IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

L U R A H S E M B IL A N S E P U C U K JA M B I

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. SUMATERA UTARA : KEADAAN UMUM DAN PEREKONOMIAN. Daerah provinsi Sumatera Utara terletak diantara 1-4 o Lintang Utara (LU)

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45 LS-2º 45 LS dan 101º 10 BT-104º 55 BT. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur dengan Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Peta wilayah Provinsi Jambi disajikan dalam gambar. Gambar 4.1 Peta Provinsi Jambi Luas wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km² dengan luas daratan 50.160 Km² dan luas perairan sebesar 3.274,95 Km². Provinsi Jambi terdiri dari 11 kabupaten atau kota yaitu yang ditunjukkan pada tabel 4.1 Klasifikasi 41

Kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Jambi. Tabel 4.1 Klasifikasi Kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Jambi No. Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Persentase) 1 Kabupaten Kerinci 3.355,27 km² (6,69%) 2 Kabupaten Merangin 7.679 km² (15,31%) 3 Kabupaten Sarolangun 6.184 km² (12,33%) 4 Kabupaten Batanghari 5.804 km² (11,57%) 5 Kabupaten Muaro Jambi 5.326 km² (10,62%) 6 Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 km² (10,86%) 7 Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 km² (9,27%) 8 Kabupaten Tebo 6.461 km² (12,88%) 9 Kabupaten Bungo 4.659 km² (9,29%) 10 Kota Jambi 205,43 km² (0,41%) 11 Kota Sungai Penuh 391,5 km² (0,78%) Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011. Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin sebesar 7.679 Km² atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi Jambi, dikuti oleh Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing sebesar 6.461 Km² dan 6.184 Km². Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Provinsi Jambi tahun 2010 sebanyak 131 kecamatan dan 1.372 desa/kelurahan, dimana jumlah kecamatan dan desa/kelurahan terbanyak berada di Kabupaten Merangin yaitu 24 kecamatan dan 212 desa/kelurahan. Topografi Provinsi Jambi bagian timur umumnya merupakan rawa-rawa sedangkan wilayah barat pada umumnya tanah daratan (lahan kering) dengan topografi bervariasi dari datar, bergelombang sampai berbukit. Secara spesifik daerah hulu merupakan bentangan pegunungan Bukit Barisan, sebagian 42

diantaranya merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Jenis tanah secara umum didominasi oleh podlosik merah kuning (44,56%). Jenis tanah lainnya adalah Latosol, termasuk Regosol (18,67%), Gley Humus (10,74%) sisanya organosol. Sebagian besar wilayah Provinsi Jambi beriklim tipe B berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson dengan bulan basah antara 8-10 bulan dan bulan kering 2-4 bulan. Rata-rata curah hujan bulanan adalah 179-279 mm pada bulan basah dan 68-106 mm pada bulan kering. 4.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja Berdasarkan hasil sensuk penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi Jambi tahun 2010 sebanyak 3,09 juta jiwa yang terdiri dari 1,58 juta jiwa laki-laki dan 1,51 juta jiwa perempuan. Pada tahun 2009 sebanyak 2,86 juta jiwa. Selama kurun waktu tersebut terjadi pertumbuhan sebesar 9,11%. Berikut diagram jumlah penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi 2010. Gambar 4.2 Jumlah Penyebaran Penduduk Menurut Kabupaten/Kotadi Provinsi Jambi 2011 Suku-suku yang mendiami wilayah Provinsi Jambi antara lain Melayu, Kubu, Minang, Kerinci, Minang, Jawa, Batak dan lain-lain. Sedangkan agama 43

yang banyak dianut oleh penduduk Provinsi Jambi adalah Islam (98,4%), Kristen (1,1%), Budha (0,36%) dan Hindu (0,117%). Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada tahun 2010 mencapai 1.545.683 orang yang terdiri dari 1.462.405 orang bekerja dan 83.278 orang pencari kerja/pengangguran. Jumlah pencari kerja yang mendaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2010 sebanyak 15.311 orang atau turun 11,50% dari tahun sebelumnya. Tabel 4.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja Tahun 2010 No Status Jumlah (orang) % A Angkatan Kerja 1. Bekerja 1.462.405 94,6 2. Pengangguran 83.278 5,4 Jumlah A 1.545.683 100,00 B Bukan Angkatan Kerja 804.059 Jumlah A dan B 2.349.742 Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011. Tabel 4.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, 2007-2010 No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5 Konstruksi 6 Perdagangan 7 Pengangkutan 8 9 Jasa Lembaga Keuangan dan Jasa Perusahaan JUMLAH Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011. 668.429 (58,7) 11.103 (0,95) 50.749 (4,3) 1.045 (0,09) 50.923 (4,4) 179.389 (15,3) 54.850 (4,7) 6.741 (0,58) 128.639 (10,98) 1.171.868 (100) 688.541 (58,2) 23.330 (2,1) 44.892 (3,8) 1.262 (0,1) 39.891 (3,3) 180.281 (15,21) 65.967 (5,58) 7.014 (0,59) 131.495 (11,12) 1.182.673 (100) 700.340 (55) 21.713 (1,7) 45.176 (3,6) 3.225 (0,3) 56.385 (4,4) 201.979 (15,9) 61.584 (4,8) 6.778 (0,5) 175.340 (13,8) 1.272.520 (100) 670.841 (51,97) 22.727 (1,76) 34.821 (2,70) 5.268 (0,41) 46.063 (3,57) 211.946 (16,42) 63.675 (4,93) 13.526 (1,05) 221.839 (17,19) 1.290.706 (100) 44

Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja pada tahun 2010 di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian sebanyak 670.841 orang (51,97 %) disusul kemudian sektor jasa sebanyak 221.839 orang (17,19% ), sektor perdagangan sebanyak 211.946 orang (16,42%) kemudian sektor kontruksi sebanyak 46.063 orang (3,57%). 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Perkembangan perekonomian Provinsi Jambi yang digambarkan dengan Produk Domestik Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk periode 2007 sampai dengan 2010 menurut lapangan usaha (sektor perekonomian ) disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.4 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi, 2007-2010 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas bumi b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian 8.366.857 2.907.933 3.952.311 461.420 727.148 345.044 6.080.193 5.487.462 244.045 348.685 9.791.984 3.284.155 4.627.737 538.322 810.602 531.167 10.525.760 9.337.549 796.247 391.963 12.113.078 3.962.312 5.889.052 682.192 933.820 645.700 8.078.598 6.907.371 730.075 441.151 15.905.977 4.678.501 8.608.828 845.700 1.043.683 729.264 9.750.652 8.167.976 1.055.887 526.788 3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 3.828.948 395.574 3.433.374 4.568.278 447.710 4.120.567 5.258.204 464.510 4.793.693 5.979.007 555.930 5.423.076 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 289.842 329.358 368.042 479.775 5. Bangunan 1.472.471 1.771.855 2.146.259 2.446.569 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.773.912 5.647.973 6.248.163 7.827.567 7. Pengangkutan dan Komunikasi 2.345.293 2.604.261 3.040.654 3.517.311 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa 1.340.605 1.805.765 2.283.432 2.767.318 Perusahan 9. Jasa-Jasa 3.578.549 4.011.245 4.410.570 5.142.513 Produk Domestik Regional Bruto 32.076.677 41.056.483 44.127.005 53.816.693 Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011. 45

Produk Domestik Regional Buto (PDRB) Provinsi Jambi tahun 2007-2010 atas dasar harga berlaku telah berkembang 1,68 kali dari Rp 32.076.677.000.000 pada tahun 2007 menjadi Rp 53.816.693.000.000 pada tahun 2010. Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Provinsi Jambi, 2007-2010 (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 4.437.448 4.691.195 5.003.441 5.259.855 a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 1.618.932 2.072.372 299.188 274.831 172.123 1.731.837 2.197.097 306.362 270.900 184.998 1.843.834 2.368.323 326.041 264.386 200.855 1.916.070 2.531.684 344.590 256.161 211.380 2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas bumi b. Pertambangan tanpa migas c. Penggalian 1.614.206 1.371.324 75.550 167.332 1.851.478 1.447.701 224.678 179.098 1.875.312 1.486.589 196.397 192.325 2.146.442 1.666.001 268.732 211.708 3. Industri Pengolahan a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 1.948.460 128.770 1.819.690 2.058.252 133.612 1.924.639 2.137.363 113.055 2.024.307 2.233.275 127.244 2.106.030 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 109.743 117.730 128.645 145.523 5. Bangunan 654.223 721.482 782.474 835.368 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.464.412 2.562.858 2.764.830 3.045.833 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.159.479 1.198.512 1.268.174 1.318.769 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahan 609.271 754.770 889.519 997.305 9. Jasa-Jasa 1.277.715 1.341.488 1.425.145 1.428.880 Produk Domestik Regional Bruto 14.275.161 15.297.770 16.274.907 17.465.253 Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2011. Produk Domestik Regional Buto (PDRB) Provinsi Jambi tahun 2007-2010 atas dasar harga konstan telah berkembang 1,22 kali dari Rp 14.275.161.000.000 pada tahun 2007 menjadi Rp 17.465.253.000.000 pada tahun 2010. Perkembangan ini merupakan pertumbuhan perekonomian secara riil dimana faktor inflasi/deflasi sudah dihilangkan. 46

