Pengembangan ICT dalam Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA DI PROVINSI BENGKULU. Excecutive Summary. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

aantara lain tape recorder dan radio. Alat peraga visual adalah alat peraga 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

iia ;- R :":F =. = ji ER i. c r;e +e i!3 ,i d a. df9 <: $ s -<zpa>.dl 1 E EF;JE:J f; F 9-!.= et F! i+i ;E ' S d;; FT i ttl Ed ^EiE ; it o/i\

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan siswa menjadi ahli Information Technology atau menguasai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X. Bakhtiar SMP Negeri 2 Tolitoli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN KOMUNIKASI MINAT PERIKLANAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penguasaan konsep siswa melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) dan tes proses

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATAKULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Abstrak. Kata kunci: pendekatan matematika realistik, metode proyek

PROSIDING ISBN :

ISSN 1412 _ 3617 Jurnal Exacta, Vol.VI.No.2 Desember 2008

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Oleh : Indriyani Mustika 2 dan Ngurah Ayu Nyoman Murniati 3. Abstrak

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE SEPAK BOLA VERBAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peraturan Mendiknas No. 24 Tahun Dari ketiga peraturan tersebut memuat. yang kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP.

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

Jurnal Pendidikan Dasar, 4 (1), Juni 2016

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

Endang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. datar untuk siswa SMP kelas VIII Semester 2. Game edukasi ini dibuat

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berbasis film. Media yang dikembangkan berupa media

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbeda akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerima pelajaran

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

RENCANA PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU TAHUN 2013

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

Penerapan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran matematika SMP/MTs (oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si)

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INFORMATION SEARCH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

ANALISIS KESIAPAN GURU BIDANG STUDI DALAM MENGAJARKAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 6 KECAMATAN MEDAN KOTA Oleh: Andika Dewi Putri Kamarlin Pinem

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI BENGKULU

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang bermutu mampu membekali peserta didik dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: AENUN NIM.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

LAPORAN ANALISIS HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Pembuatan lat Peraga Secara Sederhana dan Pengeditan Film sebagai Media untuk Meningkatkan Pembelajaran Matematika SMP di Kabupaten Kepahiang Muzanip lperi*, Dewi Handayani** *Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran bidang Matematika pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu, Jalan Zainul rifin No 2 Kota Bengkulu Kode Pos 38229, telp. 0736 26848 /HP 081367937379 **Dosen Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu (UNIB), Gedung Dekanat FKIP, Jalan WR Supratman kandang Limun 38125, Telp. 0736 E-mail: zan1p@yahoo.com Intisari Permasalahan pembelajaran matematika di Kabupaten Kepahiang adalah kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran matematika hal ini berakibat rendahnya hasil belajar Matematika siswa SMP di Kabupaten Kepahiang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembuatan alat peraga dan film pembelajaran Matematika dan proses pembelajarannya. Penelitian ini diawali dengan pelatihan dan workshop yang dibagi menjadi 2 tahap. Pada tahap 1 peserta (guru matematika) diberikan materi tentang pembuatan alat peraga matematika dan langsung praktek pembuatannya. lat peraga matematika yang dibuat adalah menara hanoi, loncat katak, segitiga ajaib, permainan kartu fungsi dan permainan sepak bola. Pada tahap 2 peserta (guru matematika) diberikan materi tentang pembuatan video pembelajaran. Setelah melakukan pelatihan dan workshop, peserta diberikan waktu selama 2 bulan untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media (alat peraga dan film) di sekolah masing-masing. Peserta kegiatan adalah guru matematika se kabupaten Kepahiang yang berjumlah 40 orang. Selanjutnya dilakukan observasi proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan lembar evaluasi dan lembar angket. Dari penelitian yang telah dilaksanakan, guru dapat membuat alat peraga dan film pembelajaran yang menarik dan sederhana. Dengan penerapan media pembelajaran Matematika, guru dapat menjelaskan pelajaran matematika di sekolah menjadi lebih sistematis, menarik, mudah dipahami dan waktu menjadi lebih efisien. kibatnya pembelajaran menjadi lebih menarik dan keaktifan siswa meningkat. Kata Kunci : lat peraga, film, pembelajaran Matematika. 69

