BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sindy Marcelina, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS METODE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi...untuk membentuk suatu Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. walaupun dalam penyajian di silabus keempat aspek tersebut masih dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005, tentang tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi cerdas, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya. perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan berbahasa yang meliputi empat aspek, yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih kreativitas dan kemampuan berpikir. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah keterampilan menulis. Tarigan (1994:4) menyatakan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan yang diperoleh tidak secara otomatis, artinya diperlukan latihan yang banyak dan teratur. Keterampilan menulis erat kaitannya dengan bidang kebahasaan. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari keterampilan ini, yaitu, menulis dapat membantu dalam mengingat informasi yang telah dimiliki, menambah informasi baru, mengasah kreativitas berpikir, menambah wawasan, melatih kecerdasan linguistik dan belajar menghargai waktu. Oleh karena itu, keterampilan menulis pada siswa perlu ditingkatkan. Hal tersebut memerlukan dukungan dari semua pihak tak terkecuali dari guru. Namun, dalam perjalanannya, siswa sering merasakan kurang memiliki motivasi dalam menulis. Padahal, keinginan yang kuat untuk menulis membutuhkan motivasi yang tinggi untuk menulis Wardhana (Kuncoro, 2009:6). Pembelajaran menulis juga merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dipelajari siswa, karena dengan menulis, siswa dilatih berpikir kritis, berani menuangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Salah satu alat komunikasi terpenting berbentuk tulisan adalah surat. Surat memiliki beragam jenis, salah satunya surat dinas. Surat dinas sebagai alat penyampai informasi kepada pihak lain yang berkaitan dengan tugas dan kegiatan dinas berfungsi sebagai media komunikasi suatu organisasi. Saat ini, pembelajaran menulis surat dinas dianggap masih sulit karena pengetahuan siswa

2 dan wawasan siswa mengenai surat masih kurang. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar siswa, mereka menemukan kenyataan bahwa pelajaran mengenai surat dinas adalah pelajaran serius yang tidak jauh dari persoalan konsep. Hal tersebut yang menyebabkan siswa sendiri menjadi ragu terhadap surat yang mereka buat, apakah sudah memenuhi kriteria penilaian menulis surat dinas yang baik atau belum. Dewasa ini, seiring dengan makin pesatnya perkembangan di bidang teknologi dan komunikasi, masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan suratmenyurat dalam berkomunikasi, tetapi juga melalui telepon genggam, faksimile, situs jejaring sosial melalui internet dan sebagainya. Salah satu dari alat komunikasi tersebut yang sering digunakan oleh banyak orang adalah telepon. Telepon dianggap menjadi alat komunikasi yang lebih efektif dan efisien untuk jarak jauh daripada saling berkirim surat, pembicara dan lawan bicara tetap dapat berkomunikasi secara lisan meski tidak berhadapan secara langsung. Kondisi di atas bisa saja berdampak negatif pada siswa dalam kemampuan menulis surat, khususnya surat dinas, padahal kemampuan menulis surat dinas sangat penting untuk dikuasai, selain karena pembelajaran tersebut secara khusus sudah dijabarkan dalam KTSP yaitu, menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku. Kompetensi menulis surat dinas juga secara praktis pasti terpakai untuk kehidupan para siswa kelak, terutama setelah mereka memasuki dunia kerja. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Soedjito dan Solchan (2004:1) yang mengatakan bahwa...dibandingkan dengan alat komunikasi lisan, surat mempunyai kelebihankelebihan. Apa yang dikomunikasikan kepada pihak lain secara tertulis akan sampai pada alamat yang dituju sesuai dengan sumber aslinya. Berdasarkan pandangan tersebut, maka harus diusahakan supaya hasil tulisan siswa dalam menulis surat dinas dapat memenuhi kriteria surat yang baik, dari segi isi, bentuk, dan kerapiannya. Berkomunikasi dengan menggunakan surat bukan hal yang mudah, penulis dituntut untuk cermat dalam menggunakan diksi sampai tanda baca, karena surat sebagai wakil diri yang dapat menjadi penilaian bagi pembacanya. Guru sebagai