Tabel 4.6 dibawah ini menujukkan bahwa laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional menurut lapangan usaha dari tahun 2008 hingga 2010 mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2008 laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi bernilai 7,16% dan laju pertumbuhan PDB Nasional bernilai 6,1%, namun pada tahun 2009 laju pertumbuahn baik PDRB Provinsi Jambi maupun PDB Nasional mengalami penurunan yaitu masing-masing menjadi 6,39% dan 4,5%. Selanjutnya, di tahun 2010, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional kembali meningkat menjadi 7,31% dan 6,1%. Tabel 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi dan PDB Nasional menurut Lapangan Usaha, 2008-2010 ( Persen) Sumber : BPS Pusat, 2008-2010. Laju Pertumbuhan Provinsi Jambi Laju Pertumbuhan Nasional SEKTOR 2008 2009 2010 2008 2009 2010 1. Pertanian 5,72 6,66 5,12 4,8 4,1 2,9 2. Pertambangan dan Penggalian 14,70 1,29 14,46 0,5 4,4 3,5 3. Industri Pengolahan 5,63 3,84 4,49 3,7 2,1 4,5 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,28 9,27 13,12 10,9 13,8 5,3 5. Bangunan 10,28 8,45 6,76 7,3 7,1 7,0 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,99 7,88 10,16 7,2 1,1 8,7 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,37 5,81 3,99 16,7 15,5 13,5 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa 23,88 17,85 12,12 8,2 5,0 5,7 Perusahaan 9. Jasa 4,99 6,24 4,05 6,4 6,4 6,0 TOTAL 7,16 6,39 7,31 6,1 4,5 6,1 4.4 Kebijakan Pembangunan Provinsi Jambi Berdasarkan amanat pembangunan daerah yang tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 serta Pembukaan UUD 1945, maka Visi Pembangunan Provinsi Jambi tahun 2005-2025 adalah mewujudkan Jambi yang maju, mandiri, adil, dan sejahtera. Tingkat kemajuan dan 47

kesejahteraan suatu daerah dapat dinilai berdasarkan berbagai indikator. Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi kemajuan suatu daerah diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan distribusinya. Tingginya tingkat pendapatan rata-rata yang diiringi dengan distribusi yang merata pada suatu daerah, maka dapat dikatakan daerah tersebut makmur, dan dengan demikian dikategorikan sebagai daerah yang maju dan sejahtera. Daerah yang mandiri adalah yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Kemandirian suatu daerah tercermin antara lain dari Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya, pembiayaan pembangunan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berarti sumber pembiayaan pembangunan daerah tidak semata-mata tergantung dari pembiayaan yang bersumber dari APBN, dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok daerahnya. Pembangunan Provinsi Jambi bukan hanya untuk mencapai kemajuan dan kemandirian, tetapi juga untuk mewujudkan keadilan. Sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan sekaligus objek pembangunan, rakyat mempunyai hak baik dalam melaksanakan maupun dalam menikmati hasil pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena itu, masalah keadilan merupakan ciri menonjol pula dalam meningkatkan taraf hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, 48

pendidikan dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak politiknya, serta perlindungan dan persamaan di depan hukum, tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender, dan wilayah. Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh melalui misi pembangunan Provinsi Jambi diantaranya mewujudkan daerah yang memiliki keunggulan kompetitif dengan memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan komperatif masing-masing wilayah. Oleh karena itu, untuk memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan komperatif menuju perekonomian yang kompetitif maka kegiatan pembangunan yang dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1) Perekonomian dikembangkan dengan memperkuat perekonomian daerah yang berorientasi pasar. Untuk itu dilakukan transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif Sumber Daya Alam (SDA) menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif. Memperkuat struktur perekonomian daerah dan meningkatkan pembangunan ekonomi melalui pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perubahan struktur (structure transformation) ekonomi dan sosial masyarakat. 2) Memperkuat struktur industri daerah melalui dukungan kuat pemerintah daerah untuk menghilangkan praktik-praktik yang menciptakan ekonomi biaya tinggi, komitmen untuk memajukan potensi lokal, konsistensi program dan infrastruktur yang mendukung. 3) Struktur perekonomian daerah diperkuat dengan mendudukkan sektor industri berbasis agribisnis sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan dan pertambangan yang 49

menghasilkan produk-produk secara efisien, modern dan berkelanjutan, serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, yang menerapkan praktik terbaik dan tata kelola yang baik, agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. 4) Jasa, termasuk jasa konstruksi dan perbankan daerah, dikembangkan sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah agar mampu mendukung secara efektif peningkatan produksi dan daya saing regional dan global. 5) Perdagangan luar negeri diarahkan untuk mendukung perekonomian daerah agar mampu meningkatkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui : (a) peningkatan daya saing dan akses pasar ekspor (b) pengembangan spesifikasi lokal, standar produk barang dan jasa yang berkualitas ekspor yang didukung dengan ketersediaan fasilitasi pelabuhan ekspor yang representatif. 7) Perdagangan antar daerah diarahkan untuk memperkokoh sistem distribusi yang efisiensi dan efektif dan menjamin kepastian berusaha untuk mewujudkan, (a) berkembangnya kelembagaan perdagangan yang efektif dalam perlindungan konsumen dan persaingan usaha secara sehat, (b) terintegrasi aktivitas perekonomian daerah dan terbangunnya kesadaran penggunaan produksi lokal, (c) meningkatkan perdagangan antar wilayah, dan (d) terjaminnya ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau. 50