1. PENDHULUN Kepahiang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Bengkulu yang memiliki 23 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan 3 Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS). Guru Matematika SMP di Kabupaten Kepahiang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 30 PNS dan 10 orang masih honorer. Dari data survey langsung oleh tim supervisi dan evalusi LPMP Bengkulu menyatakan bahwa guru Matematika di Kabupaten Kepahiang belum menggunakan alat peraga apalagi media film dalam mengajarkan materi matematika, sehingga proses pembelajaran belum bermutu seperti yang diharapkan. Kemampuan guru matematika di lihat dari 4 kompetensi guru juga masih kurang, terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil Tes Kompetensi Guru Matematika Tahun 2009 Per Kabupaten Kota NO KB/ KOT JUMLH SKOR RT-RT PROFE SIONL PEDGOGIK KEPRIBDIN SOSIL TOTL SKOR % SKOR % SKOR % SKOR % SKOR % 1 BS 27,97 69,92 22,63 68,59 5,67 70,83 6,50 72,22 62,77 69,74 2 MUKO MUKO 26,39 65,97 24,33 73,74 5,56 69,44 6,17 68,52 62,44 69,38 3 RL 29,12 72,79 16,76 50,80 5,53 69,12 5,18 57,52 56,59 62,88 4 KOT BKL 31,42 78,54 16,08 48,74 5,25 65,63 6,00 66,67 58,75 65,28 5 KEPHING 27,71 69,29 16,29 49,35 5,21 65,18 6,71 74,60 55,93 62,14 6 BU 29,29 73,21 17,00 51,52 5,14 64,29 6,57 73,02 58,00 64,44 7 KUR 26,64 66,59 15,36 46,56 5,09 63,64 6,45 71,72 53,55 59,49 8 BENTENG 27,88 69,69 15,00 45,45 4,69 58,59 5,81 64,58 48,69 54,10 9 LEBONG 28,64 71,59 15,73 47,66 4,36 54,55 5,64 62,63 54,36 60,40 10 SELUM 28,37 70,92 15,37 46,57 4,16 51,97 6,26 69,59 54,16 60,18 Provinsi 28,50 71,26 17,939 54,361 5,133 64,16 6,160 68,447 57,32 63,69 NB : % adalah NilaiGuru terhadap Penguasaan Materi Kompetensi ( data dari seksi PMS LPMP Bengkulu) Dampak dari lemahnya kompetensi guru matematika adalah lemahnya prestasi siswa dalam memahami materi matematika. Kemampuan siswa dalam menguasai materi matematika dapat di lihat dari hasil Ujian Nasional 2006-2008, terkhusus tahun 2009. Berikut ini hasil rata-rata Ujian Nasional Kabupaten Kepahiang untuk tingkat SMP mata pelajaran matematika tahun 2005-2009. Tabel 2. Hasil Ujian Nasional Matematika Tahun 2005-2009 Per Kabupaten Kota RT2 UJIN NSIONL Kab./ Kota MTEMTIK Tahun Tahun Tahun Tahun 2006 2007 2008 2009 KOT BENGKULU 6,02 6,58 6,37 6,13 BKL. UTR 5,08 5,49 5,32 6,48 RJ. LEBONG 5,44 5,62 5,98 5,43 BKL. SELTN 5,31 6,14 5,62 6,83 SELUM 5,35 5,91 7,5 7,03 KUR 5,28 6,17 6,3 6,03 70