3 pengajar harus mendukung dan mengondisikan pembelajaran menulis surat dinas dengan metode yang tepat, efektif, tidak membebani siswa, dan dapat memancing motivasi siswa untuk menulis. Dalam proses pembelajaran menulis surat dinas di sekolah, guru biasanya hanya menggunakan metode ceramah dan siswa diminta untuk menuliskan surat sesuai dengan materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebutlah yang membuat siswa tidak tertarik dan menganggap pembelajaran menulis surat dinas adalah hal yang membosankan. Selain itu, kondisi pembelajaran yang kurang kondusif karena kapasitas kelas yang diisi banyak siswa, menjadi kendala tersendiri bagi guru dalam memeriksa tulisan siswa yang banyak satu persatu dengan waktu yang singkat. Faktor- faktor kesulitan siswa dalam menulis surat dinas juga ditemukan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianti (2012) dengan judul Pembelajaran Menulis Surat Dinas dengan Menggunakan Metode Numbered Heads Together (Kepala bernomor). (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa kelas VIII SMPN 1 Sukawening Garut Tahun Ajaran 2011/2012). Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa masalah yang terdapat pada pembelajaran menulis surat dinas, yaitu, hingga kini hal kerapian masih kurang mendapat perhatian, baik dari guru maupun murid. Kita sering melihat surat yang salah cara pengetikannya, kurang menarik bentuknya dan sebagainya. Penulis juga melakukan studi pustaka lainnya dan menemukan penelitian yang dilakukan Nurasiawati (2007) dengan judul Penerapan Teknik Penyuntingan dalam Pembelajaran Menulis Surat Dinas. (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kiarapedes Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2006/2007). Dalam penelitian tersebut, dinyatakan bahwa masalah yang terdapat dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah kurangnya perhatian serius baik dari guru maupun siswa, hal itu ditunjukkan dengan masih banyaknya lulusan sekolah yang tidak menguasai keterampilan tersebut. Guru sebaiknya melakukan upaya untuk mengubah metode pembelajaran yang digunakan. Bukan tidak mungkin, kondisi siswa yang kurang termotivasi untuk belajar surat dinas salah satunya disebabkan metode atau teknik

4 pembelajaran yang tidak sesuai dengan keinginan dan keadaan siswa. Salah satu metode yang diasumsikan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah metode STAD (Student Team Achievement Division) yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu, Divisi Prestasi Kelompok Siswa. Metode STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekataan kooperatif (Slavin, 2009:143). Guru bisa melatih dan memberdayakan siswa lewat STAD untuk membantu kesulitan guru mengatur jumlah siswa yang banyak. Metode STAD pada mulanya berkembang dari penelitian psikologi sosial terhadap kooperatif yang dimulai pada tahun 1920. Johnson et.al. (1994: 4) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai pengelompokan belajar bersama yang terdiri dari kelompok-kelompok siswa yang bekerja bersama-sama dengan memaksimalkan kemampuan mereka, tetapi penelitian tentang aplikasi khusus pembelajaran kooperatif dalam kelas terjadi sekitar tahun 1970-an. Pada waktu itu, empat kelompok peneliti independen yaitu Hulten dan De Vries pada tahun 1976, Madden dan Slavin pada tahun 1978 mulai mengembangkan dan meneliti metode-metode pembelajaran kooperatif di dalam kelas yang dikenal dengan Pembelajaran Tim Siswa (PTS). Lima prinsip dalam metode PTS telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Salah satunya adalah STAD. Saat ini, para peneliti di seluruh dunia sedang mempelajari aplikasi praktis dari prinsipprinsip pembelajaran kooperatif, dan banyak metode pembelajaran kooperatif sudah ditemukan. Kajian mengenai STAD telah mengimplementasikan metode ini dalam mata pelajaran seni, matematika, ejaan, pelajaran sosial, ilmu pengetahuan imiah, dan pelajaran-pelajaran lainnya. Kajian ini telah dilakukan di seluruh Amerika, Israel dan Nigeria, pada sekolah-sekolah di kota utama, daerah pinggiran, dan di pedesaan yang melibatkan para siswa mulai dari kelas 3-11. Metode ini terbukti positif diterapkan pada siswa-siswa yang lebih tua dan lebih muda, dan pada para siswa di sekolah-sekolah dengan tipe yang berbeda. 10 dari 29 evaluasi terhadap STAD dilakukan oleh para pengembangnya di Universitas John Hopkins.

