalah Kampung Roda Pembangunan RT 01 RW 05 Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah tersebut. Responden terbagi kedalam tiga wilayah, wilayah pertama yaitu reponden yang memiliki jarak tempat tinggal 100 meter dengan industri, wilayah kedua 101-500 meter, dan wilayah tiga dengan jarak > 500 meter. Ilustrasi mengenai pembagian wilayah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Penelitian ini terfokus pada estimasi nilai kerugian yang diterima masyarakat. Estimasi kerugian ini adalah dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat atas pencemaran air dan udara. Metode WTA yang digunakan bermaksud untuk mengetahui besaran nilai kompensasi yang bersedia diterima oleh masyarakat. Gambar 2. Ilustrasi Dampak Pencemaran 9