MUKOMUKO 5,05 4,72 6,65 3,89 LEBONG 5,52 5,93 6,59 5,04 KEPHING 5,85 6,53 6,5 4,9 BENGKULU 5,48 5,94 6,16 5,9 NSIONL 6,57 7,13 6,92 6.69 (Data dari Dinas Diknas Kabupaten Kepahiang) Permasalahan matematika di kabupaten Kepahiang merupakan masalah serius yang perlu di atasi karena nilai matematika Ujian Nasional 2009 kabupaten Kepahiang termasuk paling rendah di provinsi Bengkulu. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat menentukan dalam kelulusan siswa SMPN dengan nilai standar 4,25. Dengan kondisi ini dapat dikatakan bahwa nilai UN matematika tahun 2009 kabupaten Kepahiang sangat kecil dan merupakan penyebab utama ketidak lulusan siswa SMP di kabupaten Kepahiang. ngka kelulusan siswa SMP kabupaten Kepahiang tahun 2009 adalah sebagai berikut : Terdaftar : 1828 Ikut : 1753 Lulus : 939 (51,3 %) Tidak lulus : 1828 939 = 889 (48,7%) ngka di atas cukup mengejutkan kalangan pendidikan di daerah ini, yakni 48,7% hampir 50 % tidak lulus Ujian Nasional 2009. disayangkan sejumlah 889 siswa SMP di kabupaten kepahiang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SM karena pemahaman matematikanya rendah. Jika hal ini terjadi terus menerus bukan mustahil angka pengangguran dan kriminalitas yang menjadi musuh pendidikan akan meningkat tajam terkhusus di kabupaten Kepahiang. Dari hasil observasi dan monitoring yang dilakukan oleh Subseksi Supervisi dan Evaluasi Pendidikan seksi PMS LPMP Bengkulu didapat bahwa guru matematika masih menggunakan metode mengajar mencatat dan latihan, jarang sekali menggunakan media atau alat peraga apalagi menggunakan film sebagai media audio-visual untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Data penggunaan alat peraga oleh guru matematika dalam pembelajaran tahun 2006-2009 di kabupaten Kepahiang sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Supervisi Pembelajaran tahun 2006 2009 di SMP kabupaten Kepahiang Bidang studi Jumlah Guru Nilai rata-rata spek Sampel Pemanfaatan Media (alat peraga) Katagori Semester ganjil 2008/2009 Matematika 10 2, 99 Kurang Semester ganjil 2007/2008 Matematika 10 2,33 Kurang Semester ganjil 2006/2007 Matematika 10 2,2 Kurang Semester ganjil 2005/2006 Matematika 5 2,45 Kurang ( data dari seksi PMS LPMP Bengkulu) 71

Siswa SMP sangat membutuhkan alat peraga dan media visual dalam mematangkan pemahaman konsep. Beberapa hal di atas yang mendasari mengapa perlu di lakukan peningkatan mutu bagi guru Matematika di Kabupaten Kepahiang. Penelitian ini penting dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan mutu guru yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, serta pembuatan alat peraga terutama yang berupa permainan (game) dan film pembelajaran dapat bernilai ekonomis. Seorang guru matematika dapat memproduksi alat peraga matematika terutama yang berbentuk permainan dan film pendidikan untuk di jual ke konsumen pendidikan dan masyarakat umum yang membutuhkan. Oleh karena itu guru matematika khususnya di kabupaten Kepahiang perlu diberikan pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) tentang pembuatan alat peraga matematika dan pembuatan serta pengeditan film dengan menggunakan program Windows Movie Maker. 2. Metodologi 2.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif, dikarenakan hasil penelitian ini mengidentifikasikan dan mendeskripsikan proses pembuatan media dan proses pembelajaran dengan menggunakan media. 2.2. Objek Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah guru matematika SMP di Kabupaten Kepahiang yang berjumlah 40 orang. Guru Matematika di Kabupaten Kepahiang dirasakan sangat tepat untuk dijadikan kelompok sasaran karena dilihat dari rata-rata hasil Ujian Nasional Matematika di Kabupaten Kepahiang termasuk paling rendah. Dalam kegiatan ini diberikan informasi tentang materi dasar tentang alat peraga dan pengeditan film, pelatihan pembuatan alat peraga dan pengeditan film, praktek langsung serta kegiatan terbimbing. Serta akan digambarkan bagaimana guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media. 2.3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini berupa lembaran observasi, angket, dan wawancara langsung. 2.4. Realisasi Penyelesaian Masalah Penelitian ini dilaksanakan diawali dengan pembuatan alat peraga dan film sebagai media pembelajaran matematika, selanjutnya dilaksanakan penerapan pada pembelajaran matematika, observasi dan evaluasi, dan penyempurnaan. 2.4.1 Tahapan Pembuatan Media Tahap awal kegiatan ini, semua peserta diberikan pembekalan tentang pembuatan alat peraga dan pembuatan film pembelajaran sebagai berikut : 72