5 Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Siswandari dengan judul Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dalam Pembelajaran Apresiasi Cerpen. (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandung Tahun Ajaran 2006/2007) dan penelitian yang dilakukan oleh Garnis Retnowati dengan judul Keefektifan Penggunaan Metode STAD dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif. (Studi Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012). Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa metode STAD efektif digunakan dalam pembelajaran dan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam menulis. Metode STAD pada awalnya dimulai dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari 4 orang secara heterogen. Kemudian guru menyajikan pelajaran. Tahap selanjutya adalah guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti sebelum bertanya langsung kepada guru. Guru memberi kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis, mereka tidak boleh saling membantu. Skor kemajuan yang diperoleh masing-masing anggota akan berpengaruh pada skor tim. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tahap yang terakhir adalah pemberian penghargaan kepada tim yang memiliki skor paling tinggi. Metode kooperatif tipe STAD membuat para siswa saling berinteraksi dan berdiskusi dalam memunculkan strategi untuk memecahkan masalah, sekaligus menumbuhkan kemampuan bekerja sama dan saling menghargai antar satu sama lain. Pada saat bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan tugas, siswa yang berprestasi tinggi dan rendah akan sama-sama merasa diuntungkan. Siswa berprestasi rendah memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, sehingga siswa tersebut dapat merasa terbantu dalam memahami materi. Siswa berprestasi tinggi akan menjadi tutor bagi siswa berprestasi rendah dan tanpa disadari mereka telah melatih keterampilan berpikir kreatifnya. Hal ini membutuhkan pemikiran yang

6 lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu (Depdiknas, 2005). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Metode STAD (Student Team Achievement Division) dalam Pembelajaran Menulis Surat Dinas (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran. B. Identifikasi Penelitian dan Perumusan Masalah Identifikasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Keterampilan menulis surat dinas sangat penting dan mutlak diperlukan untuk memenuhi berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Keterampilan menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan merupakan keterampilan yang kompleks dan sulit sehingga diperlukan latihan secara intensif. 3. Semakin maraknya sarana komunikasi yang canggih menyebabkan surat semakin tergeser kedudukannya. Kondisi tersebut terlihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam menulis surat dinas yang baik dan benar. 4. Metode yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang dapat menghasilkan siswa menjadi aktif, kompeten, tanggung jawab, dapat bekerja sama adalah metode Student Team Achievement Division. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi penelitian di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung dalam pembelajaran menulis surat dinas, baik sebelum maupun sesudah menggunakan metode STAD di kelas eksperimen? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD di kelas eksperimen?

7 3. Bagaimana kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung dalam pembelajaran menulis surat dinas, baik sebelum maupun sesudah menggunakan metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode STAD dalam pembelajaran menulis surat dinas. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1. kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis surat dinas, baik sebelum maupun sesudah diberi metode STAD di kelas eksperimen; 2. ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD di kelas eksperimen; 3. kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis surat dinas, baik sebelum maupun sesudah diberi metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol; 4. ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol; D. Metode Penelitian Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (quasi experiment research). Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok eksperimen dan satu kelompok pembanding. Kelompok eksperimen dipilih secara purposive. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pembelajaran dengan penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) ditetapkan sebagai variabel bebas, sedangkan kemampuan menulis surat dinas ditetapkan sebagai variabel terikat.

8 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat praktis maupun manfaat teoretis. 1. Teoretis Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan penggunaan metode STAD sebagai metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis surat dinas. 2. Praktis a. Peneliti Memberi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam melaksanakan penelitian pembelajaran menulis dengan fokus menulis surat dinas. Selain itu, peneliti sebagai calon guru dapat memperoleh wawasan baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b. Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah menambah referensi baru yang dapat digunakan sebagai suatu alternatif metode dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis surat dinas untuk meningkatan kualitas pengajaran di sekolah. c. Siswa Hasil penelitian ini dapat mengembangkan keterampilan menulis siswa khususnya menulis surat dinas dengan memiliki kesadaran bahwa manusia adalah mahluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.

9 F. Struktur Organisasi Skripsi Berikut ini akan dipaparkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi ini. BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Metode Penelitian E. Manfaat Penelitian 1. Teoretis 2. Praktis F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II: IHWAL KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS DAN METODE STAD A. Hakikat Menulis B. Ihwal Surat Dinas 1. Pengertian Menulis Surat Dinas 2. Fungsi Menulis Surat Dinas 3. Macam-macam Surat Dinas 4. Unsur-unsur Surat Dinas 5. Surat Undangan 6. Penggunaan Aspek-aspek Kebahasaan dalam Surat Dinas C. Ihwal Metode STAD (Student Team Achievement Division) 1. Kedudukan Metode STAD dalam Pembelajaran Kooperatif 2. Pengertian Metode STAD 3. Manfaat Metode STAD 4. Keunggulan dan Kelemahan Metode STAD 5. Penggunaan Pendekatan Metode STAD

10 BAB III: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Metode Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data G. Analisis Data BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian B. Deskripsi Data Penelitian C. Deskripsi Pengolahan Data D. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru E. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa F. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V: SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP