BAB I PENDAHULUAN. Etika pergaulan merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sikap merupakan etika, sopan dan santun yang termasuk didalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa kita. Minat membaca perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Budi Pekerti merupakan etika, sopan dan santun yang termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. serta dapat bertingkah sesuai dengan norma-norma yang berlaku. melalui

ITEM VALID (ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA ISLAMI) Variabel Sub Variabel Indikator Item Valid Total (+) (-) keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku bolos sebenarnya bukan merupakan hal yang baru lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas proses dan hasil belajar para siswa disetiap jenjang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bentuk kompetensi hasil belajar yang telah digariskan dalam kurikulum dan. melaksanakan proses pembelajaran secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa-siswi yang sedang berada di tingkat pendidikan SMA. seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan guru, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. Kelas : 1-KA24

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai moral guna. sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan wawancara secara langsung kepada pihak-pihak terkait sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar untuk mengarahkan tindakan orang lain sebagai reaksi antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. Pengertian perilaku bertanggung jawab Menurut Adiwiyoto (2001: 2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN. Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika pergaulan merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang harus diketahui dan dipahami oleh semua orang yang berada dalam lingkungan sosial dan lingkungan pendidikan (sekolah), karana di manapun dan kapanpun seseorang selalu diperhadapkan dengan orang-orang yang ada di sekitar, dan apabila tidak menyadari dan memahami situasi yang ada di sekitarnya maka bisa saja akan melakukan suatu hal yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam lingkungan tersebut atau pada kelompokkelompok tertentu. Oleh sebab itu sangat penting untuk menanamkan pemahaman kepada siswa mengenai etika pergaulan agar mereka mampu mengaplikasikan di dalam kehidupannya. Jika hal ini dianggap sepele, maka secara tidak langsung akan membiarkan siswa menjadi lebih tidak terkontrol dan bahkan tingkat penghargaan terhadap guru akan sangat minim. Etika dalam pergaulan perlu diajarkan kepada siswa, tujuannya agar mereka memahami dan menerapkannya di lingkungan sekolah atau bahkan di lingkungan secara menyeluruh, misalkan etika berbicara dan bertindak. Tujuan umum dari pendidikan adalah membantu perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dalam berfikir dan bertindak. Agar anak dapat mencapai kedewasaanya, maka orang tua dan guru wajib membantu anak untuk mencapai tingkat kedewasaannya yang baik. Tanpa bantuan dari orang tua dan orang dewasa lain pada umumnya, anak tidak akan mencapai kedewasaan secara utuh. Meskipun anak memiliki potensi untuk menjadi dewasa, namun tetap membutuhkan bantuan orang dewasa (Sahlan, 2006:12)

Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan bimbingan serta perhatian dari orang dewasa, seperti guru yang ada di sekolah, serta orang tua dan kakaknya yang ada di rumah serta kerabatnya yang ada di lingkungan sekitarnya. Mereka belum tahu tentang hal itu, oleh karena itu sebagai orang yang sudah mengetahuinya harus mampu menerapkan kepada siswa agar mereka mengetahui dan melaksanakan dalam bergaul yang dapat menjadikan mereka sebagai orang yang sangat disegani oleh orang-orang di lingkungan sekitar. Sahlan (2006:21) mengatakan bahwa situasi pergaulan yang sifatnya wajar atau alamiah memberi kesempatan kepada anak untuk menyerap dan mencerna semua pengalaman sesuai dengan pilihan kesukaannya tanpa merasa dipaksa. Namun, sifat situasi yang demikian memiliki kemungkinan yang menguntungkan dan merugikan. Situasi pergaulan sangat menentukan perkembangan moral siswa, dilihat dari siapa dan dengan siapa mereka bergaul, lingkungan seperti apa, dan apa yang terjadi dalam pergaulan itu. Mereka tidak harus dibatasi dalam bergaul agar mereka mengenal lingkungan secara lebih luas, karena pada masa ini remaja memiliki tugas perkembangan yang harus mereka selesaikan sehingga mereka merasa bahagia dengan apa yang mereka capai selama masa tersebut. Dengan begitu mereka dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Sebagai pembimbing atau guru pada umumnya hanya bisa memberikan pembekalan berupa pemahaman kepada meraka agar mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang akan merugikan mereka dan juga masa depan bangsa ini. Tujuan dari pembekalan terhadap siswa tentang etika dalam pergaulan itu gunanya agar mereka memfilter atau menyaring hal-hal baik dan buruk, sehingga mereka dapat menerapkan atau mengaplikasikan etika dalam pergaulan dengan baik.

Dari hasil wawancara dengan guru BK yang ada di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo, diperoleh informasi bahwa etika pergaulan yang selama ini terjadi di lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukan oleh beberapa perilaku siswa yaitu: belum memahami dengan baik cara bergaul yang baik antara siswa dengan guru, kurang menghargai guru yang sedang mengajar di kelas seperti saat guru mengajar siswa bermain di dalam kelas, hal ini terjadi karena siswa belum memahami etika yang berlaku dalam sebuah pergaulan, siswa suka mengganggu teman-temannya yang sedang serius belajar, siswa suka keluar masuk tanpa izin, dan ada juga siswa yang tidak membuat tugas yang diberikan oleh guru-gurunya. Guru BK mengatakan bahwa diantara siswa banyak kelompok-kelompok atau geng-geng kecil diantara mereka dan dengan kelompok tersebut akhirnya membuat teman-teman yang lain jadi tidak senang dan minder dengan kelompok-kelompok tertentu. Dan selain itu, peneliti juga mewawancarai beberapa siswa mengenai etika dalam peragulan, mereka mengatakan bahwa siswa selalu dituntut untuk menghormati guru, namun siswa juga ingin dihargai oleh guruguru. Objek penelitian ini bukan hanya tertuju kepada keseharian siswa di sekolah namun juga tentang kehidupan siswa di lingkungan keluarga dan juga lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan etika pergaulan. Karena sekolah hanya memberikan pengetahuan mereka tentang pengtahuan umum, sangat jarang sekolah fokus untuk perubahan perilaku siswa yang memberikan manfaat bagi siswa. Sekolah mengawal siswa batas sampai jam pulang sekolah, setelah lepas dari sekolah siswa sudah ada di lingkungan keluarga dan masyarakat pada umumnya. Sehingga perlu untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang etika dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis untuk membina siswa sebagai calon-calon penerus generasi bangsa yang akan meneruskan tongkat estafet pembangunan negara ini kedepan, dengan melalui empat bidang bimbingan, yaitu: (1)

bimbingan pribadi, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar, dan (4) bimbingan karir. Keempat bidang ini harus berjalan secara bersamaan agar tercipta siswa yang memiliki pribadi yang baik yang disegani oleh lingkungan sosialnya sehingga mendukung pekembangan belajar yang efektif dan efisien, serta memiliki wawasan yang luas mengenai apa yang akan dia gapai untuk masa depannya. Bimbingan sosial lebih difokuskan untuk membimbing siswa yang bertujuan untuk keberhasilan hidup mereka di lingkungan sosial. Pribadi disetiap siswa harus dibekali dengan pengetahuan mengenai etika pergaulan yang nantinya berguna bagi dirinya di lingkungan sosial, agar ia tahu aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan ini. Guru bimbingan dan konseling di sekolah bertugas untuk menangani masalah yang berkaitan dengan fisik maupun psikis yang terjadi pada siswa di sekolah. Dalam hal ini peran guru BK untuk membimbing, menangani, dan menasehati. Suatu tugas yang sangat luar biasa yang dititipkan kepada pengajar terutama untuk guru BK pada khususnya untuk membina siswa agar menjadi generasi yang disegani oleh masyarakat. Salah satu teknik bimbingan dan konseling yang dapat dilakukan guru BK untuk membantu siswa untuk memahami etika pergaulan adalah bimbingan kelompok. Terdapat berbagai teknik dalam bimbingan kelompok, salah satu diantaranya adalah teknik bibliokonseling. Bibliokonseling adalah salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling yang menyajikan bimbingan dengan bentuk informasi atau pengetahuan yang terdapat dalam buku pustaka. Dengan teknik ini dapat mengurangi tingkat kesibukan guru BK dalam membimbing secara langsung dan juga mengurangi tercederainya prinsip dan azas-azas dalam bidang bimbingan dan konseling itu sendiri. Teknik ini selain memberikan manfaat untuk

menyelesaikan masalah dalam dirinya juga memliki fungsi lain yaitu memberikan pemahaman mereka tentang pengetahuan baru yang belum mereka dapatkan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka diadakan penelitian yang berjudul: Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Bibliokonseling Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah berikut: a. Siswa kurang memahami cara bergaul yang baik antara siswa dan guru. b. Siswa kurang menghargai guru yang sedang mengajar di kelas. c. Siswa yang suka mengganggu temannya yang sedang belajar. d. Di antara siswa ada kelompok-kelompok atau geng-geng yang membuat teman lain tidak merasa nyaman. e. Siswa kurang menghargai adik-adik kelas. 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan yang dikaji melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh bimbingan kelompok teknik bibliokonseling terhadap etika pergaulan siswa di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok teknik bibliokonseling terhadap Etika pergaulan siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaaf: a. Untuk memperkaya kajian tentang etika pergaulan siswa dan pengembangannya melalui bimbingan kelompok teknik bibliokonseling. b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi guru Bimbingan dan Konseling tentang penggunaan bimbingan kelompok teknik bibliokonseling dapat meningkatkan etika pergaulan siswa