Pada tahap pembuatan alat peraga, materi yang disampaikan pada tahap ini adalah : 1. Pengertian dan fungsi media dalam pembelajaran matematika. 2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika 3. Pengenalan peralatan dan bahan untuk membuat alat peraga matematika tingkat SMP 4. Pembuatan alat peraga matematika sederhana dan penyusunan petunjuk serta simulasinya. Tahap ini dilakukan selama 3 hari, 1 hari materi konseptual dan 2 hari praktek pembuatan alat peraga. Praktek pembuatan alat peraga dilakukan di laboratorium matematika SMPN 1 Kepahiang yang merupakan SMP terlengkap dan terbaik di kabupaten Kepahiang. Pada tahap pembuatan film pembelajaran sederhana dengan Window Movie Maker, materi yang disampaikan pada tahap ini adalah : 1. Wawasan Film sebagai bagian dukungan bahan pelajaran matematika 2. Workshop perfilman pasca produksi/teknik pembuatan film dengan program Windows Movie Maker. 3. Pra produksi : (perencanaan produksi; riset; budgeting; skenario) 4. Produksi : (peralatan shotting; rekrutmen karyawan; penjabaran skenario; tehnik shooting). 5. Pasca Produksi : (editing; mastering) Pada tahap ini pelatihan dilakukan selama 2 hari di ruang ICT SMPN 1 Kepahiang, yang dilengkapi dengan 40 unit komputer, nantinya masingmasing peserta dapat praktek langsung. Peserta di bagi dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok di berikan 1 video shooting agar dapat praktek langsung. Setelah melakukan pelatihan dan workshop, peserta diberikan tugas mandiri dan terbimbing untuk dapat dikerjakan di sekolah masing-masing. 2.4.2. Penerapan Media Pembelajaran Pada tahapan ini peserta mempraktekkan langsung di sekolah masing-masing alat peraga dan film pembelajaran yang telah di buat untuk dapat meningkatkan pemahaman materi matematika. Pada tahap ini juga peserta di tuntut untuk dapat mengembangkan kreatifitas tentang alat peraga dan pembuatan film dengan dukungan pihak sekolah. Pada tahap ini tim peneliti siap memberikan bimbingan bagi peserta yang mengalami kendala di sekolah masing-masing. 2.5. Observasi dan wawancara Observasi dilaksanakan untuk melihat kemampuan guru dalam mengikuti pembekalan dan kemampuan guru membuat media pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada guru yang mengalami kendala dalam pembuatan media. Observasi dan wawancara dilaksanakan juga pada proses 73

pembelajaran dikelas. Peneliti langsung mengamati proses penerapan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga dan film. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada semua siswa tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan medi. 3. HSIL DN PEMBHSN Hasil observasi dan wawancara pembekalan pembuatan media pembelajaran: Tabel 4. Hasil Observasi Pembekalan Pembuatan Media Pembelajaran NO Indikator Kategori Makna 1 Pemahaman B Materi 2 Motivasi 3 Kesesuaian tahapan pembuatan media 4 Kreatifitas B 5 Pengembangan B Hasil wawancara sebagai berikut : 1. Sebanyak 95 % (38 guru) menyatakan sangat termotivasi dalam mengikuti pembekalan dan pembuatan media pembelajaran Matematika. 2. Sebanyak 25% (10 guru) mengatakan bahwa pengembangan pembuatan media masih sulit dilakukan karena kendala kemapuan komputer yang masih rendah. 3. Kendala yang dihadapi diantaranya adalah : Sarana dan prasarana yang belum lengkap, keterbatasan waktu, dan kemampuan komputer yang masih kurang. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Matematika di atas, menunjukkan bahwa motivasi guru dalam mengikuti pembekalan media pembelajaran Sangai baik. rtinya dapat dikatakan bahwa guru Matematika sangat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembekalan yang terkait media pembelajaran. Selain motivasi, guru juga sangat baik dalam hal pembuat media berupa alat peraga dan film pembelajaran. Sedangkan untuk pemahaman materi, Kreatifitas pembuatan media, dan Pengembangan pembuatan media dalam kategori. Kendala belum sempurnanya proses pembekalan dan pembuatan alat peraga dikarenakan beberapa alasan : sarana prasarana yang selama ini masih terbatas di sekolah masing-masing, keterbatasan waktu yang dimiliki sebagian guru, kemampuan komputer yang masih kurang. Hasil observasi dan wawancara pada penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran: Tabel 5. Hasil Observasi Pembelajaran Menggunakan Media lat Peraga dan Film NO Indikator Kategori Makna 1 Perencanaan Pembelajaran 2 Ketepatan Penggunaan Media 3 Kelengkapan Media 4 Tampilan Media 5 Kreatifitas Guru 6 Motivasi Guru 7 Dukungan sekolah B B B Cukup Hasil wawancara dengan guru sebagai berikut : 1. Sebanyak 100 % guru telah melakukan perencanaan dengan 74

baik, telah menggunakan media sesuai rencana, Tampilan media sudah menarik, dan memiliki motivasi yang tinggi mengajar dengan menggunakan media. 2. Sebanyak 25% guru mengatakan bahwa ketersediaan bahan media, kreatifitas guru, dan dukungan sekolah masih mengalami beberapa kendala. 3. Kendala yang dihadapi diantaranya adalah : Sarana dan prasarana yang belum lengkap, keterbatasan waktu, dan kemampuan komputer yang masih kurang. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Matematika terkait pembelajaran dengan media, menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran, ketepatan penggunaan media, tampilan media, dan motivasi guru mencapai kategori. rtinya perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru Matematika SMP di Kepahiang sudah lengkap dan terencana dengan baik. Guru Matematika juga sudah tepat dalam menggunakan alat peraga sesuai dengan materi yang diajarakan dan juga tampilan media yang disajikan sangat menarik. Dilihat dari motivasi, bahwa guru sangat termotivasi dalam pembelajaran dengan adanya media pembelajaran dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran. da sedikit kendala dari guru Matematika SMP di Kepahiang dalam menerapkan media pembelajaran, yaitu : sarana prasarana yang belum lengkap, kreatifitas guru yang belum maksimal, dan kemampuan komputer yang masih lemah. Hasil pengamatan dan wawancara dengan siswa terkait dengan pembelajaran yang menggunakan media sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Observasi dengan Siswa terkait Pembelajaran menggunakan Media NO Indikator Kategori Makna 1 ktif Bertanya dan berdiskusi 2 Semangat mengikuti pembelajaran 3 Fokus pada pembelajaran 4 Tertarik dengan tampilan media B 5 Pemahaman B materi 6 Mengerjakan B latihan dan pekerjaan rumah 7 Prestasi siswa B Dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa, bahwa pembelajaran dengan menggunakan media telah membuat siswa semakin tertarik dan aktif belajar. Setelah dilihat hasil belajar, hasil belajar anak juga meningkat. 4. KESIMPULN DN SRN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembuatan media dan penggunaannya pada pembelajaran Matematika, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan motivasi guru dalam proses pembuatan media pembelajaran dan pemahaman yang benar tentang pembuatan alat peraga dan film. 75

2. Dengan penggunaan media pembelajaran, perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru Matematika SMP di Kepahiang sudah lengkap dan terencana dengan baik. Guru Matematika juga sudah tepat dalam menggunakan alat peraga sesuai dengan materi yang diajarakan dan juga tampilan media yang disajikan sangat menarik. Dilihat dari motivasi, bahwa guru sangat termotivasi dalam pembelajaran dengan adanya media pembelajaran dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran. 3. Dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa, bahwa pembelajaran dengan menggunakan media telah membuat siswa semakin tertarik dan aktif belajar. Setelah dilihat hasil belajar, hasil belajar anak juga meningkat. 4.2. Saran Saran dari hasil penelitian ini adalah : 1. Guru Matematika SMP khususnya terus melatih kreatifitas dalam membuat media yang sesuai dengan materi pembelajaran dan terus meningkatkan diri tentang komputer sebagai media pembelajaran. 2. Pihak sekolah, terus memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana untuk kelengkapan media pembelajaran. 3. Sebaiknya di sekolah-sekolah atau di dinas Pendidikan Kabupaten Kepahiang terdapat tempat khusus sebagai bengkel dan pengembangan alat peraga/ media pembelajaran, khususnya pelajaran matematika. DFTR PUSTK Pujiati, 2006, Pembuatan lat Peraga Matematika Sederhana. Depdiknas Dirjend PMPTK P4TK Matematika. Yogyakarta. Suharsimi rikunto, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Tim Seksi PMS. 2007. Panduan Pelatihan Pembuatan Film. LPMP Bengkulu. Bengkulu. Widyantini Theresia. 2006. Penggunaan lat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP.Depdiknas DIrjend PMPTK P4TK Matematika. Yogyakarta. Wikipedia, 2009. Profil Kabupaten Kepahiang, akses online 30 Juli 2010. http://regionalinvestment.com/sipid/id/displayprofil.php?ia=1707/kabupaten. Kepahiang. Willey, 2005. Introduction To Windows Movie Maker. Information Technology Lab, University of Texas, Texas. 2009. Video Editing dengan Windows Movie Maker. Yayasan Bunda Hati, Jakarta Barat, Jakarta. 76